Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 06 – KELAS 01

MATA KULIAH KONSERVASI & REVITALISASI BANGUNAN


DAN LINGKUNGAN

“History of Architectural Conservation by Jukka Jokilehto


189 – 227”

Disusun Oleh :

Nabilah Nuraliyah Febriani

200211501009

Kelas 01

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
RINGKASAN SETIAP SUB – BAB

A. Konservasi di Inggris
John Ruskin mengatakan tentang konservasi bahwa dia setuju dengan menjaga keaslian (tidak
ada kepalsuan) namun tidak berusaha untuk mengembalikan ke bentuk ‘asli’. Dalam penggunaan
semen dapat dicoba untuk mengkonsolidasikan bagian-bagian struktur yang rusak, tanpa
membongkarnya, gesekan harus dihindari, dan metode menunjuk diambil secara kritis.

Berkait pada Ruskin, menyatakan bahwa keindahan dan nilai usianya, sebuah bangunan
bersejarah memiliki pesona ganda, yang menyiratan bahwa, pertama pengerjaan dalam arsitektur
lebih indah daripada yang baru, yang kedua bahwa itu lebih menarik dan menyarankan pemikiran
yang lebih serius (Colvin, 1877:457). Dia menuduh para tokoh konservasi tidak memilki
pemahaman terhapad sejarah yang benar.

B. Konservasi di Eropa Tengah


Menara pintu masuk Zwinger di Dresden sudah pernah mengalami restorasi pada awal abad
kesembilan belas dan sebagian dibangun kembali setelah kerusakan akibat kebakaran pada tahun
1849. Ada upaya untuk mengikuti contoh Austria tahun 1852, dan untuk membentuk badan
pemerintah untuk perlindungan bangunan bersejarah tetapi langkah konkret pertama hanya terjadi
pada tahun 1893 ketika Dr Cornelius Gurlitt ditunjuk bertanggung jawab untuk inventarisasi.

Pada tahun 1834 – 1849, Gottfried Semper mengalami konservasi dalam gaya, kelanjutan dalam
proporsi yang telah ditetapkan sebelumnya, dan bahkan menggunakan bangunan bersejarah
sebagai tandingan dalam komposisi perkotaan, seperti kasus Zwinger. Namun dekorasi interior
diputihkan dan dimodernisasi.

C. Konservasi di Italia
Walaupun Italia termasuk di Eropa, namun karena dibutuhkan waktu yang relatif lama sebelum
minat yang lebih dalm ditujukkan pada perlindungan dan konservasi bangunan abad pertengahan
atau yang lebih baru, orang Italia kemudian memanfaatkan pengalaman dari negara lain yang telah
mendahului italia.

Pada tahun 1830 – an saat situasi perekonomian Italia mulai membaik, menyebabkan program
restorasi perkotaan dimulai. Pelebaran jalan dan pembangunan gedung – gedung baru
mengakibatkan hancurnya tatanan kota yang bersejarah. Hal ini disesalkan oleh Ruskin dan juga
kritikus lokal, Carlo Cattaneo. Dia menentang adanya alun – alun monumental yang direncanakan
di depan Katedral Millan, mengingat efek negatifnya pada Katedral, dan penghancuran struktur
kota yang bersejarah. Pada tahun 1862, ia mengusulkan pendirian sebuah asosiasi untuk
perlindungan monumen nasional.

Anda mungkin juga menyukai