Pada abad ke-15, Kepulauan Bandasarit dikenal di seluruh dunia sebagai daerah penghasil pala.
Menurut Banda Naira dalam The Perspective of Maritime History karya Mezak Wakim S.Pd,
kontak awal Kepulauan Banda dengan masyarakat Asia seperti Melayu, India, China dan Arab.
Selain berjualan pala, masyarakat Bandana juga ikut dalam perjalanan dagang hingga ke Malaka.
Mereka juga terlibat dalam pelayaran komersial dan memiliki armada dagang sendiri yang
mengangkut produk pertanian ke Banda dari pulau lain.
Banda Neira atau Banda Naira adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda, Maluku Tengah.
Diperkirakan ada sekitar 14.000 jumlah penduduk yang terbagi dalam 12 desa di pulau ini.
Sementara itu, ada 7 pulau kecil yang letaknya tidak jauh, yaitu Pulau Ai, Pulau Rhun, Hatta,
Karaka, Sjahril, Nailaka, dan Pulau Batu Kapal. Pulau Banda Neira memiliki kantor
pemerintahan, toko, dermaga, dan bandara.
Pulau kecil ini merupakan salah satu penghasil pala dan lada terbesar di masa Kolonial. Pada
masa kolonial Belanda, lokasi ini menjadi pusat monopoli perdagangan dan pelabuhan rempah-
rempah dunia. Karena itulah, kepulauan Banda tercatat sebagai salah satu Situs Warisan Dunia
UNESCO dari Indonesia yang menyimpan jejak kolonial dan pengaruhnya pada sejarah dunia.
Tourist Destination
Banda Neira atau Banda Naira adalah salah satu dari 10 pulau vulkanik di Kepulauan Banda di
provinsi Maluku. Mendapat julukan sebagai Surga dari Timur, Banda Neira memiliki kekayaan
dan keindahan alam yang luar biasa. Lautnya penuh dengan karang menawan dan kehidupan laut
yang melimpah. Sehingga, menjadikan Kepulauan Banda tidak hanya destinasi yang kaya secara
historis, tetapi juga tempat menyelam yang diakui secara internasional.
Berikut adalah tempat wisata yang wajib kalian kunjungi dan tidak boleh dilewatkan :
1. Benteng Belgica
Selanjutnya, kamu bisa mengunjungi sebuah tempat yang berisikan berbagai peninggalan
penjajah di Banda Neira. Tempat yang disebut Rumah Budaya Neira ini berada di desa
Nusantara, Kecamatan Banda. Koleksinya mulai dari barang-barang peninggalan VOC berupa
berbagai jenis meriam, hingga beberapa lukisan mengenai situasi pembantaian pada tahun 1621.
Satu lagi obyek wisata sejarah yang tidak boleh dilewati saat berkunjung ke Banda Neira adalah
rumah pengasingan Bung Hatta. Di rumah inilah beliau pernah menjalani pengasingan sebagai
tahanan politik selama enam tahun. Bersama dengan Sutan Syahrir, kala itu mereka diasingkan
lantaran dinilai membangkang terhadap pemerintah kolonial Belanda. Meski sengaja diasingkan
agar sikapnya bisa melunak kepada Belanda, usaha itu nyatanya gagal. Tempat ini menjadi salah
satu obyek wisata sejarah yang paling sering didatangi wisatawan atau peneliti sejarah, dalam
maupun luar negeri. Selain itu, tempat ini juga menjadi laboratorium untuk program studi sejarah
dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hatta Sjahrir.
Banda Neira memiliki puluhan spot untuk snorkeling maupun diving yang sangat menawan.
Kecantikan dunia bawah laut kepulauan ini memang bisa membuat decak kagum. Dari sekian
banyak spot menyelam, terdapat suatu spot yang paling menarik yakni spot Lava Flow.
Berikut ini adalah ringkasan biaya yang mungkin bisa kalian persiapkan ketika akan
mengunjungi Banda Neira. Untuk memasuki wilayah ini tidak ada tiket masuk yang harus
dibayar (free) akan tetapi biaya untuk memasuki wisata-wisata yang disana juga bermacam-
macam. Destinasi wisata yang ada pada table merupakan informasi biaya yang saya dapatkan
dari Google, dan belum mencakup seluruh wisata yang lainnya.
No Retribusi Tarif
1 Benteng Belgica Rp 20.000
2 Rumah Budaya Banda Neira Rp 20.000
3 Rumah Pengasingan Bung Hatta -
-Diving : Rp 600.000/person.
4 Lava Flow -Snorkeling :
Rp 200.000/person.
5 Gunung Api Banda -
6 Kapal Pelni Rp 105.000
7 Tiket Kapal Cepat Rp 410.000
8 Tiket Pesawat Rp 350.000
*Untuk biaya penginapan berbeda dari hotel masing-masing
Instagram : @bandaneiraofficial
Gmail : bandaneiraofficial@gmail.com