Anda di halaman 1dari 5

A.

    Sejarah

Batak merupakan satu istilah yang digunakan untuk kumpulan suku yang terdapat di
daratan tertinggi di Sumatera Utara, Suku Batak berasal dari keturunan Raja Batak
Suku batak termasuk suku bangsa melayu tua yang berasal dari indocina atau hindia
belakang, nenek moyang orang batak berasal dari utara berpindah ke Filipina dan berpindah
lagi ke Sulewesi Selatan, berlayar hingga akhirnya menetap di pelabuhan barus, kemudian
bergeser ke pedalaman dan menetap dikaki gunung pusuk buhit, di tepi pulau samosir, tempat
asal usul peradaban suku batak.
Keturunan suku batak berasal dari hindia muka (india), pindah ke burma, kemudian
ke tanah genting Kera di Utara Malaysia. Berlayar sampai ke tanjung balai batubara dan di
pangkalan brandan atau kuala simpang di aceh dari sana naik ke pedalaman danau toba
Suku batak termasuk dalam rumpun proto-melayu yang berasal dari Asia selatan
yakni dari burmayang berlayar sampai malaysia, menyeberang dan menghuni daerah sekitar
danau toba.
B.     Jenis Suku Batak
Suku bangsa batak yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur di
Sumatera Utara.
Jenis-jenis suku batak :
1)      Batak toba
2)      Batak karo
3)      Batak pakpak
4)      Batak simalungun
5)      Batak angkola
6)      Batak mandailing

C.    Identitas Suku Budaya Batak


1.      Suku Batak Toba

Wilayah-wilayah Suku Batak Toba meliputi balige porsea, parsoburan, laguboti,


ajibata, ulunan, borbor, lumban, julu, dan sekitar. Sitorus, sirait, butar-butar manurung
merupakan beberapa marga dari Suku Batak toba. Suku Batak Toba ialah marga-marga pada
Suku Bangsa Batak yang berkampung halaman (marbona pasogit) di daerah Toba. Sonak
Malela yang mempunyai 3 (tiga) orang putera dan menurunkan 4marga, yaitu:
Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan Pardede, merupakan salah satu cotoh marga pada
suku bangsa Batak Toba.

Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian
disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatra. Penelitian
penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan sastra lisan dan
transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut
Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang
Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo.banyaknya nama marga
Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di
pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang
pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.
a.      Kebudayan
Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu),
legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner.Batak Karo yang
terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan
dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya yang
masih tradisional.Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti
Istana Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai
sejarah yang tinggi. Batak Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai
dari tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga
sudah dapat menembus pasar global.Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan
sejarah megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat
istiadat dan tari daerah juga alat musik yang khusus.
b.      Musik
Toba Kuno di jaman dinasti Tuan Sorimangaraja (Pahompu-nya Si Raja Batak)
Berawal dari musik Raja-raja.Bukan musik untuk Raja, tetapi musik yang dimainkan oleh
Raja. Musik Batak awalnya diciptakan untuk upacara ritual yang dipimpin pada Datu (dukun)
pada masa itu untuk penghormatan leluhur, minta panen yang sukses kepada Mula Jadi
Nabolon.
Batak untuk ritual ini adalah yang disebut Gondang Sabangunan yang terdiri dari 5
Ogung, 5 Gondang, Sarune Bolon lubang 5. Namun para Rakyat juga ingin main musik,
maka berkembanglah musik batak ini di kalangan rakyat dengan format Taganing,
Garantung, Hasapi, Seruling dan Sarune Etek. Dengan alat-alat musik inilah tercipta banyak
sekali lagu rakyat yang bernuansa pentatonis (Do Re Mi Fa Sol, kadang2 ada juga La) dan
susunan nada (licks)-nya sangat khas tidak didapati di musik suku lain.

c.       Tarian
Seni tari tradisional meliputi berbagai jenis.Ada yang bersifat magis, berupa tarian
sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan.tari adat yang merupakan
bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu.Termasuk jenis tari ini
adalah tari guru dan tari tungkat.Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang
disebut Tunggal Panaluan.
d.      Kerajinan
Tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini
adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam
upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos
terbuat dari benang kapas atau rami.Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah
yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi
kehidupan.
e.       Bahasa Batak Toba
Bahasa Batak Toba adalah salah satu bahasa daerah yang terutama dipertuturkan di
daerah sekitar Danau Toba dan sekitarnya, meliputi Samosir, Humbang Hasundutan,
Tapanuli utara, dan Toba samosir, sumatera Utara, Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk
dalam rumpun bahasa Austronesia, dan merupakan bagian dari kelompok bahasa-
bahasa Batak.
Saat ini diperkirakan terdapat kurang-lebih 2.000.000 orang penutur Bahasa Batak
Toba, yang tinggal di bagian barat dan selatan Danau Toba.Penulisan bahasa ini dalam
sejarahnya pernah menggunakan aksara Batak, namun saat ini para penuturnya hampir selalu
menggunakan aksara Latin untuk menuliskannya.

2.      Ulos Pada Suku Batak


Ulos adalah sebuah kain tenun hasil karya suku Batak yang berbentuk selendang.Ulos
dikenal oleh suku Batak sejak abad ke-14, seiring masuknya alat tenun tangan dari
India.Umumnya, panjang ulos mencapai 2 meter dengan lebar 70 cm. Ulos melambangkan
cinta kasih seseorang terhadap sesama.Awalnya ulos berfunsi untuk menghangtkan badan
(sebagai selimut atau sebagai selendang untuk menutupi tubuh dari udara dingin),suku Batak,
ada tiga unsur dalam kehidupan manusia, yaitu darah, nafas, dan panas.Darah dan nafas
adalah pemberian dari Tuhan, sedangkan panas yang diberikan matahari tidaklah cukup untuk
menghangatkan udara dingin dipemukiman suku Batak, apalagi pada saat malam hari.
Menurut suku Batak, ada tiga sumber yang dapat memberi panas kepada manusia, yaitu
matahari, api dan ulos. Ulos memiliki fungsi memberi panas yang bermanfaat bagi kesehatan
tubuh pengguna ulos tersebut.
            Cara memakai ulos bermacam-macam tergantung pada situasinya.ada orang yang
memaki ulos dibahunya seperti memakai selendang, ada yang memakainya sebagai kain
sarung, ada yang melilitkannya dikepala dan ada pula yang mengikatnya secara ketat
dipinggang. Arti dan fungsi kain khas suku Batak ini sejak dulu hingga sekarang tidak
mengalami perubahan, kecuali berbeda variasi yang disesuaikan dengan kondisi sosial
budaya.Ulos kini tidak hanya berfungsi sebagai lambang penghangat dan kasih sayang,
melainkan juga sebagai lambang komunikasi dan solidaritas.
Jenis-jenis Ulos :
1)      Ulos Ragidup
2)      Ulos Ragihotang
3)      Ulos Sibolang Rasta
4)      Ulos abit godang
5)      Ulos mangiring
6)      Ulos lobu-lobu
7)      Ulos Runjat
8)      Ulos Ragi Pakko
3.      Kekerabatan suku Batak
      Kekerabatan pada suku batak mempunyai 2 jenis yaitu: kekerabatan pada garis keturunan
dan sosiologis. dan intinnya semua suku batak memiliki marga,
Dalam tradisi masyarakat batak, yang menjadi pengikat adalah marga (sedarah),Suku bangsa
batak terbagi menjadi 6 puak:
  Batak Toba
  Batak Karo
  Batak pak pak
  Batak simalungun
  Batak angkola
  Batak mandailing
Semuanya memiliki cirri khas masing masing yang dapat membedakan jenis puak tersebut.

            Kelompok kekerabatan ditentukan dari garis keturunan laki-laki, penerus untuk harta
warisan yang akan meneruskan garis keturunan,(leluhur marga),yang diketahui ada 416 jenis
marga termasuk didalamnya suku Nias.Ini dapat diketahui dari TAROMBO,dari keturunan
mana dia berasal yang asal usulnya yang berakhir pada Si Raja batak(anak perempuan dari
keturunan Debata Mulajadi Nabolon/Tuhan pencipta bumi dan isinya)

Hulahula/Mora adalah pihak keluarga dari isteri. Hula-hula ini menempati posisi yang
paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat Batak (semua sub-suku Batak) sehingga
kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hulahula (Somba marhula-hula).
Dongan Tubu/Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki satu
marga. Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama. Mereka ini seperti batang pohon yang
saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking dekatnya kadang-kadang saling
gesek. Namun, pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisa terpisah. Diumpamakan
seperti air yang dibelah dengan pisau, kendati dibelah tetapi tetap bersatu. Namun demikian
kepada semua orang Batak (berbudaya Batak) dipesankan harus bijaksana kepada saudara
semarga. Diistilahkan, manat mardongan tubu.
Boru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga
(keluarga lain). Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai 'parhobas' atau pelayan,
baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat. Namun
walaupun berfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena.
Melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: Elek marboru.
Namun bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak. Sistem kekerabatan
Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual. Sesuai konteksnya, semua masyarakat Batak
pasti pernah menjadi Hulahula, juga sebagai Dongan Tubu, juga sebagai Boru. Jadi setiap
orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual.
Sehingga dalam tata kekerabatan, semua orang Batak harus berperilaku 'raja'. Raja
dalam tata kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa, tetapi orang yang
berperilaku baik sesuai dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak. Maka dalam
setiap pembicaraan adat selalu disebut Raja ni Hulahula, Raja no Dongan Tubu dan Raja ni
Boru.
4.      Tarian Tor-tor
Tor tor adalah tari tradisional Suku Batak.Gerakan tarian ini seirama dengan iringan
musik (magondangi) yang dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti
gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain.
Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan
roh.Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol
leluhur).Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan
gerakan yang kaku.Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.
Jenis tari tor tor beragam.Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari
pembersihan).Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar.Sebelum pesta dimulai, tempat
dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari
mara bahaya.Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan).Tari ini biasa
digelar pada saat pengukuhan seorang raja.
Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak
gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh
sarung).Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual.Biasanya
digelar apabila suatu desa dilanda musibah.Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk
mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut.Sebab tongkat tunggal panaluan
adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua
bawah.
Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orangtua atau anggota
keluarganya meninggal dunia.Kini, tari tor tor biasanya hanya digunakan untuk menyambut
turis.

Anda mungkin juga menyukai