Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENINGGALAN BANGSA BELANDA


YANG ADA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

Eklesia Claudy Wijaya ( 3 )

28 . 03 . 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peninggalan sejarah merupakan suatu warisan budaya yang


menceritakan keluhuran dari suatu budaya masyarakat. Peninggalan
sejarah yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia merupakan suatu
kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Dengan adanya berbagai peninggalan sejarah, bangsa Indonesia dapat

belajar dari kekayaan budaya masa lalu yang berguna dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Bangunan merupakan salah satu bentuk dari
peninggalan sejarah yang dapat diamati langsung. Berbagai bangunan
bersejarah yang terdapat di Indonesia seperti Istana Maimun, Lawang
Sewu, Gedung Sate, dan berbagai macam bangunan lainnya. Berbagai
bangunan bersejarah tersebar di bumi nusantara ini, dimana setiap
bangunan memiliki kisahnya sendiri. Kota Bandung dikenal dengan
julukan Kota Kembang dan Parijs van Java, memiliki berbagai bangunan
bersejarah karya para arsitektur Eropa yang bermukim di Kota Bandung
pada masa kolonial. Berbagai macam karya bangunan arsitektur dengan
gaya bangunan Eropa yang megah menjadi penghias wajah kota Bandung.
Gedung Sate bisa dibilang sebagai bangunan kota Bandung yang paling
dikenal oleh masyarakat luas, selain karena memiliki atap yang
bentuknya yang unik, Gedung Sate juga berfungsi sebagai pusat
pemerintahan Jawa Barat. Selain Gedung Sate masih banyak bangunan-
bangunan warisan budaya yang tidak kalah menarik yang ada di kota
Bandung ini, misalnya Gedung Merdeka dan Museum Konferensi Asia
Afrika yang memiliki gaya arsitektur art deco, Villa Isola yang menjadi
ikon dari Universitas Pendidikan Indonesia, juga bangunan-bangunan
ibadah seperti Gereja Katedral, Vihara Samudra Bhakti dan Mesjid
Cipaganti.
⤇ LAWANG SEWU, SEMARANG

Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan


kuno peninggalan jaman belanda yang
dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk
kantor pusat perusahaan kereta api (trem)
penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe
Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga
lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya
arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F
Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu
terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang,
atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan
Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu),
ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki
pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu
yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini
memiliki banyak jendela tinggi dan lebar,
sehingga masyarakat sering menganggapnya
sebagai pintu.

GEREJA KATEDRAL, JAKARTA ⤆

Gereja Katedral merupakan


salah satu bangunan cagar
budaya yang ada di Jakarta.
Sebelum diresmikan sebagai
bangunan cagar budaya, Gereja
Katedral mempunyai sejarah
yang panjang dalam
pembangunannya.
Pembangunan Gereja Katedral
dimulai ketika Paus Pius VII
mengangkat pastor Nelissen
sebagi prefek apostik Hindia
Belanda pada 1807. Saat itulah
dimulai penyebaran misi dan
pembangunan gereja katolik di
kawasan nusantara, termasuk di
Jakarta.
⤇ GEDUNG NEGARA GRAHADI, SURABAYA
Gedung Grahadi ini berada di Jalan
Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur.
Gedung tersebut dirancang oleh arsitek
Belanda, W.Lemci. Sebelumnya gedung
ini dikenal dengan nama tuinhuis.
Dibangun pada 1794-1798 pada masa
kekuasaan Belanda Dirk Van Hogendorp.
Mengutip cagarbudaya.kemdikbud.go.id,
Dirk van Hogendoorp ini seorang
penguasa Jawa bagian timur (Gezahebber
van Hat Oost Hoek). Pada 1799-1809,
gedung ini ditempati oleh Fredrik Jacob
Rothenbuhler.
Kemudian pada 1810, masa pemerintahan Herman William Daendels, bangunan
tersebut direnovasi menjadi empire style atau Dutch Collonial Villa. Gaya ini
merupakan arsitektur neo klasik Prancis yang dituangkan secara bebas di Indonesia
sehingga menghasilkan gaya Hindia Belanda.
GEDUNG SATE, BANDUNG ⤆
Gedung Sate dibangun pada masa
kolonial Belanda yaitu sekitar 1920-1924.
Tim arsiteknya diketuai oleh Ir. J. Gerber,
Eh, De Roo, dan G. Hendriks,serta
Gemeente van Bandoeng yang diketuai
V.L. Sloors. Gedung Sate dibangun dalam
rangka program pemindahan pusat
militer pemerintahan Hindia Belanda dari
Meester Cornelis ke Bandung.
Gedung ini sendiri didesain untuk instansi pemerintahan (Gouvernements Bedrijven/GB)
dalam satu komplek perkantoran. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Nona Johanna
Catherina Coops sebagai putri sulung Wali kota Bandung pada saat itu yakni B. Coops yang
didampingi Nona Petronella Roeslofsen sebagai perwakilan Gubernur Jenderal Batavia. Pada
masa itu, Gedung Sate difungsikan sebagai gedung Departemen Pekerjaan Umum dan
Pengairan (Departement Verkeer en Waterstaat) dan di sampingnya terdapat gedung Pusat
Pos, Telegraf, dan Telepon (Hoofdbureau Post, Telegraaf, en Telefoondienst). Pada 1924,
gedung Hoofdbureau Post, Telegraaf, en Telefoondienst rampung dibangun menyusul
dengan selesainya pembangunan Induk Gedung Sate serta Perpustakaan Teknik terlengkap
se-Asia Tenggara pada September 1924. Dilansir dari Antara, gedung yang pada 27 Juli 2020
kemarin merayakan hari jadi ke 100 tahun tersebut beralih fungsi menjadi Kantor Gubernur
Jawa Barat pada 1980. Dalam sebuah denah yang ditemukan di dalamnya, Gedung Sate
merupakan salah satu dari 17 gedung yang akan dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda
sebagai Komplek Pemerintahan Pusat Hindia Belanda sebagai pengganti peran Batavia.
⤇ Gereja Blenduk

Gereja Blenduk Semarang merupakan Gereja


yang dibangun pada 1753 ini merupakan salah
satu landmark di Kota Lama. Berbeda dari
bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya
memagari jalan dan tidak menonjolkan bentuk,
gedung yang bergaya Neo-Klasik ini justru tampil
kontras. Bentuknya lebih menonjol . Lokasi
bangunan ini berada di Jalan Letjend Suprapto No
32 Kota Lama Semarang dan bernama Gereja
GPIB Immanuel. Bangunan gereja yang sekarang
merupakan bangunan setangkup dengan facade
tunggal yang secara vertikal terbagi atas tiga
bagian.
Jumlah lantainya adalah dua buah. Bangunan ini menghadap ke Selatan. Gereja ini
masih dipergunakan untuk peribadatan setiap hari Minggu. Di sekitar gereja ini juga
terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda seperti Gedung Marba.
Bangunan kuno ini juga sering menjadi salah satu tempat untuk foto foto Pre Wedding.

Benteng Van Den Bosch, Ngawi ⤆

Pada abad 19 Ngawi menjadi salah satu pusat


perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur
dan dijadikan pusat pertahanan Belanda di
wilayah Madiun dan sekitarnya dalam Perang
Diponegoro (1825–1830). Perlawanan melawan
Belanda yang berkobar didaerah dipimpin
oleh kepala daerah setempat seperti di
Madiun dipimpin oleh Bupati Kerto Dirjo dan
di Ngawi dipimpin oleh Adipati Judodiningrat
dan Raden Tumenggung Surodirjo, serta salah
satu pengikut Pangeran Diponegoro bernama
Wirotani.
Pada tahun 1825 Ngawi berhasil direbut dan diduduki oleh Belanda. Untuk
mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Ngawi serta menguasai jalur
perdagangan, Pemerintah Hindia Belanda membangun sebuah benteng yang
selesai pada tahun 1845 yaitu Benteng Van Den Bosch. Benteng ini dihuni tentara
Belanda 250 orang bersenjatakan bedil, 6 meriam api dan 60 orang kavaleri
dipimpin oleh Johannes van den Bosch.
⤇ Museum Fatahillah, Jakarta Utara

Museum Fatahillah bernama resmi Museum


Sejarah Jakarta yang terletak di Jalan Taman
Fatahillah No. 1, Jakarta Barat. Museum Fatahillah
dulunya merupakan gedung balai kota Batavia.
Bangunan ini didirikan pada 1707 sampai 1712 atas
perintah Gubernur Jenderal Joan van Hoorn.

Stasiun Tanjung Priok ⤆


Bangunan peninggalan Belanda yang masih ada dan
berfungsi baik hingga kini adalah Dtasiun Tanjung Priok.
Jika dilihat dari luar, bangunan stasiun ini sangat megah

dengan warna putih yang mendominasi. Stasiun ini


dibangun pada tahun 1914 saat masa kepemimpinan
Gubernur Jenderal A.F.W Idenburg.
KAI dalam laman resminya menyebut, Stasiun Tanjung Priok
lahir dari tangan dingin seorang arsitek Staats Spoorwegen
(SS), perusahaan kereta api negara Hindia Belanda), yaitu
C.W Koch. Pembangunan tempat ini melibatkan 1.700
tenaga kerja. Peresmian stasiun ini bersamaan dengan
ulang tahun ke-50 SS, pada 6 April 1925

⤇ Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo


RSCM atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
merupakan salah satu rumah sakit tua yang berdiri di
tanah Batavia (Jakarta). Rumah sakit ini awalnya
menjadi bagian dari STOVIA (sekolah kedokteran di
Batavia), yang merupakan cikal bakal Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Mengutip dari laman RSCM, bangunan rumah sakit ini
dibangun pada 19 November 1919 dengan nama CBZ
(Centrale Burgelijke Ziekenhuis). Dengan adanya CBZ,
maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat menjadi
lebih baik karena fasilitas yang dimiliki cukup lengkap.

Gedong Kirtya disebut juga Museum Gedong Kirtya atau


GEDUNG KIRTYA, BALI ⤆

Perpustakaan Gedong Kirtya adalah perpustakaan lontar yang


beralamat di Jalan Veteran, No. 20, Kelurahan Paket Agung,
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Didirikan pada 2 Juni 1928 dan mulai dibuka untuk umum pada
14 September 1928 oleh orang-orang Belanda di Singaraja, Bali,
untuk mengenang jasa Van der Tuuk. Kata “kirtya” kemudian
diusulkan oleh I Gusti Putu Djelantik, Raja Buleleng ketika itu;
kirtya berakar kata "kr", menjadi "krtya", sebuah kata dari
bahasa Sanskerta yang mengandung arti "usaha" atau "jerih
payah". Gedung ini terletak di kompleks Sasana Budaya, yang
merupakan istana tua kerajaan Buleleng. Museum ini memiliki
luas lahan 300 meter persegi.

Anda mungkin juga menyukai