Anda di halaman 1dari 3

Nama: Uswatun Hasanah Subekhi

NIM: 230701035
Program Studi/Kelas: Sastra Indonesia/1A
Mata Kuliah: Folklor
Dosen Pengampu: Dr. Drs. Hariadi Susilo, M.Hum.

“Patung Sigale-Gale”

Patung Sigale-gale adalah sebuah mitos kisah sedih dalam kehidupan masa lalu
masyarakat Batak khususnya di Pulau Samosir dan berkaitan erat dengan upacara kematian.

Mentifacts:

Pada zaman dahulu hiduplah raja yang bernama Raja Rahat. Beliau memerintahkan di
kawasan samosir. Beliau hanya memiliki satu anak yang bernama Manggale. Raja Manggale
merupakan harta yang tak bisa digantikan oleh apapun bagi raja Rahat.

Ketika kerajaan yang dipimpin raja Rahat mengalami peperangan untuk


memperebutkan kekuasaan, raja Manggale memimpin sebagai panglima perang dalam
pertempuran tersebut. Sayangnya raja Rahat mendengar bahwa putra semata wayangnya
tidak kembali dari pertempuran.

Setelah itu raja Rahat Pun jatuh sakit. karena kebaikannya dan kemurahan hatinya. Para
rakyat tidak tega dan khawatir melihat kondisi raja Rahat. Mereka berbondong membawa
Tabib untuk mengobati.

Tabib tersebut bernama Sibaso. Sibaso menyarankan untuk membuat replika raja
Manggale menggunakan patung yang terbuat dari kayu. Tak hanya serupa tapi para rakyat
juga mendandani patung tersebut seperti raja Manggale. karena kemiripan tersebut mereka
menamai patung tersebut sebagai patung Sigale-Gale.

1
Pada dasarnya Sibaso ingin menjadikan patung ini sebagai media pemanggilan roh raja
Manggale. pada ritual tersebut Sibaso memainkan alat musik dan memanggil arwah raja
Manggale. ketika ritual berhasil patung Sigale-Gale pun bergerak dan menari mengikuti
lantunan musik yang ada.

Setelah kisah raja tersebut usai, etnis batak menggunakan patung Sigale-Gale sebagai
simbol penghantar kematian, sekaligus patung Sigale-Gale dipercaya mampu untuk
menghindari kepunahan dari suatu keluarga atau membuat keluarga tersebut meninggal tanpa
keturunan.

Etnis batak juga percaya bahwa setiap orang yang meninggal dan dilakukan upacara
sigale-gale, maka roh dari orang yang meninggal akan menjadi tumbal boneka Sigale-gale
dan akan hidup di dalamnya. Oleh karena itu sangat sedikit jumlah boneka sigale-gale.
patung ini konon katanya dapat menangis layaknya manusia. Untuk pembuatannya
memerlukan beberapa orang.

Banyak rumor beredar bahwa jika membuat patung sigale gale secara utuh sendirian
maka roh pematung akan menjadi tumbal patung sigale-gale dan meninggal setelah
patungnya jadi. Oleh karena itu pematung dari patung ini harus membuat bagian tubuhnya
secara terpisah dan dilakukan oleh beberapa orang.

Artifacts:

Ciri-ciri dari patung sigale-gale merupakan patung


yang terbuat dari kayu berbentuk manusia, di mana
bentuk manusia itu diyakini sebagai bentuk dari seorang
anak laki-laki. Patung tersebut dipakaikan baju khas adat
Batak dengan tambahan kain ulos dan hiasan/topi khas
adat Batak. Patung tersebut juga berdiri di atas sebuah
kotak/peti yang terbuat dari kayu dan dapat menarik atau
bergerak layaknya manusia.

2
Patung Sigale-gale sampai saat ini masih bisa dijumpai ketika berkunjung ke Tomok,
Pulau Samosir. Hanya saja, dalam pertunjukan tersebut, patung Sigale-gale sudah tidak
dimasuki roh lagi. Patung ini dapat bergerak-gerak karena digerakkan dengan penggerak
mekanis. Pertunjukan Sigale-gale biasanya dimainkan dengan iringan musik Batak Toba
Sordam dan Gondang Sabangunan. Selain Patung Sigale-gale, ada sejumlah penari lain yang
ikut mengiringi pertunjukan ini. Mereka menampilkan tarian tor-tor yang menjadi tarian khas
masyarakat di sana.

Sumber:

Fai. 2023. Sejarah Patung Sigale-gale. https://umsu.ac.id/berita/sejarah-patung-sigale-gale/

Anda mungkin juga menyukai