Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shafira Artha Prima

Nim :1910411070
Mata Kuliah : Komunikasi Etnik Nusantara
Kelas :A
RINGKASAN BATAK
Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia, hal ini terbukti
karena adanya sensu badan pusat Satistik pada tahun 2010. Suku Batak ini merupakan suku
yang mendiami Sebagian besar wilayah Sumatra utara. Meski suku batak ini tinggal didaerah
pelosok, mereka sudah menikmati jaringan jalan-jalan raya semenjak zaman sebelum
kemerdekaan.
Suku Batak terbagi dalam beberapa sub-suku batak, seperti berikut:
1) Batak Karo. Kara mendiami dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Beli Hulu, Serdang
Hulu dan Dairi.
2) Batak Simalungun. Simalungun ini mendiami daerah induk Simalungun.
3) Batak Pakpak, mendiami daerah Dairi
4) Batak Toba, mendiami daerah tepi danau Toba, pulau Samosir, dataran tinggi Toba,
daerah Asahan, Silindungi, daerah perbatasan Barus dengan Sibolga, pegunungan
Pahaedan Habinsaran.
5) Batak angkola mendiami Angkola, Sipiriok, Sebagian wilayah Sibolga, Batang Toru
dan padang Lawas.
6) Batak Mandailing mendiami daerah mandailing, Ulu, Pakatan dan Padang Lawas..
Menurut cerita-cerita suci (tarombo) orang batak, teriutam batak toba memiliki nenek
moyang yang satu atau sama yakni dikenal Si Raja Batak. Sistem mata pencaharian suku
batak pada umunya adalah, bertani atau bercocok tanam, berternek dan menangkap ikan.
Suku Batak bercocok tanam padi di sawah dengan irigasi, namun ada juga yang masih
bercocok tanam diladang terutama Batak Karo Simalungun dan Pakpak dengan dibukanya
lahan di hutan dengan cara menebang dan membakar. Orang suku batak sebagain besar,
masih menggarap tanahnya menurut adat kuno. Baik itu ladang ataupun sawah-sawah padi
umumnya ditanam dan dipanen hanya satu kali namun ada juga yang sudah memakai system
panen dua kali dalam setahun. Batak Toba, Samosir, Humbang dan Karo merupakan
penghasil terbesar Palawija di Sumatra Utara. Sedangkan daerah Dairi penghasil beras dan
kopi. Orang batak menggunkan system gotong-royong dalam hal bercocok tanam. Alat – alat
yang digunakan dalam bercocok tanam/Bertani adalah cangkul, bajak, tongkat tugal dan sabit
atau ani-ani.
Di samping bercocok tanam, Orang-orang suku batak menjadikan peternakan sebagai
mata pencaharian. Hewan yang diperternakan seperti kerbau, sapi, kambing, babi, ayam dan
bebek. Kerbau ini dibutuhkan orang sebagai binatang penghela dan untuk upacara adat.
Sedangkan babi untuk dimakan dan juga sebagai pemberian adat. Sapi, kambing, ayam dan
bebek diternakan untuk dijual kekota-kota seperti contohnya medan.
Suku batak danau toba dan pulau samosir menangkap ikan sebagai mata pencarian
hidupnya. Pekerjaan menangkap ikan ini dilakukan oleh para laki-laki dengan menaiki
perahu-perahu lesung dan menggunakan jala dan pancingan untuk menangkap ikan dan
kemudian di jual ke pasar-pasar untuk dibawa kekota-kota seperti Balige.
Sistem kemasyarakatan Suku batak, didasarkan atas 3 Prinsip yaitu:
1) Perbedaan Tingkat Umur
Perbedaan tingkatn umur ini adanya perbedaan hak dan kewajiban terutama dalam
upacara adat, dan musyawarah kekerabatan.

2) Perbedaan Pangkat dan Jabatan


Perbedaan ini terbagi menjadi kelompok bangsawan, keturunanraja-raja dan kepala-
kepala wilayah dahulu. Lapisan ini disebut biak raja dibawahnya terdapat lapisan
ginemgem(karo).

3) Perbedaan sifat keaslian


Kelompok ini merupakan tuan tanah yang akan memiliki tanah yang paling luas,
memiliki hak lebih dulu dalam menempati jabatan-jabatan pimpinan desa dan bila
terjadi perselisihan tentang tanah ia yang mengambil keputusan tentang merga tanah
tersebut.

Kepercayaan Suku batak paling dominan memeluk agama Kristen Protestan. Namun jauh
sebelum mereka mengenal agama ini, orang-orang Batak menganut sistem kepercayaan
tradisional. Dari kepercayaan tersebut, terdapat 3 konsep sebagai berikut.
1) Tendi
Tendi atau disebut dengan Tondi adalah roh atau jiwa seseorang bermakna kekuatan.
Tendi memberi kekuatan pada manusia dan telah dimiliki seseorang sejak di dalam
kandungan sang ibu. Jika Tendi meninggalkan tubuh seseorang, maka orang tersebut
akan meninggal. Saat itulah harus diadakan upacara untuk menjemput Tendi atau
upacara adat menjemput jiwa.
2) Sahala
Sahala adalah bentuk kekuatan yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi tidak semua
orang bisa memiliki Sahala. Sahal juga disebut dengan nama lain Sumanta. Sumanta
merupakan kesaktian yang biasanya dimiliki oleh raja.

3) Begu
Begu adalah jiwa atau Tendi orang yang telah meninggal. Masyarakat Batak percaya
bahwa Begu mempunyai tingkah laku dan kebiasaan seperti manusia, tetapi hanya
muncul di malam hari.

Orang Batak dikenal dengan sebagai masyarakat pecinta seni dan musik. Kesenian orang
Batak Toba sendiri cukup beragam mulai dari tarian, alat musik dan jenis-jenis nyanian.
Tarian yang menjadi ciri khas orang Batak Toba adalah tari Tor-tor dengan berbagai jenis
nama tari untuk berbagai jenis kegiatan yang berbeda-beda. Tor-tor atau tari-menari
merupakan salah satu kebudayaan Batak yang tertua. Dahulu kala seni tari-menari
duhubungkan dengan kepercayaan animisme yang dapat mendatangkan kuasa-kuasa magis.
Acara tari-menari diadakan untuk memohon kemenangan, kesehatan, dan kehidupan
sejahtera kepada dewa-dewa. Acara tari-menari juga diadakan bilamana ada orang yang lahir,
akil balig dan diterima sebagai anggota suku, pada saat menikah, dan pada waktu sudah mati.
Namun sekarang tarian tersebut tidak lagi bersifat animisme, tetapi lebih dimaksudkan untuk
mempererat hubungan kekerabatan dalam Dalihan Na Tolu.
Selain menari orang Batak juga sangat senang menyanyi, baik secara perorangan, maupun
berkelompok. Lagu-lagu yang dinyanyikan bercerita tentang pemujaan terhadap kampung
halaman, keindahan negeri dan panorama yang indah permai. Sedangkan andung/ratapan
adalah salah satu jenis nyanyian yang secara khusus dinyanyikan pada acara dukacita atau
menggambarkan suasana hati yang sedang berduka dan sedih.
Bahasa yang digunakan oleh orang Batak ialah bahasa Batak dan sebagaian juga ada yang
menggunakan bahasa Melayu. Setiap puak memiliki logat yang berbeda-beda. Orang Karo
menggunakan Logat Karo, sementara logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat
Simalungun dipakai oleh Batak Simalungun dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba,
Angkola dan Mandailing.

Anda mungkin juga menyukai