Vlaardingen, Part I
Sabtu, 5 Desember 2015
Pengantar
Benteng Rotterdam merupakan sebuah benteng pertahanan milik kerjaan Gowa-Tallo
yang terletak disebelah utara kota Makassar. Benteng ini dulunya bernama benteng Ujung
Pandang sebelum akhirnya diubah menjadi Benteng Rotterdam oleh Spelman, Perubahan nama
benteng tersebut didasari atas tempat kelahiran dari Spelman sendiri yaitu Rotterdam di Belanda.
Pada tahun 1666-1669 terjadi sebuah perang antara kerjaan Gowa-Tallo melawan VOC
(Verenidge Oost Indische Compagnie) yang dipimpin oleh Cornelis Janzon Spelman, perang ini
berakhir dengan kekalahan Gowa-Tallo yang berdampak pada beralihnya pusat kekuasaan dari
somba opu ke Rotterdam. Benteng ini ditempati oleh para orang-orang Belanda, para pejabat,
pegawai administrasi, dan tentara VOC.
Sebelum ditaklukkan oleh VOC, Makassar menjadi sebuah pelabuhan penting di
Nusantara dengan Pelabuhan Somba Opu sebagai pusat perdagangan. Segala jenis komoditas
diperdagangkan di Pelabuhan ini mulai dari rempah-rempah yang didatangkan dari Maluku,
Tekstil dari India, Beras dari Nusa Tenggara Timur, Teh dan porselin dari Cina, serta budak dari
Kalimantan, Filipina bagian selatan, Flores, Alor, dan Animbar, dan beberapa komoditas lainnya
diperdagangkan ditempat ini.
Untuk memperkuat pertahanan VOC baik itu dibidang perdagangan, dan pelabuhan.
VOC menerapkan sebuah pemukiman-pemukiman di bagian utara Makassar yang diduduki oleh
beberapa etnis yakni, perkampungan Melayu, Bugis, Cina, Arab dan India, yang dinamakan
Vlaardingen atau perkampungan yang nantinya menjadi cikal bakal terbentuknya sebuah Kota
Makassar yang dilihat sekarang ini dan merupakan salah satu ikon Kota Makassar. Salah satu
dalam tulisan Dias Pradadimara mengatakan bahwa Benteng Rotterdam merupakan inti dari
munculnya dan berkembangnya permukiman-permukiman baik dari Utara, Selatan dan Timur
Kota Makassar.
Rute Perjalanan
No
1
Nama Situs
Rumah Kapiten Lie Siaw Tek
Keterangan
Rumah yang didirikan di abad ke 19,
mendapatkan status hukum di tahun 1886,
Rumah Abu Lie ini pula didirikan dalam
halaman rumah luas, keluarga ini merupakan
keluarga yang sukses dan berhasil mendapatkan
sebidang tanah dari pemerintah.
1
Klenteng Siang Ma
Pasar Bacan
10
11
Rumah Tinggal
Modern
12
13
14
arsitektur
Eropa
15
16
17
Grootestraat.
Kelurahaan
Pattunuang,
Kecamatan Wajo.
Holland Chinese School (Sekolah Sekolah ini terletak di Jalan Timor yang
Dasar Timor Makassar)
merupakan wilayah Pecinan Kelurahan Ende,
Kecamatan Wajo, sekolah ini didirikan pada 12
Juli 1908 oleh Gubernur Jendral Van Heutz
dengan gaya arsitektur Neo Eropa. Awalnya
sekolah ini difungsikan khusus para etnis Cina.
Societeit
de
Harmonie(Gedung Gedung kesenian dibangun 1896, yang terletak
Kesenian)
di Jalan Riburane, di Gedung ini dulunya
berfungsi sebagai tempat berkumpul bagi orang
Belanda, berkreasi, berpesta, menonton
pertunjukkan sandiwara, music ataupun acaraacara resmi lainnya. Gedung ini dibangun
dipusat kota yang strategis.
Kantor Direktorat Jenderal Anggaran
Gedung ini dulunya sebagai Kantor Gubernur
Belanda, didirikan pada tahun 1910, oleh
pemerintah Belanda, gaya arsitektur Neo Eropa,
yang terletak di Jalan Riburane, dulunya Prins
Hendrik Pad, kelurahan Melayu, Kecematan
Wajo.
Sumber:
Sutherland, Heather, Kontinuitas dan Perubahan Dalam Sejarah Makassar: Perdagangan
dan Kota Di Abad ke-18, Dias Pradadimara & Muslimin A.R. Effendy (Penyuting) , Kontinuitas
& Perubahan dalam Sejarah Sulawesi Selatan. Yogyakarta, Ombak, 2004.
Asmunandar, Membangun Identitas Masyarakat Melalui Kota Kuna Makassar,
Yogyakarta, Tesis tidak diterbitkan pada Universitas Gajah Mada, 2008.
Pradadimara, Dias, Benteng dan Perkembangan Kota, Muslimin A.R Effendy (Redaksi
Pelaksana), Dari Kale Gowa Ke Somba Opu. Makassar. Balai Cagar Budaya Makassar &
Identitas Unhas. 2013.
Tarupay, Heri Kusuma, Sejarah Sekolah Cina Di Makassar: Proses Pembentukan
Identitas Orang Cina , Makassar, Skripsi tidak diterbitkan pada Universitas Hasanuddin, 2012.
Wirawan, Yerry, Sejarah Masyarakat Tionghoa Makassar. Jakarta, KPG, 2013.