Anda di halaman 1dari 4

KEBHINEKAAN GLOBAL ARSITEKTUR GEDUNG SATE /

GOUVERNEMENTS BEDRIJVEN
Paulus Alesandro
231910089

Abstrak
Gedung Sate merupakan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di
Bandung. Museum Gedung Sate diresmikan pada tanggal 8 Desember 2017. Museum ini
dibangun untuk masyarakat yang antusias ingin mengetahui sejarah dari Gedung Sate yang
dikarenakan keterbatan akses untuk masuk kedalam Gedung Sate yang merupakan pusat
pemerintahan provinsi Jawa Barat. Di dalam museum ini terdapat benda-benda bersejarah
dan informasi mengenai proses pembangunan dan sejarah serta perjuangan para pahlawan
dalam membangun dan mempertahakan Gedung Sate. Didalam Museum Gedung Sate
diberlakukan sistem museum tour, dimana pengunjung harus mengikuti tour yang di berikan
pihak museum dengan mengunjungi setiap ruangan atau zona dengan ditemani oleh salah
satu tour guide sebagai pemandunya. Ruangan atau zona tersebut diantaranya adalah zona
pengenalan, zona eskplorasi, audiovisual dan zona interaksi.
Di dalam museum Gedung Sate terdapat berbagai macam teknologi seperti ruangan
audio visual, augmented reality, virtual reality dan architarium, adanya teknologi yang terus
berkembang membuat museum Gedung Sate dalam mengedukasi pengunjung mengenai
historical kota Bandung tidak hanya melalui tulisan, gambar, namun juga terdapat film dalam
bentuk digital dengan adanya teknologi tersebut dapat membuat para pengunjung lebih
memahami mengenai historical kota Bandung karena pada dasarnya museum Gedung Sate ini
dibangun sebagai bentuk pelayanan untuk masyarakat yang ingin mengetahui kota Bandung
khususnya Gedung Sate.
Pendahuluan
Sebuah bangunan tua peninggalan masa kolonial Belanda yang terletak di jalan
Diponegoro Bandung kerap menarik perhatian orang – orang yang lewat karena memiliki
keunikan tersendiri. Gedung yang memiliki ciri khas berupa ornamen yang berbentuk seperti
tusuk sate yang terdapat pada menara sentralnya ini sudah sejak zaman dulu menjadi salah
satu ikon bersejarah dan bangunan khas kota Bandung, yang dikenal secara nasional.
Dinamakan Gedung Sate, gedung ini sekarang berfungsi sebagai gedung tempat
pemerintahan Pusat Jawa Barat dan seringkali menjadi tempat berbagai festival seni serta
kegiatan lainnya. Gedung Sate semenjak tahun 1980 dikenal dengan sebutan Kantor
Gubernur alasannya yaitu sebagai sentra acara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang
sebelumnya Pemerintahaan Provinsi Jawa Barat menempati Gedung Kerta Mukti di Jalan
Braga Bandung.
Ruang kerja Gubernur terdapat di lantai II bersama dengan ruang kerja Wakil
Gubernur, Sekretaris Daerah, Para Assisten dan Biro. Saat ini Gubernur di menolong oleh
tiga Wakil Gubernur yang menangani Bidang Pemerintahan, Bidang Ekonomi dan
Pembangunan, serta Bidang Kesejahteraan Rakyat, seorang Sekretaris Daerah dan Empat
Asisten yaitu Asisten Ketataprajaan, Asisten Administrasi Pembangunan, Asisten
Kesejahteraan Sosial dan Asisten Administrasi. Namun tidak seluruh Asisten menempati
Gedung Sate. Asisten Kesejahteraan Sosial dan Asisten Administrasi bersama staf menempati
Gedung Baru.

Pembahasan
Gedung Sate ini memiliki sejarah panjang yang sudah ada sejak masa Kolonial
Belanda. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada 27 Juli 1920 yang dihadiri oleh Johanna
Catherina Coops yang merupakan putri tertua Wali Kota Bandung dan B. Coops serta
Petronella Roelofsen yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia. Perancang gedung
bersejarah ini dilakukan oleh beberapa arsitek Ir. J. Gerber dari Fakultas Teknik Delft
Nederland, Ir. Eh. De Roo, dan Ir. G. Hendriks, dan dari Gemeente vna Bandoeng. Selain
menonjolkan unsur tradisional nusantara, Gedung Sate ini juga mengadopsi beberapa aliran
arsitek pada beberapa bagian gedung ini. Desain jendela mengusung konsep Moor Spanyol.
Gedung ini menggunakan model Rennaisance Italia, model atap mengadopsi unsur Asia
seperti Pura di Bali dan Pagoda di Thailand. Ornamen batu yang ada di gedung ini juga
sering disebut-sebut sebagai adopsi dari arsitektur Candi Brorobudur. Akulturasi itulah yang
membuat Gedung Sate Bandung ini menjadi sangat indah dan kaya akan nilai budaya.
Pembuatan gedung ini dilakukan oleh 2.000 pekerja dan 150 orang pemahat yang
berasal dari berbagai kawasan di sekitar Bandung. Pembangunan berlangsung selama 4 tahun
dan selesai pada September 1924. Awalnya gedung ini digunakan untuk aktivitas Departemen
Lalu Lintas dan Pekerjaan umum hingga pernah menjadi pusat Pemerintahan Hindia Belanda
di Bandung. ada 3 Desember terjadi peristiwa bersejarah di gedung ini yaitu adanya korban
yang jatuh sebanyak 7 orang karena ingin mempertahankan Gedung Sate ini dari pasukan
Gurkha. Untuk mengenang 7 pemuda tersebut, maka dibuatlah tugu batu yang ada di halaman
belakang Gedung Sate. Kemudian pada 3 Desember 1970 atas perintah dari Menteri
Pekerjaan Umum, tugu tersebut akhirnya dipindah ke halaman depan gedung tersebut. Sejak
1980, Gedung Sate Bandung ini disebut juga sebagai Kantor Gubernur karena menjadi pusat
pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1977, dibangun gedung baru yang masih
bergaya ala Gedung Sate yang digunakan khusus bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi
Jawa Barat untuk bertugas dan menjalankan fungisnya. Hingga saat ini Gedung Sate tak
pernah sepi pengunjung, baik wisatawan dari dalam atau luar negeri pasti menyempatkan diri
datang ke gedung ini saat berada di Bandung.

Kesimpulan
Gedung Sate/ Gouvernements Bedrijven dengan ornamen khas itu yang tampak
seperti tongkat sate, telah menjadi bangunan penting bagi kota Bandung untuk waktu yang
lama. Tidak hanya bagi warga Bandung atau Jawa Barat, tetapi orang di seluruh Indonesia
mengakui gaya bangunan yang telah menjadi contoh bagi beberapa bangunan lainnya di Jawa
Barat. Gedung Sate kini telah menjadi salah satu tempat wisata di kota Bandung. Gedung sate
memadukan keindahan arsitektur antara timur dan barat. Pada dinding fasade depan Gedung
Sate terdapat ornamen berciri tradisional, seperti pada bangunan candi-candi Hindu.
Sedangkan ditengah-tengah bangunan induk Gedung sate, tegak berdiri menara dengan atap
tersusun atau yang disebut "tumpang", seperti Meru di Bali atau atap Pagoda. Di bagian atas
atap, ada bagian yang menjulang menyerupai tusukan sate. Secara populer, rakyat memberi
nama gedung itu "gedung Sate". Bangunan menjadi unik bentuknya, karena merupakan
eksperimen dari pencarian sebuah identitas arsitektur tradisional Indonesia dengan kemahiran
konstruksi barat.
Lampiran – Lampiran

Anda mungkin juga menyukai