Anda di halaman 1dari 54

DESTINASI WISATA

DAN KULINER
PAYAKUMBUH
DESTINASI WISATA
DAN KULINER
PAYAKUMBUH

NOLA IRKASARI
18026065
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas paket informasi ini tepat waktu. Paket informasi yang
saya buat ini berjudul destinasi wisata dan kuliner Payakumbuh.

Adapun tujuan saya membuat paket informasi ini yaitu untuk


memenuhi tugas mata kuliah sumber dan layanan informasi yang dibimbing
oleh Ibu Dosen Malta Nelisa S.Sos. M,. Hum. Semoga paket informasi yang
saya susun dapat bermamfaat dan berguna, khususnya bagi pembaca.

Demikian paket informasi ini dibuat, saya menyadari didalam


penyusunan dan pembuatan paket informasi ini masih banyak kekurangan
dan maka daripada itu kritik dan saran sangat saya harapkan untuk
mencapai kesempurnaan paket informasi ini agar lebih baik lagi dan atas
kritik dan saran saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Padang, 20 Desember 2019

Nola irkasari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

SEJARAH PAYAKUMBUH

SEDIKIT MENGENAI PAYAKUMBUH

DESTINASI WISATA PAYAKUMBUH

KULINER KHAS PAYAKUMBUH

DAFTAR PUSTAKA
SEJARAH PAYAKUMBUH

Payakumbuh merupakan salah satu kota yang berada di Sumatera


Barat. Payakumbuh terutama pusat kotanya dibangun oleh pemerintah
kolonial Hindia Belanda. Sejak terlibatnya Belanda dalam Perang Paderi,
kawasan ini berkembang menjadi depot atau kawasan gudang penyimpanan
dari hasil tanam kopi dan terus berkembang menjadi salah satu daerah
administrasi distrik pemerintah kolonial Hindia Belanda waktu itu.
Payakumbuh juga ditandai dengan batu megalitikum yang ditemukan di
berbagai tempat di dalam dan sekitar kota yang berasal dari zaman
prasejarah. Asal dan catatan sejarah batu-batu ini tidak diketahui, namun
mereka membuktikan bahwa Payakumbuh telah dihuni sejak zaman kuno.
Menurut tambo setempat, asal nama Payakumbuh terdiri dari dua kata
yaitu Payo dan Kumbuah. Payo dalam artian bahasa Indonesia berarti rawa-
rawa dan Kumbuah adalah sejenis tanaman yang dahulunya banyak tumbuh
subur di daerah rawa di Kenagarian Koto Nan Gadang yang menjadi pusat
kota sekarang. Salah satu kawasan didalam kota ini terdapat suatu nagari
tertua yaitu nagari Aie Tabik dan pada tahun 1840, Belanda membangun
jembatan baru untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan pusat kota
sekarang. Jembatan itu sekarang dikenal juga dengan nama Jembatan
Ratapan Ibu.
Payakumbuh sejak zaman sebelum kemerdekaan telah menjadi pusat
pelayanan pemerintahan, perdagangan, pendidikan terutama bagi (Luhak
Limo Puluah) Kabupaten LimaPuluh Kota sekarang. Pada zaman
pemerintahan Belanda, Payakumbuh adalah tempat kedudukan asisten
residen yang menguasai wilayah Luhak Limo Puluah. Sedangkan pada
zaman pemerintahan Jepang, Payakumbuh menjadi pusat kedudukan
pemerintah Luhak Limo Puluah.
Kota Payakumbuh sebagai pemerintah daerah berdasarkan Undang-
Undang Nomor 8 tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956, yang menetapkan kota
ini sebagai kota kecil. Kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 8 tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970 menetapkan
kota ini menjadi daerah otonom pemerintah daerah tingkat II Kotamadya
Payakumbuh. Selanjutnya wilayah administrasi pemerintahan terdiri atas 3
wilayah kecamatan dengan 73 kelurahan yang berasal dari 7 jorong yang
terdapat di 7 kenagarian yang ada pada waktu itu. Pembagian kecamatan
Payakumbuh Barat dengan 31 kelurahan, kecamatan Payakumbuh Timur
dengan 14 kelurahan dan kecamatan Payakumbuh Utara dengan 28
kelurahan.
Adapun wilayah kecamatan yang baru adalah Kecamatan Lamposi
Nagari, yang terdiri dari 6 kelurahan dalam Kenagarian Lampasi dan
Kecamatan Payakumbuh Selatan, yang terdiri dari 9 kelurahan dalam 2
kenagarian yaitu Limbukan dan Aur Kuning. Kecamatan Payakumbuh Barat
terdiri dari 22 kelurahan dalam Kenagarian Koto Nan IV. Kecamatan
Payakumbuh Timur terdiri dari 14 kelurahan dalam 3 kenagarian, yaitu Aie
Tabik, Payobasuang dan Tiakar. Kecamatan Payakumbuh Utara terdiri dari
25 kelurahan dalam Kenagarian Koto Nan Gadang.
SEDIKIT MENGENAI
PAYAKUMBUH

Kota Payakumbuh terletak di daerah dataran tinggi yang merupakan


bagian dari Bukit Barisan. Juga berada pada hamparan kaki Gunung Sago,
bentang alam kota ini memiliki ketinggian yang bervariasi. Topografi
daerah kota ini terdiri dari perbukitan dengan rata-rata ketinggian 514 m di
atas permukaan laut. Wilayahnya dilalui oleh tiga sungai, yaitu Batang
Agam, Batang Lampasi, dan Batang Sinama. Serta suhu udaranya rata-rata
berkisar antara 26 °C dengan kelembapan udara antara 45–50%.
Kota kecil yang berbatasan dengan Kabupaten Limapuluh Kota dan
Agam ini memiliki sejuta pesona, termasuk julukannya dikenal dengan
sebutan “Payakumbuh Kota Biru”. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Payakumbuh Nomor 3 tahun 2012 tentang lambang daerah Kota
Payakumbuh, warna biru ini berarti “keramahtamahan, air jernih ikannya
jinak” mengandung harapan pada masa depan yang lebih baik.
Di Kota payakumbuh ini sendiri memiliki pertumbuhan ekonomi yang
sangat tinggi. Perekonomian masyarakat Payakumbuh ditopang dari
peternakan, pertanian, perikanan, perdagangan, pariwisata, dan lain
sebagainya. Jadi, tidak heran karena berbagai produksi dari produk kota ini
sudah menyebar ke berbagai tempat yaitu di Sumatera Barat sendiri, Jambi,
Riau, dan sekitarnya.
Begitu banyak tempat wisata di Payakumbuh mulai dari yang tempat-
tempat wisata baru sampai yang sudah sangat terkenal. Wisata tersebut
seperti wisata lembah harau, kelok sembilan, padang mangateh, ngalau
indah, maek nagari seribu menhir, rumah gadang sungai beringin, kapalo
banda taram, bukik bulek taram, air terjun lubuak bulan, panorama
ampangan, paralayangan taeh bukik, jembatan ratapan ibu, rumah tan
malaka, bukit batu manda, rumah barbie, puncak marajo, panorama kayu
kalek, bukik kelinci, ikan banyak, pemandian batang tabik, pilubang resort,
dan lain sebagainya.
Selain memiliki banyak tempat wisata, Payakumbuh juga memiliki
banyak wisata kuliner atau makanan khas Payakumbuh yang bisa dijadikan
oleh-oleh untuk dibawa pulang.
DESTINASI WISATA DI
PAYAKUMBUH

Beragam potensi wisata di daerah Payakumbuh ini yang bisa dikunjungi


saat berlibur. Ini dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan Kabupaten
Limapuluh Kota, sehingga tempat wisatanya digabungkan menjadi satu
dengan wisata di Kota Payakumbuh.

Wisata yang ada di Payakumbuh antara lain sebagai berikut:

Lembah Harau

Sumber: wisatawordexpress.com

Objek wisata Lembah Harau merupakan salah satu dari 189 objek
wisata yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, dimana Lembah Harau ini
adalah objek wisata unggulan daerah dan berada pada wilayah tujuan wisata
(WTW) III pengembangan objek wisata Kabupaten Lima Puluh Kota.
Tempat wisata yang terletak di Kecamatan Harau Limapuluh Kota, tepatnya
sekitar 138 km dari padang dan 47 km dari bukittinggi. Wisatawan akan
disuguhkan dengan pemandangan alam dan spot wisata menarik yang dapat
dikunjungi.

Sejarah Terbentuknya dan Pengenalan Lembah Harau


Lembah harau adalah sebuah ngarai atau tebing yang diapit oleh dua
bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 m berupa batu terjal
berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 m. Topografi cagar
alam harau adalah ssberbukit-bukit dan bergelombang. Bukit tersebut antara
lain asalah bukit air putih, bukit jambu, bukit singkarak, dan bukit
tarantang. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuk yang
unik mengelilingi lembah membuat perjalanan para wisatawan menjadi
menyenangkan melihat keindahan alamnya. Tebing-tebing granit yang
menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah.
Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 hingga 300
m.
Sejak tahun 1926, Lembah Harau sudah banyak dikunjungi. Ini
dibuktikan dengan peninggalan Belanda di salah satu air terjun yang dikenal
dengan Sarasah Bunta. Sarasah Bunta sendiri sudah dibuka pertama kali
pada tanggal 14 Agustus 1926 oleh seorang Asisten Residen Lima Puluh
Kota, yang bernama F. Rinner bersama denganTuanku Laras Datuk Kuning
Nan Hitam dan Asisten Demang Datuk Kodoh Nan Hitam. Lembah harau
seluas 270,5 hektare/2.705km². Tempat ini ditetapkan sebagai Cagar Alam
sejak 10 Januari 1993.

Sumber:www.instagram.com

Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau terdapat berbagai


spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi dan
sejumlah binatang langka asli Sumatra. Monyet ekor panjang (Macaca
fascirulatis) merupakan hewan yang sering dijumpai pada kawasan ini.
Menurut Mitologi, Lembah Harau jika dikaitkan dengan bahasa lokal
Harau berarti ‘Parau’ atau bersuara serak. Konon katanya pada zaman
dahulu penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu (salah satu bukit di
Harau) sering terkena bencana banjir dan longsor sehingga menyebapkan
kepanikan. Mereka sering berteriak-teriak histeris sehingga lama-lama suara
mereka menjadi Parau serta legenda lain yang populer di masyarakat
setempat mengenai terbentuknya Harau adalah legenda Puti Sari Banilai.
Sedangkan menurut beberapa ahli Geologi, dahulunya Lembah Harau
merupakan sebuah lautan, hal tersebut di dukung dengan banyak
ditemukannya berbagai endapan yang belum terganggu berada di daratan
karenanya secara teoritis bisa disimpulkan daerah itu dahulunya laut. Hal
tersebut diperkuat oleh temuan dari survey tim geologi Jerman (Barat) yang
meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980.

Ragam Wisata Lembah Harau

Objek Wisata Alam

Sumber:www.instagram.com

Pemandangan pertama yang dapat dilihat setelah memasuki kawasan


wisata ini lembahnya yang indah. Lembah Harau merupakan salah satu
objek wisata alam yang terkenal dengan diapit oleh dua bukit cadas yang
terjal, dengan ketinggian 150 m dan terdapat batuan pasir yang berwarna-
warni. Lokasi cagar alam yang luas dan tanahnya yang subur sehingga di
area ini terdapat persawahan, pepohonan serta sungai yang mengalir jernih.
Kampung Sarosah
Sumber:www.instagram.com/img.nolairkasari

Lembah harau juga mempunyai wahana baru dan menarik. Adapun


aneka wahana antara lain kampung eropa, sampan kecil berkeliling lokasi,
zip line bike / sepeda terbang, balon udara untuk berfoto, kebun stoberi,
serta kawasan desain seperi di korea.
Air Terjun

Di lembah harau terdapat beberapa air terjun yang menarik untuk


dikunjungi. Air terjun dalam bahasa setempat disebut dengan Sarasah.
Masing-masing air terjun atau sarasah mempunyai keunikan yang berbeda-
beda antara lain sarasah aie luluih, sarasah bunta, sarasah murai, dan juga
sarasah aka barayun, sarasah donat, sarasah talang.

sarasah aia luluih

sarasah boenta
sarasah aia putiah

sarasah aka barayun

sarasah murai
Aktivitas
Ada beberapa kegiatan di tempat ini, terutama bagi para petualang
yang senang memicu adrenalin. Aktivitas tersebut seperti mendaki dan
panjat tebing.

sumber:www.instagram.com

Resort
Disini juga terdapat beberapa resort disertai dengan pemandangannya
yang menarik. Resort tersebut antara Lain Resort Sarasah Bunta, Resort Aka
Barayun, dan Resort Rimbo Pilubang

Resort sarasah bunta dan Pilubang Resort


Sumber:www.instagram.com

Jam Buka Lembah Harau


Untuk jam buka menuju Lembah Harau 24 jam, namun di
beberapa spot biasanya buka dari jam 09:00 pagi hingga jam 05:30 sore.

Tiket Masuk Wisata Lembah Harau


Awal memasuki kawasan wisata Lembah Harau Rp5.000,00/ orang.
Sedangkan saat memasuki Kampung Eropa akan dikenakan
biaya Rp15.000,00 / orang termasuk parkir. Biasanya akan dikenakan juga
biaya kebersihan sebesar Rp5.000,000 / orang. Untuk menikmati spot
lainnya itu biasanya ada harga-harga itu tersendiri mulai
dari Rp5.000,00 hingga Rp25.000,00 (Opsional). Namun kalau jika ingin
menikmati suasana air terjun kita akan mendatangi tempat berbeda.
Tempatnya berdekatan dan biasanya hanya bayar parkir Rp5.000,000 / unit
orang.

Rute Menuju Lembah Harau


Berkunjung ke Lembah Harau dari Payakumbuh jarak Lembah Harau
sekitar 16-17 km, sementara dari Bukittinggi berjarak 46-47 km. Jika dari
Bukittingi, maka bisa langsung menuju Kota Payukumbuh. Dari
Payakumbuh bisa langsung menuju Lembah Harau dengan jarak sekitar 15
menit, tergantung kecepatan berkendara. Menggunakan kendaraan roda dua
atau roda empat sangat bisa digunakan jika ingin berkunjung ke Lembah
Harau karena jalannya sangat bagus.
Jembatan Kelok Sembilan

Sumber:www.instagram.com

Objek wisata selanjutnya yaitu salah satu jalur lalu lintas yang
memiliki pemandangan indah adalah Kelok Sembilan. Dinamakan Kelok
Sembilan karena memang jalan lintas yang merupakan jalur utama Sumbar-
Riau ini memiliki 9 tikungan atau kelokan. Kelok Sembilan terletak di
Kabupaten Limapuluh Kota, tepatnya di di Jorong Aie Putiah, Nagari
Sarilamak, Kecamatan Harau. Jembatan yang dibentuk sedemikian
cantiknya ini langsung berbatasan dengan jurang dan diapit oleh dua cagar
alam yaitu cagar alam ait putih daan cagar alam harau.
Umur Kelok Sembilan sebenarnya lebih tua dari Indonesia, karena
mulai dibangun pada tahun 1908 dan selesai pada tahun 1914 oleh
Belanda. Jembatan layang ini dibangun mulai tahun 2003 karena
jalan kelok sembilan yang lama tidak bisa lagi menampung
padatnya kendaraan yang lalu lalang dari Sumbar-Riau maupun
sebaliknyaa. Lalu diusulkanlah untuk membangun Jembatan
Layang atau Fly Over. Jembatan Layang tersebut mulai dikerjakan
pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2013 lalu oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jembatan Layang ini yang
dibangun memiliki enam jembatan dengan ruas jalan 13,5 meter.
Panjang masing-masing jembatan juga bervariasi, jembatan pertama
memiliki panjang 20 meter, jembatan kedua 230 meter, jembatan
ketiga 65 meter, jembatan keempat yang merupakan paling
panjang memiliki bentang 462 meter, jembatan kelima 31 meter
dan yang keenam 156 meter. Jika direntang lurus panjang Kelok
Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi sekitar
80 meter. Sebenarnya bukanlah sebuah tempat wisata melainkan
sebuah jalan penghubung dan sekarang ditambah dengan Jembatan
dengan kontruksi berkonsep Green Construction yang dirancang
sendiri oleh anak-anak Indonesia. Namun, karena lokasinya yang
berada diantara dua buah Cagar Alam, pemandangan di kelok
sembilan maupun Jembatan Layangnya sangat indah. Ditambah
dengan kontruksi jembatan layangnya, terlihat seperti sebuah
mahakarya yang berdiri kokoh diantara keindahan dua Cagar Alam
tersebut. Sehingga sampai saat ini kelok sembilan menjadi daya
tarik wisatawan sekaligus tempat berhenti sejenak bagi yang
melakukan perjalanan.

Ngalau Indah

Sumber:www.instagram.com/img.nolairkasari

Kota Payakumbuh merupakan salah satu kota yang banyak


memberikan tempat-tempat wisata yang sangat indah dan eksotis.
Salah satunya adalah objek wisata ngalau indah yang merupakan
tempat wisata yang berbentuk goa kawasan hutan hujan lindu. Goa
ini terletak di pakan Sinayan, Payakumbuh Barat, sekitar 4 km
dari pusat Kota Payakumbuh atau 31 km dari Bukittinggi.
Sejarah Singkat Objek Wisata Ngalau Indah
Ngalau Indah ini dahulunya adalah tempat basis para pejuang bangsa
melawan penjajah belanda sebagai tempat bersembunyi dan
bergerilya, terlepas dari itu di zaman kemerdekaan ini ngalau indah
sesuai namanya difungsikan sebagai objek wisata. Ngalau Indah
adalah nama sebuah gua yang berda di lereng perbukitan yang
terdapat di Kota Payakumbuh. Lokasinya sendiri terletak di kota
payakumbuh tepatnya berada di gerbang pintu masuk Kota
Payakumbuh dan menjadi salah satu lokasi wisata andalan Kota
Payakumbuh.

Menyusuri ke area dalam goa (perut goa), goa ini memiliki ruang
dalam yang lumayan luas, di dalam goa ini disuguhkan ornamen
khas goa yaitu stalakmit dan stalaktit. Stalakmit dan stalaktit ini
mencuat tersebar dibeberapa sudut goa, dengan beraneka ragam
bentuk yang indah dan eksotis. Terdapat pula beberapa jembatan
buatan yang menarik untuk dijadikan spot untuk berfoto-foto.
Dinding-dinding goa dengan tekstur berongga-rongga juga tak mau
kalah untuk pamer keindahan.
Keindahan panorama kota dari puncak-puncak bukit di dalam kota
ini menjadi suatu daya tarik bagi sektor pariwisata. Karenanya,
beberapa di antaranya dikembangkan sebagai aset wisata alam
unggulan di kota terbesar ketiga di Provinsi Sumatera Barat ini.
Salah satu di antaranya adalah Puncak Ngalau Indah. Objek
wisata alam ini menggabungkan keindahan panorama kota
dengan suasana wisata alam yang menyenangkan. Objek ini
merupakan sebuah gua alam dengan beberapa mulut gua sebagai
akses masuk dan keluar.
Di dalam gua besar ini kita dapat melihat keindahan stalagtit dan
stalagmit yang masih terjaga dengan baik. Gua ini dihuni
kawanan kalelawar yang membuatnya senantiasa dipenuhi suara
riuh sepanjang waktu. Selain kalelawar, terdapat burung walet
yang bersarang diantara celah-celah langit-langit yang
menjulang dengan tinggi sekitar 10 meter. Di dalam gua dengan
ketinggian 640 mdpl ini juga terdapat sejumlah bagian dari gua
yang memiliki bentuk unik dan sangat khas. Salah satu
diantaranya adalah batu gong. Batu gong adalah sebuah batu
berlubang dengan bentuk seperti kerucut berongga atau
menyerupai lonceng. Letaknya tepat berada di sisi kiri dari pintu
masuk gua. Bentuknya yang unik, membuat batu ini
menghasilkan pantulan suara yang cukup nyaring.
Ada pula dua buah batu yang terletak berdampingan secara vertikal
dengan bentuk menyerupai gajah dan jamur. Selain itu, ada pula
yang memiliki bentuk kelambu, payung, dan manusia. Trek
perjalanan menyusuri jalan setapak dari pintu masuk gua hingga
pintu keluar gua berjarak sekitar 80 meter. Jalur setapak tersebut
tidak mendatar tetapi berupa jalur menurun dan menanjak
dengan banyak anak tangga. Ada pintu keluar lain menuju trek
kearah Puncak Marajo dengan jarak kurang lebih sekitar 1 km.
Selain menjelajahi gua, pengunjung juga dapat menikmati panorama
Kota Payakumbuh secara utuh di tengah taman dengan
pepohonan yang rindang dan angin semilir. Akses menuju
gerbang masuk kawasan ini melalui Jalan Soekarno-Hatta. Dari
gerbang masuk hingga ke areal parkir kita akan melalui jalur
menanjak yang berjarak kurang lebih 800 meter. Jalur ini
dikelilingi oleh kawasan hutan wisata seluas kurang lebih 10 Ha
yang menjadikannya sejuk dan rindang.
Pada akhir pekan, jalur menuju Ngalau Indah ini menjadi tempat
favorit warga Payakumbuh untuk olahraga atau sekedar berjalan-
jalan bersama keluarga. Setiap minggunya kawasan ini juga
menjadi ajang 'car free day'. Masyarakat datang secara beramai-
ramai berjalan kaki menyusuri jalur tersebut hingga ke
puncaknya.
Agar para wisatawan dapat menikmati pemandangan ngalau indah
dengan lebih leluasa, pemerintah setempat membangun beberapa
sarana pendukungnya, seperti lampu penerangan, jalan
penghubung dan anak tangga, area parkir yang luas, taman-taman
bermain yang bersih dan luas, warung makan dan jajanan, dan bagi
penyuka olahraga renang, disini terdapat fasilitas kolam renang
yang dapat digunakan. Fasilitas tadi membuat kawasan wisata goa
ngalau indah ini menjadi tujuan wisata favorit bagi masyarakat
kota payakumbuh dan sekitarnya. Keistimewaan goa ngalau indah
ini adalah dari atas perbukitan di sekitar ngalau, para wisatawan
dapat melihat panorama kota payakumbuh uang terhampar di
depan mata. Dengan perpaduan tata bangunan perkotaan, hijaunya
pepohonan dan hamparan sawah yang begitu luas merupakan satu
kesatuan dari kemilau kota payakumbuh.

Wisata ngalau indah buka pada jam 08.00 pagi dan tutup 18.00 sore.
Tiket masuk ke goa ngalau ini cukup terjangkau hanya dengan membayar
tiket sebesar Rp5.000,00- Rp10.000,00 / orang untuk bisa
menikmati keindahan goa ini sepuasnya.

Padang Mangateh

Sumber:instagram.com

Padang Mangateh (Padang Mengatas) adalah salah satu destinasi


wisata Payakumbuh yang wajib untuk dikunjungi. Keindahan
padang rumput yang luas tak kalah indahnya dengan yang di luar
negeri sehingga banyak orang yang menyebut New Zealand
Indonesia. Padang Mangateh terletak di Kota Payakumbuh,
tepatnya di Jalan Padang Mangatas, Mungo, Luak, Kabupaten
Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Jaraknya sekitar 136 km dari
pusat Kota Padang, atau sekitar 12 km dari pusat Kota
Payakumbuh.

Sejarah Singkat Padang Mangateh


Padang Mangateh berdiri pada tahun 1916, tepatnya pada masa
pemerintahan Hindia Belanda, yang awalnya tempat ini dibangun sebagai
peternakan kuda. Namun, pada tahun 1936 sapi zebu asal Benggala, India,
baru mulai diternakan di sana. Peternakan Padang Mangateh sering
mengalami pasang surut, bahkan pernah hampir ditutup. Hingga akhirnya
pada tahun 1978 Padang Mangateh diubah menjadi Balai Pembibitan
Ternak – Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT), kemudian pada tahun 1985
pengelolaannya diambil alih oleh Pemerintah RI. Lalu berdasarkan
keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2002, namanya
kembali diubah menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Padang
Mangatas.
Padang Mangateh merupakan hamparan padang rumput nan hijau,
lengkap dengan peternakan sapi seluas 280 hektare. Terletak di ketinggian
700 hingga 900 mdpl kaki Gunung Sago, Padang Mangateh menawarkan
pesona alam ala negara New Zealand yang terkenal.
Lanskap berupa hamparan padang rumputnya yang sangat luas, bukit-
bukit yang menjadi latar belakangnya, serta udaranya yang segar karena
terletak di dataran tinggi, menghasilkan paduan suasana alam yang sangat
indah dan sayang untuk tidak mengabadikan momen di sana.

Sumber: merahputih.com

Peternakan dengan sapi-sapi gemuk berwarna coklat yang dibiarkan


bebas di tengah padang rumput tersebut semakin memperkuat kesan seakan
sedang berada di Negeri Kiwi. Lokasi Padang Mangateh dapat dengan
mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun dengan
menyewa kendaraan dari Bandara Internasional Minangkabau. Jalan menuju
ke sana pun juga sudah bagus jadi pasti akan cepat. Akan tetapi, bagi kalian
yang hendak berkunjung ke Padang Mangateh, kalian harus memiliki surat
izin terlebih dahulu untuk bisa masuk. Karena tempat tersebut sejatinya
adalah tempat peternakan sapi, maka terdapat prosedur yang harus kalian
taati.

Maek, Nagari Seribu Menhir

Sumber:img.nolairkasari

Beragam tempat wisata di ranah minang khususnya Payakumbuh, tapi


sayang masih ada beberapa keindahan yang sering terlupa dan jarang
diketahui oleh banyak orang. Beberapa tahun memasuki tahun 2016, nagari
maek jadi daerah tujuan wisata bagi masyarakat kabupaten lima puluh kota
dan tidak jarang juga banyak ahlli-ahli dari luar negara yang berdatangan ke
nagari maek untuk melakukan penelitian.
Nagari Maek Atau Mahat, mungkin nama daerah ini tidak sepopuler
daerah-daerah lain di tanah Minang. Maek menyimpan bukti nyata bahwa
nenek moyang asli Minangkabau sudah ada sejak zaman prasejarah atau
zaman megalitikum (Zaman batu besar) sekitar 1000 – 3000 tahun Sebelum
Masehi, ini dibuktikan dengan adanya Menhir yang ada di nagari Maek.
Menhir menurut arkeolog digunakan untuk tujuan religius dan memiliki
makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang.

Maek adalah nagari yang ada di Kecamatan bukik barisan, kabupaten


limapuluh kota. Alam yang asri di selingkar perbukitan sunggguh menawan,
cahaya matahari yang jatuh pada salah satu sisi-sisi bukit kecil membuat
bukit seolah hijau menyala dan bukit yang lebih berwarna keabu-abuan
nampak dari kejauhan. terhampar di lembah yang besar dan dikelilingi oleh
bukit barisan, memiliki panorama yang indah dan asri. Disana tersimpan
bukti sejarah keberadaan nenek moyang orang Minangkabau yang sudah
lama yaitu pada zaman prasejarah.
Ada banyak Menhir yang ditemukan di sini, memiliki ukuran, bentuk
dan pola-pola ukiran yang beragam. Di kenagarian maek yang luasnya 115,
92 km tersebar peninggalan purbakala berupa Menhir, batu dakon, punden
berundak-undak, batu tapak, batu jajak ayam, balai-balai batu pembagian
wilayah empat niniak luak limo puluah, masjid kuno, dan pesanggerahan
masa pemerintahan hindia belanda. Dibandingkan dengan daerah lain di
kabupaten lima puluh kota, nagari maek menjadi daerah istimewa karena
memiliki menhir terbanyak di kabupaten lima puluh kota sehingga dijuluki
sebagai “Nagari Seribu Menhir” yang tersebar di setiap jorong di Nagari
Maek.
Menhir Maek, Menhir adalah peninggalan sejarah berupa batu dan
biasanya digunakan sebagai sarana pemujaan arwah nenek moyang oleh
masyarakat pada zaman batu yang menganut paham animisme. Menhir
dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan penyembahan yang akan
dilakukan. menhir adalah bukti sejarah yang bisa menceritakan nilai-nilai
kehidupan pada zaman batu. Terdapat 72 kelompok menhir dalam berbagai
bentuk dan ukuran. Ada yang berbentuk kepala binatang, pedang atau
tanduk dan diukir dengan pola-pola yang menarik. Ukuran menhir terbesar
di daerah Maek adalah 50 cm X 668 cm X 405 cm.
Pertama, lokasi ini terletak di Koto Tinggi Maek dan paling sering
dikunjungi dan dijadikan objek penelitian oleh para arkeologis Indonesia
maupun mancanegara.
Kedua, Kawasan cagar budaya Menhir di desa Bawah Parit,
sesampainya disana bisa terlihat kumpulan Menhir yang cukup banyak
dalam satu lokasi ini. Masing-masing Menhir ini unik baik dari segi bentuk,
ukuran dan motif yang terukir. Mulai dari yang paling kecil hingga yang
memiliki tinggi hampir 2 meter. Namun yang sangat menarik dari menhir di
Bawah Parit ini adalah kebanyakan memiliki bentuk yang bengkok dan
condong ke satu arah yaitu ke arah tenggara atau Gunung Sago.
Untuk sampai ke situs purbakala ini dibutuhkan waktu 2 jam dengan
menggunakan kendaraan pribadi dari kota Payakumbuh. Pengunjung akan
langsung sampai di perbukitan yang seolah-olah ditanami batu dengan
berbagai ukuran.
Perjalanan menuju nagari Maek, dari Bukittinggi melewati
Payakumbuh. Jalanan yang dilalui menuju maek ini cukup berbahaya
karena kita akan menuruni bukit yang terjal dengan jalanan yang berbelok
dan curam. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Maek dari
Payakumbuhi sekitar 2 Jam.
Nagari maek yang dulu jalan tanah dan terdapat batu-batu besar, di
tepi tebing yang berhadapan langsung dengan jurang dalam tetapi sudah
diberi pembatas. Sekarang kondisi jalan menuju maek sudah membaik
ditambah jalan yang sudah beraspal. Begitupun untuk komunikasi dengan
ponsel, dahulu harus mencari lokasi tinggi dan memanjat pohon untuk bisa
komunikasi
Sisa-sisa peradaban tempo dulu di Limapuluh Kota masih tampak
berdiri di beberapa Nagari yang ada di daerah ini. Seperti halnya batu
menhir. Batu yang memiliki beragam bentuk tapi tujuannya sama. Bentuk
menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan atau peradaban pada
masa itu. Makin berbentuk seni makin muda usia menhir tersebut.

Bukit Kelinci
Sumber:instagram.com

Di payakumbuh, ada spot wisata alam yang sedang tren terutama di


media sosial. Bukit kelinci adalah wisata perbukitan yang yang sangat
cocok sebagai tempat berlibur. Konsep bukit kelinci payakumbuh ini adalah
memadukan alam dengan berbagai spot kekinian.

Bukit kelinci payakumbuh ini masuk dalam jajaran destinasi wisata


baru yang dibuka tanggal 17 Juni 2018. Terletak di ketinggian 514 mdpl
ditambah dengan pondok-pondok yang membuat objek wisata ini menjadi
pilihan keluarga untuk menghabiskan waktunya untuk berlibur. Tempat
wisata yang memiliki konsep alam dan wisata kekinian sekaligus bernuasa
eropa yang cukup kental. Wisata ini berupa peternakan kelinci yang
didesain ala eropa ditambah dengan spot foto kekinian.
Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan wisata taman kelinci pada
umumnya, misal sperti taman kelinci malang, dan rabbit town bandung
yang tidak hanya menyediakan aneka kelinci saja, tetapi juga menyuguhkan
aneka spot foto dan kekinian yang menjadi daya tarik para pengunjung
untuk berfoto. Hadirnya wisata bukit kelinci tentu semakin membuat
payakumbuh menjadi lebih tenar. Sebab, foto-foto yang banyak beredar di
sosial media sehingga sehingga tidak hanya warga payakumbuh yang
datang, tetapi juga wisatawan dari daerah lain yang ingin mengunjungi
wisata ini.

Lokasi bukit kelinci berada di koto tangah batu hampa, akabiliru,


kabupaten lima puluh kota atau dekat jalan raya bukittinggi-payakumbuh.
Dari bandara minangkabau membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Selanjutnya
masuk dari jalan bukittinggi –payakumbuh sejauh 16 km
Harga tiket masuk bukit kelinci payakumbuh seharga Rp10.000,00/
orang dan parkir kendaraan seharga Rp3.000,00 untuk motor dan Rp5000,
00 untuk mobil. Bagi yang ingin mengunjungi tempat ini, bukit kelinci akan
dibuka jam 8 pagi dan tutup jam 6 sore.

Wisata Kapalo Banda


Sumber:img.nolairkasari

Tempat wisata selanjutnya yang ada di payakumbuh yaitu Kapalo


Banda Taram. Kapala Banda Taram awal mulanya merupakan danau
irigasi yang bermanfaat untuk mengairi perkebunan dan sawah di
sekitarnya. Kapalo artinya kepala dan banda artinya selokan. Taram
merupakan nama lokasi, nama desa dimana tempat wisata ini berada.
Dulu, danau ini belum menjadi destinasi wisata yang banyak
diketahui oleh banyak orang dan sepenuhnya dimanfaatkan sebagai fungsi
pengairan. Banyak orang dahulu lebih mengenal destinasi-destinasi wisata
lain di sekitar Kawasan Kapalo Banda Taram seperti Lembah Harau dan
Jembatan Kelok Sembilan.
Kapalo Banda Taram terletak di Desa Taram yang berjarak sekitar
11,5 km dari pusat Kota Payakumbuh. Karena letaknya yang berada di kaki
pegunungan, udara di sekitar area ini menjadi masih sangat bersih dan
segar. Air di danaunya berasal dari aliran Sungai Batang Mungo.
Pemanfaatan irigasi air sungai di Kapalo Banda Taram membuat
pemandangan di tempat ini menjadi semakin unik karena aliran air sungai
yang dibendung menjadikannya terlihat seperti air terjun. Terlebih lagi
sungainya masih dikeliling oleh bukit-bukit hijau dengan pepohonan yang
rindang, membuat siapa saja menjadi betah untuk berlama-lama di sana
untuk menikmati alam.
Saat berkunjung ke Kapalo Banda Taram, menjajal untuk naik rakit.
Rakit sendiri adalah susunan bambu yang digunakan untuk perjalanan di
atas air. Rakit merupakan rancangan perahu paling dasar yang memang
sering digunakan sebagai alat transportasi oleh orang-orang zaman dahulu.
Tarif yang dikenakan untuk menyewa rakit adalah Rp15.000,00-
Rp20.000,00 / jam sudah bisa menaiki rakit yang disewakan oleh warga
setempat.
Pada musim kemarau debit air yang mengalir pada irigasinya memang
akan menjadi tidak terlalu deras. Pemandangan indah Kapalo Banda Taram
kini semakin dilengkapi dengan wisata ke Tapian Puti yang memiliki anak
sungai berair jernih. Kejernihannya membuat batu-batu kecil yang berada di
dasar sungai terlihat jelas.
Tidak hanya itu, di dekat area ini juga terdapat hutan pinus yang tidak
kalah menawan. Terdapat juga ayunan di area hutan pinus yang dapat
dinikmati oleh siapa saja. Untuk bagian fasilitas penunjang, memang belum
dapat ditemukan di objek wisata satu ini. Namun kamu bisa membeli
makanan dan minuman ringan yang dijual di warung-warung yang berada di
sekitar lokasi danau.

Kapalo banta taram buka setiap hari dari pukul 8 pagi sampai 6 sore.
Tiket masuk sebesar Rp20.000,00 per orang untuk menikmati segala
keindahan alamnya. Kapalo banda taram terletak di kenagarian taram,
kecamatan harau, payakumbuh lima puluh kota. Dari kota payakumbuh ,
kapalo banda taram berjarak kurang lebih 11 km. Dari simpang batu balang
ikuti jalan ke arah pilubang kurang lebih kurang lebih 7 km. Akses jalan
menuju lokasi sudah beraspal dan namun harus berhati-hati jalannya yang
sempit dan masih berupa tanah keras.

Rumah Gadang Sungai Beringin


Sumber:img.nolairkasari

Rumah Gadang ini diresmikan pada tanggal 9 Januari 1994 oleh


Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Bapak Joop Ave yang
dipersembahkan kepada Bundo Kanduang dan Anak Cucu demi
kelansungan adat Minangkabau. Rumah Gadang ini dibangun dan dikelola
oleh PT. Pusako. Rumah Gadang ini merupakan salah satu objek wisata
yang mana terdapat dalam komplek mini perkampungan Minang Kabau di
Sungai Beringin yang dilengkapi dengan bentuk pakaian adat dan budaya
Minang kabau serta peningggalan budaya dan Sejarah lainnya. Rumah ini
juga dilengkapi dengan pondok kerja yang mempertunjukan aktifitas
kehidupan masyarakat pedesaan seperti kerajinan perak, pembuatan kipang,
kincir air dan pentas kesenian.
Rumah yang megah ini merupakan rumah adat dari Provinsi Sumatera
Barat. Rumah adat ini tidak hanya ada di daerah Pagaruyung tetapi juga ada
di daerah Sungai Baringin tepatnya Sungai Beringin, Payakumbuh, Lima
Puluh Kota, Sumatera Barat. Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari
tempat ini, mulai dari; tempat penyimpanan barang antik, alat-alat rumah
tangga zaman dulu, dan rumah gonjong yang didalamnya terdapat ruangan
khusus Minang.
Selain itu juga tempat ini sering dijadikan tempat untuk pra-
wedding, bahkan dijadikan tempat untuk acara pernikahan atau acara-acara
lainnya, terbayangkan betapa hikmatnya keadaan ditempat itu sehingga
sering dijadikan pilihan untuk mengadakan acara-acara resmi. Karena
letaknya yang berada di tengah tengah sawah, rumah ini memberikan
nuansa sejuk dan tenang yang membuat kalian betah untuk berlama-lama
disini karena disini kalian tidak hanya bisa melakukan wisata indoor tetapi
pemandangan outdoor-nya tidak kalah menggiurkan.
Rumah Gadang ini terletak di dekat Kantor Wali Nagari Sungai
Baringin dan juga Masjid Nurul Islam, tepatnya di Jalan M. Syafei, Sungai
Beringin, Payakumbuh, Lima Puluh Kota. Untuk bisa mencapai tempat ini
bukanlah hal yang sulit, mengingat tempatnya tidak berada jauh dari pusat
kota Payakumbuh.
Perjalanan ini bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi apapun,
bahkan angkot. Jika kalian memulai perjalanan dari pusat kota
Payakumbuh, waktu yang dibutuhkan selama perjalanan sekitar 15 menit.
Tetapi jika memulai perjalanan setelah sampai di terminal Koto Nan Ampek
maka membutuhkan waktu sekitar 12 menit.

Untuk menikmati keindahan alam di tempat ini, menemukan


banyak spot foto yang terlihat asri, atau mempelajari berbagai kebudayaan
yang menyangkut Sumatera Barat, tidak membutuhkan biaya yang cukup
besar. Berikut harga tiket masuk yang harus kalian persiapkan: Dewasa : Rp
5000, Anak-anak : Rp 3000, Tetapi jika kalian ingin foto pra–
wedding atau shooting maka harga yang harus kalian bayar jauh berbeda.
Berikut harga tiket masuk yang harus kalian persiapkan: Pra-wedding : Rp
100.000, Shooting : Rp 300.000.

Rumah Barbie
Sumber:www.instagram.com

Rumah Barbie Payakumbuh tepatnya terletak di Jalan Kuranji Guguak


Kabupaten Lima Puluh Kota, sekitaran 30 menit dari pusat Kota
Payakumbuh. Rumah Barbie atau yang sering juga di sebut Rumah
Belanda ini merupakan sebuah rumah yang bergaya eropa yang tentu
saja jarang ditemui di negara ini. Alasan tempat ini dinamakan Rumah
Barbie tak lain karena rumah ini berbentuk bak kastil-kastil layaknya
intro di film besutan Disney. Selain itu rumah ini memiliki atap yang
meruncing, jendela yang besar serta halaman rumah yang luas.

Pemiliknya asli orang Payakumbuh dan bukan orang Eropa.


Rumah ini berdiri sejak tahun 2006 dan pemilik tidak pernah
menamakan rumah ini sebagai Rumah Barbie. Malahan nama tersebut
muncul dari banyaknya warga atau penikmat wisata yang hadir dirumah
tersebut. Ini di karenakan karena bentuk rumah yang memang sering di
lihat di Eropa sana.

Objek wisata Payakumbuh ini sering dikunjungi kaum muda mudi,


baik dari lokal ataupun dari luar kota yang memang ingin melihat
langsung tempat ini. Sewaktu mengisi buku tamupun saya pelihat ada
pengunjung yang berasal dari Batam, Jakarta, Medan dan kota – kota
lainnya. Bukan tanpa alasan sih, menurut saya pribadi tempat ini
memang unik, tak heran rumah ini menjadi salah satu destinasi favorit
untuk fotografi. Dari cerita penunggu rumah juga, banyak pengunjung
yang datang untuk pre wedding, hunting foto, atau berselfie ataupun
swafoto. Bahkan band lokal Payakumbuh juga pernah menjadikan
tempat ini sebagai lokasi video klip mereka. Tempat menarik ini
memiliki 6 kamar, halaman hijau yang luas dan juga terdapat 3 tiang
bendera dengan bendara kebangsaan Indonesia berdiri sejajar di
depannya membuat rumah ini sangat menarik untuk dikunjungi. Lokasi
rumah barbie tepatnya di jorong kuranji, kenagarian guguak VII koto,
kec. Guguak. Secara geografis rumah barbie ini terletak di lkabupaten
lima puluh kota, namun karena tidak jauh dari Kota Payakumbuh,
banyak yang mengatakan tempat ini berada di Kota Payakumbuh.

Jarak lokasi dengan kota pusat kota payakumbuh lebih kurang 11


km, atau 20 menit berkendara. Jika dari kota pekanbaru ataupun padang
bisa menempuh tempat ini sekitaran 3,5 - 4,5 jam. Untuk masuk ke
pekarangan luar dan sekitaran rumah barbie tidak dipungut biaya, tetapi
hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke dalam rumah
tersebut.

Air Terjun Lubuak Bulan


Sumber:www.instagram.com

Objek wisata selanjutnya yang ada di sekitaran payakumbuh yaitu


air terjun lubuk bulan. Air terjun lubuk bulan merupakan salah satu objek
wisata keren yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Objek wisata ini
mulai populer pada tahun 2014 lalu, dan menjadi sorotan para wisatawan.
Objek wisata Air Terjun Lubuak Bulan terletak di Jorong Koto Tinggi
Kubang Balambak, Kanagarian Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka,
Kabupaten Lima puluh kota. Objek wisata ini dinamakan objek wisata Air
Terjun Lubuk Bulan karena air terjun ini airnya jatuh ke kolam berbentuk
cekungan seperti bulan. Dan hal unik dari objek wisata ini adalah jika
biasanya air terjun akan mengalirkan airnya ke sungai, namun berbeda
dengan Air Terjun Lubuk Bulan, dimana airnya menghilang menuju dasar
kolam.

Fenomena unik ini tentu ada dasarnya. Menghilangnya air yang


mangalir dari air terjun ini dikarenakan adanya goa di dasar kolam
tersebut yang menyerap air masuk kedalamnya. Seanjutnya air yang
masuk kedalam goa nantinya dapat ditemukan kembali 1 km dari lokasi
air terjun, yang akan mengalir ke sawah-sawah penduduk. Selain itu,
pengunjung objek wisata ini tidak dapat berenang kedalam kolam air
terjun lubuak bulan tersebut. Ini dikarenakan pengunjung hanya dapat
menampung air terjun ini untuk sekedar cuci muka.

Panorama Ampangan
Sumber:instagram.com
Objek wisata selanjutnya yang ada di kota payakumbuh adalah
panorama ampangan yang terletak di kanagarian aur kuning, kelurahan
ampangan, payakumbuh selatan. Objek wisata yang berada di kaki
gunung sago ini hanyalah sebuah lapangan biasa yang berada di puncak
bukit ampangan dan posisinya berada di ketinggian 650 mdpl di
kawasan kaki gunung sago. Lapangan ini memiliki pandangan yang
istimewa yaitu bisa melihat pemandangan kota payakumbuh. Jarak
lokasi dengan kota payakumbuh hanya 6 km. Dengan jarak yang bisa
ditempuh baik dengan kendaraan pribadi atau bus maka waktu tempuh
ke panorama ampangan tersebut adalah 15-20 menit.

Panorama ampangan ini memiliki kisah historis, disebutkan bahwa


kawasan ini dahulunya memiliki peran vital dalam mempertahankan
kemerdekaan NKRI, khususnya pada periode agresi militer belanda II
(1948-1949). Pada masa itu, pemerintah RI dialihkan sementara ke
bukitinggi di bawah kepemimpinan Sjafruddin Prawiranegara. Di
daerah payakumbuh selatan menjadi salah satu pusat pertahanan bagi
kekuatan militer pemerintahan darurat republik indonesia (PDRI).

Selain menikmat pemandangan alam, puncak panorama ampangan


juga menjadi tempat yang cocok untuk berbagai aktivitas rekreasi alam
seperti jalan aspal yang menanjak dan berkelok-kelok menjadi tempat
yang cocok untuk bersepeda gunung atau trekking dan juga disini
pengunjung dapat mencoba mendirikan tenda dan bermalam sambil
menikmati pemandangan kota payakumbuh yang dihiasi kelap-kelip
lampu dimalam hari.
Rumah Tan Malaka
Sumber:instagram.com

Objek wisata museum sejarah dan purbakala rumah tan malaka ini
berlokasi di payakumbuh. Rumah tan malaka ini terletak di kenagarian
pandam gadang, kecamtan suliki kabupaten lima puluhkota. Ini
merupakan rumah waktu kecil tan malaka, jarak tempuh dari kota
payakumbuh menuju rumah tan malaka ini sekitar lebih kurang 35 km.
Selama perjalanan akan memerlukan waktu sekitar antara 50 menit
sampai 1 jam. Jika dari kota padang maka jarak sekitar 160 km dan
menghabiskan waktu sekitar 3 sampai 4 jam.

Museum sejarah rumah tan malaka ini merupakan lokasi sebuah


bangunan tua ynag memiliki arsitektur khas minangkabau berupa rumah
gadang yang memiliki atap seng dan juga berdinding terbuat dari kayu.
Sekitaran pada tahun 1936, bangunan yang memiliki ciri khas berupa
atap bergonjong lima dengan ukuran panjang 18 m dan lebar 11 m.

Rumah ini dibangun sebagai sebuah tempat kelahiran dan besarnya


salah seorang tokoh sejarah pahlawan masa kemerdekaan perjuangan
republik indonesia ini bernama Tan Malaka. Beliau merupakan seorang
pejuang yang berasal dari daerah sumatera barat yang terkenal dengan
ahli strategis penggagas republik di depan tata nama negara indonesia
sebelum pada saat bung karno dan bung hatta memproklamirkan
kemerdakaan NKRI. Beliau juga snagat terkenal dengan tulisan
tangannya yang berjudul Naar De Republik Indonesia yang dibuat pada
tahun 1925.

Pada tanggal 21 februari 2008, rumah tan malaka diresmikan


langsung oleh menteri kebudayaan dan pariwisata menjadi sebuah
museum sejarah dan purbakala tan malaka. Hal ini dilakukan untuk
mengenang jasa-jasa beliau lakukan untuk bangsa dan negara indonesia.
Di tempat tersebut kita bisa melihat berbagai macam benda bersejarah
peninggalan tan malaka. Mulai dari karya beliau berupa buku-buku
sejarah tentang masa perjuangan dan berbagai buku autentik dan ditulis
sendiri yang isinya belum dipolitalisasi untuk kepentingan politik. Tan
malaka oleh masyarakat minangkabau juga diberi gelar datuk. Berbagai
benda tersebut berupa meja, lemari, kursi dan tempat tidur beliau.

Jembatan Ratapan Ibu


Sumber:www.instagram.com

Jembatan Ratapan Ibu adalah sebuah jembatan yang terletak di


kota Payakumbuh, Sumatra Barat. Jembatan ini dibangun tahun 1840, 8
tahun setelah Belanda masuk ke Luak Limopuluah. Belanda masuk 1832.
Jembatan ini memiliki panjang 40 meter dengan arsitektur kuno berupa
susunan batu merah setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan
semen tanpa menggunakan tulang besi.

Jembatan ini melintasi Batang Agam, menghubungkan Pasar


Payakumbuh dengan labuah basilang dan nagari Aie Tabik. Jembatan
tersebut menjadi terkenal dan bersejarah karena menjadi tempat eksekusi
para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda pada zaman penjajahan.
Dari catatan sejarah, para pejuang kemerdekaan Indonesia yang tertangkap
Belanda digiring menuju jembatan tersebut, lalu disuruh berbaris di bibir
jembatan. Setelah itu, mereka dieksekusi dengan tembakan senjata api,
sehingga tubuh mereka langsung jatuh ke Batang Agam dan dihanyutkan
arus deras. Masyarakat, terutama kaum wanita, setiap menyaksikan
eksekusi itu hanya bisa menangis melihat para pejuang bangsa ditembaki,
lalu mati dan jasadnya jatuh ke sungai serta dihanyutkan air. Untuk
mengenang peristiwa itu, maka jembatan tersebut diberi nama "Ratapan
Ibu". Disana juga dibangun sebuah patung wanita paruh baya sedang
menangis menyaksikan kekejaman tentara Belanda di areal jembatan
tersebut.

Jembatan Ratapan Ibu merupakan salah satu sejarah saksi bisu


kekejaman penjajah Hindia Belanda terhadap bangsa Indonesia setelah lebih
dari 350 tahun belanda menjajah Negara Indonesia. Terletak di Kota
Payakumbuh, yang dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Lima Puluh
Kota, Sumatera Barat. Jembatan ini terbentang sepanjang lebih dari 30
meter, dan memiliki desain khas jembatan-jembatan masa lampau.
Dibangun tanpa menggunakan besi, jembatan ini dibangun hanya dengan
menggunakan batu merah, kapur dan semen saja.

Banyak dari pejuang kita yang harus merenggang nyawa di jembatan


ini. Para pejuang yang ditembak, jasadnya lalu akan langsung dibuang pada
sungai yang mengalir dibawah jembatan. Sementara masyarakat sekitar
hanya dapat melihat dan pasrah akan kejadian ini, tanpa bisa berbuat
apapun. Para ibu-ibu hanya bisa pasrah dan meratapi peristiwa
mengenaskan ini. Untuk mengenang peristiwa menyedihkan ini,
nama”Ratapan Ibu” diberikan.

Banyak sekali para wisatawan yang melihat dan berkunjung ke objek


wisata Jembatan Ratapan Ibu, karena bekas penjajahan pada jaman dahulu.
Jempatan tersebut sangat di kenal oleh para wisatawan karena dekat dengan
jalan dan mudah di akses oleh masyarakat luas. Dengan hal tersebut dapat
menjadi tempat wisata untuk berkunjung ke daerah tersebut. Dari objek-
objek wisata seperti ini lah kita dapat mengerti bagaimana sejarah negara
kita dari jaman penjajahan dahulu. Baik wisatawan Lokal maupun
mancanegara banyak sekali yang datang ke tempat tersebut untuk melihat
objek wisata yang telah terkenal tersebut.

Lokasi Jembatan Ratapan Ibu dapat pula di lihat melalui google maps
dan tahu letak dengan detail nya seperti apa. Berada di Jl. Jend A Yani
No.78, Daya Bangun, Payakumbuh Bar., 26218, Ibuh, Payakumbuh Barat,
Ibuh, Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Gunung Bungsu
Sumber:www.instagram.com

Gunung Bungsu yang berada di kawasan Payakumbuh ini, berada di


Kenagarian Taeh Bukik, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Walaupun suasana alam di wilayah ini sangat alami, namun akses ataupun
jalan menuju lokasi Taeh Bukik sudah cukup bagus.

Ada beberapa angkutan yang bisa membawa kesini seperti ojek, atau
bendi yang serupa seperti delman. Jika dihitung dari pusat kota
Payakumbuh, jaraknya hanya sekitar 14 – 15 kilometer. Anda cukup
mengikuti petunjuk jalan, atau jangan segan untuk bertanya pada penduduk
sekitar agar anda tidak salah jalan. Untuk naik ke atas Gunung Bungsu,
anda bisa menitipkan kendaraan anda di rumah penduduk. Bagi anda yang
sedang di Ibukota Padang, jangan khawatir, selain bisa menggunakkan
kendaraan sendiri, anda juga bisa menggunakkan kendaraan umum seperti
bus maupun travel. Untuk travel sendiri, anda akan dikenakan ongkos
sekitar Rp 25.000 – Rp 50.000*) per orangnya. Jika anda langsung ingin
menggunakkan travel, angkutan ini akan langsung mengantar anda sampai
ke Taeh Bukik.

Selain pemandangan yang indah disekitar pegunungan dengan sawah-


sawah yang menghijau, gunung ini paling sering digunakkan untuk menjadi
track bersepeda gunung, atau mountain bike. Struktur lintasannya berupa
tanah merah serta cukup terjal. Sehingga, sangat diperlukan keahlian serta
kendali yang baik. Apalagi jika setelah turun hujan, biasanya track ini akan
menjadi lebih licin.

Lokasi jalur sepeda ini, dulunya pernah menjadi track yang


digunakkan untuk event Jelajah Nusantara pada tahun 2006 silam. Anda
akan melewati jalur menanjak bahkan menurun yang cukup curam dan
berbahaya. Bahkan ada kalanya anda tidak bisa sambil mengayuh sepeda
anda, melainkan terpaksa menuntun sepeda yang anda bawa untuk
menghindari bahaya. Walaupun begitu, track ini sangat menantang dan
menjadi lokasi favorit bagi para pecinta sepeda gunung.

Tak hanya sebagai track sepeda gunung, salah satu tempat di


ketinggian 1102 mdpl, anda bisa mencoba olahraga paralayang dan
mendarat di ketinggian 600 mdpl. Untuk anda yang ingin bergabung dengan
para pecinta paralayang ini, anda bisa bergabung di Fast Club Limo Puluh
Kota. Setelah bergabung, anda akan dilatih agar anda bisa lebih mahir
melakukan kegiatan paralayang ini. Tetapi, bagi anda yang belum terbiasa,
tetapi ingin mencoba, anda bisa datang tiap hari-hari libur dan melakukan
paralayang tandem, yakni paralayang berboncengan, di dampingi oleh ahli.

Jalur pendakian yang akan ditemukan berupa tanjakkan terjal. Awal


pendakian, anda masih menemukan tanjakkan yang memiliki kemiringan
sekitar 45 derajat, tetapi kemudian, anda pasti akan menemukan tanjakkan
yang memiliki kemiringan 60 derajat bahkan hingga 80 derajat.

Sebuah adat istiadat yang masih berlangsung di tempat ini adalah,


kegiatan Basyafa. Yakni mendaki Gunung Bungsu pada bulan Safar dalam
tanggalan hijriah, kemudian membaca Sholawat serta Yasin ketika tiba di
puncak. Biasanya, kegiatan ini berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit
yang tak kunjung sembuh. Ritual Basyafa, diwajibkan untuk tidak boleh
mengambil air selama perjalanan menuju puncak di sumber mata air
manapun.
Bukik bulek taram

Sumber:www.instagram.com

Objek wisata selanjtnya yaitu Bukik Bulek Taram. Nama dari bukik
bulek ini diambil dari bukit yang bentuknya bulat, di puncaknya agak
sedikit lonjong. Untuk mencapainya memang membutuhkan tenaga dan
keringat yang banyak. Menariknya dari bukit ini ada tanah lapang di
puncaknya. Dimana, luasnya seperti lapangan sepakbola. Oleh karena itu,
tak heran jika banyak wisatawan yang menggunakan tempat ini sebagai
bumi perkemahan.

Satu pesona lain yang tidak dapat Anda bayangkan saat objek wisata
ini adalah burung belibis berwarna hitam yang mempesona menariknya lagi
burung ini hanya ada di Bukik Bulek Taram saja. Burung ini akan terbang
mengitari bukit. Kemudian, beristirahat di rawa-rawa. Jumlahnya pun bisa
mencapai ratusan. Konon katanya, bukek bulek taram ini dikeluarkan dari
bekas pecahan 7 buah batu bukit yang ada di negeri Taram. Bagi yang ingin
menikmati petualangan, Tidak ada salahnya menikmati wahana off road
yang hadir di sini. Dimana, tempat ini sering dijadikan tuan rumah beberapa
komunitas Jeep di Sumatera Barat. Bagi Anda yang suka memancing,
mungkin tempat ini bisa dijadikan alternatif karena, rawa-rawa ini punya
banyak ikan-ikan yang lucu yang dibuat untuk dipancing.
Rute Dan Alamat Lokasi Bukik Bulek Taram
Bukik Bulek Taram terletak di Taram, Harau, Kabupaten Lima Puluh
Kota. Harga tiket masuk dan jam operasional. Menikmati kawasan ini kita
tidak akan dipungut harga tiket masuk. Hanya uang parkir sebesar 5 ribu
rupiah untuk motor dan 10 ribu untuk mobil. Menariknya tempat ini akan
buka selama 24 jam.

Fasilitas Lain yang Ditawarkan


Selain pesona bukitnya yang mempesona. Kita juga akan disuguhkan
fasilitas lain yang coba ditawarkan yaitu Wisata Ziarah

Tidak hanya pesona alamnya saja, di tempat ini adalah tempat wisata
ziarah yang tidak pernah sepi pengunjung. Namanya adalah Syeikh
Ibramhim Mufti. Konon katanya, syekh ini berasal dari Irak yang mencoba
meminta nasihat islam untuk warga sekitar. Dia sendiri adalah murid dari
Syekh Abdul Rauf.
Ikan Banyak Suliki

Sumber;www.instagram.com

Objek wisata ikan Banyak di kecamatan Suliki kabupaten Lima puluh


kota Provinsi Sumatera barat. Lokasi objek wisata yang berada di wilayah
pegunungan bukit barisan ,tepatnya di Desa Pandam Gadang Kecamatan
Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota biasanya ramai di kunjungi terutama
pada hari libur panjang nasional. Pengunjung umumnya berasal dari
wisatawan lokal dan banyak juga yang berasal dari Provinsi Jambi,Sumatera
Utara Dan Riau.

Lokasi objek wisata ini tidaklah sulit untuk di kunjungi,karena


lokasinya tidak begitu jauh dari jalan lintas provinsi Sumbar-Riau berada
sekitar 40km dari kota Payakumbuh atau waktu tempuh sekitar 20 menit
dari kota Payakumbuh. Pengunjung yang datang tidak di pungut biaya se
senpun. Wisata ikan banyak atau ikan larangan berada di aliran sungai
Batang sinamar.Air sungai yang jernih dan dangkal menampakkan dengan
jelas ribuan ekor ikan-ikan.Disini pengunjung dapat ber interaksi dengan
ikan-ikan ini dengan memberikan makanan berupa pelet yang banyak di
jajakan di sekitar lokasi. Objek wisata ikan banyak di kecamatan Suliki bisa
menjadi alternatif tambahan wisata anda di Sumatera barat.
Objek wisata ini terdapat di kenagarian pandam gadang, kecamatan
suliki, kabupaten lima puluh kota. Ramai dikunjungi oleh wisatawan yang
terlebih menikmati libur lebaran. Banyak pendatang yang tertarik
mendatangi objek wisata hanya untuk melihat ikan larangan yang ada disini.

Selain ikan yang ada di lokasi ini katanya, pemandangan yang terdapat
di tempat tersebut juga menjadi penarik minat untuk datang. Disini alamnya
masih alami, juga bisa bersantai melihat pemandangan perbukitan yang
berda di sekeliling. Di lokasi tersebut, para wisatawan dapat menyaksikan
sejumlah ikan larangan yang berada di sungai. Ikan-ikan tersebut tidak
berpindah dab tetap di sekitar lokasi itu. untuk mendatangi objek wisata
tersebut para wisatawan hanya dikenakan biaya tarif parkir tanpa perlu
membayar tiket masuk.

Buper Guak Lago

Sumber;

Ada sebuah potensi wisata yang terletak di Jorong Kampuang Dalam,


Limbanang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota yaitu Buper Guak
Lago. Berjarak sekitar 20 Kilometer dari pusat Kota Payakumbuh, Buper
Guak Lago kini menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi milenial,
khususnya untuk menikmati keindahan alam dari puncak bukit. Hal yang
paling diincar oleh penikmat sunrise adalah suasana berada di puncak bukit
yang dikelilingi awan.
Pengunjung akan disuguhkan pemandangan indah serasa berada di atas
awan sehingga dikenal dengan Guak Lago atau Negeri di Atas Awan. Menuju
ke Buper Guak Lago, wisatawan dari ibukota provinsi dapat memilih
beberapa alternatif.

Pertama, dari ibukota provinsi yaitu Padang dapat menaiki mini bus
seperti PO. Ayah, Sinamar, Tranex Mandiri dan beberapa angkutan umum
lainnya menuju Kota Payakumbuh. Menuju lokasi, penulis menyarankan
untuk langsung memilih angkutan Sinamar karena dapat langsung menuju
Limbanang. Kemudian baru menuju Jorong Kampuang Dalam, Limbanang,
Kecamatan Suliki dengan menggunakan ojek dengan harga yang tidak mahal
sekitar Rp10 ribuan.

Kedua, bagi yang dari arah Padang atau Pekanbaru dapat menuju Kota
Payakumbuh terlebih dahulu baru. Kemudian baru menaiki angkutan umum
menuju Pasar Limbanang. Baru menggunakan jasa ojek ke arah Buper Guak
Lago.

Wisatawan akan menyusuri jalan perkampungan sekitar 1 km dengan


kondisi jalan kecil (mobil masih bisa) tapi sopirnya harus mahir karena akan
melewati jalan menurun dan pendakian yang cukup tajam hingga bertemu
dengan posko Buper Guak Lago. Di posko ini, kendaraan akan diparkir kan
dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Untuk memasuki kawasan
Buper Guak Lago, wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya tiket, tapi
hanya parkir kendaraan R2 sebesar Rp2.000 dan R4 sebesar Rp5.000.

Menuju puncak Buper Guak Lago, wisatawan harus menyiapkan tenaga


ekstra karena akan menempuh medan yang cukup berat yaitu pendakian
dengan kemiringan 30-40 derajat. Saat pendakian, akan dibantu dengan
jenjang buatan dan pegangan tangan di sisi kiri. Memakan waktu sekitar 5
menit melakukan pendakian, wisatawan akan sampai di puncak bukit yang
menjadi lokasi Buper Guak Lago. Untuk menikmati suasana berada di atas
awan, disarankan untuk menginap dan mendirikan tenda di sini. Sebab
suasana bak negeri di atas awan hanya dapat dinikmati saat pagi hari setelah
matahari terbit.
WISATA KULINER

Kuliner khas payakumbuh

Galamai

Galamai adalah makanan yang mirip dodol, berbahan dasar tepung


ketan. Proses pembuatannya membutuhkan kuali besar dan pengadukan
terus-menerus selama lebih kurang 6 jam. Tepung ketan sebelumnya
direndam kemudian dijadikan tepung. Setelah itu diolah di atas api sedang
dengan tambahan bumbu, serupa santan kelapa tua, gula aren, kacang tanah
dan beberapa bumbu lain.

Galamai atau yang dikenal dengan dodol di daerah lainnya di


Indonesia merupakan makanan khas Sumatera Barat yang dibuat dengan
bahan baku tepung beras ketan, gula aren, dan campuran santan. Bahan-
bahan ini dimasak dalam kuali besar hingga mengental. Pembuat harus
telaten mengaduk adonan galamai selama 3-4 jam lamanya. Galamai
biasanya dibuat dengan cara bergotong royong karena memerlukan banyak
tenaga untuk mengaduk adonan dalam jumlah besar dan waktu lama.
Adonan kental, lengket, dan berwarna kecokelatan ini yang terkadang mirip
sebagai dodol.
Biasanya masyarakat Payakumbuh membuat Galamai pada hari-hari
spesial, seperti pernikahan, hari raya, dan acara-acara adat. Namun di
beberapa pusat pusat oleh-oleh, makanan tersebut banyak disediakan dan
sudah dikemas rapi, umumnya dihargai Rp 100.000 per kilogram. Galamai
juga bisa diberi varian rasa seperti kacang tanah yang sudah digoreng atau
durian.

Batiah

Batiah merupakan makanan yang mirip rengginang, terbuat dari beras


ketan yang dikeringkan. Beras ketan ditanak kemudian dikeringkan, lalu
digoreng. Jajanan ini telah menjadi ikon kota payakumbuh yang disebut
juga dengan kota batiah.
Batiah sejenis kerupuk rengginang. Bedanya dengan rengginang yaitu
pada bahan pembuatan. Rengginang dibikin dari beras biasa, sedangkan
Batiah harus menggunakan ketan putih. Cara membuatnya adalah beras
ketan ditanak hingga matang, kemudian diambil dalam porsi-porsi kecil dan
dibentuk bulat pipih. Setelah itu dijemur di bawah terik matahari. Jika sudah
kering, baru bisa digoreng. Minyak penggorengan harus dalam jumlah besar
supaya matangnya lebih merata.

Rasa Batiah kini juga beragam tak hanya gurih, tapi juga manis. Jika
ingin lebih nikmat, kamu juga bisa menambahkan lelehan karamel di
atasnya. Makanan ini sangat cocok dijadikan sebagai camilan saat kumpul
keluarga atau jamuan tamu.
Beras rendang

Beras rendang rasanya manis dan legit, terbuat dari beras ketan yang
direndang (disangrai) kemudian dihaluskan. Beras ketan yang sudah
menjadi tepung dicampur dengan campuran gula dan santan yang telah
dimasak terlebih dahulu. Campurannya akan terbentuk adonan kalis.
Adonan tersebut dibentuk di atas piring.

Makanan ini biasanya digunakan masyarakat payakumbuh sebagai


makanan pelengkap dalam prosesi adat, contohnya untuk ada menjapuik
marapulai (menjemput mempelai pria ke rumah orang tuanya). Kini beras
rendang telah berkembang menjadi makanan oleh-oleh khas payakumbuh.

Rendang telur
Rendang telur (randang talua) adalah rendang yang bahan utamanya
pengganti daging yaitu telur yang sudah diolah menjadi seperti kerupuk.
Kemudian dicampur dengan bumbu rendang seperti kelapa, cabai, laos,
jahe, bawang putih dan bawang merah. Rendang telur ini rasanya tak kalah
nikmat dengan rendang daging.

Menyebut Minangkabau langsung teringat wanginya rendang.


Kenikmatan rendang dari wilayah ini tentu tiada duanya. Selain daging, di
sana terdapat aneka jenis olahan rendang. Seperti rendang itiak (bebek),
jengkol, cubadak (nangka) hingga baluik (belut). Namun salah satu yang
paling terkenal adalah rendang talua atau rendang telur. Ini jadi andalan kota
Payakumbuh. Rendang yang diolah dengan bahan dasar telur memberikan
rasa renyah gurih dan bikin ketagihan. Kamu bisa menemukan di pusat
oleh-oleh maupun di Pasar Payakumbuh yang banyak menjajakan makanan
khasnya ini. Rendang telur bisa dimakan begitu saja sebagai camilan atau
disuap bersama nasi hangat.

Gulai Cubadak

Makanan ini sejenis gulai dengan kuah santan kering. Pangek artinya
gulai yang dimasak kering. Pangek Cubadak merupakan makanan olahan
nangka yang juga dikenal luas di daerah lain Sumatera Barat. Di kota
Payakumbuh sendiri, Pangek cubadak yang paling terkenal berasal dari
Situjuah. Tekstur nangkanya lembut dengan bumbu meresap ke dalam dan
ditambah dengan Kuahnya yang sangat gurih.
Pangek cubadak sendiri memiliki cara pengolahan yang berbeda
dengan kebanyakan gulai. Nangka, bumbu, dan santan tidak diaduk dalam
proses pematangannya. Pangek sengaja didiamkan hingga bumbu meresap
dan kuah mengering. Di bagian bawah panci diberi alas tulang daun pisang
supaya pangek tidak gosong. Dalam proses tersebut tutup panci tak dibuka
hingga waktu yang sudah diperkirakan matang. Pangek Situjuah dimasak
dengan api kecil.

Gulai Paluik

Gulai Paluik merupakan makanan khas Nagari Limbanang


Payakumbuh yang jarang ditemukan di pasar lainnya. Komposisinya yang
terdiri dari kelapa dan jengkol yang dibalut dengan daun kacang. Gulai ini
sangat unik dengan rasa yang penuh bumbu rempah. Gulai Paluik terkenal
sebagai sajian khas bulan suci Ramadan, Karena itulah sangat diburu oleh
para perantau yang rindu akan selera kampung.

Katupek Gulai Paku


Katupek gulai paku khas Payakumbuh. Makanan ini banyak dijual di
pinggir jalan maupun pasar, sangat cocok dijadikan sebagai sarapan pagimu.
Untuk memasaknya sendiri tidak jauh berbeda dengan gulai lain, yakni
setelah sayuran pakis telah diiris kecil-kecil, selanjutnya adalah
memasaknya dengan santan bercampur bumbu halus dari cabai rawit,
lengkuas, asam kandis, kunyit, serai, dan daun jeruk. Tidak hanya tanaman
paku saja yang menjadi aktor utama, biasanya masyarakat akan memberikan
pelengkap ikan asin jambal, udang, atau ikan teri. Gulai ini akan diberikan
kuah hasil pemasakan dengan rasa pedas asam, yang disantap bersama
dengan telur rebus atau potongan ketupat.

Sate Danguang-Danguang

Sate Danguang Danguang. Namanya diambil dari nama daerah asal sajian
ini, Danguang Danguang, Kabupaten Lima Puluh Kota. Kabupaten ini
terletak di utara kota Padang, ibu kota Sumatera Barat. Umumnya sate yang
sering kamu jumpai merupakan sate Padang khas Pariaman. Kuahnya kental
dan berwarna cokelat. Beberapa ada yang mencampur kuah kentalnya
dengan kacang.

Perbedaan sate khas Payakumbuh ini terlihat pada warna kuah dan
ukuran daging sate. Sama-sama kental namun berwarna kuning sedikit
semburat merah. Irisan daging satenya berukuran lebih besar dan tebal.
Warna daging satenya juga tidak terlalu cokelat, melainkan cokelat dengan
semburat bumbu kuning.
Randang Paru

Payakumbuh sendiri bukan hanya bisa mengolah rendang dari daging


sapi atau telur, tapi juga dengan variasi lain rendang dengan mengunakan
paru-paru sapi. Jenis olahan rendang ini dibuat menggunakan paru-paru sapi
yang lebih lunak dan basah dibanding daging sapi. Tidak hanya dari bahan
dasar saja yang berbeda, bumbu-bumbu yang digunakan juga berbeda.

Kebanyakan bumbu rempah yang digunakan adalah bawang putih,


jahe, lengkuas, cabai merah, dan dedaunan yang telah dirajang. Kemudian
semua bumbu itu akan dihaluskan untuk nantinya dimasak bersama paru
sapi. Penggunaan santannya juga memerlukan takaran yang lebih besar,
yakni sekitar 1,5 kali lebih banyak ketimbang rendang normal. Jika ingin
mencicipinya, kamu bisa langsung datang ke kota Payukumbuh saja.

Martabak Kubang
Makanan ini berasal dari nagari Kubang, Kecamatan Guguk,
Kabupaten Lima Puluh, Kota Payakumbuh. Martabak ini seakan menjadi
ciri khas dari nagari Kubang. Bahkan para perantau dari daerah tersebut
kerap menjadi penjual martabak di pelosok nusantara. Martabak ini dibuat
dengan isian daging sapi cacah bahkan rendang juga bisa, lalu ditambah
dengan daun bawang.

Perbedaannya dengan martabak telur adalah dari teknik


pembuatannya, yaitu adonan kulit martabak kubang akan dibanting
beberapa kali hingga melebar. Kulit itulah yang nantinya akan diisi dengan
daging sapi atau rendang dan daun bawang, sehingga akan terlihat lebih
padat. Kemudian untuk menghidangkannya akan disajikan pula kuah
dengan rasa pedas yang berpadu dengan asam manis Nama lain dari
martabak ini adalah martabak Mesir. Hal ini karena kesalahpahaman orang
Minangkabau yang menganggap orang Arab dan India yang mengajarkan
pembuatan martabak pada mereka, dikira orang Mesir. Bentuknya sendiri
lebih besar daripada martabak pada umumnya, sehingga akan lebih tepat
bila dinikmati ramai-ramai.
DAFTAR PUSTAKA

Fisra, Afriyanti. 2016. Don’t Stop Exploring West Sumatera. Jakarta: Media
Komputindo.

Gagas, Ulung. 2013. Seri Bacpacking and Travelling: Charming Sumatera


Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tri, Maya Yulianingsih. 2010. Jelajah Wisata Nusantara: Berbagai Pilihan


Tujuan Wisata di 33 Provinsi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai