Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PKN

NAMA

: KELOMPOK TULIP

ANGGOTA : 1. TRESYE B. LATUIHAMALLO


2. HELENA M. WAILOLA
3. VIRENZE K. YANYAAN
4. WINDA A. ENGKESA
5, WA SUMI

UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
AMBON
2016

Page 1

Sejarah penjajahan dan perjuangan yang


terjadi di Maluku
Fakta-fakta sejarah mengenai berdirinya Benteng Nieuw Victoria di Kota Ambon, adalah
berawal dari dibangunnya benteng Portugis di pantai Honipopo pada abad ke-16. Batu pertama
dari benteng tersebut diletakkan oleh seorang panglima armada Portugis di Maluku, Sancho de
Vasconcelos, pada tanggal 23 Maret 1575. Dalam waktu tiga bulan, tembok benteng dan menaramenaranya telah dibangun lengkap dengan sejumlah rumah di dalamnya. Kemudian, benteng itu
secara resmi diberi nama Nossa Senhora da Anunciada. Pemberian nama tersebut berkaitan
dengan hari Kenaikan (Anunciada) yang bertepatan dengan peletakan batu pertama
pembangunan benteng tersebut. Tetapi, menurut para saksi mata dari abad ke-17 dan ke-18, baik
Rumphius, Valentijn dan Rijali, di kalangan penduduk Pulau Ambon, benteng tersebut lebih
dikenal dengan sebutan Kota Laha, yang berarti benteng (Kota) di teluk (Laha). Benteng
Kota Laha berbentuk segi empat mengikuti bentuk benteng batu yang umumnya dibangun di
Eropa dalam abad pertengahan. Pada keempat sudutnya dibangun empat buah menara bersegi
tiga untuk menempatkan meriam. Karena ancaman terbesar akan datang dari laut, maka kedua
menara meriam yang mengarah ke laut dibuat lebih kokoh dari yang mengarah ke darat. Dua
gerbang utama menjadi pintu masuk ke benteng tersebut, sebuah terletak pada tembok ke arah
laut (untuk muatan kapal-kapal) dan sebuah lagi pada tembok ke arah darat.
Benteng Kota Laha jatuh dari tangan Portugis ke pihak VOC pada tanggal 23 Maret 1605
dibawah pimpinan Admiral Steven van der Haghen, sehingga benteng tersebut hanya berhasil
dipertahankan oleh Portugis selama 30 tahun (1575-1605). Kemudian benteng tersebut berganti
nama menjadi Victoria (kemenangan) pada tahun 1614, sebagai peringatan atas kemenangan
Belanda dari Portugis. Kota Laha menjadi satu dari dua benteng di Asia yang berhasil direbut
VOC dari Portugis, selain benteng Malaka yang direbut tahun 1648. Kemudian dalam
perkembangannya, pada tanggal 17 Februari 1674 terjadi gempa yang dasyat di Pulau Ambon
dan pulau-pulau sekitarnya. Akibatnya, benteng Victoria mengalami kerusakan berat, bahkan
beberapa bangunan tidak dapat digunakan lagi. Kerusakan dalam benteng Victoria yang
diakibatkan oleh gempa segera dapat diatasi. Rumah-rumah kayu yang terdapat dalam benteng
tersebut berangsur-angsur diganti dengan bangunan yang lebih baik dan kokoh. Namun pada
tahun 1754 terjadi kembali gempa dahsyat yang menimbulkan kerusakan yang sangat parah pada
Page 2

benteng Victoria. Karena kesulitan keuangan, renovasi benteng itu baru selesai akhir tahun 1780an. Karena perbaikan dan perubahannya sangat banyak, maka sejak saat itu benteng tersebut
dinamakan Nieuw Victoria (Victoria Baru). Benteng tersebut kini telah mengalami
kerusakkkan berat dan kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah Maluku. Hal ini
diakibatkan oleh kurang tertanganinya situs budaya tersebut oleh pemerintah yang berwenang
dan di akibatkan juga oleh penggunaan situs benteng tersebut sebagai lokasi markas Den
Kavaleri KODAM XVI Pattimura.
Selain benteng Victoria di Kota Ambon, Belanda juga mendirikan sebuah benteng kecil di
luar Kota Ambon, di sekitar Kaitetu yang dinamakan Verre, yang oleh penduduk setempat
dinamakan Kota Warwek mengikuti nama panglima armada dagang Belanda, bernama
Admiral Warwijk yang memimpin pembangunan benteng tersebut. Pada awalnya bangunan
tersebut berfungsi sebagai loji yang dibangun Portugis pada tahun 1599 untuk menampung bahan
rempah-rempah yang di beli dari penduduk di sekitar daerah itu untuk di bawa ke Ternate dan
seterusnya ke Malaka. Setelah Portugis meninggalkan Ambon loji tersebut diambil alih oleh
VOC dan akhirnya dijadikan sebagai benteng oleh Pemerintah Hindia Belanda semasa
pemerintahan Gubernur Gerrad Demmer. Bangunan benteng tersebut terdiri dari dua lantai dan
dilengkapi dengan satu menara pengintai. Lantai atas dipakai sebagai tempat tinggal tentara
Belanda, sedangkan di lantai bawah terdapat satu ruang penjara dan dilengkapi dengan gudang
mesiu. Benteng tersebut pernah diserang dan dibakar oleh masyarakat Kerajaan Hitu di bawah
pimpinan Kakiali pada Perang Hitu tahun 1634. Kemudian benteng tersebut dibangun kembali
oleh Arnold de Vlaming van Oushoorn dalam bentuk yang lebih kuat dan besar pada tahun 1649.
Benteng tersebut kemudian berganti nama menjadi Amsterdam. Belanda juga mendirikan
sebuah benteng pertahanan di Desa Passo yang bernama Middelburg pada tahun 1626 oleh
Robert Padbrugge.
Rumah Residen Amboina yang dibangun oleh Gubernur Adriaan Van der Stel (1706-1720).
Kompleks itulah yang pada abad ke-19 berubah menjadi kediaman resmi gubernur maluku dan
kini menjadi Markas KODAM XVI Pattimura yang berlokasi di Batu Gajah.Semula bangunan
ini berfungsi sebagai Rumah Sakit, dibangun oleh Gubernur Arnold de Vlaming van Oudshoorn
(1647-1650), tetapi kemudian direnovasi kembali oleh Gubernur N. Schagen (1691-1696) karena
telah mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi pada tahun 1674. Sejak saat itu, rumah
sakit tersebut beralih fungsi menjadi kantor peradilan. Pada lantai kedua bangunan itu,
Page 3

ditempatkan Raad van Justitia (pengadilan untuk pegawai VOC dan warga kota). Di lantai dua
itu pula terdapat kantor dari Weeskamer (balai peninggalan harta) dan Commissarissen der
Huwelijkzaken (kantor urusan pernikahan). Di depan gedung tersebut terdapat sebuah lapangan
terbuka dengan tiang gantungan bagi para penjahat yang dijatuhi hukuman mati (Kapitan
Pattimura, Said Parenta dan Anthony Rhebok di gantung di tempat tersebut). Letak tiang
gantungan tersebut tepatnya di kawasan Tugu Pahlawan Nasional Thomas Matulessy (Kapitan
Pattimura). Kemudian pada abad ke-18, gedung tersebut diberi nama Stadhuis (balaikota),
tetapi sejak abad ke-19 dikenal sebagai gedung Landraad (pengadilan untuk penduduk negeri)
hingga kini.Sebuah bangunan megah yang didirikan pada masa pemerintahan VOC di Kota
Ambon adalah pasar pada tahun 1690, terletak di tepi pantai ke arah barat benteng Victoria
(kini menjadi lokasi pertokoan Ambon Plaza). Pembangunannya diprakarsai oleh Gouverneur
van Amboina yang memerintah saat itu, yakni Gubernur Dirk de Haas (1687-1691), ukurannya
jauh lebih besar dari gedung-gedung gereja yang berada di Kota Ambon. Valentijn mengatakan,
bahwa ia belum pernah melihat sebuah pasar yang sedemikian indah dengan letaknya yang
begitu bagus sehingga orang bisa menikmati pemandangan teluk dan dermaga yang memanjang
dari gerbang laut benteng Victoria. Bahkan bagi Valentijn, pasar ini adalah gedung terindah di
Kota Ambon pada masa itu. Bangunan pasar ini tidak bertembok, dan atap gentengnya ditopang
oleh sejumlah pilar.Tahun 1695, pada masa gubernur N. Schagen (1691-1696), gereja melayu
dibongkar dan dibangun gedung baru yang selesai pengerjaannya pada masa pejabat gubernur
cornelis stull (1696-1697) di tahun 1696. Bagian bawah dari tembok gedung gereja terbuat dari
batu dan sisahnya dari kayu yang merupakan sumbangan penduduk negeri-negeri di Leitimor.
Dalam gereja baru tersebut terdapat sebuah mimbar yang terbuat dari kayu pilihan (kayu langoa
dan eboni). Di hadapannya terdapat kursi-kursi khusus untuk para pejabat seperti gubernur,
oppercoopman (kepala urusan administrasi), capitein dan anggota-anggota dewan pemerintahan
(politike raad)dan untuk anggota-anggota jemaat disediakan bangku-bangku yang juga terbuat
dari kayu langoa.Terdapat di jalan Chinesestraat (kini bernama jalan A.J. Patty), letak gereja
Melayu berada tepat di gedung PUSKUD. Tetapi akibat Perang Dunia kedua yang pecah pada
pertengahan abad ke-20 (1942 1945) mengakibatkan gereja tersebut di bom oleh pesawat
tempur Jepang.

Page 4

Akibat penderitaan yang dialami rakyat Maluku, maka timbullah reaksi dan perlawanan
rakyat Maluku pada tahun 1817 dibawah pimpinan Thomas Matulessy atau lebih dikenal dengan
Kapitan Pattimura, seorang bekas sersan mayor pada dinas angkatan perang Inggris. Pattimura
dibantu oleh beberapa pejuang lainnya antara lain, Anthony Rhebok, Thomas Pattiwael dan
seorang pejuang putri Christina Martha Tiahahu. Kapitan Pattimura bersama dengan beberapa
pejuang lainnya melakukan penyerbuan kepada Belanda. Pernyerbuan dilakukan sebanyak dua
kali. Pertama, pada tanggal 14 Mei 1817 Kapitan Pattimura menyerang pos Belanda.
Penyerangan berhasil menangkap Residen Van Den Berg. Namun, residen tersebut dibebaskan
dan diperbolehkan kembali ke benteng. Penyerbuan kedua pada tanggal 16 Mei 1817. Pasukan
Kapitan Pattimura menyerang benteng Duurstede. Benteng dapat dikuasai. Semua tentara
Belanda ditangkap. Residen, istri, dan dua anaknya tewas. Pasukan Belanda yang dipimpin
Mayor Beetjes berusaha merebut kembali benteng Duutstede pertempuran di pantai Waisisil dan
jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.Kapitan
Pattimura melakukan perlawanan, Pasukan Mayor Beetjes mundur. Selama tiga bulan benteng
itu dikuasai Kapitan Pattimura.
Pada bulan Juli 1817, Belanda mendatangkan bala bantuan berupa kapal perang yang
dilengkapi dengan meriam meriam. Benteng Duurstede yang dikuasai oleh Pattimura dihujani
meriam meriam yang ditembakan dari laut. Akhirnya benteng Duurstede berhasil direbut
kembali oleh Belanda. Pasukan Pattimura kembali meakukan perjuangan dengan siasat perang
gerilya.
Pada tanggal 15 Oktober 1817, Belanda mengerahkan pasukan besar besaran untuk
menghadapi Pattimura dan pasukannya.sedikit demi sedikit pasukan Pattimura terdesak.
Akhirnya pada bulan November 1817, Belanda berhasil menangkap Pattimura, Anthony Rhobek
dan Thomas Pattiwael dan mereka dikurung atau diisolasi dalam bungker benteng Neuw
Victoria. Sebelum mereka dijatuhi hukaman gantung oleh pihak Belanda. Pada tanggal 16
Desember 1817, Kapitan Pattimura dan teman temannya menjalani hukuman gantung di depan
benteng Neuw Victoria.
Sementara Kapitan Paulus Tiahahu ditembak mati dan putrinya Christina Martha Tiahahu
diasingkan ke Pulau Jawa pada tanggal 2 Januari 1818 dan meninggal diatas kapal perang
Eversten. Christina meninggal diusa 17 tahun. Jenazahnya dibuang ke Laut Banda.

Page 5

Atas jasa jasanya, Pemerintah memberi gelar Pahlawan Nasional kepada Kapitan
Pattimuara dan Christina Martha Tiahahu.

Page 6

Peran pemuda dalam melanjutkan perjuangan


Peran pemuda dalam melanjutkan perjuangan contohnya seperti memiliki sikap
patriotism dan nasionalisme yang tinggi. Ada beberapa contoh sikap patriotisme yang harus ada
pada diri setiap pemuda, antara lain :
1. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri
Mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri merupakan bagian dari cinta
tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri berarti kita memberi keuntungan kepada
warga Indonesia sendiri. Baik pembuatnya ataupun pedagangnya. Berarti juga memberi
keuntungan kepada negara. Sebenarnya produk-produk dalam negeri tak takkalah dengan
produk luar negeri. Bahkan banyak produk-produk asli buatan Indonesia yang ditiru orang
luar negeri.
2. Tidak merusak lingkungan hidup
Lingkungan hidup haruslah dijaga kelestariannya. Merusaknya berarti kita tidak
mencintai tanah air. Lingkungan hidup yang rusak akan merugikan manusia sendiri.
3. Ikut serta memelihara fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kebutuhan
masyarakat. Contohnya adalah telepon umum, jembatan, halte, kereta api dan lain-lainnya.
Jika kita merusak fasilitas umum akan merugikan orang lain dan negara. Kita sendiri juga
tidak dapat menggunakannya lagi.
4. Ikut serta dalam pembangunan bangsa
Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan kehidupan rakyatnya lebih baik.
Bila kita ingin mencintai tanah air, maka kita harus ikut serta dalam pembangunan. Ikut serta
dalam pembangunan bisa diwujudkan dengan taat membayar pajak, menjadi pegawai yang
baik, dan sebagainya.
5. Mentaati peraturan yang ada
Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman. Jika kita melanggar peraturan akan
merugikan diri kita sendiri. Bahkan orang lain dan negara juga akan dirugikan. Berarti jika
kita melanggar peraturan berarti kita tidak cinta tanah air.

Page 7

6. Melestarikan budaya bangsa


Budaya bangsa merupakan kekayaan bangsa. Menjaga keles-tarian budaya bangsa berarti
mencintai bangsa dan tanah air. Kita harus bangga memiliki budaya bangsa yang beragam dan
unik. Orang asing saja banyak yang mengagumi budaya bangsa kita. Termasuk melestarikan
budaya bangsa adalah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Contoh sikap patriotisme dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak. Kamu bisa memulai
dari hal yang sederhana. Sebagai siswa kamu dapat menunjukkan sikap patriotisme dengan
cara belajar yang rajin. Sebab dengan belajar yang rajin berarti kamu sudah ikut serta dalam
perjuangan memberantas kebodohan dan keterbelakangan. Kamupun dapat mewujudkan sikap
pariotisme dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat.
Ada beberapa contoh sikap nasionalisme yang harus ada pada diri masing masing
pemuda, antara lain :
1. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
2. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
3. Membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan antikekerasan antarkelompok
masyarakat dengan semangat persatuan
4. Menjaga dan melindungi negara dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar
negeri
5. Mematuhi dan mentaati peraturan Negara
6. Berinisiatif mengadakan perubahan demi kemajuan bangsa dan Negara
7. Memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa
8. Menyaring masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
9. Menanamkan rasa cinta tanah air sejak usia dini
10. Mendukung tim-tim dari Indonesia pada saat berkompetisi di kancah Internasional
11. Mengakui dan menghargai keanekaragaman pada diri bangsa Indonesia
12. Bangga menjadi bangsa Indonesia
13. Ikut berpastisipasi dalam suatu kegiatan yang berguna untuk memajukan bangsa dan
Negara
14. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
15. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
16. Menjaga nama baik bangsa dan Negara
17. Belajar dengan sungguh-sungguh demi kemajuan bangsa dan Negara
18. Mematuhi dan menghayati nilai-nilai yang ada pada UUD 1945 dan Pancasila
19. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
20. Ikut berpartisipasi dalam memelihara ketertiban bangsa dan Negara
21. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan
22. Mengembangkan sikap kesetiaan kepada bangsa dan Negara
23. Bersedia mempertahankan dan memajukan Negara
24. Menjungjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa
Page 8

25. Peduli terhadap segala bentuk masalah yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

bernegara
Ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
Menciptakan suasana aman, damai, dan tentram dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Menjaga kedaulatan bangsa dan Negara
Aktif memberi usul, saran, dan kritik terhadap penyelenggara Negara
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan
Menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang berlaku
Mampu memperoleh prestasi pada kompetisi Internasional guna mengharumkan nama
Negara
Menjaga kerukunan antar sesama warga negara Indonesia
Menciptakan suatu karya seni yang berhubungan dengan nasionalisme
Memperingati dan menghayati hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri
Mengembangkan nilai-nilai perjuangan bangsa yang dilandasi oleh jiwa tekad, dan
semangat kebangsaan
Bertindak secara teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan
pada tanah air
Mampu menunjukan identitas nasional dan kepribadian bangsa Indonesia
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antar sesama bangsa
Indonesia

Page 9

Anda mungkin juga menyukai