Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Neo - Vernakular


Pada dunia arsitektur kita mengetahui terdapat beberapa periode di dalam
perkembangannya. Dimulai dari zaman klasik berkembang aliran arsitektur seperti
Gotic, Renaissance kemudian dilanjutkan dengan periode modern, Pada periode ini muncul
gaya-gaya arsitektur modern maupun postmodern. Arsitektur modern dan arsitektur postmodern
lahir pada periode yang hampir bersamaan. Walaupun berada pada satu periode yang hampir
bersamaan, tetapi antara arsitektur modern dan arsitektur postmodern memiliki beberapa
perbadaan walaupun tidak banyak.
Dalam arsitektur, ‘Modernisme Baru’ lahir dari puing-puing International Style dan
menentang Ecole Des Beaux-Arts yang kini dianggap ‘Post-Modernisme yang ketinggalan
jaman’. Pada kenyataannya, aliran inilah yang berjasa memacu bangkitnya Modernisme Baru.
Seperti dalam politik, pemerintah yang terlalu lama berkuasa akhirnya malah menyebabkan
bersatunya kekuatan baru untuk melawan (contoh: rontoknya Orde Baru).
Penulis tidak ingat di mana ia pertama mendengar atau membaca istilah ‘neo-modern’,
tapi ia merasa Ada Louis Huxtable menggunakan istilah itu saat membicarakan sebuah karya
Richard Meier. Pada tahun 1983 banyak kritikus New York yang menirukan istilah itu sebagai
imitasi polemik dari Post Modern. Istilah ini muncul lagi dalam sebuah artikel Douglas Davis di
majalah Newsweek dan digunakan untuk menggambarkan suatu mood dan gaya yang baru
‘Geometri Baru yang Elegan’. Davis memberikan beberapa contoh gaya itu (yang menurut
penulis sebenarnya termasuk ‘Late-Modern’) di antaranya: Hong Kong Bank (IM Pei), Inmos
Factory (Richard Rogers), sebuah rumah tinggal karya Gwathmey-Siegel, dan gaya baru yang
diterapkan beberapa produsen mebel Modern: Kursi-kursi Neo-Hoffman dan Neo-Mackintosh,
yang perubahannya dikomentari oleh Meier, dkk.
Secara umum Neo Vernakular merupakan salah satu paham atau aliran yang berkembang
pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada pertengahan tahun 1960-an, Post
Modern lahir disebabkan pada era modern timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola
yang berkesan monoton (bangunan berbentuk kotak-kotak). Oleh sebab itu, lahirlah aliran-aliran
baru yaitu Post Modern. Adapun aliran-aliran tersebut menurut Charles A. Jenck diantaranya,

Arsitektur Neo Vernacular Page 1


historiscism, straight revivalism, neo vernakular, contextualism, methapor dan post modern
space.selain itu juga arsitektur neo vernacular juga merupakan suatu penerapan elemen arsitektur
yang telah ada, baik fisik maupun non fisik dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang
telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyakya
mengalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa
mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsitektur post modern dan aliran-alirannya
merupakan arsitektur yang menggabungkan antara tradisional dengan non-tradisinal, modern
dengan setengah nonmodern, perpaduan yang lama dengan yang baru. Dalam timeline arsitektur
modern, vernakular berada pada posisi arsitektur modern awal dan berkembang menjadi Neo
Vernakular pada masa modern akhir setelah terjadi eklektisme dan kritikan-kritikan terhadap
arsitektur modern. Pada intinya, arsitektur neo vernacular merupakan perpaduan antara arsitektur
modern dengan arsitektur tradisional.
Adapun beberapa kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah
sebagai berikut:
- Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat
diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan
ornamen)
- Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen
nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro
kosmos dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
- Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular
melainkan karya baru (mengutamakan penampilan visualnya).

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan Arsitektur Neo Vernakular?
 Bagaimana ciri-ciri dari Arsitektur Neo Vernakular?
 Apa prinsip – prinsip desain Arsitektur Neo Vernakular?
 Apa perbedaan Arsitektur tradisional, vernacular, dan Neo Vernakular?

Arsitektur Neo Vernacular Page 2


1.3 Tujuan
 Mengetahui pengertian Arsitektur Neo Vernakular.
 Mengetahui ciri-ciri dari Arsitektur Neo Vernakular.
 Mengetahui prinsip – prinsip desain Arsitektur Neo Vernakular.
 Mengetahui perbedaan Arsitektur Tradisional, Vernacular, dan Neo Vernakular.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang saya dapat dari pembuatan paper yang berjudul Arsitektur Neo
Vernakular, antara lain :
 Saya dapat mengetahui latar belakang sejarah lahirnya Arsitektur Neo Vernakular.
 Menambah wawasan dalam hal pemahaman tentang Arsitektur Neo Vernakular

Arsitektur Neo Vernacular Page 3


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arsitektur Neo Vernakular


Kata NEO atau NEW berarti baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular berasal
dari kata vernaculus (bahasa latin) yang berarti asli. Maka arsitektur vernakular dapat
diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat.
Arsitektur Vernakular konteks dengan lingkungan sumberdaya setempat yang dibangun
oleh masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan
karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tatanan budaya masyarakat dari
masyarakat tersebut. Dalam pengertian umum, arsitektur Vernacular merupakan istilah yang
banyak digunakan untuk menunjuk arsitektur indigenous kesukaan, tribal, arsitektur kaum
petani atau arsitektur tradisional.
Pengertian Arsitektur Vernakular sering disamakan dengan Arsitektur Tradisional.
Joseph Prijotomo berpendapat bahwa secara konotatif tradisi dapat diartikan sebagai
pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang turun-
temurun dari generasi ke generasi. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari
aliran Arsitektur Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang
mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan
teknologi industri. Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada
prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya
lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan.
“pada intinya arsitektur Neo-Vernacular merupakan perpaduan antara bangunan modern
dengan bangunan bata pada abad 19”
Batu-bata dalam kutipan diatas ditujukan pada pengertian elemen-elemen arsitektur lokal,
baik budaya masyarakat maupun bahan-bahan material lokal.
Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki kelengkapan berikut
ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak keindahan dan bata-bata. Bata
itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi.
Arsitektur neo-vernakular, banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modern namun
dalam penerapannya masih menggunakan konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam

Arsitektur Neo Vernacular Page 4


bentuk yang modern. Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern
tapi masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan adalah bahan
modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil
dari vernakular aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern.

2.2 Ciri – Ciri Arsitektur Neo-Vernakular


Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-Modern Architecture
(1990)” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular sebagai berikut.
a. Selalu menggunakan atap bumbungan.
Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga lebih
banyak atap yang diibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada tembok yang
digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.
b. Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal).
Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang merupakan budaya
dari arsitektur barat.
c. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih
vertikal.
d. Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di
luar bangunan.
e. Warna-warna yang kuat dan kontras.

Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernakular tidak ditujukan pada
arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lelbih pada keduanya. Hubungan antara kedua
bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend
akan rehabilitasi dan pemakaian kembali.
a. Pemakaian atap miring
b. Batu bata sebagai elemen lokal
c. Susunan masa yang indah.
Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat
dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat, dengan ciri-ciri
sebagai berikut.

Arsitektur Neo Vernacular Page 5


a. Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat diungkapkan
dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
b. Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non-fisik
yaitu budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro kosmos, religi dan
lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
c. Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular
melainkan karya baru (mangutamakan penampilan visualnya).
2.3 Prinsip – Prinsip Desain Arsitektur Neo-Vernakular
Adapun beberapa prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci
adalah sebagai berikut.
a. Hubungan Langsung, merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur
setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.
b. Hubungan Abstrak, meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai
melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.
c. Hubungan Lansekap, mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik
termasuk topografi dan iklim.
d. Hubungan Kontemporer, meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan
dengan program konsep arsitektur.
e. Hubungan Masa Depan, merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.

Arsitektur Neo Vernacular Page 6


2.4 Perbandingan Arsitektur Tradisional, Vernakular, dan Neo Vernakular
TINJAUAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR
Perbandingan Tradisional Vernakular Neo Vernakular
Ideologi Terbentuk oleh Terbentuk oleh Penerapan elemen
tradisi yang tradisi turun temurun arsitektur yang sudah
diwariskan secara tetapi terdapat ada dan kemudian
turun-temurun, pengaruh dari luar sedikit atau banyaknya
berdasarkan baik fisik maupun mengalami pembaruan
kultur dan kondisi nonfisik, bentuk menuju suatu karya
lokal. perkembangan yang modern.
arsitektur tradisional.
Prinsip Tertutup dari Berkembang setiap Arsitektur yang
perubahan zaman, waktu untuk bertujuan melestarikan
terpaut pada satu merefleksikan unsur-unsur lokal yang
kultur lingkungan, budaya telah terbentuk secara
kedaerahan, dan dan sejarrah dari empiris oleh tradisi
mempunyai daerah dimana dan
peraturan dan arsitektur tersebut mengembangkannya
norma-norma berada. Transformasi menjadi suatu langgam
keagamaan yang dari situasi kultur yang modern.
kental homogen ke situasi Kelanjutan dari
yang lebih arsitektur vernakular
heterogen.
Ide Desain Lebih Ornamen sebagai Bentuk desain lebih
mementingkan pelengkap, tidak modern.
fasat atau bentuk, meninggalkan nila-
ornamen sebagai nilai setempat tetapi
suatu keharusan. dapat melayani
aktifitas masyarakat
di dalam.

Tabel. Perbandingan arsitektur Ttradisional, Vernakular dan Neo Vernakular.


Sumber : http://arsitektur-neo-vernakular-fazil.blogspot.co.id/2014/04/arsitektur-neo-
vernakular.html

Dalam hal ini, pengertian vernakular arsitektur sering juga disamakan dengan arsitektur
tradisional dan dapat diartikan bahwa secara konotatif kata tradisi dapat diartikan sebagai
pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewaris budaya yang turun temurun

Arsitektur Neo Vernacular Page 7


dari generasi ke generasi. Arsitektur dan bangunan tradisional merupakan hasil seni budaya
tradisional, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia budaya tradisional,
yang mampu memberikan ikatan lahir batin.
Di dunia global, kata tradisional sering digunakan untuk membedakan dengan modern.
Di indonesia, sebutan yang berasal dari kata belanda “traditionell Architectur”, pada waktu itu
istilah ini diberikan untuk karya-karya arsitektur asli daerah di indonesia, salah satu alasannya
adalah untuk membedakan jenis arsitektur yang timbul dan berkembang dan merupakan
karakteristik suku-suku bangsa di indonesia dari jenis arsitektur yang tumbuh dan berkembang
atas dasar pemikiran dan perkembangan arsitektur di Eropa, khususnya arsitektur kolonial
Belanda.
Kata tradisional berasal dari kata tradisi yang di indonesia sama artinya dengan adat, kata
adat ini di adopsi dari bahasa Arab. Sehingga seringkali bangunan tradisional disebut dengan
“rumah adat”. Pada prinsipnya, baik di dunia global dan indonesia, kata tradisional diartikan
sebagai sesuatu yang dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Selain itu istilah-istilah lain sering bersentuhan arti dan maknanya dengan vernakular
arsitektur yaitu arsitektur rakyat (folk architecture), arsitektur lokal atau kontekstual (indigenous
architecture) bahkan ada juga yang kemiripan dengan arsitektur alamiah (spontanous
architecture). Secara garis arsitektur rakyat diartikan sebagai arsitektur yang menyimbolkan
budaya suatu suku bangsa dengan beberapa atribut yang melekat dengannya. Sementara itu,
arsitektur lokal atau kontekstual, adalah arsitektural yang beradaptasi dengan kondisi budaya,
geografi, iklim dan lingkungan, dan arsitektur alamiah adalah arsitektur yang dibangun oleh satu
masyarakat berdasarkan proses alamiah seperti kebutuhan dasar manusia.
Maka dapat dipahami bahwa pada dasarnya prinsip asrsitektur Neo-vernakular adalah
melestarikan unsur-unsur lokal sehingga bentuk dan sistemnya terutama yang berkaitan dengan
iklim setempat, seperti penghawaan, pencahayaan alamiah, antisipasi terhadap regionalisme yang
merupakan aspek mendasar. Dalam pendekatan ini arsitektur Neo Vernakular yang digunkan
adalah arsitektur tradisional aceh.

Arsitektur Neo Vernacular Page 8


2.5 Contoh Karya Arsitektur Neo-Vernakular

1. Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Berada di daerah sub urban Kota Jakarta dengan kapasitas 9 juta orang. Dirancang oleh Paul
Andreu dari Prancis. Sebagian besar berkonstruksi tiang dan balok (dari pipa-pipa baja) yang
diekspose. Unit-unit dalam terminal dihubungkan dengan selasar terbuka yang sangat tropikal,
sehingga pengunjungnya merasakan udara alami dan sinar matahari. Unit ruang tunggu
menggunakan arsitektur Joglo dalam dimensi yang lebih besar, namun bentuk maupun sistem
konstruksinya tidak berbeda dari sopo guru dan usuk, dudur, takir, dan lain-lain dari elemen
konstruksi Jawa. Penggunaan material modern namun memiliki tampilan seperti kayu yang
diterapkan pada kolom- kolom di ruang tunggu memberikan kesan yang modern namun natural.
Pendekatan Pemikiran Rancangan:
Bangunan Soekarno Hatta Airport ini merupakan bangunan neo-vernakular yang dengan
sangat jelas memperlihatkan konsep asli vernakularnya seperti pada penggunaan bentuk-bentuk
atap joglo dan atap-atap pelana (lipat) yang banyak digunakan pada bangunan tradisional
Indonesia. Penggunaan material modern yang berkesan natural pada kolom-kolom bangunan ini
dapat diterapkan pada bangunan Pasar Tradisional agar terlihat kesan mendaerah namun modern.

Arsitektur Neo Vernacular Page 9


2. Kuala Lumpur International Airport

Airport yang terletak di Kuala Lumpur, Malaysia ini dirancang oleh Dr. Kisho
Kurokawa. Airport berkapasitas 25 juta orang dalam rencana pengembangannya akan dibuat
jalur penghubung antara Kuala Lumpur dengan pusat kota. Di lahan seluas 10.000 ha ini Dr.
Kisho Kurokawa merancang airport ini dengan gaya pencampuran identitas nasional Malaysia
dengan fasilitas high-tech sehingga dapat mencerminkan Malaysia yang modern. Airport ini
menjadi simbol kebanggaan Nasional Malaysia dan menjadi kesan pertama yang menarik ketika
para penumpang tiba di Malaysia.
Pendekatan Pemikiran Rancangan:
Kuala Lumpur International Airport merupakan bangunan neo-vernakular yang memiliki
konsep vernakular yang cukup jelas, penggunaan bentukan dan material atap yang melengkung
mencerminkan Malaysia yang sangat kental nuansa Islaminya namun dengan sentuhan material
modern menjadi sangat modern namun tidak meninggalkan unsur vernakularnya.

Arsitektur Neo Vernacular Page 10


3. National Theatre Malaysia

Bangunan teater daerah Malaysia ini merupakan salah satu bangunan neo-vernakular di
Malaysia. Terletak di Kuala Lumpur, dengan fungsi sebagai teater daerah dan juga gedung
pertunjukan, dengan kapasitas 2000 orang yang menggunakan tiga tingkat balkon. Gedung
Teater Nasional Malaysia ini merupakan salah satu ciri Malaysia sehingga terlihat sangat lekat
sekali kesan budaya Malaysianya. Gedung ini didesain dengan mengikuti konsep bangunan
tradisional melayu Malaysia yang menggunakan atap pelana yang tinggi. Dengan mengambil
bentuk vernakular yang jelas sekali dipadu dengan material yang modern menjadikan Gedung
Teater Nasional Malaysia ini terlihat modern namun tetap memiliki ciri khas Malaysia.
Pendekatan Pemikiran Rancangan:
Gedung Teater Nasional Malaysia ini mengambil konsep vernakular dari rumah tradisional
melayu Malaysia dengan sangat jelas dan memberikan pengulangan-pengulangan pada bagian
atapnya yang bertingkat-tingkat. Atap pelana yang biasanya digunakan pada bangunan rumah
tradisional sangat tepat diaplikasikan ke gedung teater ini karena gedung teater membutuhkan
ruang yang besar dan tinggi seperti pada rumah tradisional yang menggunakan atap yang besar
dan tinggi.

Arsitektur Neo Vernacular Page 11


4. Mapungubwe Interpretation Centre

Mapungubwe Interpretation Centre merupakan karya Peter Rich. Terletak di Afrika


Selatan bagian utara yang berbatasan dengan Botswana dan Zimbabwe, serta termasuk dalam
kawasan Unesco World Heritage Site. Lokasi bangunan ini selain merupakan daerah yang kaya
dengan cultural heritage, juga memiliki kekayaan flora dan fauna serta merupakan daerah bekas
tambang emas pertama di Afrika.
Visitor Center seluas 1.500 m² ini memiliki ruang yang berisi artifak serta sejarah tempat
bangunan ini berada. Selain itu juga terdapat fasilitas lain dan kantor pengelola. Desain
bangunan menyerupai dome yang merupakan bentuk rumah penduduk setempat dengan bagian
dalam berupa kubah.
Kubah-kubah lengkung ini didesain dengan mengadaptasi sistem konstruksi setempat
yang telah berumur 600 tahun dalam upaya untuk menciptakan bangunan yang low-cost serta
ramah lingkungan. Material utama bangunan ini adalah batu paras dan ubin sebagai pelapis
dinding, serta kayu jenis mopane.

Arsitektur Neo Vernacular Page 12


5. Bandara Internasional Minangkabau

Bangunan ini terletak di propinsi Sumatra barat yang merupakan salah satu bangunan neo
vernakular. Memiliki fungsi sebagai tempat lepas landas, mendarat pesawat udara, dan
pergerakan di darat pesawat udara, dengan kapasitas mencapai 1,3 juta, dua kali lipat lebih dari
yang ditargetkan pada tahun 2010 yaitu 622.000 penumpang. Bandar udara ini merupakan
bandar udara pertama dan satu-satunya di dunia yang memiliki nama suatu suku atau etnik,
dimana dinamakan sesuai dengan etnik yang mendiami provinsi Sumatera Barat
yaitu Minangkabau. Bangunan ini sangat lekat sekali dengan budaya minangkabau.
Bandara ini didesain dengan mengikuti konsep bangunan tradisional minangkabau yang
menggunakan atap gonjong atau bagonjong dengan bentuk puncak atapnya runcing yang
menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai
puluhan tahun namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng. Dengan
mengambil bentuk vernakular yang jelas sekali dipadukan dengan material yang moderen
menjadikan bandara Internasional Minangkabau ini terlihat maderen namum tetap memiliki ciri
khas daerah mimangkabau yang terletak pada atapnya.
Penarapan tema neo vernakular pada Bandara internasional minangkabau ini mengambil
konsep vernakular dari rumah tradisional padang dengan sangat jelas terdapat pada atap
gonjong atau bagonjong dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tanduk kerbau.

Arsitektur Neo Vernacular Page 13


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata NEO atau NEW berarti baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular
berasal dari kata vernaculus (bahasa latin) yang berarti asli. Maka arsitektur vernakular dapat
diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat yang pada intinya
arsitektur Neo-Vernacular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan
bata pada abad 19. Aliran Arsitektur Neo-Vernacular sangat mudah dikenal dan memiliki
kelengkapan berikut ini : hampir selalu beratap bubungan, detrail terpotong, banyak
keindahan dan bata-bata. Bata itu manusiawi, jadi slogannya begitu manusiawi.
Arsitektur Neo Vernakular memiliki berberapa ciri ciri seperti Selalu menggunakan atap
bumbungan, Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang
merupakan budaya dari arsitektur barat, Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang
ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertical, Kesatuan antara interior yang terbuka
melalui elemen yang modern dengan ruang terbuka di luar bangunan, dan Warna-warna yang
kuat dan kontras
Arsitektur Neo Vernakular memiliki berberapa prinsip prinsip dalam mendesain seperti
prinsip Hubungan Langsung, Hubungan Abstrak, Hubungan Lansekap, Hubungan
Kontemporer, dan Hubungan Masa Depan yang sebagaimana penjelesan masing masing
prinsip tersebut sudah dijelaskan sebelumnya. Bahwa pada dasarnya prinsip asrsitektur Neo-
vernakular adalah melestarikan unsur-unsur lokal sehingga bentuk dan sistemnya terutama
yang berkaitan dengan iklim setempat, seperti penghawaan, pencahayaan alamiah, antisipasi
terhadap regionalisme yang merupakan aspek mendasar.
Arsitektur Neo Vernakular memiliki kemiripan dengan arsitektur Tradisional dan
Vernakular. Tetapi terdapat berberapa tinjauan yang memperlihatkan perbedaan ketiga
arsitektur tersebut seperti tinjauan berdasarkan ideology, prinsip, dan ide ide desain mereka.
Contoh – contoh bangunan arsitektur neo vernacular adalah Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, Kuala Lumpur International Airport, National Theatre Malaysia,
Mapungubwe Interpretation Centre, dan Bandara Internasional Minangkabau.

Arsitektur Neo Vernacular Page 14


Referensi

http://arsitektur-neo-vernakular-fazil.blogspot.co.id/2014/04/arsitektur-neo-vernakular.html
http://hendryagung.blogspot.co.id/2011/02/arsitektur-neo-vernacular.html

Arsitektur Neo Vernacular Page 15

Anda mungkin juga menyukai