https://commons.wikimedia.org/wiki/
Eugène Viollet-le-Duc merupakan arsitek dan teoris Perancis yang terkenal karena
penafsirannya mengenai restorasi bangunan-bangunan pada Abad Pertengahan.
Eugène Viollet-le-Duc merupakan arsitek ternama pada era Kebangkitan Gotik abad
ke-19 yang lahir pada 20 Januari 1814 di Paris, Perancis dan meninggal pada tanggal
17 September 1879 di Lausanne, Switz. Eugène Viollet-le-Duc merupakan tokoh
restorasi bangunan bersejarah Abad Pertengahan di Perancis. Oleh karena itu,
sebagian besar hasil rancangannya berupa bangunan restoratif.
Eugène Viollet-le-Duc juga merupakan seorang penulis yang teorinya berupa desain
arsitektur rasional yang menghubungkan kebangkitan periode Romantis dengan
Fungsionalisme abad ke- 20. Sebagian besar karya Eugène Viollet-le-Duc dihina oleh
tokoh-tokoh arsitek pada zamannya karena gaya arsitektur yang digunakannya sangat
bertolak belakang dengan arsitektur Beaux-Arts yang dimana gaya arsitektur tersebut
sedang menjadi tren pada masa itu. Tulisan-tulisannya berpusat pada gagasan bahwa
bahan harus digunakan "jujur". Ia percaya bahwa penampilan sebuah bangunan harus
mencerminkan karakter rasional dari bangunan tersebut. Dalam Entretiens sur
l'architecture, Viollet-le-Duc memuji kuil Yunani untuk rendering rasional strukturnya.
Abad ke-19 menjadi catatan sejarah, dimana mulai adanya kesadaran publik bahwa
perlu untuk melestarikan warisan arsitektur Perancis. Hal ini terjadi karena banyaknya
tokoh-tokoh yang meminta perlindungan pada monumen bersejarah setelah terjadinya
Revolusi Perancis yang terjadi pada tahun 1789.
Pada tahun 1840, Eugène berhasil mendapatkan proyek restorasi pertamanya karena
ditunjuk oleh arkeolog dan sejarawan Posper Mèrimèe untuk bekerja pada rehabilitasi
Biara Benediktin abad ke-12 yang berada di Vèzelay, yang dimana bangunan tersebut
sedang berada di ambang kehancuran dengan dinding yang retak dan menara yang
runtuh.
Eugène berhasil menemukan cara untuk menstabilkan struktur bangunan, yaitu dengan
membulatkan kubah abad ke-13 (nave) menjadi kubah dengan gaya abad ke-12 yang
disederhanakannya. Proyek restorasi pertama Eugène yang berjalan hingga tahun
1859 ini memungkinkan Eugène untuk menemukan dan mengembangkan konsep yang
nantinya akan membentuk teori arsitekturnya. Eugène tidak merasa malu, bahkan Ia
dengan percaya diri memperbaiki struktur bangunan tua dengan menggunakan bahan
modern, seperti contohnya penggunaan logam untuk menggantikan atap kayu, dan
batu diperkuat dengan penggunaan besi sebagai struktural model baru. Eugène juga
menggantikan seluruh patung-patung yang rusak dengan kreasi yang baru, seperti
contohnya gargoyle Notre Dame yang terinspirasi dari Bongkok karya Victor Hugo dan
juga terinspirasi dari preseden Abad Pertengahan.
Pada tahun 1842, Eugène Viollet-le-Duc juga mencatat sejarahnya dengan melakukan
restorasi pada Notre Dame de Paris. Katedral Abad Pertengahan yang menjadi tuan
rumah dari berbagai peristiwa bersejarah Perancis, seperti penobatan Kaisar Napoleon
pada tahun 1804. Selama bertahun-tahun, monumen itu mengalami penjarahan dan
penurunan, terutama selama terjadinya Revolusi Prancis 1789. Selama masa-masa
sulit ini, katedral kehilangan fungsi utamanya atau fungsi sakralnya dan menjadi
sasaran para revolusioner yang mencari simbol kerajaan untuk mereka hancurkan.
Akan tetapi, berkat tokoh-tokoh seperti Victor Hugo, katedral kembali mendapatkan
minat dan perhatian dari publik juga pihak berwenang, sehingga Katedral tidak jadi
untuk dihancurkan. Otoritas Paris pun memilih Eugène Viollet-le-Duc dan Jean-Baptiste
Antoine Lassus yang berusia 28 tahun untuk merestorasi katedral. Beberapa tahun
setelah dimulainya pekerjaan, Lassus meninggal, dan Eugène menjadi satu-satunya
penguasa restorasi sampai pembangunan selesai pada tahun 1864. Eugène ditugaskan
untuk mengawasi restorasi, tidak sekedar memulihkan tetapi juga membentuk kembali
katedral Abad Pertengahan tersebut. Pencapaian Eugène paling luar biasa dari
restorasi Notre Dame ini adalah replika pahatan dari banyak pahatan abad pertengahan
yang hilang. Bersama dengan tim pematungnya yang hebat, mereka mencapai
rekonstruksi patung abad pertengahan yang hampir sempurna. Viollet-le-Duc memberi
para pematung instruksi secara rinci untuk diikuti. Selama abad ke-19 yaitu pada era
Romantisisme dan restorasi masa lalu, Eugène Viollet-le-Duc secara relevan
berkontribusi dalam menciptakan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
melestarikan dan memulihkan warisan arsitektur Perancis.
Kejadian tahun 2019, dimana terjadinya kebakaran pada Notre Dame membawa
Eugène Viollete-le-Duc ke pusat diskusi mengenai restorasi katedral. Eugène
Violette-le-Duc memiliki pendukung dan juga penentang di lingkungan konservasi
Prancis. Di kalangan arsitek, namanya sering dikaitkan dengan "rasionalisme" dan
"historisisme", kontras dengan cita-cita arsitektur modern. Tidak ada keraguan
ambivalensi Prancis tentang akhirnya memulihkan puncak menara dan membangun
atap di atas kasau kayu hangus bersejarah. Selama lebih dari satu abad, karya-karya
Eugène Viollet-le-Duc dicemooh oleh masyarakat dan tokoh-tokoh yang tidak
menyukainya. Ketika Eugène Viollet-le-Duc sering mendapatkan kritik dari orang-orang
yang tidak menyukai karyanya pada saat Ia memulihkan warisan Perancis dengan cara
interpretatif.
Dalam kasus Notre Dame, publik dan para ahli menuduh Viollet-le-Duc melakukan
pekerjaan restorasi, mereka mengkritiknya karena hanya meniru katedral abad ke-13
dan mengasingkan sejarah kuno bangunan itu. Hal yang harus diingat adalah bahwa
ketika dia memulai restorasi, bangunan itu telah rusak selama lebih dari satu abad.
Mereka melakukan pekerjaan mendesak agar tidak runtuh. Sumber-sumber sejarah
yang ada pada waktu itu tidak sebanding dengan hari ini. Tidak seperti pendahulunya,
Viollet-le-Duc berusaha keras untuk menggunakan bahan yang digunakan oleh
pembangun abad pertengahan. Selain itu, penelitiannya yang luas dan banyak lukisan
memberinya pengetahuan yang cukup tentang arsitektur abad pertengahan. Karyanya
dibangun di atas pengetahuan ini untuk mencapai hasil yang layak untuk kemegahan
abad pertengahan, setidaknya dalam pandangannya.
Dalam sepucuk surat kepada ayahnya, Hogne menjelaskan bahwa sebelum mengubah
atau mendekorasi monumen, para arsitek harus mempelajari elemen arsitektur masa
lalu secara cermat dengan pandangan objektif. Ini dengan sempurna merangkum
kehausannya akan pengetahuan. Baru pada tahun 1980-an metode Viollet-le-Duc
mendapatkan restorasi sebagian dan pada abad ke-19.
Referensi:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.britannica.com/bio
graphy/Eugene-Emmanuel-Viollet-le-Duc&ved=2ahUKEwiCy5Cel473AhUJRmwGHegn
AQ4QFnoECFoQAQ&usg=AOvVaw1ipfU94LbLGS2-pfW7hxbP
https://mimirbook.com/id/8549328573c
https://artsandculture.google.com/entity/m02mpv?hl=id
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://the-past.com/shorts/pe
ople/eugene-viollet-le-duc/&ved=2ahUKEwiCy5Cel473AhUJRmwGHegnAQ4QFnoECC
gQAQ&usg=AOvVaw3Ycj6YhgXkMMG4VB9h3oUq
https://www.thecollector.com/eugene-violett-le-duc-notre-dame-de-paris-architect/amp/