TEORI
PERUBAHAN
KELEMBAGAAN
Kelompok 01
• Ida Ayu Made Asdhi Wulandari (2007511053)
• Yustina Medy Rosila Christy (2007511056)
• Aliya Nabila Nisriina (2007511181)
• Belicia Esperanza Constantine Manuella Da Costa Soares (2007511210)
• Kadek Helia Rayani (2007511272)
01
Perubahan Kelembagaan dan Transformasi
Permanen
02
Perubahan Kelembagaan dan Kelompok
Kepentingan
03
Alat Ukur dan Variabel Perubahan
Kelembagaan
04
Organisasi, Pembelajaran, dan Perubahan
Kelembagaan
Perubahan Kelembagaan
Perubahan kelembagaan memiliki keuntungan bagi masyarakat hanya jika biaya- biaya yang
muncul akibat perlindungan hak-hak (protection of rights) lebih kecil ketimbang penerimaan
(gains) dari alokasi sumber daya yang lebih baik. Apabila biaya yang muncul terlalu tinggi,
mungkin diperlukan langkah untuk mendesain kelembagaan nonpasar (nonmarket
institutions) dalam rangka mencapai alokasi sumber daya yang lebih efisien (Hayami dan
Ruttan, 1985:103).
Pada kasus di sektor pertanian, misalnya, persoalan yang umum dijumpai
adalah keengganan petani untuk mengambil risiko (risk averse) apabila dihadapkan
dengan penggunaan/perubahan teknologi. Pemerintah dapat memengaruhi atau
mengubah sikap tersebut dengan mengeluarkan kebijakan, misalnya penjaminan
risiko (risk guarantee) sehingga petani mau mengambil kesempatan untuk
mengadopsi teknologi baru. Bila jalur ini berhasil, maka proses perubahan
kelembagaan akan terjadi.
Organisasi Kelembagaan
Dalam praktiknya, kegiatan transaksi ekonomi selalu memakai satu diantara dua instrumen
berikut: pasar (market) atau organisasi (organization). Menurut Coase, pasar dan organisasi
merupakan dua tipe ideal koordinasi dalam proses transaksi pertukaran (exchange
transactions).
Pasar Organisasi
Pasar yang ideal (ideal market) organisasi yang ideal (ideal organization) dicirikan
dikarakteristikkan oleh fakta bahwa hukum sebagai keseluruhan bentuk koordinasi transaksi
harga (price act) sebagai ‘kecukupan yang tidak menggunakan instrumen hara untuk
statistik’ (sufficient statistics) bagi sumber mengomunikasikan informasi diantara pelaku-
pengambilan keputusan individu. pelaku transaksi.
Bagan 2.1 mengilustrasikan model koordinasi tersebut, dengan meletakkan informasi
sebagai variabel yang harus dikoordinasikan dalam kegiatan atau transaksi ekonomi.
Spesialisasi
Kordinasi
dalam kasus ekspektasi terhadap peningkatan Sedangkan dalam kasus pasar tidak sempurna, misalnya
pendapatan, perubahan kelembagaan akan informasi yang asimetris maupun monopoli, perubahan
dikerjakan, baik secara spontan maupun kelembagaan berekasi terhadap kegiatan transaksi pasar maupun
tersistematisasi, karena manfaat yang diterima lebih organisasi. Jika, koordinasi yang pasar yang terjadi, maka
besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. berlaku hukum exit and entry (keluar dan masuk). Artinya jika
Sebaliknya, bila ekspektasi terhadap perubahan pelaku pasar masih merasa bisa bertahan dalam pasar tidak
kelembagaan akan meimbulkan kerugian yang lebih sempurna, maka mereka akan merekontruksi pola interaksi baru
besar maka kemungkinan perubahan tidak akan yang bisa memperbaiki beberapa aspek, misalnya informasi.
diambil.
Sesi Diskusi
Terima Kasih
Cara mainnya?
Kita akan memainkan 3 jenis permainan yang berbeda.
Pertanyaan No.1
Pertanyaan
No.2
Yang manakah diantara hewan dibawah ini
yang makan wortel?
B. Kelinci
Pertanyaan No.3
Tebak Kata
K - U - C - ... - N - ...
Jawabannya adalah
Kucing