Anda di halaman 1dari 14

APRESISASI ARSITEKTUR

‘SAINT-PIERRE de FIRMINY’

DISUSUN OLEH
VINCENT CHRISTA (161003232010267)

Dosen:
Ir. Loekman Mohamadi , MSc

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
TAHUN AJARAN 2018/2019
‘SAINT-PIERRE de FIRMINY’

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena hanya dengan
segala rahmat-Nyalah akhirnya saya bisa menyusun tugas Apresiasi
Arsitektur tepat pada waktunya. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ir. Loekman Mohamadi MSc. selaku dosen saya yang
telah memberikan tugas ini kepada saya sehingga saya mendapatkan
banyak tambahan pengetahuan khususnya dalam masalah
pengapresiasian karya arsitektur.

Saya selaku penyusun berharap semoga tugas mata kuliah Apresiasi


Arsitektur yang telah saya susun ini bisa memberikan banyak manfaat
serta menambah pengetahuan terutama dalam hal Apresiasi Arsitektur
bangunan Saint-Pierre de Firminy.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan


yang membutuhkan perbaikan, sehingga saya sangat mengharapkan
masukan serta kritikan dari para pembaca.

Semarang, 03 Februari 2019

Vincent Christa

ii
Daftar Isi

HALAMAN
JUDUL…………………………………………............................................................………i
KATA PENGANTAR …………………………………………..............................................ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………..................…..................iii
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………...........................................…….................1
 1.1 Latar Belakang .....…………………….........................................……..................1
 1.2 Tujuan ……………………………...............................................……...................1
 1.3 Rumusan masalah………………………….................................……....................1
 1.4 Manfaat Penulisan….………………….........................................……..................1
BAB II
PEMBAHASAN ……………………….............….................................................................2
 2.1 DATA OBYEK ARSITEKTUR……….................…….................…..................2
 2.1.1 Informasi Dasar.....................................................................................................2
 2.1.2 Mengenai kota Firminy.........................................................................................4
 2.1.3 Site lingkungan sekitar................. …………………………................................4
 2.2 APRESIASI ARSITEKTUR
 2.2.1 Utilitas...................................................................................................................5
 2.2.2 Firmitas..................................................................................................................5
 2.2.3 Venusitas...............................................................................................................6
BAB III
PENUTUP ………………...……………………….......................................................……..9
 A. Kesimpulan ………...........………............................................…………………....9
 B. Saran………...........……….......................................................…………………....9
DAFTAR PUSTAKA ……………….........................................................…………...........10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam dunia arsitektur, sudah merupakan sebuah keharusan untuk para arsitek
mengetahui beberapa bangunan di dunia yang terkenal, yang memberikan pengaruh
terhadap perkembangan dalam dunia arsitektur. Dengan begitu, maka para arsitek dapat
mengerti pentingnya apresiasi karya yang nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam
proses desain karya-karyanya.
Oleh karena itu, saya selaku mahasiswa arsitektur, membuat makalah tentang
apresiasi arsitektur bangunan di dunia. Salah satu bangunan terkenal di dunia yang akan
dibahas adalah Saint-Pierre de Firminy.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
● Untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Apresiasi Arsitektur.
● Menambah wawasan bagi para mahasiswa arsitektur
● Untuk mengenal lebih dalam tentang bangunan bersejarah dalam dunia arsitektur,
Saint-Pierre.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
● Apa yang dapat diapresiasi di Saint-Pierre de Firminy?
● Kapan sejarah berdirinya Kenapa Saint-Pierre de Firminy?
● Dimana lokasi Saint-Pierre de Firminy?
● Kenapa Saint-Pierre de Firminy?
● Siapa arsitek Saint-Pierre de Firminy?
1.4 Manfaat Penulisan
● Menambah ilmu dan wawassan
● Mengenalkan mahasiswa tentang bangunan Saint-Pierre de Firminy

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DATA OBYEK ARSITEKTUR

2.1.1 Informasi dasar


Saint-Pierre de
Saint-Pierre Firminy adalah
bangunan beton di
komune Firminy,
Prancis. Karya besar
terakhir Le Corbusier,
selesai pada 2006,
empat puluh satu tahun
setelah kematiannya.

Basic information

Location Firminy, Loire, France

Affiliation Currently none, designed as Roman Catholicchurch

Architectural description

Architect(s) Le Corbusier José Oubrerie

Architectural type Church

Groundbreaking 1973

Completed 2006

Materials Concrete

2
Pada awal perencanaan bangunan ini akan difungsikan sebagai
sebuah gereja khatolik, dan konstruksinya sudah dimulai pada
tahun 1971, yaitu kurang lebih 6 tahun setelah kematiannya.
Karena konflik-konflik politis lokal pada tahun 1975
menyebakan pembangunan terhambat sampai 2003, pada tahun
1975 tersebut pemerintah menyatakan bahwa biaya
pembangunan bangunan ini telah digunakan untuk memenuhi
kebutuhan lainnya, misalnya digunakan untuk pembangunan
sebuah sekolah menengah dan shelter.
Selain itu pemerintah juga harus berhubungan dengan isu yang berbau agama: pada
tahun 1905, negeri yang sekuler ini melarang pembiayaan bangunan yang bersifat religius.
Menanggapi proses hukum yang belit-belit tersebut, Le Corbusier berdalih dengan sangat
sederhana bahwa gereja ini cenderung sebagai bagian dari “warisan arsitektural” dibanding
sebagai sebuah lokasi yang religius. Sehingga Selama 20 tahun, warisan le Corbusier di
Firminy tak lain hanya suatu ruang berongga yang terbuat dari beton.
Akhirnya pada tahun 2003, proyek konstruksi yang ditinggalkan tersebut
memperoleh penggalakan utama menjadi sebuah proyek pemerintah yang sangat
bergengsi.Bangunan tersebut telah selesai, namun tempat itu belum disucikan (menurut
upacara adat khatolik) untuk dijadikan sebuah gereja. Sehingga sampai saat ini bangunan
tidak difungsikan sebagai sebuah gereja, tetapi lebih menekankan bahwa bangunan tersebut
merupakan sebuiah warisan karya seorang arsitek terkenal yang tak lain adalah Le
Coprbusier.
Bangunan ini diselesaikan oleh seorang arsitek Prancis yang bernama José Oubrerie,
yang merupakan murid dari Le Corbusier selama bertahun-tahun.

Di World Architecture Survey of 2010, oleh majalah Vanity Fair, bangunan ini menduduki
peringkat kedua dalam peringkat struktur teratas yang dibangun pada abad kedua puluh satu,
menerima empat suara. Arsitek dekonstruksionis Amerika Peter Eisenman menegaskan
dalam tanggapannya bahwa bangunan ini adalah struktur paling penting yang dibangun sejak
1980.

(INTERMEZZO : pada tahun 1905 tersebut le Corbusier mendapat tawaran


pembangunan dari walikota firmity untuk membangun kota tua tersebut. Pada saat itu
dia juga menerapkan konsepnya mengenai ville radieuse)

3
2.1.1 Mengenai kota Firminy
Kota yang menakjubkan ini berada di sebuah pedesan: Firminy adalah sebuah kota kecil yang
penuh dihiasi dengan bunga-bunga, mengelilingi bukit-bukit dan tidak jauh dari Loire Valley.
Pada awal abad 20 kota ini adalah suatu pusat yang industri yang penuh asap, namun
sekarang kota ini , tidak jauh dari seperti kota Saint Etienne, yang memiliki daya tarik
sebuah daerah suburban yang sunyi.

2.1.3 Site lingkungan sekitar


Di depan hall bangunan tersebut dikelilingi oleh suatu zone pedestrian dan sebuah wilayah
hunian kelas menengah. Tidak jauh dari lingkungan tersebut terdapat kota "hijau", Firminy
Vert juga merupakan daerah yang dikelilingi oleh banyak tumbuh-tumbuhan dan letaknya
melawan kemiringan bukit. Rumah-rumah dengan rapi berbaris di sisi bangunan ini,
kemudian ke seberangnya merupakan bangunan apartemen yang jendelanya seperti
panggangan berhadapan hampir ditutupi oleh panel-panel yang mencerminkan dan
memainkan cahaya. Yang tak lain adalah unite d’habitation.
Tetapi hanya futurism " House of Culture " dan gelanggang olahraga, lengkap dengan sebuah
mimbar kecil yang dibangun. Dan hanya salah satu dari tiga yang direncanakan " living units
" yang selalu memperlihatkan cahaya

4
2.2 APRESIASI ARSITEKTUR
2.2.1 UTILITAS
Gereja Saint-Pierre di Firminy-Vert adalah
bangunan dua bagian, terdiri dari sebuah
pangkalan yang menikmati tingkat
pencahayaan yang tinggi, yang bertujuan
menjamin kecerahan maksimum di dalam
bangunan, ditambah dengan cangkang beton
yang padat.

Le Corbusier merancang bagian bawah


untuk menampung kegiatan paroki
(pertemuan, katekese, dll.) Dan fasilitas
paroki terkait. Tempat ini sekarang menjadi rumah bagi Pusat Penafsiran yang
didedikasikan untuk pekerjaan Le Corbusier.
Untuk bagiannya, bagian atas sepenuhnya ditempati oleh bagian tengah gereja,
dengan dua kapel: satu untuk hari kerja dengan altar sekunder (masuk dari kiri), dan
yang lainnya untuk ibadah hari Minggu dengan altar tinggi. Yang terakhir terhubung ke
tanah melalui pilar putih, yang independen dari kerangka utama bangunan.

2.2.2 FIRMITAS
Gereja mengambil bentuk sebuah
bangunan dasar berbentuk bujur sangkar
berukuran 25,50 meter di setiap sisi, di atasnya
ada kerucut setinggi 33 meter.
Sistem struktrus Shell (dibangun dari beton yang
memadat sendiri) menampung nave (bagian
tengah ruang gereja), sisi timur yang
menampilkan representasi konstelasi Orion.
Sistem pemulihan air hujan digunakan di seluruh
bangunan, yang meliputi celah horisontal yang
diposisikan agar sesuai dengan tata letak lantai
spiral di dalam nave. Tiga «lampu sorot» yang
terpasang pada lensa pelindung dan pada façade
barat adalah fitur spesifik dari arsitektur Le
Corbusier.

5
2.2.3 VENUSITAS
Bangunan ini memakai bahan beton yang pada bagian dalamnya tidak diplester dan tidak
di cat hal ini di sebabkan karena berdasarkan pada tradisi agama khatolik yaitu dinding
gereja tidak boleh di plester ataupun di cat.

Dibelakang mimbar gereja yang terletak di


sisi timur bangunan dibuat lusinan bukaan
kecil yang berbentuk bulat yang dibuat
sedalam 22 cm (86 inci) dari dinding beton
fasade. Sehingga karena kecilnya bulatan-
bulatan tersebut menyebabkan cahaya
yang masuk tidak terlalu banyak. Dan dari
susunan lubang-lubang ini membentuk
peta bintan orion. Hal ini melambangkan
bahwa yesus sebagai bintang fajar
sehingga lubang cahaya tersebut diletakan
di sebelah timur bangunan.

Pada bagian atas bangunan terdapat dua buah lubang


cahaya tang sangat besar menerangi deretan bangku
jemaat. Hal ini menganalogikan bahwa jemaat pada saat
itu mendapatkan penerangan atau pencerahan dari Tuhan
pada saat mendengarkan ceramah dari pendeta.
Cahaya tersebut masuk melalui sebuah lubang pada semacam
cerobong pada atap bangunan yang mengarahkan sinar
matahari ke bagian dalam bangunan(warna biru pada
gambar).

Sebuah salib yang sederhana memahkotai penggalan kerucut pada bagian atas

6
Karya arsitektur yang sangat menakjubkan ini merupakan sebuah bangunan yang menyerupai
sebuah kerucut (seperti sebuah menara/Cerobong dengan tonjolan silinder dan sebuah kubus).
Bangunan menyerupai menara pendingin yang dibuat tinggi/panggung yang diangkat seperti
sebuah kapal selam yang baru timbul ke atas permukaan air.

Gaya bangunan yang dipakai pada bangunan ini berbeda dengan karya-karyanya yang
terdahulu, pada saat awal karirnya, beliau menekankan pada fungsi (birokratis), minimalis,
cenderung memakai bentuk persegi. Namun pada akhir karirnya dia menyadari bahwa
pemakaian bentuk-bentuk yang minimalis justru terkesan kaku dan membosankan, sehingga
dia mulai mengeluarkan sisi senimannya yaitu membangun sebuah bangunan dengan bentuk
sculpture.
Suasana ruang dalam pada sore hari pantulan sinar dari
arah atas memantulkan cahaya ke dinding belakang
mimbar (tembok timur bangunan). Hal ini berkaitan
dengan konsepnya yaitu five point in architecture
memanfaatkan cahaya matahari semaksimal mungkin
sehingga dari mulai terbit matahari sampai pada matahari
tenggelam ruangan selalu dimasuki oleh cahaya matahari.

7
Five point of architecture juga terlihat pada
fasade yang bebas dari ornamen.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya pembahasan mengenai Saint-Pierre de Firminy , saya dapat
mengetahui sejarah hingga hal-hal baru dalam proses perancangan sebuah bangunan.
Sejarah bangunan dari proses perancangan hingga pembangunan selesai, membuat saya
menyadari bahwa banyak hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah bangunan
religi.

B. Saran
Meskipun saaya menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu saya perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan saya. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat saya harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
keyword “saint pierre firminy”

10

Anda mungkin juga menyukai