Patung ini terletak pada kebun Istana Mini. Patung perunggu yang besar dari
Stadhouder Willem III Belanda. Terdapat pula prasasti pada Abad ke-19
selama 35 tahun oleh Residen Rutger Martens Schwabbing. Prasasti ini
ditanggali 1 september 1831. Pemiliknya telah meninggal pada 12 April 1832
menurut catatan sejarah Belanda. Masyarakat menyebut tempat ini Spok,
karena menurut mereka Prasasti tersebut dibuat oleh orang yang sama, karena
hal ini diketahui setelah orang tersebut meninggal.
BENTENG NASSAU
Nassau sering dinamakan dengan
Kastel Beneden yang dibangun pada
saat kedatangan Belanda di Pulau
Banda. Benteng Nassau dibangun oleh
Admiral Verhoven pada tahun 1607 –
1609. Sebagai Sisa – sisa
pembangunan Portugis, Verhoven tidak
pernah melihat keseluruhan Benteng ini
karena ia terbunuh dalam upaya
pembebasan masyarakat Banda di
tahun 1609. Benteng ini secara fisik
telah runtuh, yang tinggal hanya puing-
Benteng ini dilengkapi dengan tangga
bawah tanah yang tersembunyi yang
menghubungkannya dengan Benteng
Belgica pada tempat yang agak
berbukit. Fakta sejarah mengungkap
bahwa Jan Pieter soon coen, seorang
pelaut dibawah pemerintahan Admiral
Verhoeven, diculik dalam penyerbuan
sedangkan Verhoeven tidak. Pada
tahun 1621 Coen kembali ke Pulau
Banda sebagai Gubernur Jenderal
VOC. Dan melakukan pembalasan
terhadap kekejian yang dilakukan
terhadapnya pada tahun 1609.
BENTENG BELGICA
Benteng Belgica dibangun pada tahun 1611
oleh Gubernur Jenderal pertama di Pulau
Banda yakni Pieter Both yang
berpengalaman sebagai seorang kapten
Angkatan Laut dan pedagang. Ia
membangun Benteng tersebut di tempat
yang seharusnya di bangun Benteng
Nassau. Diskripsi lokasi menggambarkan
Benteng Belgica dilengkapi dengan pos
jaga, pos pengintai 5 buah, 2 rumah
tahanan / penjara, bilik nginap para
tentara, sumur, disamping meriam yang
tinggal 5 buah. Upaya untuk melestarikan
asset ini dilakukan dengan melakukan
rehab bangunan maupun pembangunan
rumah penjaga Benteng / juru pelihara
benda cagar budaya pada tahun 1997.
GEREJA TUA
Gereja Tua ini dibangun pada tahun 1852 sebagai pengganti Kerk
Hollandisch yang telah hancur pada saat gempa bumi. Gereja yang dibangun
pada tahun 1600 ini merupakan kebanggaan bagi kota Naira. Bangunan
gereja dibangun dengan menggunakan batu granit, namun untuk jendela,
pintu, mimbar dan lonceng gereja masih tetap dipertahankan keasliannya.
Pada bagian lantai gedung terdapat makam orang Belanda dan para pekerja
orang Banda yang bekerja sebelumnya. Selain itu terdapat pula beberapa
buah Alkitab yang ditemukan pada Abad ke - 18. Pada bagian depan pintu
gereja terdapat prasasti tua VOC.
RUMAH PENINGGALAN BUNG HATTA Rumah ini pernah ditempati Bung Hatta saat
beliau dibuang ke pulau Banda oleh penjajah Belanda pada tahun 1936 - 1942. Sebagai rumah
peninggalan tokoh proklamator RI, gedung bersejarah ini dilestarikan oleh Yayasan Budaya Banda.
Letaknya 50 meter dari Benteng VOC. Bukti sejarah masih terpelihara hingga kini. Bilik ruangan
kerja, ruang tamu yang dilengkapi dengan seperangkat perlengkapan ruangan seperti meja dan
kursi tamu, lemari, selain itu terdapat pula ruang tidur, serambi belang maupun ruang makan,
lay outnya tidak diubah, bahkan foto-foto dan kaca mata Bung Hatta masih tersusun rapih
dalam lemari di ruang tamu, demikian halnya setelan jas, kemeja masih tergantung rapih di
lemari.
Gedung ini dilengkapi dengan ruang belajar yang didalamnya terdapat meja dan kursi serta papan
tulis. Semuanya tertata rapih. Pada ruang belajar terdapat lemari buku dan meja marmer.
RUMAH PENGASINGAN SUTAN
SYAHRIR
KOTA MARAK