Anda di halaman 1dari 13

Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung

Siti Widharetno Mursalim

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SMART CITY DI KOTA BANDUNG

Siti Widharetno Mursalim


Universitas Sangga Buana YPKP Bandung
e-mail : siti.widharetno@yahoo.com

Abstrak
Smart City merupakan salah satu strategi pembangunan dan manajemen kota yang masih baru. Konsep ini
muncul dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Smart city adalah konsep
kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai kegiatan masyarakat serta memberikan kemudahan
mengakses informasi kepada masyarakat. Konsep ini menekankan pada tiga konsep, pertama, sebuah
konsep yang diterapkan oleh sistem pemerintahan daerah dalam mengelola masyarakat perkotaan, kedua
mensyaratkan pengelolaan daerah terhadap segala sumber daya dengan efektif dan efisien dan ketiga smart
city diharapkan mampu menjalankan fungsi penyedia informasi secara tepat kepada masyarakat dan
mampu mengantisipasi kejadian yang tak terduga.
Fokus penelitian ini berada di Kota Bandung yang mana kota Bandung telah memenangkan ajang Smart
City Award 2015 yang diadakan oleh majalah Asia’s Tech Ecosytem. Mengingat bahwa konsep Smart City
ini masih terus berkembang dalam proses pembangunan dan pengelolaan kota di Kota Bandung maka perlu
dilakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan melakukan wawancara dan
studi literatur yang mana hasilnya dapat diketahui bahwa sosialisasi mengenai Smart City yang belum
merata, infrastruktur yang belum memadai, kurangnya pemahaman aparatur mengenai Smart City dan
Sistem Operasional Prosedur hanya mengacu pada Roadmap Walikota Bandung.

Kata kunci: implementasi, kebijakan, smart city

Implementation Of Smart City Policy In Bandung City

Abstract
Smart City is one of the development and management strategies that can be implemented in the new city. Smart city is
a smart city concept designed to help various community activities and provide easy access to information to the public.
This concept emphasizes on three concepts, first, a concept applied by the local government system in managing urban
society, the second, a concept that required the management of the region against all resources effectively and efficiently
and the the last is smart city is expected to be able to carry out the information provider function appropriately to the
community and be able to anticipate unexpected events. The focus of this research is in Bandung City which has won
the event of Smart City Award 2015 held by Asia's Tech Ecosytem magazine. Given that the concept of Smart City is
still growing in the process of development and management of cities in Bandung then it is necessary to do a research
about this subject. This study uses descriptive analysis by conducting interviews and literature studies, which from the
results it can be seen that the socialization of Smart City has not spread evenly, there are still problems related
inadequate infrastructure, lack of apparatus understanding about Smart City and Operational System Procedures that
only refers to Roadmap Mayor of Bandung .

Keywords: Implementation, Policy, Smart City.

A. PENDAHULUAN peningkatan kinerja Penyelenggaraan


Implementasi kebijakan merupakan tahapan Pemerintahan Daerah.
yang sangat penting dalam struktur kebijakan, Pemerintah Daerah melalui inovasi dalam UU
karena melalui prosedur ini suatu proses kebijakan No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
secara keseluruhan dapat mempengaruhi tingkat Daerah.Dalam Bab XXI bertajuk Inovasi Daerah.
keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan, Dari Pasal 386 hingga Pasal 390 UU 23/2014,
salah satunya adalah Implementasi Kebijakan menjelaskan bahwa dalam rangka peningkatan
mengenai Smart City yang dijelaskan oleh Wakil kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
Presiden Jusuf Kalla yang meluncurkan program Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi.
Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015 di Balai Inovasi sebagaimana dimaksud adalah semua
Sidang Jakarta pada 24 Maret 2015. Program bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan
tersebut adalah salah satu cara dalam rangka Pemerintahan Daerah. Dalam merumuskan

126
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

kebijakan inovasi, Pemerintahan Daerah mengacu Saat ini Kota Bandung memiliki Dewan
pada prinsip: peningkatan efisiensi; perbaikan Pengembangan Bandung Kota Cerdas atau biasa
efektivitas; perbaikan kualitas pelayanan; tidak ada disebut dengan Dewan Smart City. Dewan tersebut
konflik kepentingan; berorientasi kepada terdiri dari berbagai elemen yang ada di
kepentingan umum; dilakukan secara terbuka; masyarakat Kota Bandung maupun pemerintah
memenuhi nilai-nilai kepatutan; dan dapat Kota Bandung.
dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk Untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota
kepentingan diri sendiri. berlabel Smart City tidaklah mudah, sehingga
Dengan berkembangnya media dan teknologi, dalam Implementasi Kebijakan Smart City masih
kini Bandung sebagai Kota yang pertumbuhannya banyak permasalahan yang dihadapi oleh
semakin tinggi membutuhkan sistem perkotaan Pemerintah Kota Bandung seperti yang terlihat
yang lebih mumpuni. Untuk itu , dizaman yang dalam Gambar berikut :
serba digital ini, kemampuan pengawasan dari
pihak Pemerintah Kota perlu diupgrade .Dengan
adanya pengawasan kota secara realtime sehingga
mampu memecahkan masalah secara efektif dan
efisien. Dala m mengatasi hal tersebut
Pemerintah Kota tengah mengembangkan suatu
konsep pengawasan dengan adanya Bandung
Smart City, dimana semua Dinas di Pemerintah
Kota Bandung terawasi dengan baik.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo
Kumolo menginginkan agar setiap daerah
menerapkan konsep ‘Smart City’ atau kota cerdas
untuk menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA).
Dikutip dari laman smartcityindonesia.org,
sebuah kota bisa dikatakan smart apabila kota
tersebut benar-benar dapat mengetahui keadaan Sumber : Data Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Bandung, 2016.
kota didalamnya, memahami permasalahan
tersebut secara lebih mendalam, hingga mampu
Gambar 1
melakukan aksi terhadap permasalahan.
Problem Smart City di Kota Bandung
Smart City atau kota cerdas didefinsikan
sebagai sebuah konsep pengembangan dan
Permasalahan pertama terkait komunikasi,
pengelolaan kota dengan pemanfaatan Teknologi
yaitu sosialisasi yang dilakukan Pemerintah kota
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk
Bandung belum merata di setiap wilayah daerah
menghubungkan, memonitor, dan mengendalikan
serta kebijakan tersebut belum seluruhnya
berbagai sumber daya yang ada didalam kota
diterapkan oleh kabupaten / kota .
dengan lebih efektif dan efisien untuk
Padahal Sosialisasi mengenai Smart City telah
memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta
dilakukan oleh Pemerintahan Kota Bandung salah
mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
satunya dengan diadakannya Smart City Forum
(Prof. Suhono Harso Supangkat dkk)
yang dilaksanakan di Ballroom Trans Luxury Hotel
Di bawah kepemimpinan Walikota Ridwan
Bandung, Jumat 2 September 2016 oleh Bapak
Kamil, kota Bandung sangat serius membawa
Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung. Smart
jargon Smart City. Dengan lebih dari delapan juta
City Forum yang dihadiri oleh 38 kepala daerah
orang penduduk, Bandung adalah kota terbesar
dan perwakilan dari 76 Kabupaten/kota se-
ketiga di Indonesia, di bawah Jakarta dan
Indonesia.
Surabaya. Populasi penduduknya yang muda dan
Dalam rangka mendukung penerapan Smart
melek teknologi semakin mendukung ekosistem
City di daerah, Kota Bandung telah menghibahkan
teknologi di Bandung. Menurut Ridwan Kamil, 60
9 aplikasi untuk memudahkan pelayanan di
persen warga Bandung berusia di bawah 40 tahun
masing-masing daerah. Namun dalam
yang merupakan usia produktif untuk bekerja.
pelaksanaannya kebijakan Smart City belum
Bandung juga merupakan kota dengan basis
seluruhnya diterapkan oleh beberapa wilayah
pengguna Twitter terbesar keenam di dunia.1
daerah di Bandun , karena berbagai kendala yang
1 dihadapi . Salah satunya faktor infrastruktur di
(Diakses dari
daerah yang belum memadai , seperti masalah
https://lestarinurbudi.wordpress.com/2016/06/08/ban
kabel jaringan ( koneksi ) yang saat ini masih
dung-smart-city/a).

127
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

belum merata secara keseluruhan di beberapa Namun hingga saat ini masih ada beberapa hal
daerah di kota Bandung. Untuk itu Pemerintah yang sulit untuk diubah, terutama hal terkait
Kota Bandung saat ini berupaya mengatasi perilaku. Salah satu contohnya adalah perilaku
permasalahan tersebut dengan memperbaiki birokrasi. Misalnya, dalam hal perizinan, masih
infrastruktur jaringan melalui pembangunan banyak aparat Pemerintah Kota yang bekerja
daktin ,yaitu penurunan kabel-kabel listrik melalui terlalu lamban.Sehingga, Walikota yang harus
pipa ke dalam bawah tanah serta membuat MCF turun tangan sendiri ke lapangan untuk sidak.
(microcellful), gunanya untuk penyebar sinyal Perilaku birokrasi sangat berpengaruh dalam
HandPhone. Pembangunan dakting dilakukan membangun sebuah Kota yang Smart, sehingga
untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam pelaksanaan program Smart City
masyarakat dalam mengakses pelayanan serta menjadikan kota yang efisien untuk masyarakat,
memperindah estetika tata ruang kota agar terlihat kota yang layak tinggal, pelayanan publik terjadi
rapi. dengan baik, tingkat perekonomian tinggi, serta
Selain itu, sosialisasi yang belum merata di tingkat infrastruktur kota tertata dan rapih. Untuk
setiap wilayah daerah disebabkan oleh masyarakat itu Pemerintah Kota Bandung ingin mewujudkan
yang belum melek teknologi . Masih banyak itu semua dengan membangun Smart People
masyarakat yang tidak tahu teknologi bahkan sebagai penunjang Smart City.Namun, Untuk
jarang mengakses internet maupun media lainnya menjadikan Smart People itu tidaklah mudah
sehingga informasi tidak tersampaikan. Padahal sehingga Walikota Bandung terlebih dahulu
berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota membangun Smart Government karena
Bandung untuk mensosialisasikan Penerapan pemerintah sebagai implementor dalam Smart
Smart City di masyarakat yaitu melalui berbagai City.
media seperti, media cetak, online, radio, TV. Permasalahan terakhir mengenai struktur
Seperti yang dipaparkan Wali Kota Bandung Birokrasi, untuk melaksanakan suatu kebijakan
Ridwan Kamil, dia menjelaskan, Pemerintah Kota para pelaksana kebijakan harus mengetahui dan
telah berupaya membuat masyarakat Bandung memahami apa yang harus dilakukan dalam
melek internet dengan menyediakan jaringan melaksanakan suatu kebijakan. Namun dalam
internet gratis di seluruh penjuru Bandung. Tidak pelaksanaannya belum semuanya memahami
hanya itu, menurutnya, saat sudah melek internet, kebijakan yang dibuat, sehingga Pemerintah Kota
Pemerintah Kota Bandung akan berupaya agar Bandung mengadakan diklat khusus untuk
masyarakat mau melaporkan segala keluhan mendalami program Smart City tersebut bagi para
melalui layanan internet. Pemerintah juga pegawai khususnya pegawai yang berada di Dinas
menggelar pelatihan internet di Universitas komunikasi dan Informatika karena Dinas ini
Maranatha untuk para Pegawai Negeri Sipil. sebagai implementor.
Permasalahan selanjutnya mengenai Sumber
Daya, Sumber daya manusia merupakan aspek B. LANDASAN TEORETIS
penting dalam mencapai terlaksananya Smart City, Dalam penelitian ini penulis melakukan kajian
tetapi faktanya penempatan pegawai di terhadap penelitian terdahulu yaitu pada
Pemerintahan belum sesuai dengan skill yang penelitian smart city diantaranya adalah sebagai
dimiliki. Baru dalam tahap penempatan SDM yang berikut:
handal dibidang teknologi (IT) sehingga untuk
pembenahan dan kelancaran program smart city,
Pemerintahan Kota Bandung merekrut tenaga out
sourching khususnya dalam bidang IT . Perekrutan
ini sangat ketat dari seribu pendaftar hanya 5 orang
saja yang diterima karena mereka merupakan
pegawai yang handal dibidang IT.Pegawai yang
ahli di bidang IT ini sangat penting dalam
menunjang pelaksanaan Smart City seperti yang
disampaikan oleh Kepala Sarana Prasarana
Telematika dan Kepala Sub Bagian Umum di Dinas
Komunikasi dan Informatika Pemerintahan Kota
Bandung.
Disposisi atau sikap para pelaksana kebijakan,
Jika suatu pelaksana kebijakan ingin efektif, maka
para pelaksana kebijakan harus mengetahui dan
memiliki kemampuan untuk melaksanakannya.

128
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

Tabel 1.Penelitian Terdahulu


Nama peneliti Jenis Judul dan Tahun Tujuan Metode Hasil
Penelitian
Hafedh Chourabi, Jurnal Understanding Mengetahui kerangka Studi Konsep smart city dipahami
Tae woo Nam, Smart atau ruang lingkup Literatur melalui kerangka atau ruang
Shawan Walker, Cities:An Integrative dalam memahami lingkup yang dipengaruhi oleh
J.Ramon GilGarcia, Framework konsep dua faktor. Faktor tersebut adalah
Sehl Mellouli, (2012) smart cities. faktor luar dan dalam. Faktor dari
Karine Nahon, luar meliputi pemerintah,
Theresa A. Pardo, individu,dan komunitas,
dan Hans Jochen lingkungan alam,
Scholl infrastruktur,dan ekonomi.
Adapun faktor luar meliputi
teknologi, pengelolaan, dan
kebijakan.

Dwita Tesis Kota Surabaya 1. Merumuskan Deskriptif Smart city di Kota Surabaya
Widyaningsih Menuju Smart city tahapan-tahapan Kualitatif sudah mulai diterapkan dalam 6
(2013) pembangunan komponen smart city yaitu smart
dalam proses government, smat living, smart
pembangunan environment, smart mobility, smart
Kota Surabaya economy dan smart people.
menuju smart city Terdapat 4 fase pembangunan
2. Menemukan menuju smart city yaitu fase
struktur pembenahan kinerja pemerintah,
(pondasi/pilar) fase ke dua yakni mengembalikan
proses kepercayaan masyarakat, fase
pembangunan ketiga yaitu pengembangan
Kota Surabaya pelayanan berbasis tik, dan fase
menuju smart city yang terakhir yaitu
pengembangan
sistem dengan teknologi tinggi.
Andi Zulkifli Skripsi Analisis Program Tujuan penelitian ini Deskripsi Dari penelitian tersebut dapat
Daido Smart City di Kota untuk mengetahui Kualitatif diketahui bahwa pelayanan
Makassar. (2013) sejauh mana publik dengan sistem elektronik
pelayanan publik di Kecamatan Panakukkang yang
dengan sistem ditunjuk sebagai Pilot Project
elektronik di kemas belum berjalan. Hal ini
dalam program Smart diakibatkan oleh minimnya
City di Kota sumberdaya manusia dan
Makassar. anggaran yang tersedia untuk
implementasi dari program ini.
Selain itu, keterbatasan
infrastruktur seperti komputer
yang hanya ada satu unit per
kelurahan, tidak adanya jaringan
internet dan minimnya sosialisasi
yang dilakukan oleh pemerintah
kota Makassar kepada pemerintah
di tingkat kelurahan turut
menjadi penghambat dari
implementasi program ini
sehingga aparat ditingkat
kelurahan tidak mampu untuk
mensosialisasikan program Smart
CIty kepada masyarakat. Padahal
jika pelayanan publik secara
elektronik berhasil dilaksanakan,
maka pelayanan publik di tingkat
kelurahan akan menjadi efektif
dan efisien. Dalam hal ini
diketahui bahwa keberhasilan
smart city harus di dukung oleh
sumber daya yang mampu
terhadap teknologi juga
kebutuhan akan teknologi
berserta sumber daya perlatan
pun harus disiapkan sesuai
dengan kebutuhan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif.

129
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

Terdapat tiga indicator yang dapat digunakan


Konsep Implementasi dalam mengukur keberhasilan variabel
Studi implementasi merupakan suatu kajian komunikasi. Edward III dalam Agustino
mengenai studi kebijakan yang mengarah pada mengemukakan 3 variabel tersebut yaitu :
proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam a. Transmisi. Penyaluran komunikasi yang baik
prakteknya implementasi kebijakan merupakan akan menghasilkan suatu implementasi yang
suatu proses yang begitu kompleks bahkan tidak baik pula. Seiring terjadi masalah dalam
jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi penyaluran komunikasi yaitu adalah salah
berbagai kepentingan. pengertian (miskomunikasi) yang disebabkan
Bardach yang dikutip oleh Agustino (2006:138) banyaknya tingkatan birokrasi yang harus di
dalam bukunya “Dasar-Dasar Kebijakan Publik” lalui dalam proses komunikasi, sehingga apa
sebagai berikut : yang di harapkan terdirtosi di tengah jalan.
“implementasi adalah cukup untuk membuat b. Kejelasan. Komunikasi yang diterima oeh
sebuah program dan kebijakan umum yang pelaksana kebijakan (street/level bureaucrats)
kelihatannya bagus diatas kertas. Lebih sulit harus jelas dan tidak membingungkan atau
lagi merumuskannya dengan kata-kata dan tidak ambigu / mendua.
slogan-slogan yang kedengarannnya c. Konsistensi. Perintah yang diberikan dalam
mengenakan bagi telinga para pemimpin dan pelaksana suatu komunikasi harus konsisten
para pemilih yang mendengarkannya. Dan dan jelas untuk ditetapkan atau di jalankan. Jika
lebih sulit lagi untuk melaksanakannya dalam perintah yang diberikan sering berubah rubah,
bentuk cara yang memuaskan semua maka dapat menimbulkan kebingungan dalam
orang termasuk mereka anggap klien.” pelaksanaan di lapangan.
Perlu dicatat bahwa implementasi kebijakan
merupakan tahapan yang sangat penting dalam 2. Sumber Daya
struktur kebijakan, karena melalui prosedur ini Syarat berjalannya suatu organisasi adalah
proses kebijakan secara keseluruhan dapat kepemilikan terhadap sumberdaya (resources).
dipengaruhi tingakat keberhasilan atau tidaknya Seorang ahli dalam bidang sumberdaya,
pencapaian tujuan. Schermerchorn, Jr (1994:14) mengelompokkan
Pengertian implentasi kebijakan menurut sumberdaya ke dalam: “Information, Material,
Mufizz yang dikutip oleh kahya dan Zenju Equipment, Facilities, Money, People”. Edwards III
(1996:45) dalam bukunya “Pengantar Ilmu (1980:11) mengkategorikan sumber daya organisasi
Administrasi Negara (Suatu Pokok Bahasan)” terdiri dari : “Staff, information, authority, facilities;
sebagai berikut : building, equipment, land and supplies”. Edward
“Implementasi kebijakan ialah aktivitas- III (1980:1) mengemukakan bahwa sumberdaya
aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan tersebut dapat diukur dari aspek kecukupannya
suatu kebijakan secara efektif.Kesulitan yang yang didalamnya tersirat kesesuaian dan kejelasan.
timbul pada tahap ini adalah sukarnya Menurut Edward III dalam Agustino (2006:158-
menentukan hasil kebijakan, karena adanya 159), sumberdaya merupakan hal penting dalam
dampak yang tidak terantisipasi implementasi kebijakan yang baik. Indikator-
sebelumnya.” indikator yang digunakan untuk melihat
Model implementasi kebijakan yang bersifat sejauhmana sumberdaya mempengaruhi
top-down yang dikembangkan oleh George C. implementasi kebijakan.
Edward III dikenal dengan “direct and indirect
impact on implementation” terdapat empat 3. Disposisi
variable yang menentukan keberhasilan Menurut Edward III dalam Winarno (2005: 142-
implementasi kebijakan public yaitu : 143) mengemukakan :
1. Komunikasi ”kecenderungan-kecenderungan atau
Komunikasi merupakan salah satu variabel disposisi merupakan salah-satu faktor yang
penting yang mempengaruhi implementasi mempunyai konsekuensi penting bagi
kebijakan public. Komunikasi sangat menentukan implementasi kebijakan yang efektif”.
keberhasilan pencapaian tujan dari implementasi Jika para pelaksana mempunyai kecenderungan
kebijakan public. Implementasi yang efektif akan atau sikap positif atau adanya dukungan terhadap
terlaksana, jika para pembuat keputusan implementasi kebijakan maka terdapat
mengetahui mengenai apa yang akan mereka kemungkinan yang besar implementasi kebijakan
kerjakan. Informasi yang diketahui para pengambil akan terlaksana sesuai dengan keputusan awal.
keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi Demikian sebaliknya, jika para pelaksana bersikap
yang baik. negatif atau menolak terhadap implementasi

130
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

kebijakan karena konflik kepentingan maka Dalam penelitian kualitatif analisis data lebih
implementasi kebijakan akan menghadapi kendala difokuskan selama proses dilapangan bersama
yang serius. dengan pengumpulan data. Pada teknik analisis
4. Birokrasi data analisis data, peneliti menggunakan teknik
Birokrasi merupakan salah-satu institusi yang analisis data dari Miles dan Huberman.Analisis
paling sering bahkan secara keseluruhan menjadi data terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara
pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi tidak bersamaan, yaitu :
hanya dalam struktur pemerintah, tetapi juga ada a. Reduksi data diartikan sebagai proses
dalam organisasi-organisasi swasta, institusi pemilihan, pemusatan perhatian pada
pendidikan dan sebagainya.Bahkan dalam kasus- penyederhanaan, pengabstrakan dan
kasus tertentu birokrasi diciptakan hanya untuk transformasi data kasar yang muncul dari
menjalankan suatu kebijakan tertentu. catatan-catatan lapangan, dengan maksud
Menurut Edwards III dalam Winarno terdapat menyisihkan data atau informasi yang
dua karakteristik utama dari birokrasi yakni: tidak relevan. Reduksi data dilakukan sejak
”Standard Operational Procedure (SOP) dan pengumpulan data.
fragmentasi”. b. Penyajian data. Penyajian data adalah
”Standard operational procedure (SOP) proses penyajian data dalam bentuk uraian
merupakan perkembangan dari tuntutan singkat, bagian hubungan antar kategori
internal akan kepastian waktu, sumber daya flowchart dan sejenisnya.
serta kebutuhan penyeragaman dalam c. Dalam hal ini berarti data yang diperoleh
organisasi kerja yang kompleks dan luas”. pada saat reduksi data disajikan
Ukuran dasar SOP atau prosedur kerja ini biasa berdasarkan pikiran, intuisi pendapat atau
digunakan untuk menanggulangi keadaan-keadaan kriteria tertentu untuk selanjutnya
umum diberbagai sektor publik dan ditempatkan pada kategori masing-masing.
swasta.Dengan menggunakan SOP, para pelaksana Menurut miles dan Huberman, yang paling
dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia dan sering digunakan untuk menyajikan data
dapat berfungsi untuk menyeragamkan tindakan- dalam penelitian kualitatif adalah dengan
tindakan pejabat dalam organisasi yang kompleks teks yang bersifat naratif.
dan tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi.
fleksibilitas yang besar dan kesamaan yang besar Kesimpulan merupakan kegiatan diakhir
dalam penerapan peraturan. penelitian kualitatif. Makna yang
ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dirumuskan peneliti dari data harus diuji
dengan sosio-kultur yang mengada di level kebenaran, kecocokan dan kekokohannya.
pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau
tujuan kebijakan terlalu ideal (bahkan terlalu Triangulasi Data
utopis) untuk dilaksanakan dilevel warga, maka Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
hingga titik yang dapat di katakan berhasil. lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data itu.2
C. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini peneliti melakukan
pemeriksaan keabsahaan data dengan bertanya
Metode penelitian yang digunakan dalam langsung kedapa informan yang memiliki data
penelitian adalah metode penelitian deskriptif. lengkap mengenai Smart City Kota Bandung.
Metode penelitian deskriptif ini menurut Sugiyono, Norman K. Denkin mendefinisikan
yaitu: triangulasi sebagai “gabungan atau kombinasi
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel fenomena yang saling terkait dari sudut pandang
mandiri, baik satu variabel atau lebih dan perspektif yang berbeda. Menurutnya,
(independen) tanpa membuat perbandingan, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:
atau menghubungkan antara variabel satu (1) triangulasi metode, (2) triangulasi antar-peneliti
dengan variabel lain.” (Sugiyono, 2007:11). (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), (3)

Teknik pengumpulan data yang digunakan


dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan
(library research), yaitu pengumpulan data dengan
2
mempelajari berbagai buku literatur dan dokumen- . Lexy J. Moleong 2009, Metodologi Penelitian
dokumen terkait dengan smart city. Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 330

131
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi Konsep Smart city antara lain yaitu :
teori.”3 a. Sebuah kota berkinerja baik dengan
Penelitian ini mengkombinasikan tiga berpandangan ke dalam ekonomi,
triangulasi, yaitu: Triangulasi Metode, Triangulasi penduduk, pemerintahan, mobilitas,
antar Peneliti, dan Triangulasi Sumber Data. lingkungan hidup
Dikarenakan penelitian yang dilakukan mencakup b. Sebuah kota yang mengontrol dan me
ke tiga hal triangulasi tersebut. ngintegrasi semua infrastruktur termasuk
a. Triangulasi metode dilakukan dengan cara jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta
membandingkan informasi atau bawah tanah, bandara,
data dengan cara yang berbeda. Dalam pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan
penelitian ini peneliti menggunakan pengelolaan gedung. Dengan
metode wawancara, obervasi, dan survei. begitu dapat mengoptimalkan sumber d
Untuk memperoleh kebenaran informasi aya yang dimilikinya serta
yang handal dan gambaran yang utuh merencanakan pencegahannya. Kegiatan
mengenai informasi tertentu, Triangulasi pemeliharaan dan keamanan
tahap ini dilakukan agar data atau dipercayakan kepada penduduknya.
informasi yang diperoleh dari informan c. Smart city dapat menghubungkan infrast
penelitian tidak diragukan kebenarannya. uktur fisik, infrastruktur IT,
b. Triangulasi antar-peneliti dilakukan infrastruktur social, dan bisnis infrastruk
dengan cara menggunakan lebih dari satu tur untuk meningkatkan kecerdasan kota.
orang dalam pengumpulan dan analisis d. Smart city membuat kota lebih efisien dan
data. Dalam penelitian ini menggunakan layak huni.
lebih dari satu informan yaitu Kepala e. Penggunaan smart computing untuk
Sarana dan Prasarana Telematika serta membuat smart city dan
Kepala Sub Bagian Umum Dinas fasilitasnya meliputi pendidikan, kesehat
Komunikasi dan Informasi. Peneliti an, keselamatan umum, transportai
berpendapat bahwa teknik ini untuk yang lebih cerdas, saling berhubungan dan
memperkaya khasanah pengetahuan efisien.
mengenai informasi yang digali dari subjek
penelitian. Peneliti pun meyakini bahwa Model Smart City
informan yang diwawancarai ini telah Menurut Suhono dkk, mengidentifikasikan
memiliki pengalaman penelitian dan bebas enam model smart city untuk membuat kesuksesan
dari konflik kepentingan agar tidak sebuah kota dalam menjalankan konsep smart city :
merugikan peneliti dan melahirkan bias a. Smart Government
baru dari triangulasi. Smart Government atau pemerintahan
c. Triangulasi sumber data adalah menggali yang cerdas adalah kunci utama dalam
kebenaran informai tertentu melalui pembentukan Smart City. Pemerintah sebagai
berbagai metode dan sumber perolehan bagian dari fundamental sebuah negara,
data. Pada penelitian ini selain melalui mempunyai tugas untuk membentuk paradigma
wawancara dan observasi, peneliti juga atau pandangan kepada masyarakat tentang
menggunakan dokumen tertulis, arsip kehidupan yang lebih baik. Pemerintah yang pintar
yang diberikan informan berupa file dan merupakan pemerintah yang peduli dan
CD (Complite Disc) yang merupakan transparan terhadap rakyatnya, hal tersebut
dokumen sejarah mengenai Dinas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
Komunikasi dan Informatika, dan gambar kepercayaan dan kemauan masyarakat terhadap
atau foto karena masing-masing cara itu pemerintahnya.
akan menghasilkan bukti atau data yang Pembentukan hukum yang jelas dan
berbeda, yang selanjutnya akan kebebasan berpendapat atau demokrasi juga perlu
memberikan pandangan (insights) yang untuk diwujudkan guna menjamin keamanan,
berbeda pula mengenai fenomena yang keselamatan dan kenyamanan masyarakat.
diteliti. Rencana pemerintah dalam meningkatkan struktur
pembangunan yang nyata, mengendalikan arus
Konsep Smart City ekonomi, serta pengelolaan sumber daya juga
merupakan upaya yang dapat dilakukan
3
. Mudjia Rahardjo, TriangulasiDalam Penelitian pemerintah untuk mulai mengurangi import dan
Kualitatif, http:// mulai memanfaatkan hasil bumi yang didukung
mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view, diakses dengan sumber daya manusia asli dari putra
tanggal 25 November 2016

132
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

daerah. Dan yang terpenting dalam menciptakan 1. Komunikasi


Smart Government adalah terbentuknya karakter Komunikasi merupakan salah satu faktor
pemerintah yang profesional, bertanggung jawab penting dalam implementasi kebijakan.
dan bersih. Komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk
b. Smart People implementasi kebijakan, khususnya komunikasi
Terbentuknya masyarakat yang madani yang terjalin antar para pelaksana kebijakan baik
dan sadar diri merupakan visi utama dari program itu pelaksana dalam satu unit Dinas maupun
Smart People for Smart City. Masyarakat madani pelaksana antar Dinas terkait. Disamping itu,
yaitu sebuah kondisi dimana seluruh sumber daya komunikasi harus terjalin dengan baik antara para
manusia yang ada dalam sebuah kota sudah benar- pelaksana kebijakan dengan kelompok sasaran
benar menjadi insan yang berkompeten. Sedangkan dalam hal ini adalah seluruh masyarakat Kota
sadar diri adalah sebuah pengertian dimana Bandung. Implementasi kebijakan yang berjalan
munculnya kesadaran dari dalam hati setiap baik tidak terlepas dari faktor komunikasi yang
manusia bahwa mereka adalah makluk sosial, jadi baik pula. Komunikasi yang terjalin itu harus
apa yang mereka lakukan di dunia bukanlah hanya mampu menjembatani segala macam bentuk
senantiasa untuk kepentingan dirinya pribadi, kepentingan, baik antar pembuat kebijakan dengan
namun juga untuk kepentingan manusia yang pelaksana kebijakan dan masyarakat. Komunikasi
lainnya, terciptanya sifat gotong royong, saling sangat berpengaruh pada terhadap pelaksanaan
membantu, saling percaya, toleransi dan saling kebijakan yang akan berdampak pula kepada hasil
mengerti satu sama lain merupakan contoh sifat- kebijakan yang akan dicapai.
sifat yang terlahir jikalau ada kesadaran dalam diri Implementasi akan berjalan efektif bila
setiap manusia. ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan dapat dipahami
Dua kunci tersebut itulah jika bisa diraih oleh individu-individu yang bertanggung jawab
maka akan tercipta yang disebut Smart People, dalam kinerja kebijakan. Dengan begitu sangat
karena manusia merupakan aktor utama dalam penting untuk memberi perhatian yang besar
mewujudkan Smart City maka pencerdasan yang kepada kejelasan ukuran-ukuran dasar dan tujuan-
paling awal harus dimulai dari diri sendiri. tujuan kebijakan, ketepatan komunikasinya dengan
c. Smart Smart Economy para pelaksana dan tim dan juga antar badan
Ekonomi pintar. Semakin tinggi inovasi- instansi yang terkait sangat penting bagi
inovasi baru yang ditingkatkan maka akan kelancaran pelaksanaan tugas masing-masing
menambah peluang usaha baru dan meningkatkan anggota internal dan antar badan instansi sehingga
persaingan pasar usaha/modal. tidak adanya saling lempar tugas, harus saling
d. Smart Mobility seimbang dan jangan mau seenaknya.
Mobilitas pintar. Pengelolaan infrastruktur Peneliti menemukan bahwa kendala yang
kota yang dikembangkan di masa depan dihadapi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
merupakan sebuah system pengelolaan terpadu kota Bandung terdapat di dalam Roadmap
untuk menjamin keberpihakan pada kepentingan Walikota Bandung, terdapat Roadmap jangka
publik. panjang dan jangka pendek. Kendala nya yaitu
e. Smart Living dalam mensosialisasikan Roadmap tersebut
Lingkungan pintar. Lingkungan yang bisa sehingga beberapa pegawai belum memahami.
memberikan kenyamanan, berlanjutan sumber
daya, keindahan fisik maupun non fisik, visual
maupun tidak, bagi masyarakat dan publik.
f. Smart Live
Hidup pintar. Manusia memiliki kualitas
hidup terukur (berbudaya).

D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi peneliti
dilapangan mengenai implementasi kebijakan
smart city di Kota Bandung, jika dikaitkan dengan
sebuah teori yang ditegaskan oleh Edward III
terdapat beberapa aspek yang harus mendapat
perhatian menurut teori Edward yaitu komunikasi,
Sumber Daya, Disposisi dan Struktur Organisasi,
berikut implementasi kebijakan dari aspek-aspek
tersebut :

133
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

dalam menggunakan sosial media seperti


Tabel 4.1 Instagram, Twitter dan Facebook beliau memiliki
Roadmap Walikota Bandung akun sendiri dan rajin mem-posting apapun
program dan kegiatan yang sedang di laksanakan
Program yang Program yang Rencana oleh Pemerintah Kota Bandung. Akun beliau pun
sudah terlaksana sedang memiliki banyak Followers atau pengikut. Seperti
terlaksana di akun instagram miliknya yaitu @ridwankamil,
Bandung • Kartu • Satu Bangku beliau memiliki 4,7 followers.
Control Room Bandung Satu Tablet Sehingga pemanfaatan media sosial itu sangat
Masjid/Gereja (Angkot/Sepe • Lampu Caang efektif dalam mensosialisasikan mengenai Smart
Net da dll) Baranang City.
Wifi Di Kantor • Media (LED.Accu/So Berikut paparan Kepala Sub Bagian Umum
Pemerintahan Kampanye lar Cell) Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.
Wifi Di Pusat Bandung • Enerbike “Mengenai tahapan sosialisasi, Pemerintah
Pariwisata Smart City untuk Colokan Kota Bandung menggunakan berbagai upaya
Wifi di Sentra • Digitalisasi Listrik untuk mensosialisasikan kepada masyarakat.
Industri Dokumen • Pengembang- Sosialisasi itu membutuhkan waktu, waktunya
Taman Wifi Surat, an Kluster kurang lebih 2 tahun.”5
LAPOR (Citizen Disposisi dan Industri ICT
Reporting) Nota Dinas Walikota Bandung menugaskan seluruh
Krtu •
Parkir Bandung Best komponen SKPD atau Dinas-dinas harus
Prabayar Apps menjalankan Smart City dan mensosialisasikan
1 Dinas 1 Akun • Pelatihan mengenai program Smart City kepada daerah nya
Twitter/Faceboo Pemanfaatn masing-masing yang terdapat di Kota Bandung
k ICT untuk agar sosialisasi atau penyuluhan mengenai Smart
Pajak Online Pemkot City lebih merata kepada seluruh kalangan
Sabilulungan Bandung masyarakat.

.net (Bansos dan Pelatihan
Hibah Online) Pemanfaatan 2. Sumber Daya
Redesign Teknologi ICT Implementasi mungkin dapat dikerjakan secara
Website untuk cermat, jelas dan konsisten tapi jika kekurangan
Pemerintah Kota Masyarakat sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
Bandung. • Ducting kebijakan maka implementasi ini pun terbilang
Bersama kurang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa
keberadaan sumber daya memiliki peran yang
Sumber: Data Dinas Komunikasi dan Informatika Kota sangat penting didalam suatu instansi. Hal ini
Bandung, 2017
menunjukkan bahwa sumber daya kebijakan
merupakan faktor kritis atau lemah dalam
Informan mengatakan bahwa: melaksanakan kebijakan.
Bentuk sosialisasi mengenai Smart City Sumber daya kebijakan merupakan salah satu
kepada masyarakat Kota Bandung berupa komponen yang harus diperhatikan secara lebih
menyampaikan informasi melalui Media Cetak, karena dengan tidak adanya sumber daya maka
Radio, Televisi dan media Sosial Media.4 kebijakan hanya akan menjadi konsep atau rencana
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh saja yang akan tidak memliki pengaruh apapun
peneliti, menemukan masih banyak masyarakat terlebih dalam memecahkan permasalahan
Kota Bandung yang kurang mengetahui mengenai dilapangan. Kemampuan sumber daya dari pihak
Smart City tersebut. Berdasarkan wawancara instansi akan sangat berpengaruh dalam
dengan Kepala Sub Bagian Umum Dinas menjalankan implementasi suatu kebijakan.
Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Sumber daya manusia dan sumber daya finansial
Mengenai sosialisasi Pemerintah Kota Bandung harus tersedia dan benar-benar dipersiapkan
masih terus berusaha untuk mensosialisaskan sehingga menghasilkan hasil akhir sesuai dengan
Smart City salah satunya yaitu dengan meng- apa yang diharapkan.
optimal kan penggunaan sosial media, Walikota
Bandung yaitu Pak Ridwan Kamil sangat optimal
5.
Hasil Wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum
4
. Hasil Wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum Dinas Komunikasi dan Informatika Dinas Komunikasi
Dinas Komunikasi dan Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung.
dan Informatika Kota Bandung.

134
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

Sumber daya menunjukan setiap kebijakan seperti bagaimana adat atau kultur yang berada
harus didukung oleh sumber daya yang memadai didaerah tersebut, naskah akademik yan paham
baik sumber daya manusia maupun sumber daya benar dengan menyesuaikan seluk-beluk aspirasi
finansial. daerah tersebut dan pembuatan kebijakan haruslah
Dalam indikator sumber daya ada 4 dimensi berorientasi kepada publik (Public Interest).
yang mempengaruhi sumber daya dalam Kedua mengenai Informasi, dalam
implementasi kebijakan Smart City yang sangat implementasi kebijakan informasi mempunyai dua
penting sebagai penunjang kelancaran dan bentuk, yaitu implementasi yang berhubungan
keefektifan Implementasi kebijakan Smart City : dengan cara melasanakan kebijakan dan informasi
Yang pertama terkait dengan staff. Staff mengenai data kepatuhan dari para pelaksana
merupakan salah satu dari berbagai sumber daya terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang
yang keberadaannya paling penting dalam telah ditetapkan.
melaksanakan kebijakan. Jumlah yang banyak 3. Disposisi
tidak secara otomatis mendorong suatu kebijakan Dukungan para pelaksana terhadap kebijakan
tersebuh efektif, demikian juga bila kekurangan. smart city ini salah satunya para aparatur Dinas
Keduanya harus diperhatiakan dalam Komunikasi dan Informatika merekrut tenaga-
implementasi program atau kebijakan pemerintah. tenaga outsourching untuk penunjang smart city,
Sebab tanpa kehandalan implementor kebijakan mereka para tenaga outsourching ini mambuat
menjadi kurang enerjik dan seadanya. Sedangkan sistem dan mengendalikan sistem terutama yang
sumber daya finansial menjamin keberlangsungan berada di BCC (Bandung Command Center). Rasa
program atau kebijkan tanpa ada dukungan tanggung jawab yang tinggi dalam kebijakan Smart
finansial yang memadai, program tidak dapat City jelas adanya, Para aparatur yang berada di
berjalan efektif dan cepat dalam mencapai tujuan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung
dan sasaran.6 sudah menjalankan tupoksi berdasarakan arahan
Pelaksanaan kebijakan Smart City di Dinas dan roadmap yang dibuat oleh Walikota Bandng
Komunikasi dan Informasi Pemerintahan Kota untuk menunjang Smart City. Salah satu bentuk
Bandung belum cukup memadai, baik dari segi tanggung jawab Dinas Komuniksi dan Informatika
kualitas dan kuantitasnya. Dari segi yaitu seperti merancang kebijkan untuk Smart City
kualitas/kemampuan berdasarkan hasil dan merealisasikan serta mengimplemtasikan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Smart Government.
kepala sub bagian umum Dinas Komunikasi dan
Informatika Pemerintahan Kota bahwa staff Dinas 4. Struktur Birokrasi
Komunukasi dan Informatika belum semuanya ahli Dalam pelaksanaan implementasi kebijakan
dalam bidang Ilmu Teknologi padahal kemampuan Smart City di Kota Bandung sudah terciptanya
atau keahlian ini sangat dibutuhkan dalam sinergitas antara seorang pimpinan dan bawahan
pengimplementasian kebijakan Smart City dimana dalam birokrasi, baik itu menganai kesepahaman
Dinas Komunikasi dan Informatika ini adalah persepsi tentang kebijakan tersebut, maupun tata
implementor yang berperan penting dalam cata peng-implementasian nya. Seperti halnya
pelaksanaan kebijakan Smart City . Walikota Bandung sudah memberikan pemahaman
Dilihat dari sudut pandang pemerintahan, dengan cara apapun kepada bawahannya dengan
yang membuat kebijakan mengenai smart city itu tujuan untuk persamaan persepsi, visi serta misi
sudah sesuai yang mana kebijakan tersebut dibuat yang telah di tentukan bersama. Jika tidak maka
oleh Walikota Bandung yang mempunyai kualitas pelaksanaan ini akan kabur dengan sendirinya
dan kapabilitas tinggi sehingga tidak akan asal sehingga akan menimbulkan gaya komunikasi
dalam pembuatan kebijakan-kebijakannya. Kualitas yang tidak baik dan akan berakibat kepada
dan kapabilitas dapat diukur dari segi pendidikan ketimpangan implementasi.
pembuat kebijakan, seperti yang tertuang didalam Berikut penuturan Kepala Bidang sarana dan
Undang-undang No 8 tahun 2016 BAB VII, bagian Prasara Dinas Komunikasi dan Informatika pada
kesatuan tentang persyaratan bakal calon anggota tanggal 28 November 2016
DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten atau Kota “Sudah terjalin birokrasi yang cukup baik,
termasuk Gubernur/Walikota/Bupati adalah karena sekaran sudah terjalin sinergitas di
Warga Negara Indonesia (WNI) yang memenuhi setiap SKPD atau Dinas-dinas, sudah terdapat
syarat salah satunya berpendidikan paling rendah BCC mini yang langsung terkonektivitas ke
tamat SMA atau sederajat. Dalam hal pembuatan BCC pusat yang berada di Dinas Komunikasi
sebuah kebijakan harus diperhatikan beberapa hal, dan Informatika Kota Bandung dan dengan
adanya tenaga-tenaga IT yang kompeten
6
Dwiyanto Indiahono. Perbandingan Administrasi dalam menjalankan sistem atau aplikasi Smart
Publik. Bandung: Gava Media,2009.hal 48

135
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

City sehingga memudahkan dalam melakukan yang handal tentang IT sehingga


koordinasi.” untuk pembenahan pemerintah Kota
Bandung merekrut tenaga
Hambatan Implementasi Kebijakan Smart City outsourching khususnya dalam
Di Kota Bandung bidang IT.Dalam perekrutan tenaga
Hambatan yang terjadi pada implementasi Outsourching kami melakukan seleksi
kebijakan smart city di Dinas Komunikasi dan yang sangat ketat, jumlah pendaftar
Informatika Pemerintahan Kota Bandung bisa 1000 dan yang dipilih hanya
dilihat dari aspek komunikasi, sumberdaya, 5.Sehingga kami yakin bahwa tenaga
disposisi, dan Struktur birokrasi yaitu sebagai Outsourching kami khusus nya dalam
berikut : bidang IT itu berkompeten dan sangat
1. Komunikasi menunjang dalam mengelola BCC”.
a. Masih kurangnya penggunaan atau b. Terkait Informasi, permasalahan sumber
pemanfaatan sistem dan aplikasi yang ada daya dalam indikator informasi terdapat
karena pemahaman masyarakat yang beberapa kendala seperti masih kurangnya
kurang. pemahaman petugas terhadap tugas dan
b. Berkaitan dengan sosialisasi yang belum fungsi dalam menjalankan program Smart
merata mengakibatkan terhambatnya City. Ini menjadi salah penghambat
pengimplementasian kebijakan smart city keefektifan program smart city dikarenakan
kepada masyarakat serta pihak-pihak yang di Dinas Komunikasi dan Informasi ini tidak
terkait. Kurangnya pempublikasian sistem semua aparatur paham akan teknologi
dan aplikasi yang telah dibuat oleh sedangkan di dinas komunikasi dan
pemerintah kepada masyarakat, sehingga informasi sendiri aparatur dituntut untuk
masih terdapat masyarakat yang tidak paham akan arahan yang diberikan kepala
mengetahui keberadaan sistem maupun daerah dan paham akan ilmu teknologi
apikasi tersebut. mengenai smart city sebagai penunjang dari
arahan yang diberikan oleh kepala daerah
2. Sumber daya dalam pelaksanaan program smart city,
a. Terkait Staff, permasalahan sumber daya karena tidak bisa disepelekan lagi aparatur
terkait sataff berdasarkan penelitian yang pelaksana smart city harus paham akan
telah dilakukan di Dinas Komunikasi dan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan dan
Informasi selaku implementor dari smart city paham mengenai ilmu teknologi khususnya
di kota bandung masih adanya kendala mengenai program aplikasi-aplikasi
ataupun permasalahan mengenai staff penunjang smart city.
dimana di Dinas Komunikasi dan Informasi Hal ini di pertegas oleh penuturan
Pemerintahan Kota Bandung masih Kepala Sub Bagian Umum Dinas
kekurangan staff di bidang Ilmu Teknologi Komunikasi dan Informatika, 28 November
sedangkan staff yang ahli di bidang ilmu 2016 :
teknologi ini sangat penting demi “Pemahaman aparatur mengenai Smart
menunjang keberhasilan pelaksanaan City tentunya belum semua, sehingga
kebijakan Smart City yang merupakan aparatur yang belum paham mengenai
sumberdaya yang utama dalam Smart City harus mengikuti diklat
implementasi kebijakan, namun khusus.Di adakannya diklat khusus
penambahan staff saja tidak cukup dalam oleh Pemerintah kota Bandung sendiri
menangani permasalahan ini dibutuhkannya mengenai Smart City yang bertujuan
staff yang ahli dan mempunyai kemampuan untuk meningkatan SDM. Karena Smart
di bidang ilmu teknologi agar tugas dapat City ini akan berjalan jika pemerintahan
terlaksana dengan baik sesuai dengan nya pun menjadi Smart Government.”
kebijakan pengimplementasian smart city.
Hal ini di pertegas oleh penuturan Kepala Dengan begitu pemahaman petugas
Sub Bagian Umum Dinas Komunikasi dan terhadap tugas dan fungsi dalam
Informatika, 28 November 2016 : menjalankan program smart city sangat
“Penempatan petugas dalam diperlukan untuk mengoptimalkan
menjalankan program smart city implementasi kebijakan smart city.
belum sesuai dengan skill yang
dimilikinya.Baru dalam tahap c. Terkait infrastruktur, selain dari sisi
penempatan-penempatan dan SDM pembangunannya, masih ada banyak

136
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

masalah yang perlu dibenahi. Salah satu lainnnya sehingga banyak masyarakat kota
isu yang cukup penting adalah masalah Bandung itu sendiri yang belum mengetahui
kabel yang menjadi infrastruktur tentang smart city. Dalam mensosialisasikan
komunikasi utama masyarakat yang saat mengenai program Smart City membutuhkan
ini masih berantakan. Layanan internet proses yang panjang dan harus didukung pula
bagi masyarakat juga belum merata dan oleh pemerintah dan warganya. Meskipun
optimal. Padahal, infrastruktur merupakan pemerintah sudah meluncurkan kebijakan-
hal yang paling fundamental karena ketika kebijakan untuk mendukung Bandung sebagai
infrastruktur sudah rapi, pembangunan Smart City tetap saja membutuhkan waktu yang
yang ada “di atasnya” bisa dilakukan tidak sedikit untuk penerapannya sampai
dengan cepat. kepada warga Bandung.
Hal ini di pertegas oleh penuturan Kepala Dalam menunjang Smart City tentu saja warga
Sub Bagian Umum Dinas Komunikasi dan Kota Bandung harus menjadi Smart People,
Informatika, 28 November 2016 : cukup sulit untuk menjadikan warga bandung
“Mengenai infrastruktur juga seluruhnya menjadi Smart People sehingga
Pemerintah Kota Bandung melakukan Walikota Bandung yaitu Pak Ridwan Kamil
berbagai cara untuk memperbaikinya mengusulkan pemerintah Kota Bandung harus
dan masih terus berusaha dalam menjadi Smart Government dengan harapan
melakukan perbaikan infrastruktur, apabila Smart Government sebagai implementor
salah satunya Pemerintah Kota Smart City ini berhasil, dapat dengan mudah
Bandung berencana untuk membuat juga menjadikan masyarakat Kota Bandung
Dakting, dakting yaitu penurunan menjadi Smart People.
kabel-kabel listrik melalui pipa ke Dari aspek Sumber Daya, dengan
dalam bawah tanah untuk keamanan ketersediaan teknologi dan alat-alat penunjang
masyarakat dan estetika kota serta teknologi tersebut berbagai macam data dan
membuat MCF (microcellful), gunanya informasi yang berada di setiap sudut kota
untuk penyebar cinyal HandPhone dapat dikumpulkan melalui sensor yang
semua itu program-program yang terpasang di setiap sudut kota seperti kamera
dilakukan oleh Diskominfo untuk CCTV dan GPS sehingga dapat dianalisis
menunjang Smart City” dengan aplikasi cerdas untuk mempermudah
3. Disposisi pelayanan. Mengenai SDM (Sumber Daya
Hambatan dalam pengimplementasian smart Manusia) Bandung mengadakan program smart
city dilihat dari disposisinya sejauh ini tidak city ini bekerja sama dengan para praktisi,
ditemukan adanya hambatan. Hal ini dapat teknokrat, budayawan, dengan kalangan
terlihat dari sikap positif yang ditunjukan oleh pendidikan jugan dengan unsur elemen
aparatur dalam emlaksanakan program smart masyarakat sehingga di kota bandung
ciry. dibentuklah Dewan Smart City.
4. Struktur Birokrasi Salah satu implementasi dari seluruh global
Hambatan dari struktur birokrasi diantaranya gabungan dari semua unsur salah satunya
Operating Prosedur belum dapat dipahami adalah Dinas yang harus menjalani. Paling
oleh pegawai Pemerintahan Kota Bandung depan yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika
khususnya oleh pegawai yang berada di Dinas Kota Bandung, karena terdapat unsur IT
Komunikasi dan Informasi, sehingga didalamnya sebagai penunjang Smart City.
Pemerintah Kota Bandung mengadakan diklat Dari aspek Disposisi, dukungan dari para
khusus untuk mendalami program Smart City implementor pun sudah optimal sampai saat ini
tersebut untuk para pegawai khususnya mereka masih terus berusaha untuk menjadikan
pegawai yang berada di Dinas komunikasi dan Pemerintah Kota Bandung sebagai Smart
Informatika karena Dinas ini sebagai Government karena itu merupakan suatu
implementor kebijakan smart city ini. bentuk tanggung jawab juga terhadap
pelaksanaan Smart City di Kota Bandung
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI dengan cara menjalankan tugas pokok dan
1. Kesimpulan fungsi sesuai dengan arahan Roadmap dari
Implementasi kebijakan smart city di Dinas Walikota Bandung.
Komunikasi dan Informatika Pemerintahan Dari aspek Struktur Birokrasi, Sistem birokrasi
Kota Bandung belum tersosialisasi secara yang sangat mendukung dalam program Smart
merata dan dikomunikasikan dengan baik City adalah terciptanya Smart Government dan
terutama kepada SKPD atau dinas-dinas Smart People sehingga Smart City bisa berhasil.

137
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017
Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung
Siti Widharetno Mursalim

Jika kedua aspek itu saling terkorelasi maka yang berdasar profesionalisme. Penataan jejaring
akan sangat menunjang terhadap Smart City. Bandung Smart City dilakukan melalui interaksi
Sampai detik ini sistem birokrasi yang berada di dan sinergi pemangku kepentingan: Academic,
Pemerintahan Kota Bandung adalah yang Business, Community, Government, dan Media.
terbaik yang sudah dilakukan. Penataan sumberdaya Bandung Smart City
dilakukan melalui penataan brainware, software,
2. Saran dan hardware. Penataan brainware perlu
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperhatikan kepakaran, keahlian, kompetensi,
mewujudkan Smart City Bandung adalah: dan ketrampilan. Penataan software dan hardware
Implementator perlu melakukan branding perlu memperhatikan interoperabilitas, skalabilitas,
Smart City. Hal mendesak yang harus dan realibilitas.
dilaksanakan untuk meningkatkan Smart City Kota
Bandung adalah membuat branding Kota
Bandung. Branding atau city branding dapat REFERENSI
diartikan sebagai strategi atau proses pembentukan
merek suatu kota dalam berbagai bentuk media Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik.
promosi, agar dikenal oleh masyarakat luas. Bandung:Alfabeta.
Branding dalam konteks Smart City Bandung Herdiansyah, Harish. 2011. Metodologi Penelitian
diperlukan untuk sosialisasi dan meningkatkan Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
motivasi mensukseskan smart city, atau secara Salemba Humanika.
sederhana diperlukan sebagai semangat untuk
bergerak bersama. Indiahono, Dwiyanto. 2009. Perbandingan
Penyelarasan Kebijakan dan Strategi Bandung Administrasi Publik. Bandung: Gava Media.
Smart City. Penyelarasan kebijakan dan strategi Ismail, Nawawi. 2009. Public Policy. Surabaya:
Bandung Smart City dilakukan melalui PMN.
sinkronisasi, harmonisasi, dan sinergi kebijakan
Kota Bandung. Road Map Bandung Smart City Kahya, Zenju. 1996. Pengantar Ilmu Administrasi
diintegrasikan dalam RPJMD Kota, sehingga Negara.
apabila kebijakan, strategi, tujuan, sasaran, Kusumanegara, Solahudin. 2010. Model dan Aktor
maupun program tercakup dalam RPJMD Kota dalam Proses Kebijakan Publik. Bandung: Gava
Bandung tahap ketiga, maka prakarsa maupun Media.
inisiatif Bandung Smart City dapat diakomodasi
Lexy J. Moleong. 2009. Metodologi Penelitian
dalam penyusunan RKPD Kota Bandung maupun
Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rencana Strategis SKPD terkait. Dengan demikian
implementasi Bandung Smart City melalui Schermerchorn, Jr. 1994. Management. International
program maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh Studies Version.
SKPD terkait dapat terwujud semakin baik. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Penataan Unsur Bandung Smart City Penataan R & D, Bandung: Alfabeta, 2007.
unsur Bandung Smart City meliputi kelembagaan,
jejaring, dan sumberdaya smart city. Penataan Undang-Undang:
Kelembagaan Bandung Smart City harus Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 BAB XXI
mempertimbangkan organisasi, regulasi, maupun Pasal 386-390 Tentang inovasi Pemerintah
norma/etika/budaya. Pertimbangan organisasi Daerah.
yang diperlukan untuk merumuskan kebijakan dan
arahan strategis pembangunan dan pengembangan Website
Bandung Smart City adalah Dewan Smart City https://lestarinurbudi.wordpress.com/2016/06/0
Bandung. Dewan Smart City berperan sebagai 8/bandung-smart-city/ diakses bulan Januari
mitra Pemerintah Kota Bandung (Government- 2017 pukul 05.20 WIB.
CIO) dalam pembangunan dan pengembangan Mudjia Rahardjo, Triangulasi Dalam Penelitian
smart city. Pembentukan ‘Dewan Smart City Kualitatif, http://
Bandung’ perlu memperhatikan kapasitas, peran, mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?task=view,
dan dukungan anggaran. Regulasi Bandung Smart Diakses tanggal 25 November 2016.
City perlu disusun terutama terkait berbagi https://lestarinurbudi.wordpress.com/2016/06/0
sumberdaya TIK, pendanaan, dokumentasi, 8/bandung-smart-city/) diakses pada tanggal
maupun pedoman kerjasama/investasi bagi pihak 28 November 2016.
ketiga. Bandung Smart City juga perlu
memperhatikan norma/etika/budaya setempat

138
Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai