Abstrak
Smart City merupakan salah satu strategi pembangunan dan manajemen kota yang masih baru. Konsep ini
muncul dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Smart city adalah konsep
kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai kegiatan masyarakat serta memberikan kemudahan
mengakses informasi kepada masyarakat. Konsep ini menekankan pada tiga konsep, pertama, sebuah
konsep yang diterapkan oleh sistem pemerintahan daerah dalam mengelola masyarakat perkotaan, kedua
mensyaratkan pengelolaan daerah terhadap segala sumber daya dengan efektif dan efisien dan ketiga smart
city diharapkan mampu menjalankan fungsi penyedia informasi secara tepat kepada masyarakat dan
mampu mengantisipasi kejadian yang tak terduga.
Fokus penelitian ini berada di Kota Bandung yang mana kota Bandung telah memenangkan ajang Smart
City Award 2015 yang diadakan oleh majalah Asia’s Tech Ecosytem. Mengingat bahwa konsep Smart City
ini masih terus berkembang dalam proses pembangunan dan pengelolaan kota di Kota Bandung maka perlu
dilakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan melakukan wawancara dan
studi literatur yang mana hasilnya dapat diketahui bahwa sosialisasi mengenai Smart City yang belum
merata, infrastruktur yang belum memadai, kurangnya pemahaman aparatur mengenai Smart City dan
Sistem Operasional Prosedur hanya mengacu pada Roadmap Walikota Bandung.
Abstract
Smart City is one of the development and management strategies that can be implemented in the new city. Smart city is
a smart city concept designed to help various community activities and provide easy access to information to the public.
This concept emphasizes on three concepts, first, a concept applied by the local government system in managing urban
society, the second, a concept that required the management of the region against all resources effectively and efficiently
and the the last is smart city is expected to be able to carry out the information provider function appropriately to the
community and be able to anticipate unexpected events. The focus of this research is in Bandung City which has won
the event of Smart City Award 2015 held by Asia's Tech Ecosytem magazine. Given that the concept of Smart City is
still growing in the process of development and management of cities in Bandung then it is necessary to do a research
about this subject. This study uses descriptive analysis by conducting interviews and literature studies, which from the
results it can be seen that the socialization of Smart City has not spread evenly, there are still problems related
inadequate infrastructure, lack of apparatus understanding about Smart City and Operational System Procedures that
only refers to Roadmap Mayor of Bandung .
126
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
kebijakan inovasi, Pemerintahan Daerah mengacu Saat ini Kota Bandung memiliki Dewan
pada prinsip: peningkatan efisiensi; perbaikan Pengembangan Bandung Kota Cerdas atau biasa
efektivitas; perbaikan kualitas pelayanan; tidak ada disebut dengan Dewan Smart City. Dewan tersebut
konflik kepentingan; berorientasi kepada terdiri dari berbagai elemen yang ada di
kepentingan umum; dilakukan secara terbuka; masyarakat Kota Bandung maupun pemerintah
memenuhi nilai-nilai kepatutan; dan dapat Kota Bandung.
dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk Untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota
kepentingan diri sendiri. berlabel Smart City tidaklah mudah, sehingga
Dengan berkembangnya media dan teknologi, dalam Implementasi Kebijakan Smart City masih
kini Bandung sebagai Kota yang pertumbuhannya banyak permasalahan yang dihadapi oleh
semakin tinggi membutuhkan sistem perkotaan Pemerintah Kota Bandung seperti yang terlihat
yang lebih mumpuni. Untuk itu , dizaman yang dalam Gambar berikut :
serba digital ini, kemampuan pengawasan dari
pihak Pemerintah Kota perlu diupgrade .Dengan
adanya pengawasan kota secara realtime sehingga
mampu memecahkan masalah secara efektif dan
efisien. Dala m mengatasi hal tersebut
Pemerintah Kota tengah mengembangkan suatu
konsep pengawasan dengan adanya Bandung
Smart City, dimana semua Dinas di Pemerintah
Kota Bandung terawasi dengan baik.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo
Kumolo menginginkan agar setiap daerah
menerapkan konsep ‘Smart City’ atau kota cerdas
untuk menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA).
Dikutip dari laman smartcityindonesia.org,
sebuah kota bisa dikatakan smart apabila kota
tersebut benar-benar dapat mengetahui keadaan Sumber : Data Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Bandung, 2016.
kota didalamnya, memahami permasalahan
tersebut secara lebih mendalam, hingga mampu
Gambar 1
melakukan aksi terhadap permasalahan.
Problem Smart City di Kota Bandung
Smart City atau kota cerdas didefinsikan
sebagai sebuah konsep pengembangan dan
Permasalahan pertama terkait komunikasi,
pengelolaan kota dengan pemanfaatan Teknologi
yaitu sosialisasi yang dilakukan Pemerintah kota
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk
Bandung belum merata di setiap wilayah daerah
menghubungkan, memonitor, dan mengendalikan
serta kebijakan tersebut belum seluruhnya
berbagai sumber daya yang ada didalam kota
diterapkan oleh kabupaten / kota .
dengan lebih efektif dan efisien untuk
Padahal Sosialisasi mengenai Smart City telah
memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta
dilakukan oleh Pemerintahan Kota Bandung salah
mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
satunya dengan diadakannya Smart City Forum
(Prof. Suhono Harso Supangkat dkk)
yang dilaksanakan di Ballroom Trans Luxury Hotel
Di bawah kepemimpinan Walikota Ridwan
Bandung, Jumat 2 September 2016 oleh Bapak
Kamil, kota Bandung sangat serius membawa
Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung. Smart
jargon Smart City. Dengan lebih dari delapan juta
City Forum yang dihadiri oleh 38 kepala daerah
orang penduduk, Bandung adalah kota terbesar
dan perwakilan dari 76 Kabupaten/kota se-
ketiga di Indonesia, di bawah Jakarta dan
Indonesia.
Surabaya. Populasi penduduknya yang muda dan
Dalam rangka mendukung penerapan Smart
melek teknologi semakin mendukung ekosistem
City di daerah, Kota Bandung telah menghibahkan
teknologi di Bandung. Menurut Ridwan Kamil, 60
9 aplikasi untuk memudahkan pelayanan di
persen warga Bandung berusia di bawah 40 tahun
masing-masing daerah. Namun dalam
yang merupakan usia produktif untuk bekerja.
pelaksanaannya kebijakan Smart City belum
Bandung juga merupakan kota dengan basis
seluruhnya diterapkan oleh beberapa wilayah
pengguna Twitter terbesar keenam di dunia.1
daerah di Bandun , karena berbagai kendala yang
1 dihadapi . Salah satunya faktor infrastruktur di
(Diakses dari
daerah yang belum memadai , seperti masalah
https://lestarinurbudi.wordpress.com/2016/06/08/ban
kabel jaringan ( koneksi ) yang saat ini masih
dung-smart-city/a).
127
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
belum merata secara keseluruhan di beberapa Namun hingga saat ini masih ada beberapa hal
daerah di kota Bandung. Untuk itu Pemerintah yang sulit untuk diubah, terutama hal terkait
Kota Bandung saat ini berupaya mengatasi perilaku. Salah satu contohnya adalah perilaku
permasalahan tersebut dengan memperbaiki birokrasi. Misalnya, dalam hal perizinan, masih
infrastruktur jaringan melalui pembangunan banyak aparat Pemerintah Kota yang bekerja
daktin ,yaitu penurunan kabel-kabel listrik melalui terlalu lamban.Sehingga, Walikota yang harus
pipa ke dalam bawah tanah serta membuat MCF turun tangan sendiri ke lapangan untuk sidak.
(microcellful), gunanya untuk penyebar sinyal Perilaku birokrasi sangat berpengaruh dalam
HandPhone. Pembangunan dakting dilakukan membangun sebuah Kota yang Smart, sehingga
untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam pelaksanaan program Smart City
masyarakat dalam mengakses pelayanan serta menjadikan kota yang efisien untuk masyarakat,
memperindah estetika tata ruang kota agar terlihat kota yang layak tinggal, pelayanan publik terjadi
rapi. dengan baik, tingkat perekonomian tinggi, serta
Selain itu, sosialisasi yang belum merata di tingkat infrastruktur kota tertata dan rapih. Untuk
setiap wilayah daerah disebabkan oleh masyarakat itu Pemerintah Kota Bandung ingin mewujudkan
yang belum melek teknologi . Masih banyak itu semua dengan membangun Smart People
masyarakat yang tidak tahu teknologi bahkan sebagai penunjang Smart City.Namun, Untuk
jarang mengakses internet maupun media lainnya menjadikan Smart People itu tidaklah mudah
sehingga informasi tidak tersampaikan. Padahal sehingga Walikota Bandung terlebih dahulu
berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota membangun Smart Government karena
Bandung untuk mensosialisasikan Penerapan pemerintah sebagai implementor dalam Smart
Smart City di masyarakat yaitu melalui berbagai City.
media seperti, media cetak, online, radio, TV. Permasalahan terakhir mengenai struktur
Seperti yang dipaparkan Wali Kota Bandung Birokrasi, untuk melaksanakan suatu kebijakan
Ridwan Kamil, dia menjelaskan, Pemerintah Kota para pelaksana kebijakan harus mengetahui dan
telah berupaya membuat masyarakat Bandung memahami apa yang harus dilakukan dalam
melek internet dengan menyediakan jaringan melaksanakan suatu kebijakan. Namun dalam
internet gratis di seluruh penjuru Bandung. Tidak pelaksanaannya belum semuanya memahami
hanya itu, menurutnya, saat sudah melek internet, kebijakan yang dibuat, sehingga Pemerintah Kota
Pemerintah Kota Bandung akan berupaya agar Bandung mengadakan diklat khusus untuk
masyarakat mau melaporkan segala keluhan mendalami program Smart City tersebut bagi para
melalui layanan internet. Pemerintah juga pegawai khususnya pegawai yang berada di Dinas
menggelar pelatihan internet di Universitas komunikasi dan Informatika karena Dinas ini
Maranatha untuk para Pegawai Negeri Sipil. sebagai implementor.
Permasalahan selanjutnya mengenai Sumber
Daya, Sumber daya manusia merupakan aspek B. LANDASAN TEORETIS
penting dalam mencapai terlaksananya Smart City, Dalam penelitian ini penulis melakukan kajian
tetapi faktanya penempatan pegawai di terhadap penelitian terdahulu yaitu pada
Pemerintahan belum sesuai dengan skill yang penelitian smart city diantaranya adalah sebagai
dimiliki. Baru dalam tahap penempatan SDM yang berikut:
handal dibidang teknologi (IT) sehingga untuk
pembenahan dan kelancaran program smart city,
Pemerintahan Kota Bandung merekrut tenaga out
sourching khususnya dalam bidang IT . Perekrutan
ini sangat ketat dari seribu pendaftar hanya 5 orang
saja yang diterima karena mereka merupakan
pegawai yang handal dibidang IT.Pegawai yang
ahli di bidang IT ini sangat penting dalam
menunjang pelaksanaan Smart City seperti yang
disampaikan oleh Kepala Sarana Prasarana
Telematika dan Kepala Sub Bagian Umum di Dinas
Komunikasi dan Informatika Pemerintahan Kota
Bandung.
Disposisi atau sikap para pelaksana kebijakan,
Jika suatu pelaksana kebijakan ingin efektif, maka
para pelaksana kebijakan harus mengetahui dan
memiliki kemampuan untuk melaksanakannya.
128
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
Dwita Tesis Kota Surabaya 1. Merumuskan Deskriptif Smart city di Kota Surabaya
Widyaningsih Menuju Smart city tahapan-tahapan Kualitatif sudah mulai diterapkan dalam 6
(2013) pembangunan komponen smart city yaitu smart
dalam proses government, smat living, smart
pembangunan environment, smart mobility, smart
Kota Surabaya economy dan smart people.
menuju smart city Terdapat 4 fase pembangunan
2. Menemukan menuju smart city yaitu fase
struktur pembenahan kinerja pemerintah,
(pondasi/pilar) fase ke dua yakni mengembalikan
proses kepercayaan masyarakat, fase
pembangunan ketiga yaitu pengembangan
Kota Surabaya pelayanan berbasis tik, dan fase
menuju smart city yang terakhir yaitu
pengembangan
sistem dengan teknologi tinggi.
Andi Zulkifli Skripsi Analisis Program Tujuan penelitian ini Deskripsi Dari penelitian tersebut dapat
Daido Smart City di Kota untuk mengetahui Kualitatif diketahui bahwa pelayanan
Makassar. (2013) sejauh mana publik dengan sistem elektronik
pelayanan publik di Kecamatan Panakukkang yang
dengan sistem ditunjuk sebagai Pilot Project
elektronik di kemas belum berjalan. Hal ini
dalam program Smart diakibatkan oleh minimnya
City di Kota sumberdaya manusia dan
Makassar. anggaran yang tersedia untuk
implementasi dari program ini.
Selain itu, keterbatasan
infrastruktur seperti komputer
yang hanya ada satu unit per
kelurahan, tidak adanya jaringan
internet dan minimnya sosialisasi
yang dilakukan oleh pemerintah
kota Makassar kepada pemerintah
di tingkat kelurahan turut
menjadi penghambat dari
implementasi program ini
sehingga aparat ditingkat
kelurahan tidak mampu untuk
mensosialisasikan program Smart
CIty kepada masyarakat. Padahal
jika pelayanan publik secara
elektronik berhasil dilaksanakan,
maka pelayanan publik di tingkat
kelurahan akan menjadi efektif
dan efisien. Dalam hal ini
diketahui bahwa keberhasilan
smart city harus di dukung oleh
sumber daya yang mampu
terhadap teknologi juga
kebutuhan akan teknologi
berserta sumber daya perlatan
pun harus disiapkan sesuai
dengan kebutuhan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif.
129
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
130
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
kebijakan karena konflik kepentingan maka Dalam penelitian kualitatif analisis data lebih
implementasi kebijakan akan menghadapi kendala difokuskan selama proses dilapangan bersama
yang serius. dengan pengumpulan data. Pada teknik analisis
4. Birokrasi data analisis data, peneliti menggunakan teknik
Birokrasi merupakan salah-satu institusi yang analisis data dari Miles dan Huberman.Analisis
paling sering bahkan secara keseluruhan menjadi data terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara
pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi tidak bersamaan, yaitu :
hanya dalam struktur pemerintah, tetapi juga ada a. Reduksi data diartikan sebagai proses
dalam organisasi-organisasi swasta, institusi pemilihan, pemusatan perhatian pada
pendidikan dan sebagainya.Bahkan dalam kasus- penyederhanaan, pengabstrakan dan
kasus tertentu birokrasi diciptakan hanya untuk transformasi data kasar yang muncul dari
menjalankan suatu kebijakan tertentu. catatan-catatan lapangan, dengan maksud
Menurut Edwards III dalam Winarno terdapat menyisihkan data atau informasi yang
dua karakteristik utama dari birokrasi yakni: tidak relevan. Reduksi data dilakukan sejak
”Standard Operational Procedure (SOP) dan pengumpulan data.
fragmentasi”. b. Penyajian data. Penyajian data adalah
”Standard operational procedure (SOP) proses penyajian data dalam bentuk uraian
merupakan perkembangan dari tuntutan singkat, bagian hubungan antar kategori
internal akan kepastian waktu, sumber daya flowchart dan sejenisnya.
serta kebutuhan penyeragaman dalam c. Dalam hal ini berarti data yang diperoleh
organisasi kerja yang kompleks dan luas”. pada saat reduksi data disajikan
Ukuran dasar SOP atau prosedur kerja ini biasa berdasarkan pikiran, intuisi pendapat atau
digunakan untuk menanggulangi keadaan-keadaan kriteria tertentu untuk selanjutnya
umum diberbagai sektor publik dan ditempatkan pada kategori masing-masing.
swasta.Dengan menggunakan SOP, para pelaksana Menurut miles dan Huberman, yang paling
dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia dan sering digunakan untuk menyajikan data
dapat berfungsi untuk menyeragamkan tindakan- dalam penelitian kualitatif adalah dengan
tindakan pejabat dalam organisasi yang kompleks teks yang bersifat naratif.
dan tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi.
fleksibilitas yang besar dan kesamaan yang besar Kesimpulan merupakan kegiatan diakhir
dalam penerapan peraturan. penelitian kualitatif. Makna yang
ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dirumuskan peneliti dari data harus diuji
dengan sosio-kultur yang mengada di level kebenaran, kecocokan dan kekokohannya.
pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau
tujuan kebijakan terlalu ideal (bahkan terlalu Triangulasi Data
utopis) untuk dilaksanakan dilevel warga, maka Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
hingga titik yang dapat di katakan berhasil. lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data itu.2
C. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini peneliti melakukan
pemeriksaan keabsahaan data dengan bertanya
Metode penelitian yang digunakan dalam langsung kedapa informan yang memiliki data
penelitian adalah metode penelitian deskriptif. lengkap mengenai Smart City Kota Bandung.
Metode penelitian deskriptif ini menurut Sugiyono, Norman K. Denkin mendefinisikan
yaitu: triangulasi sebagai “gabungan atau kombinasi
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel fenomena yang saling terkait dari sudut pandang
mandiri, baik satu variabel atau lebih dan perspektif yang berbeda. Menurutnya,
(independen) tanpa membuat perbandingan, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:
atau menghubungkan antara variabel satu (1) triangulasi metode, (2) triangulasi antar-peneliti
dengan variabel lain.” (Sugiyono, 2007:11). (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), (3)
131
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi Konsep Smart city antara lain yaitu :
teori.”3 a. Sebuah kota berkinerja baik dengan
Penelitian ini mengkombinasikan tiga berpandangan ke dalam ekonomi,
triangulasi, yaitu: Triangulasi Metode, Triangulasi penduduk, pemerintahan, mobilitas,
antar Peneliti, dan Triangulasi Sumber Data. lingkungan hidup
Dikarenakan penelitian yang dilakukan mencakup b. Sebuah kota yang mengontrol dan me
ke tiga hal triangulasi tersebut. ngintegrasi semua infrastruktur termasuk
a. Triangulasi metode dilakukan dengan cara jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta
membandingkan informasi atau bawah tanah, bandara,
data dengan cara yang berbeda. Dalam pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan
penelitian ini peneliti menggunakan pengelolaan gedung. Dengan
metode wawancara, obervasi, dan survei. begitu dapat mengoptimalkan sumber d
Untuk memperoleh kebenaran informasi aya yang dimilikinya serta
yang handal dan gambaran yang utuh merencanakan pencegahannya. Kegiatan
mengenai informasi tertentu, Triangulasi pemeliharaan dan keamanan
tahap ini dilakukan agar data atau dipercayakan kepada penduduknya.
informasi yang diperoleh dari informan c. Smart city dapat menghubungkan infrast
penelitian tidak diragukan kebenarannya. uktur fisik, infrastruktur IT,
b. Triangulasi antar-peneliti dilakukan infrastruktur social, dan bisnis infrastruk
dengan cara menggunakan lebih dari satu tur untuk meningkatkan kecerdasan kota.
orang dalam pengumpulan dan analisis d. Smart city membuat kota lebih efisien dan
data. Dalam penelitian ini menggunakan layak huni.
lebih dari satu informan yaitu Kepala e. Penggunaan smart computing untuk
Sarana dan Prasarana Telematika serta membuat smart city dan
Kepala Sub Bagian Umum Dinas fasilitasnya meliputi pendidikan, kesehat
Komunikasi dan Informasi. Peneliti an, keselamatan umum, transportai
berpendapat bahwa teknik ini untuk yang lebih cerdas, saling berhubungan dan
memperkaya khasanah pengetahuan efisien.
mengenai informasi yang digali dari subjek
penelitian. Peneliti pun meyakini bahwa Model Smart City
informan yang diwawancarai ini telah Menurut Suhono dkk, mengidentifikasikan
memiliki pengalaman penelitian dan bebas enam model smart city untuk membuat kesuksesan
dari konflik kepentingan agar tidak sebuah kota dalam menjalankan konsep smart city :
merugikan peneliti dan melahirkan bias a. Smart Government
baru dari triangulasi. Smart Government atau pemerintahan
c. Triangulasi sumber data adalah menggali yang cerdas adalah kunci utama dalam
kebenaran informai tertentu melalui pembentukan Smart City. Pemerintah sebagai
berbagai metode dan sumber perolehan bagian dari fundamental sebuah negara,
data. Pada penelitian ini selain melalui mempunyai tugas untuk membentuk paradigma
wawancara dan observasi, peneliti juga atau pandangan kepada masyarakat tentang
menggunakan dokumen tertulis, arsip kehidupan yang lebih baik. Pemerintah yang pintar
yang diberikan informan berupa file dan merupakan pemerintah yang peduli dan
CD (Complite Disc) yang merupakan transparan terhadap rakyatnya, hal tersebut
dokumen sejarah mengenai Dinas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
Komunikasi dan Informatika, dan gambar kepercayaan dan kemauan masyarakat terhadap
atau foto karena masing-masing cara itu pemerintahnya.
akan menghasilkan bukti atau data yang Pembentukan hukum yang jelas dan
berbeda, yang selanjutnya akan kebebasan berpendapat atau demokrasi juga perlu
memberikan pandangan (insights) yang untuk diwujudkan guna menjamin keamanan,
berbeda pula mengenai fenomena yang keselamatan dan kenyamanan masyarakat.
diteliti. Rencana pemerintah dalam meningkatkan struktur
pembangunan yang nyata, mengendalikan arus
Konsep Smart City ekonomi, serta pengelolaan sumber daya juga
merupakan upaya yang dapat dilakukan
3
. Mudjia Rahardjo, TriangulasiDalam Penelitian pemerintah untuk mulai mengurangi import dan
Kualitatif, http:// mulai memanfaatkan hasil bumi yang didukung
mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view, diakses dengan sumber daya manusia asli dari putra
tanggal 25 November 2016
132
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi peneliti
dilapangan mengenai implementasi kebijakan
smart city di Kota Bandung, jika dikaitkan dengan
sebuah teori yang ditegaskan oleh Edward III
terdapat beberapa aspek yang harus mendapat
perhatian menurut teori Edward yaitu komunikasi,
Sumber Daya, Disposisi dan Struktur Organisasi,
berikut implementasi kebijakan dari aspek-aspek
tersebut :
133
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
134
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
Sumber daya menunjukan setiap kebijakan seperti bagaimana adat atau kultur yang berada
harus didukung oleh sumber daya yang memadai didaerah tersebut, naskah akademik yan paham
baik sumber daya manusia maupun sumber daya benar dengan menyesuaikan seluk-beluk aspirasi
finansial. daerah tersebut dan pembuatan kebijakan haruslah
Dalam indikator sumber daya ada 4 dimensi berorientasi kepada publik (Public Interest).
yang mempengaruhi sumber daya dalam Kedua mengenai Informasi, dalam
implementasi kebijakan Smart City yang sangat implementasi kebijakan informasi mempunyai dua
penting sebagai penunjang kelancaran dan bentuk, yaitu implementasi yang berhubungan
keefektifan Implementasi kebijakan Smart City : dengan cara melasanakan kebijakan dan informasi
Yang pertama terkait dengan staff. Staff mengenai data kepatuhan dari para pelaksana
merupakan salah satu dari berbagai sumber daya terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang
yang keberadaannya paling penting dalam telah ditetapkan.
melaksanakan kebijakan. Jumlah yang banyak 3. Disposisi
tidak secara otomatis mendorong suatu kebijakan Dukungan para pelaksana terhadap kebijakan
tersebuh efektif, demikian juga bila kekurangan. smart city ini salah satunya para aparatur Dinas
Keduanya harus diperhatiakan dalam Komunikasi dan Informatika merekrut tenaga-
implementasi program atau kebijakan pemerintah. tenaga outsourching untuk penunjang smart city,
Sebab tanpa kehandalan implementor kebijakan mereka para tenaga outsourching ini mambuat
menjadi kurang enerjik dan seadanya. Sedangkan sistem dan mengendalikan sistem terutama yang
sumber daya finansial menjamin keberlangsungan berada di BCC (Bandung Command Center). Rasa
program atau kebijkan tanpa ada dukungan tanggung jawab yang tinggi dalam kebijakan Smart
finansial yang memadai, program tidak dapat City jelas adanya, Para aparatur yang berada di
berjalan efektif dan cepat dalam mencapai tujuan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung
dan sasaran.6 sudah menjalankan tupoksi berdasarakan arahan
Pelaksanaan kebijakan Smart City di Dinas dan roadmap yang dibuat oleh Walikota Bandng
Komunikasi dan Informasi Pemerintahan Kota untuk menunjang Smart City. Salah satu bentuk
Bandung belum cukup memadai, baik dari segi tanggung jawab Dinas Komuniksi dan Informatika
kualitas dan kuantitasnya. Dari segi yaitu seperti merancang kebijkan untuk Smart City
kualitas/kemampuan berdasarkan hasil dan merealisasikan serta mengimplemtasikan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Smart Government.
kepala sub bagian umum Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemerintahan Kota bahwa staff Dinas 4. Struktur Birokrasi
Komunukasi dan Informatika belum semuanya ahli Dalam pelaksanaan implementasi kebijakan
dalam bidang Ilmu Teknologi padahal kemampuan Smart City di Kota Bandung sudah terciptanya
atau keahlian ini sangat dibutuhkan dalam sinergitas antara seorang pimpinan dan bawahan
pengimplementasian kebijakan Smart City dimana dalam birokrasi, baik itu menganai kesepahaman
Dinas Komunikasi dan Informatika ini adalah persepsi tentang kebijakan tersebut, maupun tata
implementor yang berperan penting dalam cata peng-implementasian nya. Seperti halnya
pelaksanaan kebijakan Smart City . Walikota Bandung sudah memberikan pemahaman
Dilihat dari sudut pandang pemerintahan, dengan cara apapun kepada bawahannya dengan
yang membuat kebijakan mengenai smart city itu tujuan untuk persamaan persepsi, visi serta misi
sudah sesuai yang mana kebijakan tersebut dibuat yang telah di tentukan bersama. Jika tidak maka
oleh Walikota Bandung yang mempunyai kualitas pelaksanaan ini akan kabur dengan sendirinya
dan kapabilitas tinggi sehingga tidak akan asal sehingga akan menimbulkan gaya komunikasi
dalam pembuatan kebijakan-kebijakannya. Kualitas yang tidak baik dan akan berakibat kepada
dan kapabilitas dapat diukur dari segi pendidikan ketimpangan implementasi.
pembuat kebijakan, seperti yang tertuang didalam Berikut penuturan Kepala Bidang sarana dan
Undang-undang No 8 tahun 2016 BAB VII, bagian Prasara Dinas Komunikasi dan Informatika pada
kesatuan tentang persyaratan bakal calon anggota tanggal 28 November 2016
DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten atau Kota “Sudah terjalin birokrasi yang cukup baik,
termasuk Gubernur/Walikota/Bupati adalah karena sekaran sudah terjalin sinergitas di
Warga Negara Indonesia (WNI) yang memenuhi setiap SKPD atau Dinas-dinas, sudah terdapat
syarat salah satunya berpendidikan paling rendah BCC mini yang langsung terkonektivitas ke
tamat SMA atau sederajat. Dalam hal pembuatan BCC pusat yang berada di Dinas Komunikasi
sebuah kebijakan harus diperhatikan beberapa hal, dan Informatika Kota Bandung dan dengan
adanya tenaga-tenaga IT yang kompeten
6
Dwiyanto Indiahono. Perbandingan Administrasi dalam menjalankan sistem atau aplikasi Smart
Publik. Bandung: Gava Media,2009.hal 48
135
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
136
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
masalah yang perlu dibenahi. Salah satu lainnnya sehingga banyak masyarakat kota
isu yang cukup penting adalah masalah Bandung itu sendiri yang belum mengetahui
kabel yang menjadi infrastruktur tentang smart city. Dalam mensosialisasikan
komunikasi utama masyarakat yang saat mengenai program Smart City membutuhkan
ini masih berantakan. Layanan internet proses yang panjang dan harus didukung pula
bagi masyarakat juga belum merata dan oleh pemerintah dan warganya. Meskipun
optimal. Padahal, infrastruktur merupakan pemerintah sudah meluncurkan kebijakan-
hal yang paling fundamental karena ketika kebijakan untuk mendukung Bandung sebagai
infrastruktur sudah rapi, pembangunan Smart City tetap saja membutuhkan waktu yang
yang ada “di atasnya” bisa dilakukan tidak sedikit untuk penerapannya sampai
dengan cepat. kepada warga Bandung.
Hal ini di pertegas oleh penuturan Kepala Dalam menunjang Smart City tentu saja warga
Sub Bagian Umum Dinas Komunikasi dan Kota Bandung harus menjadi Smart People,
Informatika, 28 November 2016 : cukup sulit untuk menjadikan warga bandung
“Mengenai infrastruktur juga seluruhnya menjadi Smart People sehingga
Pemerintah Kota Bandung melakukan Walikota Bandung yaitu Pak Ridwan Kamil
berbagai cara untuk memperbaikinya mengusulkan pemerintah Kota Bandung harus
dan masih terus berusaha dalam menjadi Smart Government dengan harapan
melakukan perbaikan infrastruktur, apabila Smart Government sebagai implementor
salah satunya Pemerintah Kota Smart City ini berhasil, dapat dengan mudah
Bandung berencana untuk membuat juga menjadikan masyarakat Kota Bandung
Dakting, dakting yaitu penurunan menjadi Smart People.
kabel-kabel listrik melalui pipa ke Dari aspek Sumber Daya, dengan
dalam bawah tanah untuk keamanan ketersediaan teknologi dan alat-alat penunjang
masyarakat dan estetika kota serta teknologi tersebut berbagai macam data dan
membuat MCF (microcellful), gunanya informasi yang berada di setiap sudut kota
untuk penyebar cinyal HandPhone dapat dikumpulkan melalui sensor yang
semua itu program-program yang terpasang di setiap sudut kota seperti kamera
dilakukan oleh Diskominfo untuk CCTV dan GPS sehingga dapat dianalisis
menunjang Smart City” dengan aplikasi cerdas untuk mempermudah
3. Disposisi pelayanan. Mengenai SDM (Sumber Daya
Hambatan dalam pengimplementasian smart Manusia) Bandung mengadakan program smart
city dilihat dari disposisinya sejauh ini tidak city ini bekerja sama dengan para praktisi,
ditemukan adanya hambatan. Hal ini dapat teknokrat, budayawan, dengan kalangan
terlihat dari sikap positif yang ditunjukan oleh pendidikan jugan dengan unsur elemen
aparatur dalam emlaksanakan program smart masyarakat sehingga di kota bandung
ciry. dibentuklah Dewan Smart City.
4. Struktur Birokrasi Salah satu implementasi dari seluruh global
Hambatan dari struktur birokrasi diantaranya gabungan dari semua unsur salah satunya
Operating Prosedur belum dapat dipahami adalah Dinas yang harus menjalani. Paling
oleh pegawai Pemerintahan Kota Bandung depan yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika
khususnya oleh pegawai yang berada di Dinas Kota Bandung, karena terdapat unsur IT
Komunikasi dan Informasi, sehingga didalamnya sebagai penunjang Smart City.
Pemerintah Kota Bandung mengadakan diklat Dari aspek Disposisi, dukungan dari para
khusus untuk mendalami program Smart City implementor pun sudah optimal sampai saat ini
tersebut untuk para pegawai khususnya mereka masih terus berusaha untuk menjadikan
pegawai yang berada di Dinas komunikasi dan Pemerintah Kota Bandung sebagai Smart
Informatika karena Dinas ini sebagai Government karena itu merupakan suatu
implementor kebijakan smart city ini. bentuk tanggung jawab juga terhadap
pelaksanaan Smart City di Kota Bandung
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI dengan cara menjalankan tugas pokok dan
1. Kesimpulan fungsi sesuai dengan arahan Roadmap dari
Implementasi kebijakan smart city di Dinas Walikota Bandung.
Komunikasi dan Informatika Pemerintahan Dari aspek Struktur Birokrasi, Sistem birokrasi
Kota Bandung belum tersosialisasi secara yang sangat mendukung dalam program Smart
merata dan dikomunikasikan dengan baik City adalah terciptanya Smart Government dan
terutama kepada SKPD atau dinas-dinas Smart People sehingga Smart City bisa berhasil.
137
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim
Jika kedua aspek itu saling terkorelasi maka yang berdasar profesionalisme. Penataan jejaring
akan sangat menunjang terhadap Smart City. Bandung Smart City dilakukan melalui interaksi
Sampai detik ini sistem birokrasi yang berada di dan sinergi pemangku kepentingan: Academic,
Pemerintahan Kota Bandung adalah yang Business, Community, Government, dan Media.
terbaik yang sudah dilakukan. Penataan sumberdaya Bandung Smart City
dilakukan melalui penataan brainware, software,
2. Saran dan hardware. Penataan brainware perlu
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperhatikan kepakaran, keahlian, kompetensi,
mewujudkan Smart City Bandung adalah: dan ketrampilan. Penataan software dan hardware
Implementator perlu melakukan branding perlu memperhatikan interoperabilitas, skalabilitas,
Smart City. Hal mendesak yang harus dan realibilitas.
dilaksanakan untuk meningkatkan Smart City Kota
Bandung adalah membuat branding Kota
Bandung. Branding atau city branding dapat REFERENSI
diartikan sebagai strategi atau proses pembentukan
merek suatu kota dalam berbagai bentuk media Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik.
promosi, agar dikenal oleh masyarakat luas. Bandung:Alfabeta.
Branding dalam konteks Smart City Bandung Herdiansyah, Harish. 2011. Metodologi Penelitian
diperlukan untuk sosialisasi dan meningkatkan Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
motivasi mensukseskan smart city, atau secara Salemba Humanika.
sederhana diperlukan sebagai semangat untuk
bergerak bersama. Indiahono, Dwiyanto. 2009. Perbandingan
Penyelarasan Kebijakan dan Strategi Bandung Administrasi Publik. Bandung: Gava Media.
Smart City. Penyelarasan kebijakan dan strategi Ismail, Nawawi. 2009. Public Policy. Surabaya:
Bandung Smart City dilakukan melalui PMN.
sinkronisasi, harmonisasi, dan sinergi kebijakan
Kota Bandung. Road Map Bandung Smart City Kahya, Zenju. 1996. Pengantar Ilmu Administrasi
diintegrasikan dalam RPJMD Kota, sehingga Negara.
apabila kebijakan, strategi, tujuan, sasaran, Kusumanegara, Solahudin. 2010. Model dan Aktor
maupun program tercakup dalam RPJMD Kota dalam Proses Kebijakan Publik. Bandung: Gava
Bandung tahap ketiga, maka prakarsa maupun Media.
inisiatif Bandung Smart City dapat diakomodasi
Lexy J. Moleong. 2009. Metodologi Penelitian
dalam penyusunan RKPD Kota Bandung maupun
Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rencana Strategis SKPD terkait. Dengan demikian
implementasi Bandung Smart City melalui Schermerchorn, Jr. 1994. Management. International
program maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh Studies Version.
SKPD terkait dapat terwujud semakin baik. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Penataan Unsur Bandung Smart City Penataan R & D, Bandung: Alfabeta, 2007.
unsur Bandung Smart City meliputi kelembagaan,
jejaring, dan sumberdaya smart city. Penataan Undang-Undang:
Kelembagaan Bandung Smart City harus Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 BAB XXI
mempertimbangkan organisasi, regulasi, maupun Pasal 386-390 Tentang inovasi Pemerintah
norma/etika/budaya. Pertimbangan organisasi Daerah.
yang diperlukan untuk merumuskan kebijakan dan
arahan strategis pembangunan dan pengembangan Website
Bandung Smart City adalah Dewan Smart City https://lestarinurbudi.wordpress.com/2016/06/0
Bandung. Dewan Smart City berperan sebagai 8/bandung-smart-city/ diakses bulan Januari
mitra Pemerintah Kota Bandung (Government- 2017 pukul 05.20 WIB.
CIO) dalam pembangunan dan pengembangan Mudjia Rahardjo, Triangulasi Dalam Penelitian
smart city. Pembentukan ‘Dewan Smart City Kualitatif, http://
Bandung’ perlu memperhatikan kapasitas, peran, mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view,
dan dukungan anggaran. Regulasi Bandung Smart Diakses tanggal 25 November 2016.
City perlu disusun terutama terkait berbagi https://lestarinurbudi.wordpress.com/2016/06/0
sumberdaya TIK, pendanaan, dokumentasi, 8/bandung-smart-city/) diakses pada tanggal
maupun pedoman kerjasama/investasi bagi pihak 28 November 2016.
ketiga. Bandung Smart City juga perlu
memperhatikan norma/etika/budaya setempat
138
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017