Anda di halaman 1dari 9

KEBUDAYAAN SUKU BATAK

SUMATERA UTARA

Boy Arif Raja Ihutan Siregar


114160073
LATAR BELAKANG

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang terletak pada


Indonesia khususnya di pulau Sumatera dengan ibu kota Medan. Dilihat dari
sejarahnya, Sumatera Utara sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang
saat itu masih bernama Gouverment van Sumatra dengan luas wilayah yang
meliputi seluruh pulau Sumatera dan dipimpin oleh satu pemerintah daerah
(Gubernur) yang berpusat dikota Medan.
Namun pasca Kemerdekaan Indonesia, Provinsi Sumatera dibagi
menjadi tiga provinsi berbeda yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, serta
Sumatera Selatan yang kemudian memiliki hak untuk mengatur daerahnya
masing-masing. Sementara itu Sumatera Utara sendiri merupakan gabungan
dari tiga sub wilayah yakni Karesidenan Aceh, Karesidenan Sumatera Timur,
dan Karesidenan Tapanuli.
LATAR BELAKANG

Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Nama
ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa
yang bermukim dan berasal dari Pantai Barat dan Pantai Timur di Provinsi Sumatera
Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah Toba, Karo, Pakpak,
Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Batak adalah rumpun suku-suku yang mendiami
sebagian besar wilayah Sumatera Utara. Namun sering sekali orang menganggap
penyebutan Batak hanya pada suku Toba padahal Batak tidak diwakili oleh suku Toba.
Sehingga tidak ada budaya dan bahasa Batak tetapi budaya dan bahasa Toba, Karo,
Simalungun dan suku-suku lain yang serumpun.

Saat ini pada umumnya orang Batak menganut agama Islam, Kristen
Protestan, Kristen Katolik. Tetapi ada pula yang menganut kepercayaan tadisional
yakni: tradisi Malim dan juga menganut kepercayaan animisme, walaupun kini jumlah
penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang.
CIRI KHAS

Tari Sigale-Gale adalah salah satu


kesenian tradisional masyarakat suku Batak di
Samosir, Sumatera Utara. Sigale-gale sendiri
merupakan sebuah boneka berbentuk manusia
yang dapat digerakan serta menari dengan
diiringi oleh musik tradisional.
Menurut sejarahnya, boneka sigale-
gale sendiri diperkirakan sudah ada sejak
ratusan tahun yang lalu. Konon boneka
tersebut berawal dari cerita seorang raja di
Samosir yang kehilangan anak satu-satunya
yang telah meninggal. Lalu ia melakukan ritual
tertentu untuk membuat ruh anaknya kembali
lagi dan memasukkannya ke boneka tersebut.
Mangokkal Holi

Tradisi turun-temurun masyarakat


Batak yakni Mangokkal Holi berarti mengambil
tulang belulang dari leluhur mereka dari dalam
kuburan. Lalu ditempatkan di dalam peti, dan
diletakkan dalam buah bangunan tugu khusus
untuk menyimpan tulang belulang leluhur.
Namun, inti dan tujuan dari tradisi ini
sama, untuk mempertahankan silsilah garis
keturunan marga, dan juga menunjukkan
eksistensi dan taraf hidup keluarga yang
melaksanakannya. Selain itu mereka percaya,
dengan menempatkan leluhur di tugu adalah
bukti bahwa para penerus dari leluhur tidak
pernah lupa dengan nenek moyangnya.
Tidak Boleh Menikah Dengan Satu Marga

Bagi orang Batak menikah dengan


orang yang semarga dan satu silsilah adalah
haram hukumnya. Dalam Suku Batak
memang ada beberapa marga yang
dianggap masih satu silsilah sehingga
dianggap masih satu kerabat atau saudara.
Makanya ada larangan menikah dengan
kasus seperti ini. Jadi muncullah alasan
mengapa Batak setiap kenalan dengan
Batak yang lainnya selalu menanyakan
tentang marga. Biar gak terjebak cinta
dalam silsilah keluarga.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai