Anda di halaman 1dari 6

SURGA KECIL DI UJUNG BARAT SUKABUMI

Rani Nurfa Isnainiyah

Bukan hanya sebatas isapan jempol semata, di ujung Barat Kabupaten Sukabumi
tepatnya di bawah kaki gunung Salak terdapat satu desa yang begitu elok, kaya akan
hasil alam dan keragaman destinasi wisata
Desa Parakansalak lah nama daerah nya, desa Parakansalak menurut sejarah dan
kisah para tokoh yang ada pada saat ini, mengatakan bahwa pada zaman kolonial
belanda hingga masa kemerdekaan dan transisi pemerintah Republik Indonesia
desa Parakansalak merupakan bagian dari 3 desa yakni Desa Parakansalak, Desa
Bojonglongok dan Desa Sukakersa, yang ada diwilayah Kamantren Kalapanunggal.
Desa Parakansalak berdiri atau berada sejak tahun 1935 dan dipimpin oleh seorang
kebangsaan Belanda yang disebut dengan Kuwu, Kuwu merupakan bagian dari
karyawan perkebunan Onderneming Parakansalak.

Setelah masa kemerdekaan pada tahun 1945 desa Parakansalak dipimpin oleh
warga masyarakat desa Parakansalak asli, dan setelah pergantian beberapa kepala
desa pada masa transisi kemerdekaan Republik Indonesia hingga tahun 1980 an
masih berada dibawah wilayah Kamantren Kalapanunggal, namun sejak tahun
1980-an wilayah desa Parakansalak berada dibawah wilayah kecamatan
Parakansalak Kewadanaan Cicurug atau yang lebih Populer wilayah III Cicurug,
dengan adanya pemekaran tersebut secara tidak langsung wilayah desa
Parakansalak yang sangat luas juga mesti diadakan pemekaran desa, sehingga pada
tanggal 21 September 1981 desa Parakansalak dipekarkan menjadi 2 desa, desa inti
atau induk adalah desa Parakansalak dan desa pamekaran adalah desa Lebaksari
Dengan adanya pemekaran tersebut yang semula luas wilayah desa Parakansalak
begitu luas kini hanya tinggal seluas 2.027,630 Ha, secara tidak langsung merubah
batas wilayah dan jumlah penduduk desa Parakansalak, dari sekian luas wilayah
tersebut terdiri dari tanah perkebunan 660.ha tanah perhutani 1.000 Ha, tanah
pesawahan 148,171 Ha, tanah kering 199,7 Ha, fasilitas umum 19,759 Ha.
Dengan jumlah luas wilayah yang ada saat ini desa Parakansalak memiliki jumlah
penduduk perbulan Oktober tahun 2021 sejumlah 7.957 jiwa yang terdiri dari laki-
laki sejumlah 4.022 jiwa dan perempuan 3.935 jiwa

Desa Parakansalak merupakan desa yang tidak terlepas dari sejarah masa Hindia
Belanda, saat ini desa Parakansalak memiliki warisan yang sudah berumur sangat
tua dan menjadi tempat bersejarah yang berada di pusat desa yaitu PT. Perkebunan
Teh Parakansalak Nusantara VIII dan perkebunan dengan berbagai komoditas yang
diusahakan yaitu perkebunan teh, pisang dan kelapa sawit yang dibangun sejak
tahun 1844
Kekayaan hasil bumi yang ada di desa Parakansalak dipengaruhi oleh letak dan
kondisi desa yang berbukit dan bertebing dengan ketinggian diatas permukaan laut
antara 450 s/d 650 diatas permukaan air.
Kini wilayah desa Parakansalak berada dibawah wilayah admnistratif kecamatan
Parakansalak yang terdiri dari 4 kedusunan. Dusun yang pertama yaitu dusun
Cisarandi, Sukarame, Cimanggu dan terakhir dusun Cikareo, dari 4 Kedusunan
tersebut desa Parakansalak meliputi 8 RW dan 38 RT.
Desa Parakansalak, yang pada zaman dahulu orang Belanda menyebut dengan
sebutan Park Under Salk yang artinya taman dibawah kaki gunung Salak. Namun
seiring dengan berjalannya waktu nama Park Under Salk berbeda dalam ejaan
warga lokal yang mayoritas warganya adalah suku sunda, telah berubah menjadi
PARAKANSALAK yang semula Park Under Salk

Pada zaman hindia belanda desa Parakansalak sering dianggap sebagai replikanya
surga terpencil yang dipenuhi dengan beragam keindahan dan kekayaan alam yang
dimiliki oleh Parakansalak, diantaranya sumber air yang melimpah, hamparan
perkebunan yang menggarap berbagai komoditas, pemandangan alam yang asri dan
tanah yang subur sehingga warga desa Parakansalak mayoritas dari mereka adalah
petani, karyawan kebun di PT. Perkebunan Teh Parakansalak Nusantara VIII dan
buruh kebun.
Desa Parakansalak saat ini menjadi sebuah lokasi destinasi pariwisata di Kabupaten
Sukabumi yang banyak di minati warga selain akses yang mudah desa Parakansalak
memiliki spot terbaik untuk wisata alam, wisata edukasi dan wisata religi, bahkan
bisa digunakan sebagai tempat berolahraga dan tempat perkemahan yang dikelola
oleh PT. Perkebunan Teh Parakansalak Nusantara VIII bekerjasama dengan desa
Parakansalak .

Perkebunan dan destinasi pariwisata merupakan komoditas utama yang dimiliki


oleh desa Parakansalak, banyak tempat wisata yang cukup terkenal dan wajib
dikunjungi ketika berada di desa Parakansalak salah satunya adalah situ Sukarame.
Keindahan situ Sukarame sangat menawan yang awalnya berupa hutan rimba tanpa
penduduk, merupakan salah satu peninggalan bersejarah masa hindia Belanda dan
situ ini adalah situ buatan yang bersumber dari tujuh aliran sungai yakni aliran
sungai Cikahuripan, aliran sungai Cisalada, aliran sungai Citaman, aliran sungai
Cisarandi, aliran sungai Cimaci, aliran sungai Cipangelah, dan aliran sungai Cisela.
Konon situ ini dibuat untuk telaga belayar dan tempat bersantai petinggi bangsa
Belanda pada masa itu yakni tuan Hola.
Situ Sukarame selain memiliki air yang jernih juga dikelilingi oleh hutan damar,
hutan pinus dan kebun teh yang dikelola oleh PT. Perkebunan Teh Parakasalak
Nusantara VIII, Kini di sulap menjadi tempat wisata kekinian yang menyesuaikan
dengan perkembangan zaman yang lengkap dengan fasilitas yang memadai untuk
berlibur, yang paling menarik adanya cafe-cafe kekinian yang berada diarea situ
Sukarame yang cocok untuk memanjakan mata serta adanya kolam renang dengan
air alami yang bersumber dari 7 aliran sungai.
Ketika pengunjung memasuki wilayah situ Sukarame pengunjung akan langsung
disambut oleh suasana alam yang sejuk dan warga yang ramah menjadi
kenyamanan tersendiri ketika berkunjung.
Untuk memasuki tempat wisata ini setiap pengujung hanya perlu membayar uang
sebesar Rp. 5000,- (Lima Ribu Rupiah) untuk jasa kebersihan, dan bagi para
pengunjung yang membawa kendaraan roda dua maupun roda empat sudah tersedia
area parkir yang luas serta musholla yang nyaman untuk beribadah. Selain suasana
yang asri situ Sukarame memliliki keindahan gradisi warna hijau dan aliran air
yang tenang, serta pengunjung bisa mengitari situ dengan menyewa rakit atau
perahu gowes berbentuk bebek milik warga yang disediakan untuk para
pengunjung dengan harga yang cukup terjangkau.

Namun ketika pengunjung akan memasuki tempat instagramable lainnya seperti


kolam renang dengan air alami yang bersumber dari 7 aliran sungai pengunjung
hanya perlu merogoh kocek sebesar RP. 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah) untuk
menikmati menikmati fasilitas didalamnya diantranya kolam renang berbagai
ukuran, terapi ikan dan gazebo untuk berkumpul terkecuali penginapan dan wisata
yang memacu adrenalin lainnya. Di wilayah situ Sukarame banyak yang
menjajakan makanan dan kudapan lainnya yang ada di cafe dengan konsep
kekinian serta harga yang cukup terjangkau, sering digunakan untuk pertemuan
formal maupun non formal karna disini disediakan tempat yang bertema pedesaan.
Situ Sukarame tidak pernah sepi pengunjung bahkan di weekday sekalipun, banyak
diantara pengunjung yang datang untuk sekedar nongkrong dikedai, memancing
ikan, berlibur maupun berkemah di sebrang situ dengan pemandangan yang
langsung menghadap ke area situ dan wisata kolam renang
Berbicara tentang keindahan alam desa Parakansalak tidak akan ada habis nya
untuk di kunjungi bukan hanya situ Sukarame yang menjadi kekayaan wisata di
desa Parakansalak , kedua tempat wisata yang patut di kunjungi ketika berada di
desa Parakansalak yaitu Kampung Kumpul Curug Sawer. Daerah wisata ini berada
di ketinggian kaki gunung Salak yang bernama kampung Cikareo, destinasi ini
memiliki jarak tempuh sekitar 3 (tiga) km dari jalan lingkungan primer desa,
pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan alam pegunungan yang indah
sepanjang jalan dan semakin lengkap dengan melihat luas nya desa Parakansalak
dari ketinggian kaki gunung Salak serta hamparan kebun teh yang menyerupai
permadani hijau diareal PT. Perkebunan Teh Nusantara VIII kian menambah asri
wisata alam Kampung Kumpul Curug Sawer sehingga banyak diminati untuk
wisata keluarga di alam pegunungan.

Setelah melalui penataan yang bekerja sama dengan pihak swasta kini Kampung
Kumpul Curug Sawer memiliki fasilitas yang lengkap tidak hanya curug sawer nya
saja yang menjadi tempat primadona, disini terdapat berbagai fasilitas hiburan
keluarga maupun perorangan. Di destinasi ini terdapat empat kolam renang untuk
balita, anak-anak, remaja dan dewasa, kolam renang ini menggunakan air
pegunungan yang dingin dan sejuk tentunya aman untuk para pecinta wisata air.
Selain kolam renang terdapat bungalow yang lengkap dengan fasilitas karaoke, area
camping ground yang luas dan cafe Love ditengah pesona gunung salak, dan yang
menjadi ikonik tempat ini adalah adaya taman I LOVE U yang sengaja dibuat untuk
menambah keindahan saat berwisata, cocok untuk berswafoto yang langsung
menghadap megahnya gunung Salak dan desa Parakansalak dari ketinggian.
Bagi warga yang akan berkunjung hanya perlu bayar untuk tiket masuk sebesar Rp.
10.000 (Sepuluh ribu) untuk anak-anak dan Rp. 15.000 (Lima Belas Ribu) untuk
orang dewasa dan para pengunjung bisa langsung menikmati indahnya wisata
Kampung Kumpul Curug Sawer.

Selain keindahan alam yang menakjubkan, desa Parakansalak juga memiliki


sumber daya air yang melimpah, menjadi kekayaan yang patut disyukuri dan hal ini
mendatangkan keuntungan bagi warga desa Parakansalak selain digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari seperti digunakan untuk air minum, mencuci bahkan
digunakan untuk irigasi pengairan warga, Sumber daya air yang melimpah di desa
Parakansalak dengan kondisi air yang layak konsumsi dan menyegarkan menjadi
tempat untuk berwisata salah satu nya adalah wisata air sungai Tonjong.
Wisata air sungai Tonjong terletak di kampung Pajagan, meskipun terletak
dipelosok desa Parakasalak dengan medan yang masih kurang bersahabat wisata ini
banyak didatangi pengunjung apalagi di hari libur banyak warga yang
memanfaatkan untuk wisata keluarga, wisata edukasi dan hiking ke alam bebas
karna jarak yang lumayan jauh dari pusat kota, disana warga biasanya berenang di
aliran sungai yang cukup lebar namun dangkal dan dikelilingi bebatuan besar yang
menambah daya tarik untuk berkunjung
Uniknya untuk mencapai wisata sungai Tonjong kita harus menempuh jarak sekitar
3 km namun jangan khawatir karena pemandangan alam nya yang sangat aduhai
dikelilingi sawah milik warga menambah keindahan panorama alam sehingga
membuat kita lupa akan lelah melewati medan yang cukup terjal. Wisata sungai
Tonjong memiliki air yang jernih, bersih dan menyegarkan membuat siapapun
merasakan sensasi kesegaran alam yang tiada duanya.
Kedalaman wisata Sungai ini mencapai 2 (Dua) meter dengan posisi yang
berundak sehingga cocok bagi pengunjung yang akan menikmati kesegaran air
dengan aman.
Namun kita harus berhati-hati ketika akan mengunjungi tempat ini, ekosistem di
sekitar sungai Tonjong masih terjaga dengan baik, kadang masih banyak hewan
liar seperti monyet yang bergelantungan di pepohonan dan tak jarang menghampiri
pengunjung untuk mengambil barang atau makanan.
Selain sungai tonjong sebelah selatan yang berjarak -+ 1 km terdapat area
camping ground yang berada di wilayah gunung Wayang dan cukup terkenal di
khalayak ramai karna tempat yang strategis dan menantang tak jarang para
pengunjung yang berkemah di Parigi camping ground dari luar Kabupaten
Sukabumi karna memiliki tempat kemah yang luas dikelilingi pepohonan besar
semakin menambah keasrian camping ground ini

Tak kalah seru untuk berkunjung ke desa Parakansalak dan menikmati ragam
pesona keindahan alamnya apalagi dalam situasi Pandemi Covid-19 ini kita tetap
bisa menikmati desa Parakansalak dengan staycation atau berlibur tanpa banyak
bersentuhan dengan orang lain dan menerepkan protokol kesehatan untuk bisa
mengeksplor surga kecil di ujung barat Sukabumi yaitu Parakansalak.
DESA PARAKANSALAK

Smfdd

DESTINASI SITU SUKARAME


KAMPUNG KUMPUL CURUG SAWER

DESTINASI SUNGAI TONJONG

Anda mungkin juga menyukai