• Secara singkat sejarah teknik struktur dapat dijelaskan melalui perubahan-perubahan sistem
struktur dari penggunaan desain coba-coba yang digunakan oleh Mesir dan Yunani kuno hingga sistem
struktur canggih yang digunakan saat ini. Perubahan bentuk struktur berhubungan erat dengan
penggunaan material, teknologi konstruksi, pengetahuan perencana pada perilaku struktur atau analisis
struktur, hingga keterampilan pekerja konstruksinya. Keberhasilan terbesar para ahli teknik Mesir adalah
digunakannya batu-batu yang berasal dari sepanjang sungai Nil untuk membangun kuil dan piramid.
Karena kemampuan daya dukung batu yang rendah dan kualitas yang sangat tidak menentu, yang
disebabkan adanya retak-retak dalam dan rongga-rongga, maka bentang balok-balok tersebut harus
sependek mungkin untuk mempertahan kerusakan akibat lentur. Oleh karenanya sistem post-and-lint
l yaitu balok batu masif bertumpu pada kolom batu yang relatif tebal, memiliki kapasitas terbatas untuk
menahan beban-beban horisontal atau beban eksentris vertikal, bangunan-bangunan menjadi relatif
rendah.
• Untuk dapat memahami suatu bidang ilmu termasuk struktur bangunan,pengetahuan tentang
kriteria dan kemungkinan hubungan dari bentuk-bentuk menjadi dasar untuk mengklasifikasikan
struktur bangunan. Metode umum yang sering digunakan adalah mengklasifikasikan elemen struktur
dan sistemnya menurut bentuk dan sifat fisik dasar dari suatu konstruksi.
1. STRUKTUR MEMBRAN
Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan
mengalami tegangan tarik. Struktur membran adalah sebuah alternatif untuk struktur bentang
lebar yang dapat diterapkan untuk penutup atap bangunan.
Dasar mekanisme pikul beban pada struktur membran adalah tarik. Membran yang
memikul beban tegak lurus terhadap permukaannya dapat mengalami deformasi secara tiga
dimensi (bergantung pada kondisi tumpuan dan pembebanannya). Aksi pikul beban ini serupa
dengan yang terjadi pada sistem kabel menyilang. Selain tegangan tarik, terjadi juga tegangan
geser tangensial pada struktur membran.
Sistem membran pada bangunan bentang lebar biasanya masih harus dibantu oleh
struktur lainnya seperti kabel atau space frame, karena sistem membran bila terkena gaya dari
angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan(pondasinya).
Sistem membran yang dipakai kebanyakan untuk bangunan skala besar harus
mempertimbangkan bahan tenda dan arah angin. Tiang-tiang penyangga flaksibel terhadap gaya
tekan oleh angin, hal ini menyebabkan tenda dapat terus berdiri.
Contoh bangunan yang menggunakan struktur membrane :
Khan Shatyr ("Royal Marquee") ,karya NORMAN FOSTER (FOSTER & PARTNERS)
Adalah tenda transparan yang terletak di Astana (ibu kota Kazakhstan). Dibangun
dengan gaya neofuturist, proyek arsitektur ini diresmikan oleh Presiden Kazakhstan Nursultan
Nazarbayev pada 9 Desember 2006.
Tenda setinggi 150 m (500 kaki) ini memiliki pijakan elips 200 m yang meliputi 140.000
meter persegi (14 ha; 35 hektar). [2] Di bawah tenda, area yang lebih besar dari 10 stadion
sepak bola, adalah taman internal berskala urban, tempat perbelanjaan dan hiburan dengan
alun-alun dan jalan berbatu, sungai berperahu, pusat perbelanjaan, minigolf, dan resor pantai
dalam ruangan. Atap kain dibangun dari bantal ETFE yang disediakan oleh Vector Foiltec yang
tergantung pada jaringan kabel yang digantung dari puncak menara. Bahan transparan
memungkinkan sinar matahari yang melaluinya, bersama dengan efek tumpukan, sistem
pemanas dan pendingin udara, dirancang untuk mempertahankan suhu internal antara 15–30 °
C (59-86 ° F) di ruang utama dan 19–24 ° C (66-75 ° F) di unit ritel, sedangkan suhu di luar
bervariasi antara −35 dan 35 ° C (−31 dan 95 ° F) sepanjang tahun.
2. STRUKTUR CANGKANG
Cangkang adalah bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis serta mempunyai permukaan
lengkung. Permukaan cangkang dapat mempunyai bentuk sembarang. Bentuk yang umum adalah
permukaan yang berasal dari kurva yang diputar terhadap 1 sumbu (misalnya, permukaan bola, elips,
kerucut, dan parabola),permukaan translasional yang dibentuk dengan menggeserkan kurva bidang di
atas kurva bidang lainnya, (misalnya permukaan bola eliptik dan silindris).
Permukaan yang dibentuk dengan menggeserkan 2 ujung segmen garis pada 2 kurva bidang
(misalnya permukaan bentuk hiperbolik parabolid dan konoid). Dan berbagai bentuk yang merupakan
kombinasi dari yang sudah disebutkan di atas.
Bentuk cangkang tidak harus selalu memenuhi persamaan matematis sederhana. Segala bentuk
cangkang mungkin saja digunakan untuk suatu struktur. Bagaimanapun, tinjauan konstruksional
mungkin akan membatasi hal ini.
Beban-beban yang bekerja pada cangkang diteruskan ke tanah dengan menimbulkan tegangan
geser, tarik, dan tekan pada arah dalam bidang (in-plane) permukaan tersebut.Tipisnya permukaan
cangkang menyebabkan tidak adanya tahan Momen yang berarti Struktur cangkang tipis khusunya
cocok digunakan untuk memikul beban merata pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk
memikul beban terpusat. Struktur cangkang selalu memerlukan penggunaan cincin tarik pada
tumpuannya.
Sebagai akibat cara elemen struktur ini memikul beban dalam bidang (terutama dengan cara
tarik dan tekan), struktur cangkang dapat sangat tipis dan mempunyai bentang yang relatif besar.
Perbandingan bentang tebal sebesar 400 – 500 saja digunakan (misalnya tebal 3 in. (8 cm) mungkin saja
digunakan untuk kubah yang berbentang 100 sampai 125 ft (30 sampai 38 m). Cangkang setipis ini
menggunakan material yang relatif baru dikembangkan, misalnya beton bertulang yang didesain khusus
untuk membuat permukaan cangkang. Bentuk-bentuk 3 dimensional lain, misalnya kubah pasangan
(bata), mempunyai ketebalan lebih besar, dan tidak dapat dikelompokkan struktur yang hanya memikul
tegangan dalam bidang karena, pada struktur tebal seperti ini, momen lentur sudah mulai dominan.
Bentuk 3 dimensional juga dibuat dari batang-batang kaku dan pendek. Struktur seperti ini pada
hakikatnya adalah struktur cangkang karena perilaku strukturalnya dapat dikatakan sama dengan
permukaan cangkang menerus, hanya saja tegangannya tidak lagi menerus seperti pada permukaan
cangkang, tetapi terpusat pada setiap batang. Struktur demikian baru pertama kali digunakan pada awal
abad XIX. Kubah Schewedler, yang terdiri atas jaring-jaring batang bersendi tak teratur, misalnya,
diperkenalkan pertama kali oleh Schwedler di Berlin pada tahun 1863, pada saat ia mendesain kubah
dengan bentang 132 ft (48 m). Struktur baru lainnya adalah menggunakan batang-batang yang
diletakkan pada kurva yang dibentuk oleh garis membujur dan melintang dari suatu permukaan putar.
Banyak kubah besar di dunia ini yang menggunakan cara demikian.
Untuk menghindari kesulitan konstruksi yang ditimbulkan dari penggunaan batang-batang yang
berbeda dalam membentuk permukaan cangkang, kita dapat menggunakan cara-cara lain yang
menggunakan batang-batang yang panjangnya sama. Salah satu diantaranya adalah kubah
geodesik yang diperkenalkan oleh Buckminster Fuller. Karena permukaan bola tidak dapat dibuat, maka
banyaknya pola berulang identik yang akan dipakai untuk membuat bagian dari permukaan bola itu akan
terbatas. Icosohedronbola, misalnya, terdiri atas 20 segitiga yang dibentuk dengan menghubungkan
lingkaran-lingkaran besar yang mengelilingi bola. Tinjauan geometris demikian inilah yang digunakan
oleh Fuller. Kita harus berhati-hati dalam menggunakan cara seperti ini karena sifat strukturnya dapat
membingungkan. Keuntungan struktural yang didapat tidak selalu lebih besar daripada bentuk kubah
lainnya.
Bentuk-bentuk lain yang bukan merupakan permukaan putaran juga dapat dibuat dengan
menggunakan elemen-elemen batang. Beberapa di antaranya adalah atap barrel ber-rib dan
atap Lamella yang terbuat dari grid miring seperti pelengkung yang membentuk elemen-elemen diskrit.
Bentuk yang disebut terakhir ini yang terbuat dari material kayu sangat banyak dijumpai, tetapi baja
maupun beton bertulang juga dapat digunakan. Dengan sistem Lamella, kita dapat mempunyai
bentangan yang sangat besar.
L'Oceanogràfic (El Oceanográfico), City of Arts and Sciences, Valencia, Spain, with Calatrava
Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi,
batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan.
(Makowski, 1988)
Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel
hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan
gaya tekan. (Sutrisno, 1983)
Prinsip konstruksi kabel sudah dikenal sejak zaman dahulu pada jembatan gantung, di mana gaya-gaya
tarik digunakan tali. Contoh lainnya adalah tenda-tenda yang dipakai para musafir yang menempuh
perjalanan jarak jauh lewat padang pasir.
Setelah orang mengenal baja, maka baja digunakan sebagai gantungan pada jembatan. Pada taraf
permulaan baja itu dapat berkarat. Pada zaman setengah abad sebelum sekarang, ditemukanlah baja
dengan tegangan tinggi yang tahan terhadap karat.
Pada jembatan gantung, kabel-kabel letak dalam bidang datar (dua dimensi), sedangkan pada struktur
kabel dan jaringan rangkaian kabel yang berjumlah banyak, disusun ortogonal dalam bidang lengkung,
masing-masing kearah yang berkebalikan untuk kepentingan bersama, sehingga menghasilkan sistem
yang stabil dalam tiga dimensi.
Pemakaian struktur tersebut berkembang menjadi struktur atap gantung ruang, memakai bahan yang
ringan, kuat dan tahan cuaca, di antaranya adalah fiberglass dan acrylic yang dipasang di antara jala-jala
dari kabel baja mutu tinggi. Jaringan laba-laba adalah suatu contoh di alam yang merupakan jaringan
dalam bidang (dua dimensi) dan mempunyai perubahan bentuk (deformasi) yang elastis.
Pada zaman sekarang sesuai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, struktur kabel juga
berkembang. Pemakaian struktur tersebut tidak terbatas pada bangunan untuk pameran atau
pertunjukan, tetapi telah digunakan untuk stadion dengan bentangan ruang yang besar.
Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang, tidak
berpotongan tetapi bersilang. Kedua susunan kabel ini merupakan struktur utama dari atap,
susunan yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya melendut ke bawah. Kedua
susunan kabel dijaga supaya tetap pada tempatnya oleh penunjang-penunjang tekan dengan
berbagai panjang yang masing-masing dapat disetel.
Bahan atap terdiri dari pelat metal prefabrikasi. Atap bebas dari bahaya flutter effect karena
gaya tarik dalam kabel yang cukup besar membuat susunan keseluruhan lebih kaku daripada
kabel-kabel yang digantungkan.
A . Deformasi Struktur Kabel
Beban merata pada struktur kabel menyebabkan terbentuknya 2 macam kurva, yaitu :
• Kurva parabola, terjadi akibat beban horizontal yang merata
• Kurva katenari, terjadi akibat beban merata searah kabel
B. Sistem Stabilisasi
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada struktur
kabel antara lain :
1. Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang memadai dan
merupakan material yang homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.
2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk yang kaku dengan
menambah jumlah kabel sehingga kemudian menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net
structure).
3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua kabel sehingga
menambah tarikan internal didalam kabel.
4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage)
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang dinetralisir oleh pondasi
sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya
tarik kabel.
5. Metoda prategang searah kabel (masted structure)
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan membentuk suatu struktur
kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan tertegang dengan jalan memberikan beban yang
dialirkan searah kabel.
Gaya-Gaya Pada Kabel
Untuk menghitung gaya-gaya kabel, dapat ditempuh dengan memanfaatkan keseimbangan titik-
titik hubung struktur.
Kabel adalah struktur, dimana besar gaya-gaya pada kabel tersebut tidak konstan, ini berarti
setiap segmen pada konstruksi kabel akan menerima gaya yang berbeda.
Tiupan angin diatas permukaan atap yang melendut menyebabkan terjadinya gaya isapan. Gaya
isapan menyebabkan atap fleksibel mengarah cembung ke atas
Pada saat atap berubah bentuk sebagai akibat gaya isapan, pengaruh angin terhadap bentuk
yang berubah tadi menyebabkan gaya tekan.
• Keuntungan struktur kabel :
1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan
yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter
mengungguli semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang
sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih
dapat menjaga konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga
mengurangi resiko kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada
kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen.
Dalam bahasa yang sangat sederhana, struktur tersebut dinamakan Folded Plate yang terlihat
seperti kertas yang ditekuk – tekuk. Penggunaan struktur ini biasanya digunakan pada bangunan pabrik.
Pelat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material monolith yang tingginya kecil
(tipis) dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Beban yang umum pada pelat mempunyai sifat
banyak arah. Pelat dapat ditumpu diseluruh tepinya atau hanya pada titik-titik tertentu (misalnya oleh
kolom atau campuran antara tumpuan menerus dan titik). Kondisi tumpuan dapat sederhana atau jepit.
Pelat ini terbuat dari material padat , homogen yang memiliki sifat sama di segala arah.
Dengan membentuk lipatan-lipatan kaku pada suatu sistem struktur yang bekerja secara efisien untuk
menyalurkan beban sehingga memungkinkan dicapainya bentang-bentang lebar di antara tumpuan-
tumpuan yang direncanakan. Efisiensi dari struktur bidang lipat dicapai karena struktur tersebut bekerja
sekaligus sebagai pelat datar (slab), balok (beam), dan rangka kaku (truss).
Transfer beban dalam struktur lipat terjadi melalui kondisi struktural dari pelat (beban tegak
lurus terhadap bidang tengah) atau melalui kondisi struktural dari paralel (slab load ke pesawat).
Pada awalnya, kekuatan eksternal akan ditransfer karena kondisi struktural pelat ke pinggir lebih pendek
dari satu elemen lipat. Di sana, reaksi sebagai kekuatan aksial dibagi antara elemen yang berdekatan
yang menghasilkan strain kondisi struktural dari lembaran. Ini mengarah pada pengiriman pasukan
untuk bantalan.
Ketika selembar kertas tipis terletak antara dua benda, kertas tersebut akan membungkuk karena ia
memiliki kekuatan yang cukup untuk membawa beratnya sendiri.
Jika sepotong kertas yang sama dilipat maka akan mampu mendukung seratus kali beratnya sendiri.
Jika beban meningkat melewati titik ini maka struktur akan gagal dan lipatan akan meratakan keluar.
Bentuk -bentuk yang dapat dijadikan dasar perkembangan bentuk konstruksi lipat, yaitu bentuk-
bentuk dasar: pyramidal, prismatic dan semi prismatic. Bentuk prismatic ialah bentuk yang terdiri dari
bidang-bidang datar bersudut siku-siku dan bidang-bidang yang melintang tegak lurus pada kedua belah
sisi ujung bidang datar bersudut siku-siku.
Struktur plat lipat dapat dibuat dari hampir semua jenis material. Salah satu material yang banyak
digunakan untuk plat lipat adalah beton bertulang. Material ini paling baik digunakan karena dapat
dengan mudah dibuat. Material lain yang sering digunakan adalah baja, plastik, dan kayu.
Komponen dasar dari struktur folded plate terdiri dari: plat miring, plat tepi yang digunakan untuk
menguatkan plat yang lebar, pengaku untuk membawa beban ke penyangga dan menyatukan plat, serta
kolom untuk menyangga struktur.
Pengaku terakhirnya berupa rangka yang lebih kaku daripada balok penopang bagian dalam.
Kekuatan dari reaksi plat di atas rangka kaku tersebut akan cukup besar dan di kolom luar tidak akan
diseimbangkan oleh daya tolak dari plat yang berdekatan. Ukuran rangka dapat dikurangi dengan
menggunakan tali baja antara ujung kolom.
C. Bentuk Z
Masing-masing unit di atas mempunyai satu plat miring yang lebar dan dua plat tepi yang diatur
dengan jarak antara unit untuk jendela. Bentuk ini disebut Z shell dan sama dengan louver yang
digunakan untuk ventilasi jendela. Bentuk Z ini adalah bentuk struktur yang kurang efisien karena tidak
menerus dan kedalaman efektifnya lebih kecil daripada kedalaman vertikalnya.
Pada struktur ini , dinding merupakan konstruksi beton yang miring. Dinding didesain menerus dengan
plat atap. Kolom tidak dibutuhkan di pertemuan
tiap-tiap panel dinding karena dinding ditahan
di ujung atas.
E. Kanopi
Bahkan Charles Jenks kemudian menyebutnya dengan istilah Neo Constructivism. Pada akhirnya,
dekonstruksi yang lahir dari pengaruh filsafat derrida disebut sebagai dekonstukdi derridian.
Yang lahir sekedar sebagai produk pragmatis dan formal disebut sebagai dekonstruksi non derridian,
lebih melihat segi estetiknya. Sebutan ini dipelopori oleh Geoffrey Broadbent dalam bukunya.
– Dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang cenderung berbentuk “aneh”. Hal ini
disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan keabsolutan terhadap keaslian bentuk-bentuk
geometri yang selama ini dikenal.
Salah satu Arsitek terkenal yang menganut Arsitektur Dekontruksi adalah Frank O. Gehry.
Contoh karyanya adalah Weisman art museum dan Der Neue Zollhof. Weisman art museum berlokasi di
Minneapolis, Minnesota dekat dengan sungai missisipi. Ciri dari Arsitektur Dekontruksi yang dapat jelas
dilihat adalah Gehry menggunakan bentuk-bentuk yang sangat tidak lazim pada bangunan ini. Dan dapat
dilihat dengan kemampuan imajinasi, Weisman art museum seakan-akan dapat berbicara dan
mengungkapkan sesuatu kepada yang melihatnya. Dengan bentuk yang tidak lazim dan gaya
expressionist modern, Frank Gehry telah menunjukkan sisi dekonstruksi dari Weisman art museum.
Akan tetapi, esensi sebuah karya arsitektur dekonstruksi bukanlah dari bentuk, akan tetapi lebih kepada
makna dibaliknya.Der Neue Zollhof berlokasi di tepi sungai Rheine di daerah publik yang berskala urban,
Dusseldorf, Germany. Unsur simpang siur yang menjadi salah satu ciri dari arsitektur dekonstruksi masih
nampak jelas . Penampilan bentukan 3 dimensi membuat eksistensi bangunan ini sebagai bangunan
yang berlanggam dekonstruksi tampak nyata. Permainan bidang – bidang menjadi salah satu pemicunya.
Weisman art museum
– Bentuk asemantik.
– Kompleksitas disjungsi, kecenderungan kaku ; kacau ; bengkok dan berbeda dari. yang lain.
– Tidak adanya keterikatan antara bentuk dan ruang yang ada di dalamnya.
– Estetika nol derajat ( degree zero ), kekosongan erotik mesin ( machine eroticism ).
– Pro restricted metaphors : planetary arch ; flying beam/ balok melayang ; knife blades ; fish
bananas.
– Kehancuran semu.
– Simbolik pribadi.
– Fungsi indeterminan.
– Tidak ada yang absolut dalam arsitektur. Tidak ada satu cara atau gaya yang terbaik. Gaya klasik,
tradisional, modern, dan lainnya mempunyai posisi dan kesempatan yang sama untuk berkembang.
– Tidak ada antologi dan teologi dalam artsitektur. Tidak ada tokoh atau figure yang perlu didewakan.
– Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus segera diakhiri. Perkembangan
arsitektur selanjutnya harus mengarah pada keragaman pandangan dan tata nilai.
– Visiocentrism atau pengutamaan indera penglihatan dalam arsitektur harus diakhiri. Potensi indera
lain harus dimanfaatkan pula secara seimbang.
– Arsitektur tidak lagi identik dengan produk bangunan. Arsitektur terkandung dalam ide, gambar,
model, dan fisik bangunan dengan jangkauan dan aksentuasi yang berbeda. Prioritas yang diberikan
pada ide, gambar, model, ke bangunan harus setara karena ide, gambar, dan model tidak hanya
berfungsi sebagai simulasi atau representasi gedung, tetap bisa menjadi produk atau tujuan akhir
arsitektur.
KESIMPULAN
Dari penjabaran diatas , menurut kesimpulan saya, struktur adalah bagaiamana bagian-bagian
dari sesuatu berhubungan dengan lainnya atau bagaimana hubungan tersebut dapat disatukan.
Struktur merupakan sifat fundamental bagi setiap system. Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas
subjektif, karena tergantung pada asumsi kriteria bagi pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan
mereka. Dan dapat saya simpulkan juga bahwa, struktur bangunan sangat berpengaruh dalam
mencegah kerusakan bangunan , terutama kekenyalan struktur sehingga dapat meminimalisir kerugian.
Maka dalam perancangan arsitektur, pengetahuan struktur sangat penting , karena menyangkut
fungsi dalam bangunan serta dapat menjadi symbol estetika bangunan tersebut. Dan sebagai calon
arsitek , hal hal seperti ini harus dipahami betul. Karena dalam merancang kita harus memperhatikan
fungsi berserta estetika dalam perancangan sebuah bangunan.
Daftar Pustaka
WWW.GOOGLE.COM