Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKHIR

POTENSI DESA SERAYA TIMUR

SERAYA TIMUR

Oleh:

I Putu Yoga Sukiantra

KELAS KOMPUTER MEDIUM


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Desa

Desa Pakraman Seraya adalah desa tua yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah pulau Bali,
karena Desa Pakraman Seraya sudah ada sebelum tahun 1343 masehi yaitu Pemerintahan Sri
Jaya Pangus (sesuai peninggalan prasati Slonding). Pada zaman kerajaan Bedahulu pada masa
pemerintahan Sri Astha Sura Ratna Bumi Banten yang didampingi oleh para Menteri dan para
Patih sebanyak tujuh orang sebagai benteng serta menjadi tulang punggung pulau Bali. Ki
kopang bertugas memerintah Desa Pakraman Seraya sebagai benteng saat ada serangan dari
musuh yang masuk dari pinggiran Bali Timur. Akibat ekspedisi Patih Gajah Mada dari
Majapahit, maka Ki Kopang dan para Patih dari Tenganan serta teman seperjuangannya kalah
menghadapi serangan Patih Gajah Mada, sehingga pulau Bali dapat ditaklukan.

Setelah Bali ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit, yang pucuk pimpinan di Bali saat itu adalah
Trah Dalem di Geldel, maka tokoh Agama, seni dan budaya dari Majapahit datang ke Bali dan
menetap sekaligus mengganti pucuk pimpinan di Seraya (Trah Arya Kanuruhan yg sering
disebut Soroh 40 serta mengembangkan seni budaya sampai sekarang, yang kemudian
digulingkan oleh warga Bendesa Mas yg pendatang berasal dari Desa Mas Ubud). Itulah bukti,
bahwa Desa Pakraman Seraya merupakan Desa tua sebagai benteng pulau Bali Timur dari
zaman kerajaan Bedahulu. Di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit di Bali terdapat kerajaan-
kerajaan kecil yang menjadi bawahan Kerajaan Gelgel, seperti di Karangasem yang Rajanya
yang bernama I Dewa Karang Amla berkedudukan di Seledumi (Bale Punduk), keudian pindah
ke Batu Aya, sampai akhirnya terjadi penyerahan kekuasaan Batu Aya (I Dwa Karang Amla)
kepada I Gst Oka yg dari trah I Gst Batan Jeruk menjadi Raja I yang merdeka, dan raja-raja
seterusnya.

Masyarakat Desa Pakraman Seraya menjadi angkatan bersenjata di Kerajaan Karangasem


terutama disaat terjadi Expansi ke Bumi Lombok dengan bersenjatakan tombak dan tameng.
Sampai sekarang seni berperang yang mempergunakan senjata tongkat dan tameng tersebut
masih diwarisi dengan sebutan Magebug atau Gebug Ende yang oleh sebagian masyarakat
disakralkan sebagai sarana untuk memohon turunnya hujan, apabila terjadi musim kemarau yang
berkepanjangan
BAB II

POTENSI DESA
2.1 Potensi Wisata

Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, dan merupajan
daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut .

2.1.1 Pantai Pasir Hitam

Pantai Pasir Hitam merupakan tujuan wisata dengan rating 4.5 yang diberikan pengunjung,
"Wisata dengan pengunjung yang terbilang sepi." mungkin anda juga tertarik untuk mencoba
mengunjungi tempat ini.

2.1.2 Pantai Pangkuh


Pantai Pangkuh di Banjar Dinas Tukad Tiis juga tidak kalah menarik, Pemandangan pantai
pangkuh sangat fantastis, terutama di pagi hari saat matahari terbit. Daya tarik utama dari pantai
ini terletak pada pemandangan tebing bebatuan yang terbentuk secara alami dan hamparan pasir
hitamnya. Pasir pantai yang ada di Desa Seraya Timur adalah pantai dengan pasir hitam. Pantai
menjadi salah satu fungsi utama berlabuhnya jukung nelayan setelah selasai melaut. Jadi jika
anda suka liburan ke tempat wisata yang lebih tenang, jauh dari keramaian, maka tempat wisata
pantai yang ada di Desa Seraya Timur adalah salah satu daerah yang harus anda kunjungi saat
liburan berikutnya. Bagi wisatawan yang memiliki hobi memancing akan disediakan tempat
memancing (Batu Salyang) karena tempat ini sudah menjadi primadona pemancing, anda juga
dapat menyewa jukung milik nelayan setempat. Pantai yang dijangkau selama 3 jam ( 90 KM
dari Denpasar) dan sekitar 13 km ke arah Timur, Kota Amlapura Karangasem. Jarak dari jalan
utama Seraya-Amed , jarak dari Banjar Dinas Tukad Hitem sekitar 1 km.

2.2 Potensi Desa


Potensi sumber daya alam adalah adanya kekayaan atau keunggulan sumber daya alam
yang ada di suatu wilayah yang bisa dikembangkan, dimanfaatkan, dan digunakan oleh manusia.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa
karena iklim tropis yang dimilikinya.

2.2.1 Jagung Seraya


Desa Seraya terbagi menjadi tiga desa dinas, yakni Desa Seraya Barat, Seraya Tengah
dan Seraya Timur. Namun ketiganya tergabung dalam satu desa adat, yakni desa Adat Seraya,
yang biasa juga disebut dengan Desa Sraya.

Mata pencaharian warga Desa Seraya sebagian besar menjadi petani dan nelayan. Petani
musiman—menunggu musim hujan. Karena pada saat musim hujanlah warga mengelola
lahannya yang berbatu-batu itu.

Yang ditanam adalah jagung. Namun, meski Jagung seraya cukup diminati, namun tidak banyak
juga warga yang kini mau menanam jagung. Budaya menanam jagung mulai terkikis dan banyak
warga memilih untuk merantau ke kota besar ketimbang menanam jagung.

Ya, kini banyak petani yang enggan menanam jagung. Penyebabnya, jagung sudah bukan
menjadi konsumsi pokok, sudah dikalahkan beras. Selain itu, akibat musim penghujan yang tidak
menentu, sering pula membuat petani merugi.

“Amulto tuyuhe metajuk, jeg mati kebusan jagunge!” gumam petani dengan logat khas Desa
Seraya. Artinya, sebegitu giat menanam, tiba-tiba jagung mati kepanasan.
Tentu saja mereka harus giat, dan melelahkan. Untuk mengolah lahan kering, mereka biasanya
memakai jasa sapi untuk menarik tenggala agar tanah bisa gembur. Tenggala adalah alat untuk
menggemburkan tanah tempat benih jagung ditanam.
Namun kini banyak petani yang tidak memiliki sapi. Sehingga para petani terbiasa
menarik tenggala itu dengan tenaganya sendiri. Bisa terbayang bagaimana kekecewaan mereka
yang lelah usai menanam jagung, namun jagung gagal hidup karena hujan tak kunjung datang.

2.2.2 Ikan Tongkol


Desa Seraya Timur terletak di kawasan timur Pulau Bali, Kabupaten Karangasem. Secara
Geografis Desa Seraya Timur terletak di pesisir pantai yang lautnya memiliki beragam biota laut.
Dengan kekayaan laut yang melimpah tersebut maka mayoritas pencaharian utama masyarakat
Desa Seraya Timur yang berada di wilayah pesisir pantai adalah sebagai nelayan. Hasil
tangkapan nelayan di Desa Seraya yaitu ikan tongkol.

Selain dijual segar ikan tongkol juga di produksi menjadi pindang. Pindang merupakan hasil
olahan ikan dengan cara kombinasi perebusan dan penggaraman. Produk yang dihasilkan
merupakan produk awetan ikan dengan kadar garam rendah. Pindang dipasarkan ke berbagai
tempat seperti di daerah Klungkung, Tabananan dan Denpasar.

Harga pindang tidak bisa ditentukan, karena tergantung hasil tangkapan nelayan. Pada musim
tertentu kadang ikan yang di dapat melimpah, kadang kala nelayan tidak memperoleh tangkapan.
Ketika tangkapan ikan melimpah harga ikan murah sedangkan pada saat hasil tangkapan ikan
langka harga ikan melonjak tinggi/mahal.

2.3 Potensi UMKM

Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang independen atau berdiri sendiri baik
yang dimiliki perorangan atau kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan
utama. Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah.

2.3.1 Seraya Popcorn


Seraya Popcorn adalah produk olahan biji jagung yang diproduksi sebagai popcorn siap
santap. Popcorn tersedia dalam tiga varian rasa, yaitu: original, caramel dan terasi. Seraya
Popcorn dikemas dalam ukuran 100 gram. Seraya Popcorn bisa bertahan hingga empat bulan
setelah diproduksi. Tanggal kadaluarsa (expired date) dari masing-masing produk termuat di
kemasan.

Bahan

 Jagung
 Minyak Goreng
 Garam
 Terasi (untuk varian terasi)
 Gula Bali (untuk varian caramel

Cara Membuat

 Panaskan minyak/margarin terlebih dahulu dengan takaran secukupnya.


 Masukkan biji jagung perlahan sambil mengaduk dengan sendok dan menutup wajan,
biarkan jagung meletup sempurna.
 Angkat dan tiriskan minyak agar rasa dan bentuk lebih tahan lama dan tuangkan ke
wadah penyajian.
 Tambahkan sedikit garam dapur atau perasa lainnya (terasi/Gula Bali) sesuai rasa yang
diharapkan.

2.3.2 Kerajinan Ata

Apakah anda kenal kerajinan ate dari Bali. Mungkin ate jarang dikenal secara umum oleh
masyarakat Indonesia. Jika diamati sepintas, kerajinan anyaman ate tersebut mirip dengan rotan.
Ate ini memiliki batang yang panjang mirip dengan rotan, dan tumbuhnya bisa ditemukan di
hutan-hutan di Bali. Namun selama ini, ate yang digunakan oleh pengrajin Bali adalah ate yang
berasal dari luar Bali seperti ate dari Jawa, Sumatera dan Flores. Hal tersebut disebabkan oleh ate
yang tumbuh di Bali, batangnya kecil-kecil sehingga kurang baik untuk dipakai sebagai bahan
kerajinan.
Di Kabupaten Karangasem, kerajinan anyaman ate telah mampu menyerap tenaga kerja yang
cukup banyak. Kegiatan anyam-menganyam ini umumnya, dikerjakan oleh ibu-ibu, yang sudah
menjadi budaya turun-temurun sejak jaman dahulu kala. Kerajinan anyaman ate tersebut antara
lain dikerjakan oleh masyarakat di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, di Desa Tenganan,
Kecamatan Manggis, dan di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem. Selain itu kerajinan anyaman
ate tersebut juga berkembang di beberapa tempat seperti Kecamatan Selat dan Abang. Maka
tidak heran kalau kerajinan anyaman ate ini telah menyerap ribuan tenaga kerja di Kabupaten
Karangasem.

Kerajinan anyaman ate ini juga menjadi produk unggulan Kabupaten Karangasem, yang
dikerjakan secara handmade tidak menggunakan mesin dan memiliki sifat bahan yang awet tahan
lama. Selain itu, produk ini ramah lingkungan karena limbah dari anyaman ate ini mudah
mengalami proses daur ulang secara alami sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Untuk Desa Seraya sendiri, umumnya kerajinan anyaman ate dikerjakan hanya untuk mengisi
waktu luang atau selingan, karena sebagian besar profesi utama mereka adalah sebagai petani
dan peternak. Masyarakat di Desa Seraya sebagian besar merupakan pengrajin ate yang telah
tergabung dalam beberapa kelompok pengrajin. Kelompok-kelompok tersebut mendapat tugas
masing-masing, yaitu ada beberapa kelompok yang membuat barang dasar yang belum di
modifikasi, kelompok membuat aksesoris seperti tali dan lapisan kain dalam kerajinan ate yang
berbentuk tas maupun kelompok pengrajin yang memodifikasi hasil barang dasar sehingga
memiliki bentuk yang artisstik sehingga memiliki nilai jual yang lebih. Pengrajin di Desa Seraya
hampir dapat ditemui di setiap rumah penduduk. Di Desa Seraya dapat ditemui dari proses
menganyam, memodifikasi bentuk, melakukan pewarnaan, pengovenan serta finishing dan
pengemasan. Adapun produk-produk kerajinan anyaman ate yang dihasilkan antara lain seperti
berbagai macam bentuk tas, kotak tisu, basket (bakul besar dari ate), tempat buah dan banyak
lagi yang lainnya.

2.4 Potensi Budaya

2.4.1 Megibung

Megibung dimulai dari masak masakan khas traditional Bali secara bersama-sama, baik
itu nasi maupun lauknya. Setelah selesai memasak, warga kemudian menyiapkan makanan itu
untuk disantap. Nasi putih diletakkan dalam satu wadah yang disebut gibungan, sedangkan lauk
dan sayur yang akan disantap disebut karangan. Tradisi megibung ini dilangsungkan saat ada
upacara adat dan Keagamaan di suatu tempat, terutama di daerah Karangasem, misalnya dalam
Upacara yadnya seperti pernikahan, odalan di pura, ngaben, upacara tiga bulanan, dan hajatan
lainnya. Pada kegiatan ini biasanya yang punya acara memberikan undangan kepada kerabat
serta sanak saudaranya guna menyaksikan prosesi kegiatan upacara keagamaan tersebut.
Sehingga prosesi upacara dapat berlangsung seperti yang diharapkan.

Ada beberapa etika yang perlu diperhatikan saat acara megibung, sebelum makan kita harus cuci
tangan terlebuh dahulu, tidak menjatuhkan remah/ sisa makanan dari suapan , tidak mengambil
makanan disebelah kita, jika salah satu sudah merasa puas dan kenyang dilarang meninggalkan
temannya, walaupun aturan ini tidak tertulis tapi masih diikuti peserta makan megibung.
Di Karangasem, makan megibung secara maraton pernah dilakukan ketika awal pemerintahan
Bupati Wayan Geredeg. Makan megibung yang dilakukan tanggal 26 Desember 2006 lalu ini
digelar di Taman Sukasada Ujung dengan jumlah peserta tidak kurang dari 20.520 orang.
Karangasem memiliki beberapa tempat wisata dan juga tradisi unik, sehingga banyak wisman
yang menghabiskan waktu liburan di Ujung Timur Bali ini.

2.4.2 Gebug Ende

Gebug Ende, terdapat di Desa Seraya (Kec. Karangasem), ”perang api ” (Teteran) di
Desa Jasri (Kec. Karangasem), ”perang Jempana” dan ”perang pelepah pisang” (Tetabahan) di
Desa Bugbug (Kec. Karangasem), Mesabat-sabatan biyu (perang buah pisang) di Desa Tenganan
Dauh Tukad, dan ”perang pandan berduri” yang dikenal dengan Mekare-kare terdapat di Desa
Tenganan Pegeringsingan (Kec. Manggis) salahsatu desa penduduk Bali Aga (Bali asli).

Ada salahsatu tradisi budaya yang dimainkan terkait saat mulai musim kemarau tiba seperti
musim sekarang ini sasih kapat bulan Oktober–Nopember, yaitu Gebug Ende Seraya (Perang
Rotan) di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem. Kini Desa Seraya telah dimekarkan menjadi
tiga wilayah masing-masing Desa Seraya (induk), Seraya Barat dan Timur. Jaraknya 10 km dari
kota Amlapura setelah melewati obyek wisata Taman Soekasada Ujung. Jika di lihat di peta
Pulau Bali, wilayah berada paling ujung timur.

Secara Geografis desa ini tanahnya tandus. Hampir setiap tahun bila musim kemarau tiba desa
ini membutuhkan bantuan tambahan air minum/mandi meskipun air minum PDAM sudah
masuk ke Seraya. Seraya juga masih menyimpan sejumlah identitas lain dengan kualitas relativ
baik . Misalnya di bidang hasil bumi, dikenal jagung Seraya yang rasanya gurih dan empuk,
merupakan produk kecil dari beberapa bidang tanah yang bisa di tanami. Dan Seraya dikenal
memiliki fisik rata-rata kuat.

Keadaan geografis yang tandus itulah, maka masyarakat Seraya khususnya memiliki tradisi
budaya religius itu memohon turunnya hujan. Untuk terkabulnya permohonan itu mereka
biasanya menggelar tradisi yang namanya Gebug Ende (perang rotan), biasanya dilakukan pada
musim kemarau tiba. Bagaimana bentuk atraksinya?
Plak, plak, plak, cebet, cebet. Begitu suara pukulan sebatang rotan membentur ende (perisai) dan
sekali-kali menerpa tubuh lawan. Meski tubuhnya terkena pukulan rotan, mereka merasa
gembira dan sembari menari-nari kegirangan. Sementara suara gamelan baleganjur bertalu-talu
sebagai pengiring memanaskan suasana ”perang”. Penonton pun sorak-sorai unruk memberika
suport. Mereka bertanding satu lawan satu. Sebatang rotan sebagai alat pemukul panjangnya
sekitar satu meter. Sedangkan alat penangkisnya sebuah perisai bergaris tengah 60 cm terbuat
dari lapisan kulit sapi kering yang terikat pada bingkai kayu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seraya Timur merupakan suatu Desa yang berada di Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, Provinsi Bali, Indonesia. Desa ini terletak di ujung paling timur Pulau Bali. Desa
ini memiliki luas wilayah seluas 9,36 km 2 dengan jumlah penduduk pada Tahun 2023 sebanyak
8457 orang.

Desa Seraya Timur memiliki topografi wilayah yang umumnya tidak datar yakni berada di
daerah lereng dan perbukitaan yang berada di pesisir Pantai. Desa Seraya Timur ini memiliki
beberapa potensi desa meliputi potensi wisata, SDA, UMKM dan budaya. Potensi Wisatanya
antara lain Pantai Pangkuh, Pantai Songan, Bukit Mencol, dan Tebing Tegal Ceraken. Potensi
SDA berupa ikan tongkol dan jagung seraya. Potensi UMKM berupa Seraya Popcorn, Kerajinan
Ata dan Kain Tenun. Serta Potensi budaya yaitu megibung dan Gebug Ende.

3.2 Saran

Saya harap kedepanya desa searaya timur bisa menjadi desa yang lebih maju dengan
potensi yang di miliki oleh desa seraya timur,dan SDA di desa seraya timur bisa di berdayakan
oleh masyarakat desa,supaya bisa membangun ekomomi yang berkecukupan dan menjadi desa
yang Makmur.
DAFTAR PUSTAKA

https://tatkala.co/2022/11/30/seraya-popcorn-usaha-kreatif-agus-tripayana-
membangkitkan-jagung-desa-seraya/

https://serayatimur.desa.id/potensi-desa/pindang-ikan-tongkol/

Anda mungkin juga menyukai