Anda di halaman 1dari 39

PENINGGAL

AN SEJARAH
SUMATERA
UTARA
Mengenal Sejarah dan Kebudayaan Suku Batak

Daerah-daerah Sumatera Utara yang akan kami kaji tentang peninggalan-peninggalan sejarah yang
terdapat di daerah itu, yaitu sebagai berikut :

1. Kabupaten Humbang Hasundutan


2. Kabupaten Samosir
3. Kabupaten Toba
4. Kabupaten Simalungun
5. Kabupaten Karo
6. Kabupaten Tapanuli (Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah)

Selain dari peninggalan-peninggalan dari daerah yang disebutkan di atas, kami juga akan menjelaskan
beberapa kebudayaan Batak yang masih diakui eksistensinya hingga saat ini dan bahkan masih
dipergunakan di suatu daerah.
Humbang Hasundutan
Kabupaten Humbahas merupakan
pemekaran dari kabupaten Tapanuli Utara
yang dibentuk tahun 2003. Salah satu
kecamatan di Humbahas, yaitu kecamatan
Bakkara (Bakti Raja) merupakan tempat
lahirnya raja-raja batak seperti
Sisingamangaraja. Hal ini yang menjadikan
Humbahas menjadi tempat yang kaya
akan peninggalan sejarah Batak.
Sebelum memperkenalkan lebih jauh tentang kebudayaan Batak,
kami akan memperkenalkan salah satu raja Batak paling terkenal
yaitu Sisingamangaraja XII.
Bernama asli Ompu Pulo Batu, lahir di Bakkara pada 1849 dan
wafat pada 1907 pasca tragedi Aek Sibulbulon. Sisingamangaraja
XII mendapat penghargaan dari presiden Soekarno bukan hanya
karena kepahlawanannya, namun juga dikenal karena beliau
memperjuangkan HAM, mengharamkan segala bentuk perbudakan
serta memerdekakan hak-hak individu.
Sisingamangaraja XII pernah berperang melawan missionary
Belanda sebagai ebntuk penolakan penyebaran agama Kristen di
tanah Batak. Ia khawatir dengan masuknya agama Kristen,
kebudayaan serta adat istiadat suku Batak akan mmemudar bahkan
hilang dari tengah-tengah masyarakat Batak.
Walau terkenal dengan kekebalannya, Sisingamangaraja XII
akhirnya meninggal dunia pada 17 juni 1907 Bersama putrinya
Lopian dan kedua putranya. Kemudian dikebumikan Belanda secara
militer di Silindung lalu kemudian makamnya dipindahkan ke
Soposurung, Balige. Selain dikukuhkan sebagai salah satu pahlawan
nasional, nama Sisingamangaraja juga diabadikan sebagai nama
jalan diseluruh kawan Republik Indonesia.
Sisingamangaraja meninggalkan
Gambar Istana sebuah istana seluas 100 m x 100 m
Peninggalan dan saking luasnya, terdaoat 3 buah
Sisingamangaraj
a XII
rumah yang masing-masing
bernama Rumah Bolon, Sopo Bolon
dan Sopo Parsaktian. Menurut
informasi, istana Sisingamangaraja
XII ini sempat dibakar oleh pasukan
Tuanko Rao (Bonjol) pada 1825 dan
kemudian dibakar kembali oleh
pasukan Belanda pada 1878. jadi,
bangunan istana sekarang
merupakan hasil renovasi oleh
Gambar makam pemerintah Indonesia.
Sisingamangaraja
XII di Soposurung, Sekarang, makam dan Istana
Balige. Peninggalan Sisingamangaraja XII ini
menjadi salah satu destinasi wisata
yang ramai dikunjungi.
Sistem Kebudayaan di
Humbahas
Tor-Tor
Tarian adat Batak yang
dipertunjukkan pada acara adat.

Jabu Bolon
Rumah adat batak Toba yang
Gondang
menjadi salah satu ciri khas Salah satu alat musik khas suku
kebudayaan Humbahas. Batak.
Di daerah Humbahas, dulu mayoritas
masyarakatnya menganut kepercayaan
Dinamisme dan Animisme.
Sistem Kepercayaan animisme merupakan sebuah
sistem pemujaan terhadap roh leluhur. 

Kepercayaa Di samping animisme, muncul juga perilaku


dinamisme.
Menurut kepercayaan dinamisme, ada benda-
n benda tertentu yang dipercayai memiliki
kekuatan magis, sehingga benda itu dikultuskan
Masyarakat dan dikeramatkan.
Tetapi Seiringnnya berjalannya waktu sebagian

Humbahas masyarakat mengganggap hal itu adalah hal


bodoh sehingga masyarakat disitu sudah banyak
menganut kepercayaan terhadap agama.
Kabupaten
Toba Samosir Samosir adalah tempat yang menjadi latar peradaban suku Batak.
Kabupaten Samosir ini sendiri terletak tepat ditengah-tengah danau Toba,
yaitu salah satu danau terluas di Indonesia. Di tempat inilah suku batak
terutama batak toba tumbuh dan berkembang. Terdapat banyak sekali
peninggalan-peninggalan sejarah suku batak yang berada di kabupaten ini.
sama halnya dengan suku lain, masyarakat suku Batak juga memiliki
prinsip yang menjadi pegangan untuk hidup sebagai orang Batak. 3 filsafat
hidup orang Batak yakni Hamoraon (Kekayaan), Hagabeon (Keturunan
dalam arti keturunan yang sukses), dan Hasangapon (Kehormatan dalam
status social).
Huta Siallagan terletak di desa Siallagan, Pinda
Raya kecamatan Simanindo, kabupaten Samosir
huta(kampung). Huta Siallagan ini berbentuk
kerajaan kecil. Kampung ini dibentuk kelompok
Marga Siallagan, tepatnya 400 tahun lalu yang
dulunya dipimpin seorang Raja.
Dibentuknya Huta ini dimulai dengan kayu yang
tumbuh menjadi pohon dan dimanfaatkan dalam
membangun Huta ini. Dahulu diyakini, jika kayu
tumbuh menjadi pohon, maka dipastikan ada air
dan air adalah sumber penghidupan.
Hingga kini masih banyak peninggalan sejarah di
Huta Huta Siallagan. Peninggalan tersebut tersimpan di
Museum Huta Siallagan. Selain itu, Terdapat rumah

Siallagan bolon dan juga kursi dan meja batu yang dahulunya
digunakan para raja untuk bersidang.
Pada zaman dahulu ada seorang raja suku batak yang bernama
raja Rahat. Ia memiliki putra tunggal yang meninggal
dimedan perang. Karena raja sangat menyayangi putra itu, ia
sangat sedih hingga jatuh sakit. Pada saat itu, raja Rahat
merupakan raja yang sangat dicintai oleh rakyatnya jadi
banyak sekali orang berbondong-bonding untuk
mengusahakan kesembuhan sang raja.
Hingga pada suatu waktu datang seorang sibaso menyarankan
pada datu untuk membuat patung yang mirip dengan
anaknya raja Rahat yaitu Manggale. banyak ritual yang
terjadi dalam pembuatan patung yang terbuat dari kayu ini
hingga pada suatu saat patung ini di jadikan sebagai alat
pemanggil roh anak raja Rahat dan dinamakan patung sigale-
gale. Pada saat pemanggilan roh, sibaso melakukan ritual
dengan memainkan musik sabungunan. Melihat patung itu
bergerak dan seperti anak sang raja, raja pun pulih dari sakit
nya.

Patung Mulai dari saat itulah patung sigale-gale digunakan sebagai


simbol penghantar kematian baik orang yang memiliki
keturunan (saor matua) untuk menyambungkan keturunan
Si Gale-Gale nya di alam baka. Namun pada saat ini sigale-gale dijadikan
pertunjukan tari yang dikendalikan oleh seorang pemain dari
Merupakan sebuah batu yang terdapat didalam Danau Toba
dengan jarak sekitar 70 meter dari tepi danau. Terletak di Harian
Silulu, Dusun III Pangaloan, Kecamatan Nainggolan, Samosir.
Batu tersebut terdiri dari 2 batu kecil dan 1 batu besar. Legenda
Batu Guru dijuluki sebagai symbol nyata filsafat hidup suku Batak
atau “Dalihan Natolu”. Masing-masing dari 3 batu tersebut
melambangkan ketiga filsafat Batak tersebut. Batu ini diperkirakan
sudah berusia ribuan tahun.
Menurut legenda, Batu Guru adalah batu yang terjadi akibat
pertarungan antara raja-raja sehingga dari hasil pertarungan
terjadilah dua buah batu besar yang bertikai, dmana salah satu
batu berada di darat atas perkampungan dan satu lagi berada di
daerah tepi danau Toba dengan ukuran besar. Batu yang di danau
itu lah yang meresahkan masyarakat karena berpindah-pindah.

Batu Guru/ Hingga diadakan lah sebuah kompetisi berupa adu kesaktian antar
masyarakat. Seseorang bernama Datu Parulas atau Datu Parultop
melakukan ritual dan berbicara dengan batu itu.
Batu Garu Setelah upacara dan ritual selesai dilakukan, batu tersebut pun
diam ditempat hingga saat ini. Karena kemampuannya, batu
tersebut pun dinamakan Batu Guru Datu Parulas atau Datu
Parultop.
Sebuah makam Raja Batak yang terbuat dari
batu alam berukir kepala manusia dan beberapa
makam kerabat raja disekitarnya. Keunikan situs
sejarah ini adalah makam yang tidak tertanam
di dalam tanah seperti makam umum lainnya
tetapi berada diatas permukaan tanah. Terletak
di desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Pulau
Samosir. Ada 3 raja yang dimakamkan di
komplek ini, raja pertama dan kedua belum
memeluk agama tetapi menganut kepercayaan
animisme yang dikenal dengan parmalin.
Didalam adat batak Toba, animisme
mempercayai kekuatan magic itu kayu dan batu.
Makam Raja Jadi kayu diberdayakan menjadi rumah
Sidabutar (Museum rumah batak) dan meninggal sipemilik
rumah akan dikubur dalam makam batu.
Dalam kepercayaan masyarakat Batak,
kesaktian Raja Sidabutar terletak pada rambut
gimbalnya. Rambut tersebut tidak boleh
dipotong dan jika rambut tersebut lepas tidak
dibuang tapi diikat diujung tombak, Namanya
Tunggal Pangaluan dan disimpan di museum
rumah Batak. Diatas makam tersebut terdapat
02 selendang dengan warna putih (warna surga
melambangkan kesucian), Merah (warna Bumi
melambangkan ketenangan), dan Hitam (warna
bawah tanah melambangkan kematian). Ketiiga
ini menjadi lambing spiritual adat Batak.
Pertama kali makam dibuka, makam ini sempat tertimbun tanah dengan upacara adat selama
dua mingu dipestakan dengan potong kuda dan kerbau. Bila diperhatikan, salah satu
bangunan makam terdapat ornament dua ekor cicak menghadap ke empat buah payudara.
Ornament cicak melambangkan bahwa orang Batak harus bisa hidup seperti cicak, mudah
beradaptasi dan menempel dimana-mana. Sementara ornament empat payudara merupakan
symbol orang Batak harus memiliki banyak anak dan mempunyai istri Tomok (subur). Pada
zaman dahulu, orang Batak memiliki banyak anak karena mereka percaya bahwa semakin
banyak anak akan semakin banyak rezeki. Makna keempat payudara tersebut adalah kemana
pun orang Batak pergi, mereka tidak boleh melupakan ibu/istri termasuk tanah kelahirannya.
Menurut cerita masyarakat:
Batu Hobon adalah tempat benda-benda pusaka Raja
Uti. Diyakini pula, didalam Batu Hobon ini tersimpan
Lak-Lak (Sejenis Kitab) yang berisi ajaran dan nilai-
nilai luhur.Berdasarkan Perwahyuan yang datang
pada keturunannya, diperkirakan suatu saat benda-
benda yang tersimpan dalam batu itu akan
dikeluarkan sendiri oleh Raja Uti, yang menurut
kepercayaan setempat tidak pernah mati
(baca:Moksa). Dia akan tetap hidup dalam pribadi-
pribadi pilihan yang tentunya masih keturunannya.

Menurut Sains:
Batu Hobon merupakan sejenis kubah batu lava dasitan

Batu Hobon yang menyembul ke permukaan akibat energi lava Gunung


Pusuk Buhit.
Menurut kepercayan orang batak didalam Batu Hobon tersebut terdapat beberapa
benda pusaka yakni;

1. Ogung dan Gondang Saparangguan (Seperangkat gendag batak dan ogung emas
tempaannya yang berubah wujud dari Ogung Tembaga)
2. Hujur Sumba Baho (Tombak bertuah)
3. Piso Solam Debata (Pedang bertuah)
4. Pagar Pompang Bala Saribu Tontang Bala Seratur (Ramuan Penangkal Penyakit)
5. Tintin Sipajadi-Jadi Sipabosur naung Male obat ni nimauas (Cincin ajaib yang lapar jadi
kenyang dan yang haus jadi lega)
6. Pungga Haomasan (Batu gosok emas)
7. Galapang atau Gembok
8. Tawar Sipagabang-gabang, Sipagubung-gubung, sipangolu namate, siparata naung
busuk (obat yang mampu menghidupkan yang sudah mati, serta menyegarkan kembali
yang telah busuk
Kabupaten Toba
Menurut sejarah leluhur serta mitologi
penciptaan dan penyebaran orang Batak Toba
di Tano Batak, kabupaten Toba adalah salah
satu wilayah perkembangan suku Batak Toba.
Hingga saat ini, kabupaten Toba menjadi
salah satu daerah dengan kekayaan
peninggalan sejarah Batak yang dijaga dan
dilestarikan hingga saat ini.
Habangsa
Habangsa dan Ogung adalah benda pusaka yang turun
dan temurun dari marga Butarbutar. Dimana dulunya ini
milik dari Raja Namora Jogi Sirait/istri boru

Ogung
Simanjuntak. Diberikan kepada marga butarbutar
karena mereka lah yang diyakini Raja Namora Jogi
Sirait untuk menyimpannya. Habangsa dipercaya dapat
mengobati segala penyakit dan dapat mendatangkan
rezeki melimpah dengan cara mendudukinya. Orang
yang diutamakan untuk duduk di Habangsa adalah
wanita yang mau melahirkan agar tidak sulit dalam
melahirkan. Sementara Ogung dulu dipercaya dapat
Mual Bolon/Mual Guru Duraman
Sigumpar Mual sigala-gala ini merupakan
peninggalan sejarah dari penjajahan
Belanda. Mual ini tidak lagi digunakan
masyarakat karna sudah ada air ke
rumah, mual ini tidak terawat dan
terurus. Mual ini berada di Kecamatan
Nassau.

Mual Bolon berusia kira-kira sudah mencapai hampir


seratus tahun dan konon menurut cerita dari
sesepuh masyarakat setempat, Air pada Mual ini
tidak pernah kering meskipun pernah terjadi
kemarau hampir 4 bulan lamanya. Dikisahkan
juga bahwa dahulu kala, Datu Guru Duraman
yang konon memiliki kesaktian, seringkali mandi
di Mual ini.

Mual SiGala-Gala
Berdasarkan informasi dan cerita dari Kepala Desa Narumonda 2 bahwa di bawah Mual
ini terdapat tumbuhan kelapa. Diceritakan oleh Kepala Desa setempat bahwa pernah
mereka mengganti riolnya dan mencabut tumbuhan kelapa tadi, namun mual
dimaksud menjadi kering/tidak berair sama sekali, sehingga merekapun mengganti
rionya dengan tumbuhan kelapa tadi kembali, dan air pada Mual ini-pun tidak pernah
menjadi kering lagi sama sekali, meskipun dalam keadaan kemarau. Mual ini juga
diperkirakan sudah berusia sekitar ratusan tahun. Selain itu, air yang terdapat pada
Mual ini juga dikatakan juga memiliki khasiat sebagai penyembuh sakit (obat) bagi
yang membutuhkan.
Simalungun adalah sebuah kabupaten di Sumatera
Utara yang menjadi rumah bagi suku Batak
Simalungun. Di tempat ini terdapat banyak
peninggalan-peninggalan sejarah terutama dari
sejarah suku batak Simalungun. Terdapat enam
sub suku dari suku Batak, yaitu suku batak Toba,
batak Simalungun, batak Pakpak, batak Angkola,
batak Karo dan batak Mandailing. Terdapat empat
Kabupaten marga asli suku batak Simalungun, yakni
Damanik, Purba, Saragih dan Sinaga atau kerap

Simalungun
disingkat SISADAPUR. Adapun keempat marga
tersebut berasal dari marga raja-raja yang pernah
memerintah di Tanah Simalungun.
PESANGGRAHAN
(Rumah Presiden IR. Soekarno di Parapat)

Presiden Ir. Soekarno pernah diasingkan


ke Pesanggrahan milik perkebunan
Belanda. Rumah dengan nuansa kolonial
ini masih berdiri kokoh serta terawatt dan
menjadi salah satu objek wisata di
Simalungun atau tepatnya di Parapat.
Selain rumah ini, kita juga dapat
memandang keindahan danau toba yang
jaraknya tida jauh dari Pesanggrahan ini.
Beberapa foto Soekarno di Pesanggrahan

Potret Soekarno Bersama Potret Soekarno bersama Sutan Sjahrir


Agus Salim

Bagian rumah yang menjadi


Tempat memandang danau
Toba
Batu Gantung
Batu Gantung memiliki sebuah legenda yang
berkembang di daerah danau Toba, Sumatera
Utara. Konon katanya ada seorang gadis cantik
yang bunuh diri karena akan dinikahkan oleh
ayahnya dengan anak namboru atau paribannya
untuk melunasi hutang ayahnya. Gadis itu
melompat tebing namun tersangkut diantara
kedua dinding batu. Dari sana muncullah batu
gantung yang membentuk tubuh seorang
perempuan yang dipercaya merupakan jelmaan
sosok gadis tersebut.
Kabupaten Karo adalah tempat berasal dan
berkembangnya masyarakat suku batak
Karo. Terdapat banyak peninggalan-
peninggalan sejarah batak Karo di tempat

Kabupaten ini. Selain Peninggalan-peninggalan suku


batak Karo, akan dipaparkan juga

Karo beberapa kebudayaan suku batak Karo.


Pura Bintang Meriah
Pada masa lampau, Hindu adalah agama yang
umum di Tanah Karo tetapi kini menjadi agama
yang hamper punah di Tanah Karo. Lima belas
tahun yang lalu masih banyak terdapat penganut
agama Hindu ditempat ini dan orang-orang Bali
membangun sebuah candi untuk mereka. Saat ini
tidak ada lagi yang menggunakan candi tersebut
dan sudah dipenuhi tumbuh-tumbuhan. Tetapi
banyak juga yang mengunjunginya sebagai salah
satu destinasi wisata peninggalan sejarah.
Gurda-Gurdi
Gundala-gundala memiliki arti sebuah tarian topeng. Zaman dahulu kala di sebuah daerah di Tanah
Karo, tinggallah seorang raja dan seorang putrinya yang menikah dengan panglima tertinggi kerajaan.
Suatu waktu keluarga kerajaan membuat jalan setapak menuju hutan, dan ketika mereka sedang
berada di hutan, mereka bertemu dengan seekor burung yang sangat besar yang disebut gurda-gurdi .
Burung gurda-gurdi berasal dari serangga. Setelah melihat seorang gadis cantik, gurda-gurdi ingin
menjadikannya sebagai istrinya, tetapi karena gadis itu telah menikah, suaminya dan raja sangat
marah. kemudian mereka pun berperang di tengah hutan. Akhinya pasukan raja dapat mengalahkan
gurda gurdi. Atraksi ini biasanya dipertunjukkan masyarakat Karo pada upacara ritual untuk menyuruh
agar hujan turun. Tetapi untuk saat ini atraksi ini normalnya dibuat untuk menyambut tamu khusus
dan kegiatan lainnya.
Rumah Siwaluh Jabu

Siwaluh Jabu adalah rumah adat suku Karoyang menjadi


rumah tinggal orang-orang Karo pada zaman dahulu. Siwaluh
jabu menjadi bagian dari kehidupan orang Karo. Siwaluh Jabu
berasal dari Bahasa Karo, yaitu waluh yang berarti delapan dan
jabu yang berarti rumah. Siwaluh Jabu dapat berarti rumah yang
memiliki delapan ruangan dan dapat ditinggali oleh delapan
keluarga.Material yang digunakan untuk membangun Siwaluh
Jabu terdiri dari kayu untuk tiang, kerangka, lantai dan dinding,
bambu untuk kerangka atap dan teras, serta ijuk untuk bagian
atap yang tidak membuat ruangan panas di siang hari, tapi juga
tahan akan hujan. Rumah ini memiliki desain rumah panggung
dan dalam pembuatannya yang tidak menggunakan paku satu
pun.
Alat musik tradisional suku Karo
Genggong Sebuah alat musik berbahan logam Kulcapi
yang dibunyikan dengan cara
dipukul. Bagian tengahnya terdapat We thank you for choosing
bagian menonjol yang dipukul saveslides.com for your
presentation
dengan sebuat kayu khusus.

Alat musik khas suku Karo yang03


dulu juga digunakan sebagai
alat komunikasi. Alat musik ini Alat music yang dimainkan dengan
biasa digunakan pria untuk cara dipetik. Berbeda dengan gitar,
memanggil kekasihnya keluar kulcapi memiliki lubang

Penganak
dari rumah. dibelakangnya. Berfungsi sebagai
penghasil suara.
Tapanuli merupakan daerah dengan
mayoritas etnis batak yang berada di
provinsi Sumatera Utara. Terdapat 3
bagian Tapanuli yaitu Kabupaten Tapanuli
Utara, Tapanuli Tengah dan Tapanuli
Kabupaten Selatan. Ada begitu banyak sekali
peninggalan sejarah yang terdapat di
Tapanuli daerah ini. Karena di daerah ini lah tempat
asli suku batak. Selain dari peninggalan
sejarah yang berhubungan dengan suku
batak, ada banyak pula peninggalan
sejarah lain yang terdapat di Tapanuli.
Salib Kasih Tarutung

Salib kasih dibangun pada bulan oktober tahun 1933,


dimana tujuan pembangunan salib kasih ini adalah untuk
mengenang jasa seorang yang merupakan pelopor
masuknya agama Kristen ke Tapanuli yaitu Ingwer Ludwig
Nommensen. Beliau merupakan orang berkebangsaan
Jerman yang menyebarkan agama Kristen di Tapanuli
walaupun selama beberapa waktu kedatangannya ditolak
keras oleh masyarakat Tapanuli. Bahkan ia sempat akan
dibunuh oleh masyarakat setempat. namun pada akhirnya,
usaha Nommensen untuk menyebarkan agama Kristen di
Tapanuli tidak sia-sia karena banyak masyarakat local yang
menjadi pemeluk agama Kristen dan meninggalkan
kepercayaan lama mereka yaitu animism.
Hariara Onan Sitahuru
Hariara Onan Sitahuru disebut juga sebagai Beringin Nommensen
karena ditempat inilah Nommensen pertama kali memberitakan injil
ketika ia tiba di tanah Batak. Diperkirakan pohon ini berusia 200 tahun
dan masih berdiri kokoh sampai saat ini di Sait Nihuta Tarutung (Huta
Dame).
Dari salib kasih, Nommensen memandang ke Rura Silindung dan
melihat perkampungan ramai penduduk dengan sawah yang begitu luas
hingga ke Sipoholon. Di atas bukit Nommensen berdoa pada Tuhan
“Mangaloe manang mate pe ahoe, sandok di bangso on ma
hinophopmoe ma ahoe moringanan pararathon hatam dohot
harajaonMi”.
Di sekitar Beringin Nommensen itu terdapat pusat perbelanjaan yang
dulu menjadi pasar barter. Daerah inilah yang dinamakan Onan Sitahuru.
Selain menjadi tempat tinggal Nommensen, pohon Beringin tersebut
juga menjadi Partungkoan (Pertemuan) para Raja-Raja Silindung pada
saat itu. Maka dari itulah Hariara Onan Sitahuru ini menjadi salah satu
peninggalan bersejerah yang terdapat di Tapanuli Utara.
Candi Bahal

Merupakan sebuah kompleks candi Buddha aliran


Vajrayana yang terletak di Desa Bahal, kecamatan
Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Satu-satunya peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ada di
Tapanuli. Candi ini terbuat dari bata Merah dan diduga
berasal dari sekitar abad ke-11 dan dikaitkan dengan
kerajaan Panai, salah satu pesisir Selat Malaka yang
ditaklukkan dan menjadi bagian Mandala Sriwijaya.
Terdiri dari tiga bangunan kuno yaitu Biaro Bahal I, II,
dan III yang saling berhubungan dan terdiri dalam satu
garis yang lurus.
Hopong

 Selain patung-patung purbakala tidak dikenal itu, terdapat


pula sebuah goa di kawasan tersebut yang dinamai “Goa
Hopong”. Goa ini mempunyai lorong yang panjang dan
dalam. Dari informasi yang beredar dari masyarakat
setempat, konon katanya Goa dan Patung Hopong ini
memiliki keterkaitan satu sama lain. Dimana Goa ini diduga
sebagai salah satu tempat persembunyian zaman dahulu.

 Gambar diatas merupakan salah satu patung peninggalan


purbakala yang bentuknya menyerupai tubuh manusia dalam
sikap duduk bersila seperti orang yang tengah bersemedi.
Terletak di daerah terpencil di Dusun Hopong, Desa Dolok
Sanggul, Kecamatan Simangumban, Kabupaten Tapanuli Utara
namun juga berada tepat diperbatasan Sipirok, Tapanuli Selatan.
Tangga seratus yang berada di kelurahan Pasar Baru, Sibolga merupakan salah satu tempat
yang menyimpan catatan sejarah. Di dalamnya terdapat goa buatan tantara Jepang. Dulunya
goa digunakan sebagai tempat mengintai. Tangga Seratus ini dibangun pada era kolonial
Belanda dengan bentuk menyerupai rel kereta api yang menjulur ke arah puncak bukit.
Dulunya hanya terbuat dari kayu dan bambu tanpa penopang. Pembangunannya melibatkan
ratusan warga Indonesia yang diperintahkan kerja paksa. Kegiatan ini bahkan memakan
korban jiwa yang tidak diketahui pasti jumlahnya.
Saat ini Tangga Seratus sudah direnovasi oleh pemerintah dan dijadikan sebagai salah satu
destinasi wisata. Tangganya sudah diubah dari kayu menjadi beton yang kokoh untuk dilewati
serta sudah tersedia penopang disisi kanan dan kiri.
Kesimpulan :
Peninggalan peninggalan bersejarah merupakan salah satu bukti dari deretan peristiwa manusia
di masa lalu yang mengandung nilai Historis, yang terkait didalamnya berupa sejarah,Ilmu
pengetahuan dan Kebudayaan. Yang pada saat ini kondisi dari keberadaan bangunan bersejarah
tersebut sudah mewakili masa 50 Tahun serta memiliki Identitas penting sebagai benda cagar
Budaya yang seharusnya perlu di pertahankan dan dilestarikan tanpa harus mengubah bentuk
aslinya ataupun dihancurkan.
Disumatera Utara masih banyak bangunan-bangunan bersejarah peninggalan Kolonial Belanda
yang merupakan suatu Bukti Sejarah dari sekian Banyak Deretan Peristiwa-peristiwa yang
terjadi dimasa silam yang masih dapat kita lihat keberadaanya dan dapat kita wariskan kepada
generasi selanjutnya sebagai bukti sejarah di Sumatera Utara.
Thank You!
Kelompok 5
NOVI AGNES REVINA
01 PURBA 02 TARIGAN

EFELIN
03 SIGALINGGING

PUTRI JESIKA CLARA


04 MAHARANI 05 PARDOSI
RIPKA THASIA
SEMBIRING 06

STEFANI ENJELINA
07 BUTAR BUTAR

JONATAN PEDRIK
HUTABARAT 08
RIPKA THASIA SEMBIRING
CHRISTINA RODAME
09 HUTASOIT

EKARISTI PIANGCA
10
GITA MATEKENA

ALEKSANDER
11 LUMBANRAJA

Anda mungkin juga menyukai