Anda di halaman 1dari 35

Estetika dalam Arsitektur Karya Mario Botta dan Louis Kahn:

Casa Rotonda, Évry Cathedral, National Assembly Building, dan Salk Institute

Dosen Kelas:

Sudianto Aly, Ir., M.T.

Kelas A

Kelompok 4

Diandra Ratu A. 2015420181

Patricia A.W. 2015420092

Anna Herluina 2016420038

Claudia Olivia 2016420134

Indira Rahma D. 2016420199

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penugasan 1 ini, penulis memilih untuk memahami estetika arsitektur melalui
karya arsitek Mario Botta dan Louis Kahn. Keduanya memiliki ciri khas dan identitas serta
proses pemikiran yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Karya arsitektur Mario Botta yang
dipilih adalah Casa Rotonda dan Evry Cathedral, sementara karya arsitektur Louis Kahn yang
dipilih adalah National Assembly Building dan Salk Institute. Tentunya, sebuah karya
arsitektur tidak terlepas dari pemikiran dan pandangan arsiteknya. Pemikiran Mario Botta dan
Louis Kahn dapat diresapi melalui ringkasan biografi keduanya.

1.2 Biografi Mario Botta

Gambar 1. Portrait figur Louis Kahn.


Sumber: https://www.gettyimages.com

Louis Isadore Kahn adalah seorang arsitek Amerika yang tinggal di Philadelphia.
Ia lahir di Parnu, Estonia, pada tanggal 20 Februari 1901. Louis Kahn menempuh sekolah
arsitektur di University of Pennsylvania dan membuka perusahaannya sendiri pada tahun
1935. Karya-karyanya banyak yang mendunia, diantaranya adalah Yale university Art
Gallery, The Kimbell Art Museum, dan The Capitol Complex di Dhaka, Bangladesh. Ia
meninggal pada tanggal 17 Maret 1974 di New York. Dalam mendesain, Louis Kahn
dikenal sebagai “Master of Light” yang mengapresiasi logika, kesunyian, cahaya, eternity
of spirit, dan kesenian yang tidak terukur.
Louis Kahn membuat bangunan seakan berbicara. Ia membiarkan membuat
karyanya seakan-akan karya bangunannya sendirilah yang menjelaskan kepada pengamat
apa arti dari dirinya. Teori ini ia aplikasikan pada salah satu karyanya yaitu
Franklin D. Roosevelet Four Freedoms Park di New York. Louis membiarkan bangunan
bercerita seperti puisi tanpa kata. Menurutnya, material memiliki takdir untuk menjadi
sesuatu. Apabila ia sedang kehilangan langkah untuk mencari inspirasi, Kahn seringkali
mendalami rasa dengan bermonolog dengan material.

”If you think of Brick, you say to Brick, ‘What do you want, Brick?’ And Brick
says to you, ‘I like an Arch.’ And if you say to Brick, ‘Look, arches are expensive, and I can
use a concrete lintel over you. What do you think of that, Brick?’ Brick says, ‘I like an
Arch.’And it’s important, you see, that you honor the material that you use. You can only
do it if you honor the brick and glorify the brick instead of shortchanging it.”

Bagi Louis Kahn, bentuk tidak selalu mengikuti fungsi. Bentuk dapat terbuat
monolithic masonry dan terbentuk dari geometri primer seperti lingkaran penuh, setengah
lingkaran, atau segitiga. Ia membuat keindahan spasial dari komposisi dan bangunan yang
memperlihatkan simbol universal yang kuat. Kahn terkenal membuat gaya bangunan
menjadi sebuah monumental yang melebihi modernisme. Salah satunya adalah dengan
membuat bangunan yang terlihat berat, tidak menyembunikan beratnya, material, atau
perpaduannya. Louis Kahn terkenal sangat teliti dalam bekerja, membuat proposal yang
provokatif. Ia disebut sebagai “America’s foremost living architect”. Selain itu, ia juga
mengadopsi pendekatan back-to-the-basics dan mengembangkannya dengan pergerakan
modern
1.3 Biografi Louis Kahn

Gambar 2. Portrait figur Mario Botta


(Sumber:La Prairie)

Mario Botta adalah seorang arsitek yang lahir di Mendrisio, Ticino, pada 1 April
1943. Perjalanan akademiknya dimulai setelah ia selesai menjadi internship di Lugano.
Mario Botta mengawali pembelajarannya di Sekolah Tinggi Seni di Milan dan kemudian
belajar di Universitas Institute of Architecture di Venice dan menerima gelar
profesionalnya pada tahun 1969. Selama tinggal di Venesia, ia memiliki kesempatan untuk
bertemu dan bekerja untuk Le Corbusier dan Louis I. Kahn. Aktivitas profesionalnya
dimulai pada tahun 1970 di Lugano dan sejak itu Mario Botta memulai kegiatan mengajar
di jenjang kuliah, seminar dan kursus di banyak sekolah arsitektur Eropa, Asia, Amerika
Serikat dan Amerika Latin.
Mario Botta menjabat sebagai profesor tamu di Politeknik Institut Lausanne pada
tahun 1976 dan di Sekolah Arsitektur Yale di New Haven (AS) pada tahun 1987. Pada
tahun 1983 ia diangkat sebagai profesor di Sekolah Politeknik Swiss. Dari 1982 hingga 1987
adalah ia termasuk ke dalam anggota Komisi Federal Seni Rupa Swiss. Dari rumah keluarga
tunggal di Ticino karyanya terdiri dari banyak tipologi bangunan lainnya seperti: sekolah,
bank, gedung administrasi, perpustakaan, museum dan bangunan ibadah.
ISI

2.1 Arsitektur Karya Mario Botta

2.1.1 Evry Cathedral

Lokasi: Évry, Perancis


Tahun:

Perancangan: 1988 – 1992


Pembangunan: 1992 – 1995
Selesai: 1996
Luas tapak: 1.600 m2
Volume: 45.000 m3
Fungsi: Gereja Katolik

Gambar 3. Katedral Évry (sumber:


tumblr.com)

Ulasan Bangunan

Cathedral of the Resurrection, atau yang lebih dikenal umum sebagai Katedral Évry
merupakan satu-satunya katedral di Perancis yang didirikan di abad ke-21. Bangunan ini
didirikan sebagai tempat peribadatan untuk 1.400 orang penganut Katolik di Perancis. Karena
pemerintah tidak mampu membiayai katedral publik sejak Revolusi, tidak banyak upaya untuk
membangkitkan agama Katolik di Perancis. Katedral ini merupakan upaya pertama untuk
meningkatkan kesejahteraan umat Katolik.1 Katedral ini tidak hanya dibangun agar dapat
melayani masyarakat sekitar, namun juga merupakan

Gambar 4. Denah dan tampilan Katedral Évry (sumber: Architectural Poetics -- Mario Botta)

Bentuk katedral ini terdiri dari persegi panjang yang terhubung dengan bentuk
lingkaran yang lebih besar. Secara 3 dimensi, lingkaran berbentuk tabung yang disubtraksi
secara diagonal di bagian atas. Pada bagian atas tabung, terdapat banyak pepohonan untuk
membuat halo hijau yang digantung di langit kota. Volume silindris ini menghilangkan konsep
fasad, melainkan menunjukkan orientasi gereja melalui bagian yang lebih tinggi dan
memperjelas hierarki antara bangunan utama dengan bangunan pendukung katedral[i].

Ulasan Estetika

Sebagai murid dari Louis Kahn dan Le Corbusier, rancangan Botta sangat terpengaruh
oleh keduanya. Namun, semua karya Botta memiliki konotasi spiritual yang kuat, karena ia
mencontohkan bahwa arsitektur merupakan ekspresi dari human memory. Botta
mendefinisikan estetika dalam karya arsitekturnya melalui 8 poin penting dalam setiap
perancangannya, yaitu:

- Importance of the site, city and historical stratification

1
Botta, Mario. Projects: Sacred Spaces [Online]. Tersedia di:
http://www.botta.ch/en/SPAZIO%20DEL%20SACRO?idx=8 (Diakses 28 September 2019)
Menurut Botta, arsitektur bukanlah ‘membangun di sebuah tempat, tetapi membangun
tempat tersebut’. Teritori adalah bagian integral dalam sebuah proyek, dan proyek ini pun
bukan pengecualian.

Gambar 5. Letak Katedral Évry pada Kota Évry (sumber: Google Maps)

Botta menginginkan karyanya untuk dapat merepresentasikan urban fabric dari sebuah
kota di era Medieval. Katedral ini dibangun ketika Évry masih merupakan kota kecil, oleh
sebab itu pada masa kini kota Évry seakan-akan dibangun mengikuti posisi katedral yang
terletak di jalan paling besar, seperti kota-kota pada era Medieval yang terbangun di sekitar
gereja akibat pengaruh agama kuat. Katedral ini dikelilingi oleh kampus, perpustakaan, balai
kota, dan alun-alun kota.
- Light

Pada tahap perancangan yang berlangsung


selama 4 tahun, Botta sering menghabiskan waktu di
tapak untuk memikirkan cara elemen-elemen alam
seperti cahaya masuk ke dalam tapak agar ia dapat
membuat bangunan yang memperlihatkan lingkungan,
bukan memanipulasi elemen alam.

Walaupun dari luar bangunan ini terlihat


‘gelap’, permainan cahaya sangat kentara pada ruang
ibadah utama, dimana altar dibelakangi oleh jendela
setengah lingkaran dan disinari atap metal putih yang
memasukkan cahaya terdifusi kedalam ruangan yang
terlihat paling indah pada waktu-waktu berlangsungnya
kegiatan ibadah.

Gambar 6. Interior dan Potongan Katedral Evry Cahaya yang terdifusi dari bagian atas yang
(sumber: Architecture Poetics - Mario Botta)
memiliki ketinggian lebih dari skala manusia
menyinari ruang ibadah dengan lembut dan menambah kekhusyukan ketika sedang beribadah,
dan juga menyimbolkan keberadaan Tuhan, sedangkan cahaya dari jendela adalah cahaya yang
lebih terang dan memfokuskan pandangan jemaat pada altar di bagian depan.

- Gravity

Volume bangunan yang masif dan simetri pada bangunan menunjukkan stabilitas
struktur, dengan distribusi berat yang seimbang.

- Geometry, symmetry, order


Salah satu karakteristik utama dalam perancangan
Botta adalah simetri dari penggabungan bentuk geometri
sederhana untuk menunjukkan order pada bangunan, seperti
hierarki. Walaupun bentuk bangunan ini tidak sepenuhnya
simetris, tampilan depan bangunan dibuat simetris.

Bentuk geometri sangat menunjukkan hirarki


bangunan, dimana bila dilihat secara 2 dimensi massa
lingkaran yang merupakan inti rancangan terlihat paling besar,
dan secara 3 dimensi juga tidak proporsional dengan massa
lain, di ketinggian 34 meter. Gambar 7. Fasad Katedral Evry
(sumber: botta.ch)

Subtraksi diagonal juga selain menambah keunikan


bangunan dan menjadikannya landmark, juga memberi kesan dominan orientasi vertikal dan
menandakan hubungan ketuhanan yang kuat (hubungan vertikal manusia-Tuhan).

Gambar 8. Gambar kerja Katedral Évry (sumber:Architectural Poetics -- Mario Botta)


- Natural materials

Botta menggunakan bata, material


favoritnya yang jarang digunakan pada
perancangan arsitektur gereja.
Menurutnya, bata merah merupakan
material yang sangat simbolis dan
mewakilkan keempat elemen di bumi,
karena untuk membuat tanah liat
Gambar 9. Eksterior Bata Katedral Evry (Sumber: botta.ch)
diperlukan tanah dan air, yang kemudian
dibakar dan dan dikeringkan. Alasan lain dalam pemilihan bata adalah durabilitasnya yang
dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama. Untuk membangun katedral ini, diperlukan
800.000 buah batu bata yang disusun sedemikian rupa agar menciptakan tekstur geometris,
membuat fasad yang tidak terlihat monoton dan masif.

- Territory of memory, respect of the great past

Pohon-pohon yang membentuk halo juga berkontribusi dalam pencahayaan di dalam


bangunan, walaupun beberapa percaya bahwa makna ditempatkannya pohon di bagian atas
tersebut merupakan sebuah simbolisasi dari mahkota duri Yesus Kristus. Botta sendiri
mengatakan bahwa pohon-pohon tersebut merepresentasikan kehidupan. Struktur dome pada
atrium juga terinspirasi dari gaya gereja era Romanesk abad ke-15 dan 16.

- Ethical meaning of architecture

Walaupun gereja ini merupakan gereja Katolik pertama yang dibangun setelah 150
tahun, banyak warga Perancis yang menentang rancangannya. Rancangan Botta dinilai
menyimpang dari arsitektur klasik bergaya Gothic yang dianggap norma dalam perancangan
gereja di Perancis2. Namun supporter katedral ini mengapresiasi desain katedral yang lebih
modern, karena menganggap bahwa agama Katolik juga berprogres seiring berkembangnya

2
Drozdiak, William. “Evry Cathedral Is Not Everyman’s.” The Washington Post. 22 Mei 1995.
https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1995/05/22/evry-cathedral-is-not-everymans/eb53ac37-dac5-48ce-a6fc-
3d5966116ca2/ . (Diakses 28 September 2019)
zaman.ii Botta sendiri berargumen bahwa rancangannya sudah menyampaikan makna secara
cukup jelas: atap terbuka yang mendekatkan manusia kepada Tuhan dan bata merah yang
mencakup semua elemen. Hal ini menunjukkan bahwa rancangan Botta memiliki sikap yang
progresif dalam perkembangan zaman, namun juga tidak melupakan nilai-nilai dasar dari
agama Katolik. Sebagai seorang arsitek, kita tidak boleh hanya memikirkan soal nilai estetika
bangunan, namun juga nilai etis dari bangunan tersebut, bagaimana ia dapat berdialog dengan
elemen fisik dan sosial di tempat ia berada.

2.1.2 Casa Rotonda

Gambar 10 Casa Rotonda


Sumber : https://www.behance.net/gallery/11914493/Rotonda-House-Mario-Botta

Arsitek : Mario Botta

Tahun : 1980 (dibangun tahun 1981 – 1982)

Luas area : 700 m2


Volume : 1400 m3

Lokasi : Stabio, Ticino, Switzerland

Tipe : rumah

Klien : Liliana & Ovidio Medici

Keunikan Bangunan

Casa Rotonda merupakan salah satu karya Mario Botta yang terkenal dan dipilih
karena keingintahuan dalam menganalisis proses poetic dari mendesain karya tersebut dan
penerapan filosofi arsiteknya yakni Mario Botta.

Dalam proses merancang, umumnya arsitek memulai dengan studi lingkungan dengan
menganalisis dan mencoba memenuhi kebutuhan dari kliennya. Mario Botta menggunakan
metode yang berbeda. Pertama – tama ia memulai dengan penegasan bentuk geometris yang
sederhana yakni lingkaran yang terlihat pada denahnya. Bentuk volumenya adalah tabung
silinder. Langkah awalnya dengan membentuk ruang geometrik (batasan ruang oleh elemen -
elemen arsitektural) pada bangunan yang berfungsi sebagai rumah tersebut.

Pertama - tama dibuat bukaan yang membelah silinder menjadi dua dari atas bangunan.
Bukaan tersebut membelah dari ujung utara ke ujung selatan yang membantu masuknya cahaya
alami dari luar ke dalam bangunan. Cahaya tersebut menerangi bagian dalam rumah seakan
memberikan kesan elemen yang berada di luar bangunan dapat hadir di dalam bangunan.

Bukaan pada ujung selatan ini kemudian bercabang ke kedua sisi membuat bukaan
jendela yang besar untuk memasukan cahaya ke ruang keluarga dan ruang makan pada lantai
pertama. Pada ujung selatan, terdapat apse dari tangga yang berdiri layaknya kolom dari lantai
dasar hingga atap, membuat jendela berada di kedua sisinya. Pada atasnya apse, terbentuk suatu
spiral yang seakan menjadi kepala kolom. Jenis kolom ini adalah sentuhan klasik dari desain
konstruksi bangunan di kota - kota Eropa.
Gambar 11. Jendela (kiri) dan Apse pada Casa Rotonda (kanan)
Sumber : http://www.archimagazine.com/aborotonda.htm & https://www.behance.net/gallery/11914493/Rotonda-
House-Mario-Botta

Mario Botta memegang delapan filosofi yang hadir di setiap karyanya yaitu
importance of the site, the city and the historical stratification, light, gravity, geometry,
symmetry, order, natural material, the territory of memory, respect of the great past, dan
ethical meaning of architecture.3

3
Botta, Mario. Mario Botta Architectti : Philosophy [Online]. Tersedia di: http://www.botta.ch/en/PRINCIPI
(Diakses 28 September 2019)
Lokasi Casa Rotonda berada di tepi utara dari lingkungan perumahan di pinggiran kota
Stabio. Bagian belakangnya terdapat sebuah bukit di mana dapat terlihat kumpulan chalet, gaya
rumah yang banyak terdapat di daerah Alpine, Switzerland. Rumah ini terbuat dari kayu dan
memiliki atap yang lebar dan berat.

Gambar 12. Lokasi Rotonda di utara permukiman


Sumber : https://www.flickr.com/photos/79069903@N00/2112816548

Dari konteks lingkungannya, hal yang perlu dipertimbangkan adalah kode bangunan
yang sudah ditetapkan di peraturan bangunan, proyek pembangunan yang berada dekat kota
tua, jaringan jalan setapak yang berkembang menjadi rute transportasi dan pola dari ladang
serta bukit yang ditutupi oleh kebun anggur.4

Walaupun dalam perancangannya, Mario Botta memulai dari penegasan bentuk, ia


tidak melupakan lingkungan sekitarnya. Ia membayangkan sebuah bangunan yang melingkar,
dilintasi bukaan yang mengiris dari poros utara-selatan berupa celah untuk memasukan cahaya
pada siang hari. Volume bangunan berbentuk silinder yang bagian dalamnya dipotong oleh tiga
level lantai, memberikan ruang - ruang untuk difungsikan. Tujuannya untuk menghindari

4
labolg. 2014. Atlas of Interior : Mario Botta, Casa Rotonda, Stabio, Ticino, Switzerland, 1982 [Online]. Tersedia
di: http://www.atlasofinteriors.polimi.it/2014/03/19/mario-botta-casa-rotonda-stabio-ticino-switzerland-1982 (Diakses 28
September 2019)/
perbandingan dan/atau kontras dengan bangunan disekitarnya. Walau begitu tetap memiliki
hubungan spasial dengan lanskap dan horizon.

Dari filosofi the city and the historical stratification dan respect of the great
past, kota Eropa merupakan salah satu kota dengan model agregasi yang luar biasa lewat
ekspresi tertinggi dari kehidupan sosialnya. Lewat Casa Rotonda, Mario Botta secara implisit
mengkritik arsitektur kapitalisme karena dianggap sebagai produk kreatif yang tidak bermoral
dan tidak disiplin. Ia mengusulkan kembali rancangan yang ‘sopan dan santun’ dan
menampilkan martabat dari sisi tradisional kota – kota di Eropa lewat Casa Rotonda. Hal ini
digambarkan dengan konstruksi yang kokoh dan agung tapi tidak menggunakan elemen kolom,
kepala kolom dan entablature.

Cahaya yang ada dalam perancangan menurut salah satu filosofinya dapat
menghasilkan suatu ruang dan memberi penekanan serta ritme. Casa Rotonda dirancang
dengan skylight pada atapnya yang memakan ¾ dari panjang sumbu utara-selatan. Rancangan
ini memberikan aliran cahaya alami yang konstan mengikuti pergerakan matahari. Terdapat
pula barisan jendela dari lantai ke langit – langit yang terletak di sepanjang fasad utara dan
selatan untuk memaksimalkan cahaya yang masuk dan membiarkan lanskap dari luar masuk
ke dalam ruang. Keadaan ini seakan mengkoneksikan antara ruang luar dan ruang dalam. Pada
sore hari, cahaya buatan berupa lilin yang tempatnya diletakan secara strategis pada dinding
dan lampu gantung menerangi bagian dalam rumah.
Gambar 13. Filosofi cahaya pada Casa Rotonda
Sumber : http://www.archimagazine.com/aborotonda.htm
Ritme yang diberikan dari perancangan ini adalah pencahayaan yang terus – menerus
ke dalam bangunan baik oleh pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Botta mencoba
memasukan apa yang ada di luar ke dalam bangunan dan mengaburkan batasan antara eksterior
dan interior.

Botta terkenal dengan karyanya yang sangat geometris, simetris, dan memiliki order.
Casa Rotonda dengan bentuk silinder dan pembagian sama sisi dari fasad dan denah dapat
langsung ditangkap secara langsung oleh indera bahwa bangunan ini memiliki suatu
keseimbangan dari tatanannya. Denah mengambil bentuk dasar lingkaran dan ruang di
dalamnya dapat dibagi secara simetri melalui garis sumbu yang tertera pada gambar.

Gambar 14. Denah Casa Rotonda


Sumber : https://jordanaj-blog.tumblr.com/post/936824555/project-intensive-20
Tampak dikarenakan silinder secara volume, pada tampak 2D terlihat
bangunan mengambil bentuk dasar segi empat.

Gambar 15. Tampak Casa Rotonda


Sumber : https://jordanaj-blog.tumblr.com/post/936824555/project-intensive-20

Desain rancangan baik dari segi denah, potongan, maupun tampak memenuhi
filosofi geometry, symmetry, order. Bentukan yang dapat terlihat adalah bentukan – bentukan
dasar geometri yakni segi empat, lingkaran dan segitiga.
Gambar 16. Bentukan geometri pada Casa Rotonda
Sumber : https://jordanaj-blog.tumblr.com/post/936824555/project-intensive-20
Struktur yang dipakai adalah bearing wall yang terbuat dari bata, namun telah rusak
dan timbul retakan. Dalam menangani hal ini, Mario Botta mencoba menambahkan sambungan
dan siku logam yang tersembunyi dalam menjaga keseimbangan beton untuk mencapai
ketegangan pada dinding untuk menutupnya. Penyaluran beban dari atas dibagi ke sisi – sisi
dari bukaan di pusat bangunan yang berupa skylight ke tanah sehingga bangunan Casa Rotonda
mencapai kondisi statis.

Material utama pelingkup bangunan yang digunakan adalah semen, bata pada bagian
muka, baja dan kaca, sedangkan material lantai adalah kayu. Pemilihan material ini
dikarenakan mudah didapat pada daerah sekitarnya. Tidak perlu mengimpor suatu bahan dari
luar negeri ke dalam negeri. Botta memanfaatkan material yang bisa didapatnya dan
menciptakan rancangan yang unik dan khas.

Ruang – ruang di dalam Casa Rotonda mewakili filosofi terakhir yakni ethical meaning
of architecture. Tangga yang berada di tengah simetri bangunan memberikan makna sebagai
gerakan desain yang konsisten dengan memotong lantai mulai dari ruang bawah tanah hingga
lantai ketiga dan berakhir pada rupa bentukan kepada kolom di atasnya. Lantai dasar dirancang
sebagai filter antara ruang interior dengan ruang eksterior. Terdapat suatu beranda besar dan
garasi yang mengapit entrance hall dan tangga. Terdapat pula toilet kecil.

Lantai satu dirancang dengan mayoritas aktivitas yang berlangsung pada siang hari.
Tanaman yang ada di dalamnya mendapatkan sinar dari jendela dan skylight pada atrium di
lantai kedua. Meskipun, terdapat open plan, ruang yang difungsikan terdefinisi dengan baik
oleh cahaya dan partisi, sehingga pengguna dapat merasakan batasan - batasan ruang secara
geometrik yang ada didalamnya dengan baik. Ruang tamu dan ruang belajar berada pada salah
satu sisi bukaan dan ruang makan serta dapur di sisi lainnya. Ruang makan dan ruang tamu
memiliki akses yang sama ke balkon yang berlanjut membentuk silinder dari bangunan.

Lantai kedua merupakan area dengan sifat paling privat di Casa Rotonda. Aktivitas di
dalamnya berhubungan dengan tempat beristirahat. Terdapat tiga kamar tidur yang digunakan
oleh klien. Area yang lebih privat memberikan rasa nyaman dan aman bagi penghuni untuk
beristirahat dengan tenang, tanpa merasa terganggu.5 Dari pembagian sifat ruang ini, area lantai
bawah hingga lantai atas bersifat mulai dari publik, semi privat, dan privat. Mario Botta
merancang ruang – ruang dalamnya dengan memperhatikan kebutuhan dari kliennya.
Permainan cahaya yang dimasukan ke dalam ruang dan pengaturan dinding – dinding di
dalamnya memberikan rasa nyaman, sehingga kualitas ruang yang terbentuk di dalamnya dapat
meningkatkan kualitas hidup penggunanya. Jadi kedelapan filosofi dari Mario Botta sendiri
tercermin pada Casa Rotonda dan penerapannya berhasil tersampaikan lewat gubahan massa
dan rancangan desain luar maupun dalamnya yang bersifat geometrik.

Ulasan Estetika pada Karya Casa Rotonda

Ulasan estetika secara singkat dari materi - materi perkuliahan yang pernah dibahas
selama kuliah. Beberapa diantaranya yang dirasa dapat dibahas mengenai ruang geometrik dan
ruang perseptual pada kasus Casa Rotonda. Dari sisi ruang geometrik, Casa Rotonda memiliki
batasan - batasan yang jelas berdasarkan elemen - elemen arsitektural yang melingkupinya.
Elemen - elemen tersebut diantaranya adalah elemen horizontal bawah (lantai, tanah, dsb.),
elemen vertikal (dinding, jendela, pintu, dsb.), dan elemen horizontal atas (atap). Dari ulasan
sebelumnya dibahas bentukan Casa Rotonda yang berupa silinder dengan atap skylight
berbentuk segitiga. Dari sisi ruang perseptual, masuknya cahaya dari jendela dan skulight pada
bangunan memainkan persepsi pengguna di dalamnya. Sebab persepsi adalah hal yang bersifat
subjektif. Mario Botta sendiri merancang jendela dan skylight tersebut untuk memberikan
kesan adanya koneksi antara ruang dalam dan ruang luar dengan memanfaatkan sinar matahari
timur dan sinar matahari barat. Sequence cahaya matahari yang masuk mulai dari pagi hingga
sore, memberikan kesan ruang - ruang di dalamnya terkoneksi oleh waktu dan situasi dari
lingkungan luarnya. Kontras dari keadaan bangunan di siang hari, malam harinya lampu -
lampu di dalam bangunan seakan memberikan cahaya dari dalam keluar.

5
Anonim. WikiArquitectura : Building : Rotonda House [Online]. Tersedia di:
https://en.wikiarquitectura.com/building/rotonda-house/ (Diakses 28 September 2019)
2.2 Arsitektur Karya Louis Kahn

2.2.1 Salk Institute

Arsitek : Louis Kahn

Lokasi : 10010 N Torrey Pines Rd, San Diego, United States

Klien : Jonas Salk

Tahun : 1965

Ulasan Bangunan

Salk Institute adalah pusat riset biologi non-profit di La Jolla, California yang
dirancang oleh arsitek modern Louis Kahn untuk Jonas Salk, seorang pelopor penemuan vaksin
polio. Kompleks Salk Institute terdiri dari 2 bangunan yang saling berhadapan dengan plaza
terbuka di tengahnya, menciptakan ruang terbuka dengan bangunan institute sebagai
boundaries. Plaza ini merupakan perwujudan aksis tegas dari pintu masuk dan Samudera
Pasifik, yang kemudian menjadi ruang ikonik yang membingkai Samudera Pasifik dan
matahari yang terbenam ke dalam lautan luas.

Gambar 17. Ruang plaza Salk Institute yang merupakan aksis tegas dari Samudra Pasifik menuju pintu
masuk kompleks. (Sumber: Brewminate)

Penggunaan material beton ekspos dengan campuran abu volkanik menciptakan


nuansa merah muda pada hasil akhir beton. Lantai pada plaza menggunakan keramik travertine
dengan nada warna yang serupa dengan dinding bangunan. Selain itu furnitur plaza juga
menggunakan nada warna yang disamakan dengan keramik travertine, sehingga keseluruhan
ruang terbuka plaza terbentuk dari warna yang seirama. Dinding jendela kayu jati kemudian
menjadi elemen penting dalam ruang plaza ini.

Gambar 18. Modul dinding jendela yang terbuat dari kayu jati melengkapi material beton dengan nuansa
merah muda yang pudah. (Sumber: Brewminate dan Archdaily

Kemudian sebagai fasad bangunan Kahn menggunakan 203 buah dinding jendela dari
bahan kayu jati prefabrikasi dalam berbagai bentuk, menyesuaikan ruang dalam yang
dibatasinya. Elemen ini menjadi boundaries plaza di tengah kedua bangunan serta penanda
skala manusia pada keseluruhan bangunan. Setiap jendela terdiri dari komposisi jendela geser,
kisi-kisi, serta shutters yang berbeda-beda dan berfungsi untuk mengontrol udara dan cahaya
yang masuk ke dalam ruang dalam.
Gambar 19. Siteplan Salk Institute, menunjukan keterhubungan ruang dalam laboratorium, serta
keterhubungan ruang dalam dengan ruang luar. (sumber: archdaily)

Pada tiap laboratorium di tiap lantai tidak terdapat dinding penyekat, selain untuk
memudahkan komunikasi dan menimbulkan spontanitas dari para peneliti juga untuk
mempermudah pembaharuan-pembaharuan terkait dinamika dunia teknologi dan sains. Antara
ruang dalam dan ruang luar juga terdapat keterhubungan yang kontinu, menciptakan ruang
yang kolaboratif, fungsional, dan simbolik, mengalir dan bertemu dengan aksis tegas di ruang
plaza menuju Samudra Pasifik.

Ulasan Estetika

Dalam perancangan arsitektur Kahn sebagai seorang arsitek modern sekaligus


pengajar arsitektur di beberapa institusi pendidikan memiliki beberapa karakteristik desain
yang berkembang sepanjang perjalanan kariernya sejak 1924. Pada pertengahan kariernya,
Louis Kahn mulai menghindari modernisme ala international style yang pada mulanya sangat
kental terasa pada karya-karya rancangan Louis Khan. Ide dasar arsitektur Louis Kahn
termanifestasi dalam ketuhanan, kemanusiaan dan kealamian, yang kemudian membentuk
esensi konseptual dalam kemonumentalan arsitektur karya Louis Kahn (Ulva, 2016).

Salk Institute adalah karya Kahn pada pertengahan kariernya, yaitu pada tahun
1965. Ide awal dalam perancangan Salk Institute adalah untuk menciptakan suatu lingkungan
kolaboratif dimana peneliti dapat mengeksplor prinsip-prinsip paling mendasar dari nilai-nilai
kehidupan dan mengkontemplasikan segala bentuk implikasi dari penemuan penelitian demi
kebaikan manusia. Untuk merealisasikan visi ini, Salk meminta bantuan Kahn sebagai arsitek
penanggung jawab pembangunan institusi ini.

Gambar 20. Dua bangunan pada kompleks Salk Institute yang saling berhadapan dengan plaza dan
aliran air di tengah; Fasad bangunan dengan beton ekspos dan komponen dinding jendela kayu jati (Sumber:
Brewminate dan archdaily)

Ruang terbuka di Salk Institute yang ‘penuh’ terisi dengan ‘kekosongan’ merupakan
simbolisasi dari lingkungan yang terbuka terhadap kreasi dan inovasi, sedangkan kualitas
simetri yang secara tegas terekspresikan dari keseluruhan komposisi kompleks Salk Institute
menjadi penanda kualitas presisi serta ketepatan logika dari ilmu pengetahuan, khususnya ilmu
sains.

Selain itu celah-celah pada bangunan yang tercipta dari bentuknya memungkinkan
masuknya cahaya ke dalam bangunan, yang mana menurut Kahn cahaya alami adalah salah
satu elemen yang menghidupkan arsitektur, sebagai simbolisasi masuknya cahaya penemuan.
Permainan cahaya alami pun merupakan salah satu ciri khas dari perancangan Louis Kahn dan
banyak ditemui di dalam karya-karyanya. Cahaya alami adalah elemen alam yang akan selalu
berubah, dan dengan menyatunya dinamika alam dengan fisik arsitektur, suatu kualitas dalam
hubungan antara manusia sebagai pengguna arsitektur dan alam pun terbentuk.

Louis Kahn berprinsip bahwa arsitektur harus dapat hadir melebihi peran
fungsional dari suatu bangunan tersebut, dan mampu menciptakan perasaan serta simbolisme
dari nilai-nilai kemanusiaan yang tidak terbatasi oleh dimensi waktu. Karya Kahn ini kemudian
hingga hari ini dianggap sebagai masterpiece dari era arsitektur modern. Sebagai sebuah
bangunan yang keberadaannya dapat melebihi identitas fungsionalnya sebagai pusat riset, Salk
Institute merupakan sebuah lingkungan binaan yang dipenuhi dengan filosofi Salk dan Kahn
mengenai penemuan dan kehidupan, serta kecintaan keduanya terhadap alam dan teknologi,
tersampaikan melalui segala persepsi yang tercipta melalui keberadaan setiap jengkal materi
fisik yang dirancang Kahn.

2.2.2 National Assembly Building

Gambar 21. National Assembly Building (sumber: archdaily)

Arsitek : Louis I. Kahn


Lokasi : Dhaka, Bangladesh
Kategori : Bangunan administrasi publik
Tahun proyek : 1982
Keunikan Bangunan
Pada tahun 1962, Louis Kahn ditunjuk untuk mendesain gedung parlemen yang
terletak di Bangladesh sebagai perwujudan dari keinginan pemerintah Pakistan saat itu.
Rencana awal Louis Kahn mendesain gedung ini sebagai bangunan monumental pemerintahan,
namun Bangladesh menjadi negara yang independen setelah berpisah dengan Pakistan pada
tahun 1971 sehingga Louis Kahn memaknai gedung ini sebagai simbol demokrasi dan
kebanggaan rakyat Bangladesh. Selain itu, Kahn menerapkan konsep hubungan gedung ini
dengan konteks Kota Dhaka yang terkenal akan sungainya dan konsep spiritualitas rakyat
Bangladesh.
Louis Kahn mewujudkan simbol kekuatan pemerintahan yang memiliki konteks lokal
Bangladesh dengan menggunakan material beton berlapiskan marmer putih. Bentuk-bentuk
geometris yang Kahn hadirkan pada fasad bangunan merupakan bagian dari budaya tradisional
rakyat Bangladesh, yaitu penciptaan persilangan antara identitas budaya lama dan baru, juga
berfungsi sebagai area masuknya cahaya ke dalam bangunan. Menurut Kahn, cahaya
merupakan aspek yang penting dalam desain bangunan, cahaya alami membuat bangunan
seperti ‘hidup’.

Gedung ini memiliki bentuk denah dasar bujur sangkar, kemudian dikembangkan
menjadi segi delapan, dengan meletakkan ruang parlemen pada area tengah atau “service” lalu
dikelilingi oleh delapan massa lainnya yang dikiaskan sebagai “servant” dari ruang tengah.
Selain itu, ketinggian ruang parlemen dijadikan paling tinggi dibandingkan kedelapan ruang
yang lain untuk lebih menegaskan hierarki gedung ini.
Gambar 22. Denah National Assembly Building (sumber: archdaily)

Gambar 23. Zoning National Assembly Building (sumber: slideshare.net)


Gambar 24. Perspektif Eksterior National Assembly Building (sumber: nijhoom.com)

Ulasan Estetika pada Karya National Assembly Building


Louis Kahn menghadirkan kesan sense of place yang kuat ke dalam bangunannya
melalui permainan cahaya. Pada gedung ini, permainan cahaya dihadirkan melalui bentuk-
bentuk geometris yang ditampilkan secara void pada fasad. Sebagai ruangan dengan hierarki
paling tinggi, atap parabolic shell pada ruang parlemen berbentuk segi delapan sesuai dengan
bentuk gedungnya. Cahaya masuk dari delapan sisi atap yang menyimbolkan delapan massa
“servant” yang mengelilingi ruang parlemen, dipantulkan ke dinding di bawah atap, lalu masuk
ke dalam ruang parlemen. Hal ini memperkuat pentingnya ruang tersebut di dalam gedung ini.
Penggunaan cahaya yang efisien dan estetik menjadi ciri khas Louis Kahn.

Gambar 25. Ilustrasi Sinar Matahari pada Potongan (sumber: archdaily)


Gambar 26. Parabolic Shell Roof pada Ruang Parlemen (sumber: archnet)
Gambar 27. Cahaya Alami pada Ruang Parlemen (sumber: archnet)

Kahn mewujudkan konsep spiritualitas masyarakat sekitar dengan penerapan cahaya


yang berkonteks spiritual terdapat pada masjid di bangunan ini. Penyebaran cahaya yang
memasuki masjid menciptakan suasana spiritual yang kuat, dimaksudkan untuk meningkatkan
kekhusyukan dalam berdoa.

Gambar 28. Ilustrasi Cahaya pada Masjid (sumber: slideshare)


Gambar 29. Cahaya Alami pada Masjid (sumber: slideshare)

Kahn juga memasukkan unsur danau buatan sebagai bentuk perwujudan konsep
hubungan gedung ini dengan Kota Dhaka, yang berhubungan dengan sungai, untuk
menambahkan efek pantulan cahaya yang masuk ke dalam bangunan menjadi lebih dramatis,
selain untuk mengatur penghawaan alami pada tapak bangunan.
Gambar 30. Danau Buatan pada National Assembly Building (sumber: archdaily)

Louis Kahn menerapkan filosofi mimesisnya dengan memasukkan ‘sense of light’ dan
‘spiritualism’ pada rancangan gedung parlemen ini. Kahn mengarahkan pengguna bangunan
untuk merasakan hierarki yang tercipta pada ruang parlemen dan spiritualitas pada masjid
dengan permainan cahaya yang Kahn masukkan dari atap.

2.3 Kesimpulan

Mario Botta dalam menghasilkan karya-karya arsitekturnya memiliki sebuah ciri rancangan
dengan penghadiran bentuk geometri yang utuh dan jelas. Pengolahan bentuk geometri dari
Mario Botta selalu menghadirkan bentuk geometri yang jelas bentuknya tanpa banyak
mengalami penambahan atau pengurangan bentuk, Mario Botta mendefinisikan estetika dalam
karya arsitekturnya melalui beberapa poin penting dalam setiap perancangannya, yaitu
importance of the site and historical stratification, light, gravity, geometry, simetry, order,
natural materials, territory of memory/ respect of the great past, dan ethical meaning of
architecture. Bangunan Katedral Ervy dan Casa Rotonda memiliki kesan geometri tanpa
mengalami banyak pengolahan bentuk dan secara keseluruhan menggunakan bahan bangunan
yang apa adanya, spontan, serta selalu terekspos tanpa adanya polesan terhadap bahan
bangunan yang digunakan.

Melalui jabaran ulasan di atas, karya arsitektur karya Louis Kahn merupakan
pencarian Kahn akan sebuah esensi dalam arsitektur dari pengaruh, ide, inspirasi hingga
pada penciptaan desain. Esensi konseptual arsitektur karya Louis Kahn memiliki
keterhubungan yang saling mempengaruhi antara teori, konsep, metoda dan deain itu
sendiri. Di dalam arsitektur karya Louis Kahn, terdapat manifestasi-manifestasi seperti
ketuhanan dan kemanusiaan yang diterjemahkan ke dalam bahasa bentuk, yang juga
merupakan manifestasi arsitektur dalam sebuah esensi konseptual arsitektur karya Louis
Kahn. Esensi ini dihadirkan Louis Kahn melalui sense of place yang kuat dalam
bangunannya melalui permainan cahaya matahari, void, dan bentukan bukaan di
bangunan Salk Institute dan National Assembly Building. Selain itu, Louis Kahn juga
memainkan keindahan melalui material yang digunakan, contohnya penggunaan beton
dengan campuran abu vulkanik pada dinding fassad Salt Institute yang menghasilkan efek
visual dan sense tersendiri bagi pengguna bangunan.
Daftar Pustaka

Inside the Conservation Work at the Salk Institute, Louis Kahn’s


Masterpiece, https://brewminate.com/inside-the-conservation-work-at-
the-salk-institute-louis-kahns- masterpiece/

Jencks, Charles: The Language of Postmodern, 1980. London,


Academy Edition Framton, Kenneth: Mario Botta

Latour, Alesandra. 1991. Louis I. Kahn: Writing, Lecturers, Interview. Rizzoli: New
York.

Mario Botta, Architechture and Memory,


https://www.archdaily.com/472903/mario-botta- architecture-and-memory

Mario Botta’s Project, http://www.botta.ch/en/SPAZIO%20DEL%20SACRO

National Assembly Building of Bangladesh / Louis Kahn,


https://www.archdaily.com/83071/ad- classics-national-assembly-building-of-
bangladesh-louis-kahn

Anda mungkin juga menyukai