Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dan potensi wisata situs
Kubah Datuk Batubara sebagai daerah tujuan wisata, karena setiap situs bersejarah
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Keramat
Kubah merupakan situs sejarah Batubara bahkan digadang-gadangkan sebagai asal
usul lahirnya nama Batubara, namun keberadaannya kini terkesan kurang menarik
lantaran kondisinya nyaris ‘bak gadis tak bersolek’. Padahal bila lahan berdataran
tinggi seluas sekitar 0,87 Ha itu mendapat polesan tangan-tangan peduli dan ahli
maka diyakini tempat ini bisa menjadi ikon andalan Batubara.
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2
2. Rumuan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Situs Kubah Datuk Batubara?
2. Bagaimana Potensi Situs Kubah Datuk Batubara Dijadikan Sebagai Tempat
Wisata?
3. Bagaimana Strategi Pengembangan Wisata Situs Kubah Datuk Batubara?
3. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Sejarah Situs Kubah Datuk Batubara.
2. Untuk Mengetahui Potensi Situs Kubah Datuk Batubara Dijadikan Sebagai
Tempat Wisata.
3. Untuk Mengetahui Strategi Pengembangan Wisata Situs Kubah Datuk
Batubara.
4. Manfaat Penelitian
1. Memberi Pengetahuan Mengenai Sejarah Situs Kubah Datuk Batubara.
2. Memberi Penjelasan Mengenai Potensi Situs Kubah Datuk Batubara
Sebagai Tempat Wisata.
3. Memberikan Penjelasan Mengenai Strategi Pengembangan Wisata Situs
Kubah Datuk Batubara.
3
PEMBAHASAN
Wilayah Batu Bara mulai dihuni penduduk pada tahun 1720M. Ada lima
suku yang mendiami wilayah itu, yakni Lima Laras, Tanah Datar, Pesisir, Lima
4
Puluh dan Bogak. Kelima suku tersebut dipimpin seorang datuk yang memiliki
wilayah territorial tertentu. Konon nama Batu Bara berasa dari nama sebuah lokasi
yang dulunya terdapat sebuah batu yang dapat mengeluarkan cahaya sendiri yang
membara sekaligus dijadikan nama daerah dan tanda (Kubah Batu Bara). Batu Bara
masih menjadi bagian dari kerajaan Siak dan Johor. Makanya setiap Datuk kepala
Suku mendapat pengangkatan dan capnya dari Sultan Siak. Untuk mewakili
kepentingan kerajaan Siak dan mengepalai para datuk di seluruh Batu Bara,
diangkat seorang bendahara secara turun temurun.
5
Hal inilah yang menggugah tokoh, cerdik pandai dan masyarakat untuk
kembali memperjuangkan adanya wilayah otonom Batu Bara. Maka pada tahun
1969 dibentuk Panitia Persiapan Otonomi Batu Bara (PPOB). Namun perjuangan
itu kandas sebelum Kabupaten Batu Bara yang otonom terbentuk.
POTENSI WISATA
Sebuah objek wisata sejarah akan berpotensi menarik perhatian para turis
dan peminat ilmu sejarah sehingga dengan demikian objek wisata sejarah ini akan
dapat menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi daerah sehingga
tidak hanya mengandalkan objek pariwisata alam yang ada di Kabupaten Batubara.
Kemajuan objek wisata sejarah ini juga memungkinkan akan melahirkan slogan
“Belum Sempurna ke Batubara kalau tak singgah di Keramat Kubah”. Hal ini
membuktikan bahwa Pelestarian objek wisata sejarah juga diperkirakan dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Misalnya saja membuat
kerajinan seperti lukisan atau ukiran yang menggambarkan objek wisata setempat
lalu pemasarannya dipusatkan disekitar bukit kubah dengan membangun miniatur
kerajaan kedatukan-kedatukan yang ada di Batubara.
Hal ini juga diperkirakan bisa menjadi edukasi pendidikan sejarah bagi
genarasi secara berkesinambungan. Anak-anak daerah di didik menjadi ‘pemandu’
sekaligus penjaga objek wisata sehingga masyarakat khususnya di Batubara akan
lebih tahu akan sejarah daerahnya sendiri. Kubah Datuk Batubara yang terletak di
Desa Kuala Gunung, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara menjadi salah
satu tempat wisata yang hingga kini masih diminati masyarakat. Dulunya, di
sekeliling Kubah Datuk Batubara tersebut hanyalah sebuah rawa-rawa yang
ditumbuhi oleh semak belukar. Selain rawa, di sekitanya juga dikelilingi
perkebunan kelapa sawit milik swasta. Sejak beberapa tahun terakhir, setelah
berdirinya Kabupaten Batubara dibawah kepemimpinan Bupati Batubara OK Arya
Zulkarnain SH MM, Kubah Datuk Batubara kemudian menjadi perhatian
pemerintah Batubara dibawah naungan Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan
Olahraga (Disbudparpora). Saat itu, dilakukan pemugaran dengan menata dan
merenovasi sejumlah bangunan yang ada, seperti gapura yang bertuliskan Kubah
6
Datuk Batubara. Kemudian dibangun pucuk rebung setinggi lebih kurang 4 meter
yang diyakini memiliki arti dan nilai filosofis yang tinggi.
Dibuatkan anak tangga yang sengaja disiapkan agar para pengunjung lebih
mudah menjangkau untuk naik keatas Kubah Datuk Batubara. Setelah bangunan
berupa pendopo tempat berkumpul para warga, serta kolam renang air panas
sebagai tempat pemandian yang disediakan. Setiap harinya tak terkecuali di hari
libur, sejumlah warga baik sendiri-sendiri mupun berkelompok-kelompok
berkumpul bersama keluarga dating ke Kubah Datuk Batubara sambil menikmati
makanan yang sengaja disiapkan dari rumah masing-masing dan disantap dibawah
rindangnya pepohonan di Kubah Datuk Batubara.
Terlepas dari berbagai anggapan warga, saat ini di samping lokasi Kubah
Datuk Batubara yang hanya berjarak sekitar 50 meter, telah dibangun sebuah
bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Batubara yang mewah
dan beridiri megah, dimana selain bisa berobat kerumah sakit tersebut, masyarakat
7
juga bisa sekaligus berwisata menikmati panorama di Kubah Datuk Batubara. Juru
kunci makam Datuk Batu Bara, Muhammad Yakub (60) mengatakan, Kubah Datuk
Batubara merupakan salah satu lokasi wisata unggulan yang saat ini ada di
Kabupaten Batubara yang masih dimintai masyarakat. Sampai saat ini setiap
harinya banyak masyarakat yang berwisata di Kubah Datuk Batubara tersebut,
sebab Kubah Batubara merupakan salah satu destinasi wisata yang patut
dibanggakan di Batubara.
Adapun strategi yang dimaksud diperoleh dari hasil analisis SWOT yang
merupakan pendekatan yang digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Batubara, dengan memadukan antara faktor-faktor internal
yakni strengths (kekuatan-kekuatan) dan weaknesses (kelemahan-kelemahan),
dengan faktor-faktor eksternal yakni opportunities (peluang-peluang) dan treaths
(tantangan-tantangan). Untuk menentukan kekuatan, kelemahan, ancaman dan
peluang yang ada pada objek wisata di Kabupaten Batubara, peneliti menyebarkan
koesioner kepada wisatawan yang berkunjung pada objek wisata. Responden cara
menghampiri langsung responden atau wisatawan yang sedang melakukan kegiatan
wisata di Kawasan penelitian.
8
Analisis dalam hal ini dibagi dalam lima kategori pilihan yaitu, tidak
menarik, kurang menarik, cukup menarik, menarik, dan sangat menarik, dengan
masing-masing pilihan jawaban diberikan skor oleh peneliti mulai dari skor 5 untuk
kategori sangat menarik dan sangat baik sampai pada skor 1 untuk kategori tidak
menarik dan tidak baik.
Atraksi
Tabel 1. Presepsi Wisatawan Terhadap (DTW)
Jawaban Responden
No Daya Tarik Wisata
SM M CM KM TM
1 Wisata Alam 67 16 17
2 Wisata Buatan 39 53 8
3 Wisata Religi 7 21 52 19 1
4 Wisata Seni-Budaya 12 45 43
Aksesibilitas
Tabel 2. Presepsi Pariwisata Terhadap Aksesibilitas
Jawaban Responden
No Aksesibilitas
SB B CB KB TB
1 Ketersediaan Angkutan Umum 4 16 56 10 14
2 Kondisi Angkutan Umum 2 10 69 13 6
3 Kondisi Jalan 25 47 18 4 6
9
9 Ketersediaan air bersih 14 15 27 44 0
10 Ketersediaan Gasebo/shelter/pondok 13 16 51 20 0
11 Ketersediaan jaringan listrik 15 21 40 24 0
12 Toilet Umum 23 22 44 0 11
13 Jalan 37 52 11 0 0
14 Pelayanan Perbankan 25 48 22 5 0
15 Sarana Komunikasi 36 46 18 0 0
16 Sarana Kebersihan 13 31 49 7 0
17 Ketersediaan lahan parkir 34 57 9 0 0
10
Faktor Internal
Kekuatan
Daya Tarik Wisata: Wisata Alam, Wisata Buatan, Wisata Seni budaya,
Aksesibilitas: Kondisi jalan, Sarana dan Prasarana (Amenitas): Penginapan,
Toko/Kios, Rumah makan/Restoran, Tempat Ibadah, Sarana Kesehatan, Jalan,
Pelayanan Perbankan, Sarana komunikasi dan Lahan Parkir.
Kelemahan
Faktor External
Peluang
Pengelolaan: Kesempatan Kerja, Lapangan Usaha, Masuknya Investor dan
Nilai Jual Barang dan Jasa.
Ancaman
Pengelolaan: Kelestarian Lingkungan, Nilai Jual barang dan jasa dan
Pengaruh budaya asing.
11
Analisis EFAS
Tabel 5. Analisis Faktor Strategis Internal (IFAS)
Bobot Rating Score
No Faktor-faktor Strategis
Kekuatan (S)
Wisata Alam 0.009 4.5 0.447
Wisata Buatan 0.095 4.3 0.302
Wisata Seni-Budaya 0.082 3.7 0.302
Kondisi Jalan 0.084 3.8 0.319
Penginapan 0.084 3.8 0.319
I Toko/Kios 0.088 4.0 0.353
Tempat Ibadah 0.106 4.8 0.509
Sarana Kesehatan 0.088 4.0 0.353
Perbankan 0.086 3.9 0.336
Sarana Komunikasi 0.093 4.2 0.389
Lahan Parkir 0.095 4.3 0.408
Jumlah Bobot
12
Tabel 6. Analisis Faktor Strategis External (EFAS)
Bobot Rating Score
No Faktor-faktor Strategis
Peluang (O)
Kesempatan Kerja 0.306 3.8 1.165
I Lapangan Usaha 0.339 4.2 1.423
Investor 0.355 4.4 1.561
Jumlah Bobot 1 4.148
Strategi SO (Streng-Opportunities)
13
5. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas wisata
yang sudah tersedia pada objek-objek wisata Kabupaten Batubara.
Strategi WO (Weakneses-Opportunities)
Strategi ST (Streng-Threats)
Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Strategi W-T adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensive dan ditujukan untuk meminimalisasi kelemahan yang ada serta
14
menghindari ancaman dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Batubara.
Berdasarkan analisis strategi alternatif yang dapat di lakukan adalah:
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa situs Kubah Datuk Batubara memiliki
potensi untuk dikembangkan menjadi pariwisata yang bagus dan digemari
masyarakat. Selain menjaga keutuhan peninggalan sejarah yang ada di situs
tersebut, menjadikan situs ini sebagai daerah tujuan wisata juga dapat menyumbang
pendapatan daerah di Kabupaten Batubara. Sebenarnya banyak tempat-tempat
objek wisata alam di daerah yang menjadi incaran para pengunjung, akan tetapi
Keramat Kubah merupakan wisata sejarah yang diperkirakan akan mampu
melahirkan daya tarik tersendiri, paling tidak bagi para wisatawan lokal. Namun
untuk mewujudkan itu tentunya tak luput perhatian dan keseriusan pemerintah
dalam hal pelestarian kebudayaan. Tak kalah pentingnya pengetahuan ahli dalam
menciptakan inovasi dan kreasi untuk memajukan sebuah objek wisata peninggalan
sejarah. Apalagi saat ini ada lokasi pemandian air panas yang juga sudah ramai
pengunjungnya.
Adapun strategi yang dimaksud diperoleh dari hasil analisis SWOT yang
merupakan pendekatan yang digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Batubara, dengan memadukan antara faktor-faktor internal
yakni strengths (kekuatan-kekuatan) dan weaknesses (kelemahan-kelemahan),
dengan faktor-faktor eksternal yakni opportunities (peluang-peluang) dan treaths
(tantangan-tantangan).
15
DAFTAR PUSTAKA
Alam Terkembang Jadi Guru: Adat Dan Kebudayaan Minangkabau; Navis, A.A;
PT.Grafiti Pers; Jakarta; 1984
Brosur selebaran yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda
Olahraga kabupaten batu Bara di acara “Pameran dan Hiburan Rakyat”
dalam rangka HUT Kabupaten Batu Bara yang ke-5 16-23 Desember 2011
di lapangan Perkebunan Dolok POP Estate Kecamatan Lima Puluh.
16
LAMPIRAN
A. Dokumentasi
17
18