ada di Kalimantan Selatan 1. Air Terjun Bajuin Air Terjun Bajuin ini merupakan salah satu objek wisata alam yang terletak di Desa Sei (Sungai) Bakar, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. Air terjun Bajuin ini terletak di kawasan lereng pegunungan Meratus. Berjarak sekitar ± 10 km dari Kota Pelaihari (2,5 jam waktu perjalanan), atau sekitar 75 km dari Kota Banjarmasin. Kondisi jalan menuju air terjun ini beraspal (samapai desa Sei Bakar) dan ada juga jalan setapaknya. Sepanjang jalan tersebut banyak terdapat perbukitan besar mirip gunung. Warnanya yang hijau terlihat cantik berpadu dengan menguningnya persawahan disekitarnya. Tidak Jauh dari air terjun ini terdapat wisata Goa Marmer dengan waktu tempuh perjalanan kaki sekitar ± 30 menit. Goa ini memiliki keunikan karena dinding goa banyak terdapat batu marmer yang biasa di gunakan untuk ubin rumah dan bentuk atas goa seperti kubah masjid, di dalam goa juga terdapat kehidupan binatang malam yakni Kelelawar. 2. Loksado Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan,Kalimantan Selatan,Indonesia. Loksado terletak di pegunungan Meratus merupakan salah satu daerah wisata alam dan atraksi budaya masyarakat Dayak Bukit. Diantara sekian banyak objek wisata yang ada di tanah Loksado, satu hal yang menjadi tujuan utama wisatawan yakni menantang adrenalin dengan menyusuri sungai dengan Bamboo Rafting. Bamboo Rafting merupakan salah satu alternatif liburan yang memacu adrenalin dikarenakan derasnya arus serta peralatan yang digunakan mampu membuat para wisatawan terjatuh dan dapat mengalami luka karena gesekan batu karang. Bamboo Rafting terdiri dari 10-20 batang bambo yang di ikat dengan kuat sampai menjadi rakit dan hanya boleh dinaiki 3-4 orang, termasuk joki. Menurut cerita dahulu, konon bambo yang digunakan adalah bambo yang berada di hutan Loksado. Awalnya, masyarakat menggunakan rakit bambu untuk mengirim bambu-bambu ke kota.Ternyata kegiatan rakit bambu dari masyarakat Suku Dayak Meratus ini menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan yang mengunjungi Kota Loksado. Sampai sekarang masih banyak para wisatawan yang ingin menikmati petualangan asyik menelusuri Sungai Amandit yang penuh batu-batuan dan derasnya arus. Selama mengarungi Sungai Amandit dengan bamboo rafting para wisatawan ditemani oleh sejuknya hawa pegunungan, pemandangan hutan Kalimantan yang menawan, menyaksikan kehidupan Suku Dayak Meratus di pinggir sungai dan merasakan jernih dan derasnya Sungai Amandit. 3. Tahura Sultan Adam Tahura atau Taman Hutan Raya atau yang dikenal Tahura Sultan Adam merupakan objek wisata alam yang terletak Desa Mandiangin, Karangan Intan Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. kawasan Tahura Sultan Adam ini memiliki luas 112.000 Ha, yang secara administrative meliputi Kecamatan Aranio (Banjar), Kecamatan Karang Intan (Banjar), Kecamatan Pelaihari (Tanah Laut), Kecamatan Batu Ampar (Tanah Laut), Kecamatan Jorong (Tanah Laut), dan Kecamatan Kintap (Tanah laut). Untuk mengunjungi kawasan ini kita hanya perlu membayar karcis masuk seharga Rp. 2.500 kita sudah dapat menikmati berbagai pesona alam. Tidak hanya terdapat satu objek, Di antara Objek Wisata yang terdapat dalam Tahura Mandiangin yaitu Air Terjun Mandiangin, Pemandian Kolam Belanda, dan pemandangan indah perbukitan yang hijau membentang. 4. Rumah Tradisional Telok Selong Banjarmasin Ada dua jenis rumah yang terdapat dikawasan ini yaitu Rumah Gajah Balikku dan Rumah Bubungan Tinggi yang merupakan rumah asli adat Banjar. Rumah adat Telok Selong ini terletak di Jalan Martapura Lama No. 28, RT. 4, Desa Telok Selong Ulu, Kacamatan Martapura Barat, Kota Martapura, Provinsi Kalimantan Selatan. Di lokasi ini, ada dua tipe rumah adat Banjar, yaitu Bubungan Tinggi dan Gajah Baliku. Kedua rumah ini masih dihuni pemiliknya dan masih tampak terawat dengan baik kendati usianya sudah ratusan tahun. Kedua rumah ini pun dilindungi oleh Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya. Untuk Rumah Bubungan Tinggi ini tentu saja memerlukan uang yang banyak untuk membangunnya dan pada zaman dahulu hanya orang-orang kaya saja dan orang yang berasal dari kalangan bangsawan saja yang memiliki rumah berjenis ini. Rumah Banjar Bubungan Tinggi yang ada di bagian pertama ini bertipe rumah panggung. Menurut sejarahnya, dibangun oleh pemilik awalnya, yaitu sepasang suami istri HM Arif dan Hj Fatimah pada 1811. Namun sekarang di diami oleh yang dikenal oleh masyarakat sekitar Acil Ipah yang merupakan keturunan ke-5 dari HM Arif dan Hj Fatimah. Acil Ipah tinggal sendiri di rumah Bubungan Tinggi ini, anak-anaknya terkadang menginap satu keluarga di rumah ini dan suaminya juga datang dari Palangkaraya untuk pulang ke rumah. Didepan rumah Bubungan Tinggi ini pula terdapat lagi satu rumah adat banjar yaitu, Gajah Baliku. Rumah ini didiami sebuah keluarga yang masih keturunan dari HM Arif dan Hj Fatimah yaitu, Fauziah. Para pemiliknya membuka waktu operasional kunjungan wisatawan tiap harinya, sehingga siapa saja bisa bebas berkunjung dan melihat-lihat seperti apa sejatinya rumah adat Banjar ini, yaitu dari pukul 10.00 Wita hingga 17.00 Wita. Pemiliknya juga bisa menjelaskan apa saja bagian dari rumah tersebut yang mengandung unsur tradisional Banjar ke para turis. Rumah Bubungan Tinggi Rumah Gajah Baliku 5. Pantai Angsana Pantai Angsana adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di kecamatan Angsana Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Bumbu yang bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 5 jam perjalanan darat dari kota Banjarmasin. Tepatnya berada dibelakang lokasi perkebunan kelapa sawit. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata yang tergolong masih baru namun saat ini sudah mulai dikembangkan oleh pemerintah setempat dan semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal. Di pantai ini sudah cukup banyak fasilitas pendukung seperti penginapan maupun hotel-hotel kecil di sekitarnya. Saat ini, pemerintah setempat tidak mengenakan pungutan atau retribusi apapun kepada para pengunjung pantai ini. 6. Pasar Terapung Lok Baintan Pasar Terapung Lok Baintan atau yang sering disebut Pasar Terapung Sungai Martapura merupakan sebuah pasar tradisional yang berlokasi di Desa Sungai PinangKacamatan Sungai Tabuk, Banjar. Disepanjang pesisir aliran Sungai Martapura Lok Baintan terlihat perahu menuju lokasi pasar terapung. Perahu tersebut milik pedang atau petani yang memasarkan hasil kebun mereka. Mereka berasal dari berbagai anak Sungai Martapura, seperti Sungai Bakung, Sungai Paku Alam, Sungai Saka Bunut, Sungai Lok Baintan, dan masih banyak lagi. Aktivitas perdagangan di Pasar Terapung Lok Baintan ini dimulai pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 09.30 Wita. Pedagangnya didominasi oleh perempuan dengan memakai tutup kepala atau dalam bahasa Banjar ‘Tanggui’. Mereka menjual berbagai dagangan, seperti sayur-mayur, buah-buahan, kue-kue tradisional khas Banjar, dan lain- lain. Dipasar terapung ini masih berlaku sistem barter, dan uang bukan merupakan alat transaksi utama. Umumnya, dagangan yang dibarter adalh hasil bumi berupa sayur- mayur dan buah-buahan. Jumlah besaran hasil barter tergantung kesepakatan kedua belah pihak. 7. Bukit Rimpi atau Gunung Teletubis Tanah Laut merupakan salah satu kabupaten yang berada di propinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten ini mempunyai banyak tempat wisata, baik pantai maupun pegunungan. Bukit Rimpi ini terletak di Tampang, Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Bukit Teletubbies, sebuah nama yang identik dengan film anak-anak, Teletubbies. Bukit ini dicitrakan sebagai tempat hamparan padang rumput yang luas dan hijau. Di Indonesia, bukit dengan penampakan seperti ini ada di Jawa, namun ternyata di Kalimantan Selatan juga ada. Oleh warga setempat, sebenarnya dinamai Bukit Rimpi karena terletak di wilayah Desa Gunung Rimpi. Nama Bukit Teletubbies disematkan oleh para anak muda pecinta dan penjelajah alam di Kalimantan Selatan karena panoramanya yang indah bak bukit di film Teletubbies. Bukit ini pun baru sekitar dua tahun ini terkenal namanya. 8. Pantai Batakan Pantai Batakan merupakan objek wisata bahari yang terpadu dengan panorama alam pegunungan pantai yang terletak di desa Batakan, kecamatan Panyipatan, kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Disebut dengan Batakan karena dulu ada dua pelaut bersaudara yang berlayar menggunakan sampan (jukung) mengarungi sungai Saluang. Namun, tiba-tiba ombak menghempaskan mereka sampai tiba di suatu daratan. Kini, daratan tersebut dijuluki dengan “Batakan” yang mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Pantai berpasir coklat ini memiliki debur ombak kecil dengan air laut yang tidak begitu jernih. Pohon-pohon kelapa tampak menghiasi tepian pantai, sementara di sisi yang lain, terdapat perkampungan nelayan. Dari pantai ini kita bisa melihat gunung Meratus yang menjulang tinggi dan tampak hijau dengan hiasan pohon-pohon pinus. Di pantai ini, para pengunjung dapat melihat banyak pohon cemara yang hijau serta menjulang tinggi dan tumbuh dengan rapatnya. Saat bulan Juli atau Agustus, di pantai Batakan biasanya ada sebuah ritual yang diadakan oleh para nelayan. Ritual ini dilakukan oleh para nelayan sebagai bentuk terima kasih atas rezeki yang diperoleh dari laut selama setahun dan juga memohon kepada Tuhan agar selamat ketika melaut. 9. Pulau Kembang Pulau Kembang adalah sebuah pulau yang berlokasi ditengah Sungai Barito yang termasuk didalam wilayah Kacamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan Pulau kembang merupakan habitat bagi kera ekor panjang atau yang sering dikenal dengan sebutan monyet dan beberapa jenis burung. Di kawasan hutan wisata ini juga terdapat altar yang diperuntukan sebagai meletakkan sesaji bagi ‘penjaga’ Pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman) oleh masyarakat etnis Tionghoa-Indonesia yang mempunyai kaul atau nazar tertentu. Menurut cerita, Pulau kembang berasal dari kapal Inggris yang dihancurkan oleh orang Biaju pada tahun 1750an atas perintah Sultan Banjar. Puing-puing bekas kapal tersebut lambat laun ditumbuhi pepohonan dan berubah menjadi sebuah pulau yang kemudian didiami oleh sekelompok kera. 10. Jembatan Barito Jembatan Barito adalah jembatan yang melintang di atas Sungai Barito, Prov. Kalimantan Selatan. Jembatan ini berada diwilayah kab. Barito Kuala dan berjarak 15 km dari kota Banjarmasin. Jembatan ini memiliki panjang 1.082 m yang melintasi sungai barito selebar 800 m dan Pulau Bakut selebar 200 m. Jembatan ini merupakan penghubung antara kalimantan selatan dan kalimantan tengah. Jembatan ini pertama kali didirikan pada tanggal 24 april 1997 oleh Presiden Soeharto kala itu dan jembatan ini tercatat dalam rekor muri sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia. 11. Pantai Joras Pantai Joras terletak di Desa Asam Jaya, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut. Pantai ini memiliki pemandangan yang indah, terutama dilihat dari menara Mercusuar dengan air pantai yang berwarnai biru kehijau-hijauan. Di pantai ini juga terdapat banyak kepiting, kerang dan ikan-ikan dan cocok untuk yang suka memancing. THE END^