Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

BUDAYA MELAYU RIAU.

ANGGOTA KELOMPOK;
1. ALBERTO JONES LONG
2. ANDREAS
3. M.MUHADRIS
4. TIARA RIANDRA
BANDAR-BANDAR
LAMA KOTA
PEKANBARU.
a. Rumah Singgah Sultan Siak.
INTRODUCTION
Pekanbaru merupakan sebuah kawasan yang mengajak untuk
mengingat dan mengenal kembali masa-masa dahulunya atau
sejarah lama yang pernah berdiri pada tanggal 11 Maret
2017.Untuk belajar sejarah yang khusus nya Kota Pekanbaru
yang begitu mengesankan dan mengingatkan kita di masa
silam yaitu;

Rumah Singgah Terletak di tepi sungai Siak tepatnya di bawah jembatan Siak III yang didirikan pada tahun 1895 oleh H.Nurdin
Putih, ketika itu mertuanya menjadi Tuan Qodhi.Rumah tuan Qadhi ini cat biru dan disitu juga terdapat halaman disebelahnya.Di
tangga pintu masuk Rumah Singgah terlihat yang sengaja diukir yang bertulisan 23 Juli 1928.Tanggal tersebut menandakan waktu
pemugaran rumah H.Nurdin Putih. Menurut informasi yang penulis dapatkan,rumah ini,yaitu Sultan Syarif Kasiyim II,kemudian
kapalnya diandarkan disana. Setelah itu barulah beliau menuju Istana Hinggap.

3
b. Istana Hinggap.

Istana Hinggap merupakan sebutan lain dari rumah Tuan


Qadhi namanya H.Zakaria Bin Abdul Muthalib sebagai
orang kepercayaan Sultan Syarif Kashim XI untuk
panasehat Sultan di bidang keagamaan.Rumah ini didirikan
diawal tahun 1900 sempat juga dijadikan tempat menginap
Sultan Siak disaat-saat beliau berkunjung ke
Pekanbaru.Makanya rumah ini juga disebut dengan Istana
Hinggap.Bahkan pemilik rumah memberikan bilik khusus
untuk Sultan agar dapat menginap disana.Sekarang rumah
ini masih ditempati oleh ahli waris dari Tuan Qadhi.

4
c. Terminal Lama Pekanbaru.

Terminal Lama Pekanbaru letaknya tidak jauh dari rumah Singgah Sultan.Kita dapat melihat bahwa pada masa dahulu,ketika
seorang Raja beraktivitas terdapat pula terminal bus,dan sampa isekarang masih berdiri tegak dan kokoh ,walaupun warna
bangunan yang berwarna biru tekah memudar.Hal ini menjadi bagian dari bukti sejarah adanya terminal lama
Pekanbaru.Dahulunya terminal lama ini merupakan pusat transportasi darat di Pekanbaru dan juga menjadi saksi kejayaan Po Sinar
Riau dan batang Kampar yakni sekitar tahun 1950.

5
d. Rumah Tenun
Rumah tenun ini terletak di kawasan Kampung Bandar,yang dahulunyarumah ini
rumah ini adalah tempat kediaman keluargag H.Yahya yang didirikan pada tahun
1887.Rumah ini juga sekaligus menjadi saksi perjuangan kemerdekaan
Indonesia,karena pernah menjadi gudang logistik dan dapur umum di masa awal
perang kemerdekaan.
Rumah Tenun ini sekarang dimanfaatkan oleh kaum ibu-ibu dan remaja
Kampung Bandar beraktivitas memproduksi kain tenun.Mereka menenun dengan
menggunakan alat tradisional yang masih mengandalkan tangan dan kaki disaat
proses produksi kain.
Kita tahu bahwa dengan mengandalkan tangan dan kaki proses tenunn
menandakan bahwa mereka sebagai penjaga tradisi dan dengan secara tidak
langsung tetap melestarikannya.Walaupun sekarang di zaman era
globalisasi,namun mereka tetap bertahan untuk mengembangkan dan
melestarikannya.

6
e. Gudang Garam.

Bila datang ke Gudang Garam ini , kita akan melihat bagaimana


proses membuat garam. Di sisi luar Gudang Garam ini merupakan
sisa bangunan yang dahulunya sebagai sisi artistic sehingga bagus
untuk dijadikan tempat wisata dan berfoto untuk menjadi dokumen
kenangan disana.

7
f. Kompleks Mahrum Pekanbaru.
Kompleks Mahrum Pekanbaru ini merupakan salah satu situs sejarah yang juga penting dan selalu dikunjungi oleh
masyarakat,baik dari dalam Kota Pekanbaru ataupun dari luar Kota Pekanbaru. Para pemimpin Kota Pekanbaru maupun
pemimpin tingkat Provinsi juga seing berkunjung ke Kompleks Mahrum Pekanbaru ini.Makam ini terletak dikawasan
Komplek Masjid Raya Senapelan.Komplek makam ini masih termasuk Kampung Bandar Kecamatan Senapelan yang sudah
menjadi Cagar Budaya oleh Pemerintah Pekanbaru. Dalam Kompleks Marhum Pekanbaru ini terdapat juga makam pendiri
Pekanbaru bersama-sama dengan keluarganya serta kerabat dekatnya sehingga komplek makam keluarga Kerajaan Siak
yang memerintah di Pekanbaru.

8
g. Pelabuhan Pelindo.

Pelabuhan Pelindo ini dibangun pada tahun 1920 yang


silam.Pelabuhan Pelindo ini sempat menjadi pusat
oemandangan yang indah tempat lalu lintas membawa barang-
barang komoditas yang dating dari jiran tetangga yaitu dari
Singapura.
Pelabuhan ini berlokasi di Jalan Saleh Abbas,Kecamatan
Senapelan,Kota Pekanbaru. Dengan adanya pelabuhan tersebut
kegiatan perdagangan mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat, banyak kapal-kapal yang berlabuh untuk melakukan
kegiatan perekonomian. Melalui pelabuhan ini juga menjadi
saksi bahwa kehidupan masyarakat pada saat itu berada pada
tepian sungai serta pada pelabuhan tersebut terdapat tugu titik
nol Pekanbaru yang menandakan Pekanbaru dimulai pada
wilayah tepian sungai siak tersebut.

9
h. Tugu Nol Kilometer.

Tugu Nol Kilomerter ini tidak jauh dari Pelabuhan Pelindo.Tugu Nol ini tahun pembuatannya sama dengan
berdirinya Pelabuhan Pelindo yaitu pada tahun 1920.Belanda membangun Tugu Nol ini sebagai penanda
pembuatan Bangkinang dan Payakumbuh.Tugu Nol Kilometer ini memiliki peran penting dalam proses
perdagangan di Pelabuahan Pelindo.
Semua barang dan komoditas yang akan di bawa ke Singapura,dikumpulkan di Titik Nol Kilometerr ini.

10
i. Masjid Raya Pekanbaru.
Masjid Raya Pekanbaru terletak di Kecamatan Senapelan.Masjid
ini memiliki asitektur tradisional yang amat menarik dan
merupakan masjid tertua di Kota Pekanbaru. Masjid ini dibangun
pada abad ke-8 dan sebagai bukti Kerajaan Siak pernah berdiri di
kota ini.Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muazzam
Syah dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah
sebagai Sultan keempat dan kelima dari Kerajaan Siak Sri
Indrapura.
Di Area Masjid terdapat sumur yang mempunyai nilai religius,
seperti untuk membayar zakat atau nazar yang dihajatkan
sebelumnya.Masih dalam area kompleks Masjid , kita dapat
mengunjungi Makam Sultan Marhum Bukit dan Marhum Pekan
sebagai pendiri Kota Pekanbaru.Marhum Bukit adalah Sultan
Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan Siak ke-IV) memerintah
tahun 1766-1780 Masehi, sedangkan Marhum Bukit sekitar 1775
Masehi memindahkan ibukota kerajaan dari Mempura Siak ke
Senapelan dan beliau mangkat tahun 1780 Masehi.

11
12

Anda mungkin juga menyukai