Anda di halaman 1dari 5

Hidup Harmoni Dalam Keberagaman Antar Umat Beragama

Paulus Alesandro
231910089

Abstrak
Indonesia merupakan Negara yang besar dan didalamnya terdapat beberapa agama,
diantaranya agama Islam, Kristen, Hindhu, Budha, dan berbagai macam keyakinan lokal
lainnya. Dengan demikian, toleransi dalam beragama merupakan sebuah keniscayaan untuk
menjamin stabilitas sosial dari paksaan ideologis maupun berupa bentrokan fisik dalam
masyarakat. Perbedaan agama seharusnya untuk saling mengakui, saling menghormati, dan
bekerja sama dalam kebajikan. Bukan sebaliknya perbedaan keyakinan agama menjadi faktor
pendorong untuk saling menjatuhkan, saling merendahkan, atau mencampuradukkan antar
agama yang satu dengan yang lain. Bangsa Indonesia sejak dulu, sekarang, dan yang akan
datang terus majemuk, plural, dan beranekaragam. Harapan yang selalu disampaikan adalah
bangsa Indonesia selalu utuh, bersatu, demokratis, adil, makmur tanpa diskriminasi, sejalan
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. kerukunan beragama adalah keadaan hubungan antar
umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam
pengamalan ajaran agama serta kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat. Eksistensi
kerukunan ini sangat penitng, di samping karena merupakan keniscayaan dalam konteks
perlindungan hak asasi manusia (HAM), juga karena kerukunan ini menjadi prasyarat bagi
terwujudnya integrasi nasional, dan integrasi ini menjadi prasyarat bagi keberhasilan
pembangunan nasional.
Pendahuluan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk (pluralistik society),
Kemajemukannya tersebut antara lain ditandai oleh berbagai perbedaan, baik perbedaan
kehidupan politik, sosial, budaya, suku bangsa, adat istiadat maupun agama.1 Salah satu fakta
yang tidak dapat kita pungkiri dalam kehidupan sosial adalah keragaman agama yang dipeluk
oleh masyarakat. Memeluk suatu agama adalah meyakini suatu agama. Setiap orang memiliki
kebebasan memeluk suatu agama dan menjalankan ibadat menurut agama dan kepercayaan
yang diyakininya. Kita tidak dibenarkan memaksakan suatu agama kepada seseorang.
Seseorang memutuskan memeluk suatu agama atas dasar kemerdekaan pribadi yang
dikaruniakan oleh Allah Swt sejak ia lahir atas dasar Negara kita yang berdasarkan Pancasila
diperincikan lagi ke dalam Undang-Undang Dasar yang disebut UUD 1945 Pasal 29 ayat (2)
yang berbunyi : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu”
Pernyataan ini mengandung arti bahwa keanekaragaman pemeluk agama yang ada di
Indonesia diberi kebebasan untuk melaksanakan ajaran agama sesuai dengan keyakinan
masing masing. Kebebasan yang demikian harus dilakukan agar tidak mengganggu dan
merugikan umat yang beragama lain, karena jika hal tersebut terjadi akan membawa akibat
yang dapat menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Pembahasan
Sebagai negara berdasarkan Pancasila yang mengakui kebhinekaan, dalam hal ini
pemerintah berkewajiban menjamin terwujudnya kebebasan beragama, sebagaimana
diamanatkan oleh UUD 1945. Dinyatakan bahwa kebebasan sepenuhnya merupakan prinsip
yang dijamin oleh negara. memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa Indonesia.
Nilai-nilai agama harus mampu memberikan motivasi positif dan menjadi fokus seluruh
kegiatan pembangunan di Indonesia. Regulasi dan kerjasama antar umat beragama mutlak
dibenahi. Namun, masalah hubungan antaragama adalah masalah yang sangat sensitif.
Banyak kejadian yang terkadang berujung pada permusuhan dan perusakan aset negara
didorong oleh isu-isu terkait hubungan antaragama (bersama dengan faktor lain yang sering
disebut SARA, suku dan golongan). Praktis semua kelompok agama mengajarkan kerukunan
antar umat dan antar umat beragama. Kerukunan antar umat beragama dan pemerintah sangat
dibutuhkan untuk menciptakan stabilitas nasional dalam rangka pembangunan bangsa.
Kerukunan ini harus didukung oleh kerukunan antarumat beragama dan antaragama.
Mewujudkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia merupakan tugas bersama seluruh
umat beragama di Indonesia dan pemerintah. Individu dan kelompok umat beragama yang
senantiasa bersinggungan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki kepentingan yang
beragam, memiliki pemahaman yang tepat dan akurat tentang pentingnya kerukunan dalam
kehidupan beragama bagi kepentingannya, perlu dilakukan.

Hukum Indonesia secara eksplisit melindungi kebebasan beragama dari enam agama
yang diakui negara: Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu, dan Konghucu. Namun, pemeluk
agama selain enam agama resmi tetap mendapat jaminan penuh berdasarkan Pasal 29(2)
UUD 1945, selama tidak melanggar hukum Indonesia.

Perundang-undangan Kerukunan dan Toleransi antar Umat Beragama:


1. Pancasila
Dasar kerukunan hidup antar umat beragama dapat dilihat dalam pedoman penghayatan dan
pengalaman pancasila sebagai tertuang dalam Tap MPR No.II/MPR/1978 (MUI, 1988: 33).
Selanjutnya dapat dilihat pula dalam butir-butir pengalaman sila pertama Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945 Kerukunan dan Toleransi antar umat beragama terdapat
dalam pasal 29 ayat 1 dan 2, UUD 1945.
3. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBNH)
Kerukunan dan toleransi antar umat beragama dalam GBNH disebutkan dalam Tap MPR
No.II/MPR/1988, Bab IV huruf D, angka 1 ayat b dan ayat f.
4. Undang-Undang dan Peraturan lain.
Perundang-undangan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama adalah: UU
No.1/PNPS/1965 tanggal 15 Januari 1965, tentang pencegahan Penyalahgunaan atau
penodaan Agama

Kesimpulan
Begitu pentingnya hidup antar umat beragama adalah terciptannya kehidupan
masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling bermusuhan agar agama menjadi
pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan
negara. Dalam Surat Keputusan (SK) Kapolri No Pol: Skep/702/IX/2005 tentang sebutan,
penggunaan pakaian dinas seragam Polri dan PNS Polri, Jilbab hanya diperuntukkan bagi
Polwan yang berdinas di Polda Nanggroe Aceh Darussalam, Namun ada dasar hukum yang
menjamin kebebasan beragama di Indonesia ada pada konstitusi kita, yaitu Pasal 28E ayat (1)
Undang- Undang Dasar Tahun 1945 (“UUD 1945”). Sebagai Negara yang berlandaskan
pancasila yang mengakui keragaman, maka pemerintah berkewajiban dalam hal ini untuk
menjamin terciptannya kebebasan beragama, sebagaimana yang telah diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi mengamatkan bahwa kebebasan beragama itu
dijamin penuh oleh Negara sebagai bagian dari prinsipnya.

Lampiran-Lampiran

Anda mungkin juga menyukai