Anda di halaman 1dari 3

PEREMAJAAN KOTA

Masjid Keramat Luar Batang


Masjid Jami Keramat Luar Batang adalah sebuah bangunan ibadah bersejarah yang
berada di daerah Penjaringan, Jakarta Utara. Di masjid ini terdapat makam seorang ulama
bernama Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus atau lebih dikenal dengan 'Habib
Husein'. Dia merupakan seorang Arab Hadramaut yang hijrah ke tanah Jawa melalui Pelabu-
han Sunda Kelapa pada 1736. Silsilahnya dikatakan tersambung kepada Nabi Muhammad
SAW.

ESTETIKA
Masjid Jami' Keramat Luar Batang memiliki arsitektur khas masjid tua di pulau Jawa sebelum
abad ke-20. Yaitu dengan memiliki atap tumpang, dan menara dengan bulan-bintang di
atasnya. Hanya ada atap lancip atau sebuah cungkup seperti bangunan Hindu-Jawa.
Masjid ini mempunyai denah dasar segi empat bujur sangkar yang ditopang dengan
soko-guru yang masih asli serta beratap tumpang, memberi ciri sebagai bangunan tua serta
di sebelah utara terdapat ruang Keputren.

KEJAMAKAN
Belanda tetap mempertahankan pilar-pilar kayu yang berjumlah 12 buah di dalam bangu-
nan lama serta lantai kayu ulin. Tempat tinggal di mana terdapat makam Habib Husein yang
berada di sisi depan masjid juga ikut dipertahankan. Sekeliling lahan masjid ikut dibangun
tembok bata dilengkapi sebuah gapura kokoh besar setinggi sekira delapan meter.
 
KELANGKAAN
Masjid Luar Batang yang terletak di Jalan Luar Batang, Gang V No. 1, Kelurahan Penjaringan,
Jakarta Utara ini banyak didatangi ribuan peziarah setiap harinya, karena di dalam kompleks
masjid itu terdapat ruang makam keramat Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus dan
asistennya, seorang keturunan Tionghoa bernama Habib Abdul Kadir. 

KELUARBIASAAN
Pemprov DKI Jakarta menjadikan Masjid Keramat Luar Batang sebagai salah satu Cagar
Budaya yang harus dijaga. 

PERANAN SEJARAH
Pembangunan masjid ini merupakan inisiasi seorang ulama asal Hadramaut, Yaman, berna-
ma Al-Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus. Beliau tiba di Batavia melalui Pelabuhan Sunda
Kelapa pada 1736. Pada saat itu Pelabuhan Sunda Kelapa termasuk Pelabuhan yang paling
ramai di Pulau Jawa.
Setibanya di Batavia, Habib Husein langsung berdakwah sambil mengajar ummat islam di
pesisir utara Batavia.
Uama-ulama saat itu, Habib Husein pun menentang kehadiran Belanda di tanah Batavia.
Karena sikapnya tersebut, bahkan beliau sempat merasakan kehidupan penjara. Tiga tahun
kemudian atau pada 1739, beliau bersama masyarakat Sunda Kelapa yang sudah masuk
islam mulai membangun sebuah langgar atau surau. Tanah untuk membangun langgar
tersebut milik seorang warga di Kampung Baru.

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Luar_Batang
https://kampungluarbatang.id/masjid#:~:text=Masjid%20-
Jami'%20Keramat%20Luar%20Batang%20memiliki%20arsitektur%20khas%20masjid%2
0tua,cungkup%20seperti%20bangunan%20Hindu%2DJawa. Saswinda Dityasari - F221 20 131
http://anggtym.blogspot.com/2018/05/konservasi-arsitektur-masjid-keramat.html
PEREMAJAAN KOTA
Kawasan Kota Tua Donggala
Kota tua Donggala di Sulawesi Tengah sudah terkenal sejak abad ke-19. Dulu, kota ini menja-
di jalur lalu lintas perdagangan dari berbagai bangsa. Cina, Gudjarat, Spanyol, Portugis,
maupun bangsa Arab. Sejarah artefak dan heritage kota Donggala menjadi bukti akan
kejayaan itu, dan menjadi bagian dari identitas budaya Nusantara bernilai tinggi.

ESTETIKA
Kota Donggala terkenal dengan slogan kota antik karna memiliki banyak bangunan tempo
dulu dan pelabuhan dengan arsitektur kota lama, gaya arsitektur yang ada di kota tua
donggala ialah bangunan-bangunan heritage atau biasa di sebut bangunan colonial
belanda
 
KEJAMAKAN
Secara kejamakan atau tipikal yang khas dari bangunan – bangunan di Kawasan Kota ini
dibangun dengan pola denah kotak-kotak, didominasi rumah bercirikan arsitektur rumah
panggung, dikarenakan pengaruh pemukiman para pedagang bugis. Selain itu juga ada
bangunan gudang kopra beratap silinder bercirikan arsitektur Kolonial.
 
KELANGKAAN
Di Kawasan ini terdapat bekas rumah Residen Belanda yang terdapat di Lanta, gunung Bale.
Dan terdapat menemukan tangga2 yang dibuat pada zaman itu yang meghubungkan
rumah kediaman residen sampai ke jalan raya dibawah kaki gunung bale. Didaerah ini juga
terdapat beberapa makam orang belanda dipekuburan setempat. gudang2 tua tempat
penyimpanan logistik tentara jepang di PKKD tanjung batu yang sekarang di gunakan
sebagai gudang kopra. terdapat peninggalan kolonial belanda yang juga dapat anda
temukan di Donggala adalah ketika adanya acara pemakaman dari suku tionghoa, maka
peti jenazah akan dimasukkan kedalam kereta peninggalan belanda yang berwarna hitam
dengan kaca disisi kiri kanannya yang masih terdapat tulisan belanda serta tahun pem-
buataannya, yang kalau dilihat pada zaman itu mungkin ditarik dengan bantuan kuda,
tetapi saat ini hanya ditarik dengan sekumpulan orang

KELUARBIASAAN
Ketenaran kota tua ini, sudah sejak lama menjadi perhatian bangsa Asia, Amerika, dan
Eropa. Tahun 1669 kapal dagang Portugis pernah menyerang kota Donggala. Juga
kejayaan kota tua Donggala tercatat dalam buku The Narrative of Captain David Woodard
yang diterbitkan di London.

PERANAN SEJARAH
Kota tua Donggala di Sulawesi Tengah sudah terkenal sejak abad ke-19. Dulu, kota ini menja-
di jalur lalu lintas perdagangan dari berbagai bangsa. Cina, Gudjarat, Spanyol, Portugis,
maupun bangsa Arab. Sejarah artefak dan heritage kota Donggala menjadi bukti akan
kejayaan itu, dan menjadi bagian dari identitas budaya Nusantara bernilai tinggi.

https://www.tripadvisor.co.id/ShowUserRe-
views-g1071665-d6887443-r216397954-Old_City_Donggala-Donggala_Central_Sula
wesi_Sulawesi.html
Saswinda Dityasari - F221 20 131
PEREMAJAAN KOTA
Kawasan Kota Tua Padang
Kota Tua Padang atau Padang Lama adalah kawasan yang meliputi cagar budaya di sehili-
ran Sungai Batang Arau yang merupakan peradaban pertama di Kota Padang. Secara
administratif, Kota Tua Padang mencakupi sebagian wilayah dua kecamatan, yakni Padang
Barat dan Padang Selatan. Kawasan Kota Tua Padang pada zaman dahulu adalah sebuah
kawasan perdagangan yang sangat ramai melalui Pelabuhan Muara.
ESTETIKA
Gedung-gedung peninggalan zaman kolonial yang hingga saat ini tetap terjaga keasliann-
ya, seperti Kota Tua Padang. Dengan mengunjungi kota tua yang berada di Sumatera Barat
tersebut, akan membuat Anda mampu melihat bangunan yang eksotis. 

KEJAMAKAN
Secara kejamakan atau tipikal yang khas dari bangunan – bangunan di Kawasan
Gaya Arsitektur Bangunan yang Berbeda-beda. Gedung lama ini memiliki jejak arsitektur
pada tiap bangunannya. Tentunya yang membuat bangunan ini adalah orang-orang
terdahulu era 60-70an. Terdapat masjid muhammadan yang terbentuk dengan gaya arsitek-
tur India. Sampai sekarang masjid ini masih bisa digunakan oleh wisatawan.
Selain itu, terdapat juga gedung wehry dan co yang berarsitektur Belanda. Kabarnya bangu-
nan ini merupakan peninggalan perusahaan dagang yang berjaya di masanya. Ada pula
bangunan klenteng yang mempunyai ciri khas arsitektur bergaya China. Bangunan ini berdiri
pada tahun 1861 dan masih terjaga keberadaannya.

KELANGKAAN
Kota Padang telah bergabung ke dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia. Setidaknya
terdapat 74 bangunan cagar budaya di Kota Padang berdasarkan SK Walikota Padang
Nomor 03 Tahun 1998. Namun, bangunan yang terbanyak tersebut tersebar di empat keca-
matan yang meliputi Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Timur, Kecamatan
Padang Selatan dan Kecamatan Lubuk Begalung.
Arsitektur bangunan ini terlihat jelas bergaya kolonial dengan jendela dan pintu yang tinggi.
Terdapat kaca bermotif di bagian depan bangunan. Kemudian mengadopsi gaya bangu-
nan lokal terlihat dari atapnya.
KELUARBIASAAN
Memiliki Keragaman Etnik dan Budaya, Kota Tua kaya akan bangunan-bangunan tua bekas
peninggalan zaman kolonial tempo dulu. Salah satu daya tarik yang dimiliki oleh kota ini,
yaitu banyaknya keragaman budaya dan etnik di dalamnya. jejak Arsitektur Daya tarik beri-
kutnya bisa ditemukan ketika berkunjung ke Kota Tua yaitu Jejak arsitekturnya. Karena
memang gedung peninggalan zaman dahulu kala ini telah menjadi sebuah daya tarik
tersendiri bagi para wisatawan.
PERANAN SEJARAH
Padang dulunya merupakan wilayah paling maju di Sumatra. Bahkan bisa disetarakan
dengan kota Metropolitan. Banyak kegiatan perdagangan antar negara berlangsung di
tempat ini, terutama di sekitar akhir Abad ke-18 dan awal Abad ke-19. Pemerintahkolonial
juga pernah menjadikan Padang sebagai pusat kekuatan militer mereka. Salah satu daerah
tersibuk adalah Pelabuhan Muaro, lokasi yang diyakini sebagai titik awal berkembangnya
Kota Padang. Kini, sejumlah bangunan peninggalan Belanda masih bisa ditemui sepanjang
Jl Muaro, Pasa Gadang, Pasa Mudik, hingga daerah Pondok.

https://travelingyuk.com/wisata-kota-tua-padang/96736/
https://www.itrip.id/kota-tua-padang
Saswinda Dityasari - F221 20 131

Anda mungkin juga menyukai