A. PENDAHULUAN
Secara
umum
konservasi
mempunyai
arti
pelestarian
yaitu
tersebut
menimbulkan
kekhawatiran
dan
kalau
tidak
memberikan
peluang
bagi
generasi
penerus
untuk
arkeologis.
Konsep
yang
statis
tersebut
kemudian
1883,
hampir
seangkatan
dengan
selesainya
pembangunan
Republik
Indonesia
(LVRI)
Aceh,
serta
kantor
Persatuan
Gambar c.1.
bersejarah
peninggalan
penjajah,
dan
sempat
jadi
museum mini.
D. TAMPAK DAN VISUAL GEDUNG JUANG
Kondisi gedung ini walaupun sudah tua namun sangat baik. Pohonpohon dengan rindangnya tumbuh dihalaman gedung ini. Di atas pintu
masuk, tertulis Udep Saree Matee Sjahid slogan penabuh semangat
perang rakyat Aceh yang dalam bahasa Indonesia artinya hidup bersatu
Cat pada dinding terlihat rapi dari kejauhan, namun apabila di amati
dengan baik, terdapat lumut dan retak pada dindingnya
Bentuk jendela pada gedung ini sangat unik, besar dan berbentuk
persegi. Daun jendela masih bisa difungsikan dengan baik. Dari jendela
kita dapat melihat sekeliling eksterior Gedung Juang. Terdapat makam
Sultan Iskandar Muda di bagian kiri gedung ini, makam yang terjaga
kerapian nya dan juga megah. Pada tahun 1536 beliau menghembuskan
nafas terakhir dan di semayamkan di kompleks Gedung juang ini. Tidak
Hanya makam Sultan Iskandar Muda, di dalam kompleks ini juga terdapat
Makam Kandang Meuh dan juga Makam Keluarga Kerajaan di bagian kiri
gedung.
konstruksi
bangunan
ini
menggunakan
kuda-kuda
kayu,
aset sejarah. Penggunaan material yang serupa atau mirip dengan aslinya
merupakan tantangan dalam konservasi, ini dilihat dari bahan dan jenis
material yang digunakan berbeda.
Semoga kedepannya Gedung Juang Banda Aceh menjadi salah satu
situs sejarah yang mulai dilirik masyarakat Aceh dan bisa dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya tanpa merusak nilai dan cerita dibalik kokohnya
gedung itu.semakin hidup dan terpelihara, semakin banyak wisatawan
yang
berkunjung
ke
bangunan
bersejarh
ini,
semakin
meluasnya
mempelajari
bangunan tersebut.
sejarah
dibalik