NAMA
: KELOMPOK TULIP
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
AMBON
2016
Page 1
benteng Victoria. Karena kesulitan keuangan, renovasi benteng itu baru selesai akhir tahun 1780an. Karena perbaikan dan perubahannya sangat banyak, maka sejak saat itu benteng tersebut
dinamakan Nieuw Victoria (Victoria Baru). Benteng tersebut kini telah mengalami
kerusakkkan berat dan kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah Maluku. Hal ini
diakibatkan oleh kurang tertanganinya situs budaya tersebut oleh pemerintah yang berwenang
dan di akibatkan juga oleh penggunaan situs benteng tersebut sebagai lokasi markas Den
Kavaleri KODAM XVI Pattimura.
Selain benteng Victoria di Kota Ambon, Belanda juga mendirikan sebuah benteng kecil di
luar Kota Ambon, di sekitar Kaitetu yang dinamakan Verre, yang oleh penduduk setempat
dinamakan Kota Warwek mengikuti nama panglima armada dagang Belanda, bernama
Admiral Warwijk yang memimpin pembangunan benteng tersebut. Pada awalnya bangunan
tersebut berfungsi sebagai loji yang dibangun Portugis pada tahun 1599 untuk menampung bahan
rempah-rempah yang di beli dari penduduk di sekitar daerah itu untuk di bawa ke Ternate dan
seterusnya ke Malaka. Setelah Portugis meninggalkan Ambon loji tersebut diambil alih oleh
VOC dan akhirnya dijadikan sebagai benteng oleh Pemerintah Hindia Belanda semasa
pemerintahan Gubernur Gerrad Demmer. Bangunan benteng tersebut terdiri dari dua lantai dan
dilengkapi dengan satu menara pengintai. Lantai atas dipakai sebagai tempat tinggal tentara
Belanda, sedangkan di lantai bawah terdapat satu ruang penjara dan dilengkapi dengan gudang
mesiu. Benteng tersebut pernah diserang dan dibakar oleh masyarakat Kerajaan Hitu di bawah
pimpinan Kakiali pada Perang Hitu tahun 1634. Kemudian benteng tersebut dibangun kembali
oleh Arnold de Vlaming van Oushoorn dalam bentuk yang lebih kuat dan besar pada tahun 1649.
Benteng tersebut kemudian berganti nama menjadi Amsterdam. Belanda juga mendirikan
sebuah benteng pertahanan di Desa Passo yang bernama Middelburg pada tahun 1626 oleh
Robert Padbrugge.
Rumah Residen Amboina yang dibangun oleh Gubernur Adriaan Van der Stel (1706-1720).
Kompleks itulah yang pada abad ke-19 berubah menjadi kediaman resmi gubernur maluku dan
kini menjadi Markas KODAM XVI Pattimura yang berlokasi di Batu Gajah.Semula bangunan
ini berfungsi sebagai Rumah Sakit, dibangun oleh Gubernur Arnold de Vlaming van Oudshoorn
(1647-1650), tetapi kemudian direnovasi kembali oleh Gubernur N. Schagen (1691-1696) karena
telah mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi pada tahun 1674. Sejak saat itu, rumah
sakit tersebut beralih fungsi menjadi kantor peradilan. Pada lantai kedua bangunan itu,
Page 3
ditempatkan Raad van Justitia (pengadilan untuk pegawai VOC dan warga kota). Di lantai dua
itu pula terdapat kantor dari Weeskamer (balai peninggalan harta) dan Commissarissen der
Huwelijkzaken (kantor urusan pernikahan). Di depan gedung tersebut terdapat sebuah lapangan
terbuka dengan tiang gantungan bagi para penjahat yang dijatuhi hukuman mati (Kapitan
Pattimura, Said Parenta dan Anthony Rhebok di gantung di tempat tersebut). Letak tiang
gantungan tersebut tepatnya di kawasan Tugu Pahlawan Nasional Thomas Matulessy (Kapitan
Pattimura). Kemudian pada abad ke-18, gedung tersebut diberi nama Stadhuis (balaikota),
tetapi sejak abad ke-19 dikenal sebagai gedung Landraad (pengadilan untuk penduduk negeri)
hingga kini.Sebuah bangunan megah yang didirikan pada masa pemerintahan VOC di Kota
Ambon adalah pasar pada tahun 1690, terletak di tepi pantai ke arah barat benteng Victoria
(kini menjadi lokasi pertokoan Ambon Plaza). Pembangunannya diprakarsai oleh Gouverneur
van Amboina yang memerintah saat itu, yakni Gubernur Dirk de Haas (1687-1691), ukurannya
jauh lebih besar dari gedung-gedung gereja yang berada di Kota Ambon. Valentijn mengatakan,
bahwa ia belum pernah melihat sebuah pasar yang sedemikian indah dengan letaknya yang
begitu bagus sehingga orang bisa menikmati pemandangan teluk dan dermaga yang memanjang
dari gerbang laut benteng Victoria. Bahkan bagi Valentijn, pasar ini adalah gedung terindah di
Kota Ambon pada masa itu. Bangunan pasar ini tidak bertembok, dan atap gentengnya ditopang
oleh sejumlah pilar.Tahun 1695, pada masa gubernur N. Schagen (1691-1696), gereja melayu
dibongkar dan dibangun gedung baru yang selesai pengerjaannya pada masa pejabat gubernur
cornelis stull (1696-1697) di tahun 1696. Bagian bawah dari tembok gedung gereja terbuat dari
batu dan sisahnya dari kayu yang merupakan sumbangan penduduk negeri-negeri di Leitimor.
Dalam gereja baru tersebut terdapat sebuah mimbar yang terbuat dari kayu pilihan (kayu langoa
dan eboni). Di hadapannya terdapat kursi-kursi khusus untuk para pejabat seperti gubernur,
oppercoopman (kepala urusan administrasi), capitein dan anggota-anggota dewan pemerintahan
(politike raad)dan untuk anggota-anggota jemaat disediakan bangku-bangku yang juga terbuat
dari kayu langoa.Terdapat di jalan Chinesestraat (kini bernama jalan A.J. Patty), letak gereja
Melayu berada tepat di gedung PUSKUD. Tetapi akibat Perang Dunia kedua yang pecah pada
pertengahan abad ke-20 (1942 1945) mengakibatkan gereja tersebut di bom oleh pesawat
tempur Jepang.
Page 4
Akibat penderitaan yang dialami rakyat Maluku, maka timbullah reaksi dan perlawanan
rakyat Maluku pada tahun 1817 dibawah pimpinan Thomas Matulessy atau lebih dikenal dengan
Kapitan Pattimura, seorang bekas sersan mayor pada dinas angkatan perang Inggris. Pattimura
dibantu oleh beberapa pejuang lainnya antara lain, Anthony Rhebok, Thomas Pattiwael dan
seorang pejuang putri Christina Martha Tiahahu. Kapitan Pattimura bersama dengan beberapa
pejuang lainnya melakukan penyerbuan kepada Belanda. Pernyerbuan dilakukan sebanyak dua
kali. Pertama, pada tanggal 14 Mei 1817 Kapitan Pattimura menyerang pos Belanda.
Penyerangan berhasil menangkap Residen Van Den Berg. Namun, residen tersebut dibebaskan
dan diperbolehkan kembali ke benteng. Penyerbuan kedua pada tanggal 16 Mei 1817. Pasukan
Kapitan Pattimura menyerang benteng Duurstede. Benteng dapat dikuasai. Semua tentara
Belanda ditangkap. Residen, istri, dan dua anaknya tewas. Pasukan Belanda yang dipimpin
Mayor Beetjes berusaha merebut kembali benteng Duutstede pertempuran di pantai Waisisil dan
jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.Kapitan
Pattimura melakukan perlawanan, Pasukan Mayor Beetjes mundur. Selama tiga bulan benteng
itu dikuasai Kapitan Pattimura.
Pada bulan Juli 1817, Belanda mendatangkan bala bantuan berupa kapal perang yang
dilengkapi dengan meriam meriam. Benteng Duurstede yang dikuasai oleh Pattimura dihujani
meriam meriam yang ditembakan dari laut. Akhirnya benteng Duurstede berhasil direbut
kembali oleh Belanda. Pasukan Pattimura kembali meakukan perjuangan dengan siasat perang
gerilya.
Pada tanggal 15 Oktober 1817, Belanda mengerahkan pasukan besar besaran untuk
menghadapi Pattimura dan pasukannya.sedikit demi sedikit pasukan Pattimura terdesak.
Akhirnya pada bulan November 1817, Belanda berhasil menangkap Pattimura, Anthony Rhobek
dan Thomas Pattiwael dan mereka dikurung atau diisolasi dalam bungker benteng Neuw
Victoria. Sebelum mereka dijatuhi hukaman gantung oleh pihak Belanda. Pada tanggal 16
Desember 1817, Kapitan Pattimura dan teman temannya menjalani hukuman gantung di depan
benteng Neuw Victoria.
Sementara Kapitan Paulus Tiahahu ditembak mati dan putrinya Christina Martha Tiahahu
diasingkan ke Pulau Jawa pada tanggal 2 Januari 1818 dan meninggal diatas kapal perang
Eversten. Christina meninggal diusa 17 tahun. Jenazahnya dibuang ke Laut Banda.
Page 5
Atas jasa jasanya, Pemerintah memberi gelar Pahlawan Nasional kepada Kapitan
Pattimuara dan Christina Martha Tiahahu.
Page 6
Page 7
25. Peduli terhadap segala bentuk masalah yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
bernegara
Ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
Menciptakan suasana aman, damai, dan tentram dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Menjaga kedaulatan bangsa dan Negara
Aktif memberi usul, saran, dan kritik terhadap penyelenggara Negara
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan
Menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang berlaku
Mampu memperoleh prestasi pada kompetisi Internasional guna mengharumkan nama
Negara
Menjaga kerukunan antar sesama warga negara Indonesia
Menciptakan suatu karya seni yang berhubungan dengan nasionalisme
Memperingati dan menghayati hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri
Mengembangkan nilai-nilai perjuangan bangsa yang dilandasi oleh jiwa tekad, dan
semangat kebangsaan
Bertindak secara teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan
pada tanah air
Mampu menunjukan identitas nasional dan kepribadian bangsa Indonesia
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antar sesama bangsa
Indonesia
Page 9