Anda di halaman 1dari 3

Gambar 1.

Kantor Gubernur Jabar(Gedung Sate) Kota Bandung Fujifilm X-A10, M, 1/5, f/22, ISO 200

Gedung Sate
BANDUNG, QNEWS – Masyarakat Jawa Barat tentunya sudah tidak asing lagi
dengan bangunan yang satu ini. Bangunan yang saat ini difungsikan sebagai Kantor
Gubernur Jawa Barat dijuluki dengan nama Gedung Sate. Penamaan tersebut
dikarenaan simbol iconic yang berada di puncak menara tersebut tampak layaknya sate,
yang enam buah jambu air yang ditusuk menggunakan tusuk sate, sehingga berbentuk
seperti itu. Mengutip dari artikel Pikiran Rakyat Info, keenam ornamen tersebut
melambangkan modal awal pembangunan gedung itu sebesar enam juta gulden.
Mengutip artikel yang sama, semula, gedung ini disebut Gedung Hebe, yang diserap
dari singkatan GB atau Gouvernements Bedrijven dari bahasa Belanda. Namun sejak
1960-an, masyarakat Bandung dan sekitarnya memberi nama Gedung Sate.

Gedung sate merupakan gedung yang memiliki gaya arsitektur New Hindia Style, yaitu
gaya arsitektur yang digunakan di Indonesia antara akhir abad ke-19 sampai sebelum
Perang Dunia ke-2 pada abad ke-20. Gedung Sate sendiri memiliki bentuk bangunan
persegi panjang dengan garis tengah/ sumbu yang menghadap ke Gunung Tangkuban
Parahu. J. Berger adalah “otak” dalam penciptaan Mahakarya kebanggaan masyarakat
Jawa Barat ini. Dalam proses penciptaannya, beliau dibantu oleh dua orang desainer
lainnya, yaitu Eh De Roo dan G. Hendriks. Konstruksinya sendiri dimulai pada 27 Juli
1920 dan selesai pada September 1924, yang berarti, pembangunan ini menghabiskan
waktu kurang lebih 4 tahun. Mengutip medcom, arsitektur Gedung Sate menyerupai
bangunan Italia di zaman Renaissance.

Mengutip dari Pikiran Rakyat Info, Gedung Sate memiliki luas lahan 27.990.859 m2
dan luas bangunan 10.877.734 m2 (lantai dasar : 3.039.264 m2 ; lantai 1: 4.062.533
m2 ; teras lantai 1: 212.976 m2 ; lantai 2 : 3.023.796 m2 ; teras lantai 2: 212.976 m2 ;
menara: 121 m2 ; teras menara: 205.169 m2 ). Sebelum difungsikan sebagai pusat
Pemerintahan Jawa Barat pada 1982, Gedung Sate yang memiliki luasan seperti itu
memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan Jawatan Pekerjaan Umum. Setelah fungsi
tersebut berubah, Gedung Sate pun seringkali disebut sebagai Kantor Gubernur, karena
semua kegiatan Gubernur berpusat disana.

Sebagai usaha untuk mengenalkan lebih jauh tentang Gedung Sate ini, pada 8
Desember 2017, Pemerintah yang kala itu dipimpin Ahmad Heryawan meresikan
pendirian Museum Gedung Sate. Museum ini merupakan museum inovatif yang benar-
benar memanfaatkan teknologi canggih pada setiap objek di dalamnya, yang membuat
pengunjung betah berlama-lama disana. Saat memasuki museum tersebut, pengunjung
akan disuguhi dinding history dari pendirian Gedung Sate tersebut dan orang-orang
yang terlibat dalam pendiriannya, miniatur gedung yang dapat terbuka secara otomatis
memperlihatkan bagian dalam dari gedung tersebut, bioskop mini untuk pemutaran
video sejarah pembangunan Gedung Sate, dan masih banyak lagi. Kita pun dapat
mencoba kacamata VR (Virtual Reality), dimana seakan-akan kita menaiki sebuah
balon udara dan menjelajahi kawasan Gedung Sate dari udara, sehingga kita dapat
melihat penampakan gedung tersebut dari atas. Pada waktu-waktu tertentu, pengunjung
diizinkan untuk mengunjungi menara gedung tersebut dan pengunjung akan disuguhi
pemandangan luar biasa Kota Bandung dari atas sana. (RIZQI. 170204160025)
Sumber:

_______________.(museumgedungsate.org, diakses pada 11 Maret 2019, pukul 19.13


WIB)

______________. (http://info.pikiran-rakyat.com/?q=direktori/pemprov/kota-
bandung/gedung-sate, diakses pada 11 Maret 2019, pukul 19.10 WIB)

Haryunani, Kesturi. 2014, Menikmati Bandung dari Puncak Gedung Sate.


(https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/GNlxV6BN-menikmati-bandung-
dari-puncak-gedung-sate, diakses pada 11 Maret 2019, pukul 19.25 WIB)

Ridwan, Muhammad Fauzi. 2017. Aher Resmikan Museum Gedung Sate.


(https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/pemprov-
jabar/p0n6wm384/aher-resmikan-museum-gedung-sate, diakses pada 11 Maret
2019, pukul 19.45 WIB)

Anda mungkin juga menyukai