Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI KELEMBAGAAN ( EKI 416 G1 )

“Teori Ekonomi Biaya Transaksi”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dra. Ida Ayu Nyoman Saskara, M.Si.

Kelompok 3

 I Putu Aditya Suryadana ( 1907511037 ) ( Absen 7 )


 Bastanta Ginting ( 1907511043 ) ( Absen 8 )
 I Wayan Dipa Sudiksa ( 1907511046 ) ( Absen 9 )

Program Studi Sarjana Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

Denpasar

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmatnya, kami
kelompok 3 sebagai penyusun makalah ini dapat menyelesaikannya secara sederhana dan
tepat waktu. Adapun karya tulis ini kami buat dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
konsep Teori Ekonomi Biaya Transaksi.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas dari Ibu Dosen Pengampu : Prof. Dr.
Dra. Ida Ayu Nyoman Saskara, M.Si. Pada mata kuliah Ekonomi Pembangunan
Berkelanjutan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana. Selain itu, penyusun
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kami menyadari
bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun
tulisan. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran guna lebih
menyempurnakan penulisan pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga karya ini
dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan kita semua.

Denpasar, Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Biaya transaksi dan biaya produksi jelaslah berbeda. (Biaya) produksi sendiri
didefinisikan sebagai aktivitas menciptakan manfaat pada masa sekarang dan mendatang (faktor-
faktor produksi) ke dalam output.

Adapun rasionalitas terbatas dan perilaku oportunistik yang menjadi asumsi perilaku
dimana analisis biaya transaksi beroperasi. Rasionalitas terbatas (bounded rationality) merujuk
kepada tingkat dan batas kesanggupan individu untuk menerima, menyimpan, mencari kembali,
dan memproses informasi tanpa kesalahan. Sedangkan perilaku oportunistik adalah upaya untuk
mendapatkan keuntungan melalui praktk yang tidak jujur dalam kegiatan transaksi.

Biaya trasaksi sebenarnya tidak lain adalah biaya-biaya yang muncul berkenaan dengan
informasi, dan agar pertukaran atau perdagangan bisa terjadi dengan biaya transaksi yang murah,
masing-masing pelaku ekonomi harus mengeluarkan sumber daya.

Faktor yang paling penting yang memengaruhi besaran iaya transaksi adalah sifat hak-
hak kepemilikan di dalam masyarakat. Ahli-ahli kelembagaan mempercayai bahwa adanya
perubahan kesepakatan kelembagaan mengenai hak-hak kepemilikan akan memberikan dampak
terhadap pencapaian ekonomi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Biaya Transaksi ?

2. Apa yang dimaksud dengan Rasionaliatas Terbatas Dan Perilaku Oportunistik ?

3. Apa yang dimaksud dengan Biaya Transaksi Dan Efisiensi Ekonomi ?

4. Apa yang dimaksud dengan Determinan Dan Variabel Biaya Transaksi ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk Mengetahui apa itu Biaya Transaksi

2. Untuk Mengetahui apa itu Rasionaliatas Terbatas Dan Perilaku Oportunistik


3. Untuk Mengetahui apa itu Biaya Transaksi Dan Efisiensi Ekonomi

4. Untuk Mengetahui apa itu Determinan Dan Variabel Biaya Transaksi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biaya Transaksi

Biaya transaksi adalah biaya yang digunakan untuk menjalankan sistem ekonomi: biaya
kordianasi dan biaya motivasi. Dari pengertian para ahli maka pengertian biaya trasaksi dapat
diringkas jadi biaya transaksi adalah ongkos yang digunakan untuk negosiasi, mengukur dan
memaksakan pertukaran. Dan menurut Mburu biaya transaksi dapat dibedakan menjadi 3 kategri
yaitu (1) biaya pencarian dan informasi,(2) biaya dan keputusan atau mengeksekusi kontrak dan
(3) biaya pengawasan, pemaksaan dan pemenuhan/pelaksanaan. Untuk masing-masing tiga jenis
biaya transaksi tersebut dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu (1) biaya transaksi tetap yaitu
investasi spesifik yang dibuat dalam penyusunan kesepakatan kelembagaan, (2) biaya transaksi
variabel yaitu biaya yang tergantung pada jumlah dan volume transaksi.

Secara spesifik biaya transaksi bisa dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu :

 Biaya menyiapkan kontrak atau secara sempit biaya diartikan sebagai biaya pencarian
dan informasi
 Biaya menyukseskan kontrak atau biaya untuk negosiasi dan pengambilan keputusan
 Biaya pengawasan dan pertukaran kewajiban yang tertuang dalam kontark.

Literatur ekonomi biaya transaksi mengidentifikasi tiga biaya yang penting dalam
pertuakaran (Dietrich, 1994 :24). Pertama biaya yang muncul atas perbedaan yang terjadi
belakangan setelah hubungan kontrak diselesaikan dan biaya persoalan untuk meyelesaikan
bagaimana persoalan perbedaan tersebut. Kedua biaya yang digunakan negosiasi yang berkenaan
dengan rencana yang dibuat. Ketiga biaya pembuatan rencana yang dalam implementasinya bisa
ditegakan oleh pihak ketiga. Dari sudut pandang yang lain biaya transaksi tersebut dapat pula
dipisahkan menjadi biaya transaksi sebelum kontrak dan sesudah kontrak . biaya sebelum
kontrak adalah biaya membuat draff, negosiasi, dan mengamankan kesepakatan. Sedangkan
biaya transaksi sesudah kontrak meliputi

1. Biaya kegagalan adaptasi ketika transaksi menyimpang dari kesepakata yang telah
disepakati oleh semua pihak
2. Biaya negosiasi tawar menawar hal ini terjadi jika upaya bilateral dilakukan untuk
mengoreksi penyimpangan setelah kontrak
3. Biaya merancang dan menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan struktur tata
kelola pemerintah apabila terjadi sengketa.
4. Biaya pengikatan agar komitmen yang telah dilakukan bisa terjamin

2.2 Rasionaliatas Terbatas Dan Perilaku Oportunistik

Dua asumsi dimana analisi biaya transaksi beroperasi dan tanpa operasi ini studi yang
bakal tidak terarah adalah rasionalitas terbatas dan perilaku oportunis yang secara umum
terwujud untuk menghidari kerugian, penyimpangan moral, penipuan, melalikan kewajiban, dan
bentuk-bentuk perilaku strategis lainnya (Wiliamson, 2005; dalam Rossiaud dan Locatelli,
2010;5);untuk menjelaskan sistem kontrak dan struktur kepemilikan perusahaan “Bound
rationality”.

Rasionalitas yang terbatas (bounded rationality) ditandai dengan aktivitas mencari dan
memuaskan. Alternatif dicari dievaluasi secara berurutan. Jika sebuah alternative telah
memenuhi kriteria minimum secara implisit maupun eksplisit, maka dikatakan memuaskan dan
pencarian selesai.

Perilaku opertunistik adalah upaya mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak jujur
melalui kegiatan transaksi. Namun keuntungan yang didapat bersifat keunggulan produktif
(misalnya lokasi yang unik atau bahkan keterampilan yang berbeda) tidak dianggap sebagai
sikap opertunitis

2.3 Biaya Transaksi Dan Efisiensi Ekonomi

Dalam komunitas tradisional di pedesaan dimana modal sosial masih sangat kuat, biaya
transaksi rendah. Ketika masyarakat semakin kompleks dan hubungan tidak lagi bersifat personal
biaya transaksi menjadi semakin mahal. Dengan biaya transaksi mahal menyebabkan transaksi
ekonomi tidak efisien. Dimana untuk meningkatkan efisiensi ekonomi tersebut biaya transkasi
harus turun. Beasarnya biaya transaksi bisa terjadi karena adanya penyimpangan dalam wujud (i)
penyimpangan atas lemahnya jaminan kepemilikan (ii) penyimpangan pengukuran atas tugas
yang kompleks dan prinsip beragam (iii) penyimpangan intertemporal yang dapat membentuk
kontrak yang timpang responsipatas waktu yang nyata, ketersembunyian informasi yang panjang
dan penyalahgunaan strategis (iv) penyimpangan yang muncul akibat kelemahan yang
berhubungan dengan pembangunan dan reformasi ekonomi dan (v) kelemahan integritas.

Inefisiensi ekonomi dalam wujud kenaikan biaya transaksi bisa terjadi karena :

Lemahnya atas jaminan hak kepemilikan

1. Penyimpangan atas pengukuran atas tugas yang kompleks


2. Penyimpangan intertemporal karena kontrak yang timpang, ketersembunyian informasi;
penyalahgunaan strategis
3. Penyimpangan karena kelemahan kelembagaan

Kelemahan integritas Diperlukan biaya adaptasi yang meliput:

 Biaya akibat dari kontrak yang terjadi tidak optimal akibat perubahan situsi
 Biaya negosiasi untuk mendapatkan skema kontrak yang lebih baik
 Biaya arbitrasi di pengadilan jika terjadi sengkela

1. Perusahaan, birokrasi, organisasi, dll merupakan entitas yang memiliki tata kelola
(governance). Di dalamnya terjadi transaksi/interaksi antar individu/bagian, juga interaksi
dengan pihak luar. Transaksi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan kelembagaan
eksternal yang tingkatannya lebih tinggi.
2. Perubahan lingkungan kelembagaan eksternal berpengaruh terhadap transaksi yang
terjadi.
3. Transaksi dalam suatu governance juga dipengaruhi oleh sifat individu yang cenderung
opportunis, self interest, greedy, strategic dll.

2.4 Determinan Dan Variabel Biaya Transaksi

(Zhang, 2000) faktor-faktor yanfg mempengaruhi biaya transaksi pada dasarnya dikelompokkan
menjadi 3 bagian yaitu

1. What : Mengenai seikat hak yang memeiliki banyak atribut yang beragam meliputi nilai,
pengukuran, kebijakan, pemaksaan yang beragam untuk setiap kasus
2. Who terkait dengan karakteristik aktor yang bounded rational, opportunis dan
asymmetrical information
3. How : bagaimana kelembagaan secara teknis, sosial, menata dan mengelola pertukaran

Penjelasan skema determinan biaya transaksi

Berdasarkan penjelasan tentang definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi bearan biaya
transaksi, Beckman (2000) memformulasi empat determinan biaya transaksi:

1. Atribut aktor/pelaku yang melekat (rasionalitas terbatas dan oportunisme) menentukan


besaran transaksi
2. Sifat/atribut transaksi (spesifitas asset, ketidakpastian, frekuensi)
3. Dipengaruhi hal-hal yang berkaitan dengan struktur tata kelola (market, hierarki, hybrid,
regulasi, dll)
4. Dipengaruhi oleh faktor yang berdekatan aspek lingkungan kelembagaan Dari keempat
determinan tersebut dapat diturunkan lagi menjadi variable yang lebih rinci dan terukur

Collins dan Fabozzi (1991:28) menjelaskan bagaimana konsep biaya transaksi dengan sedemikian
kompleksnya dan dapat diderivasi ke dalam bentuk variabel-variabel yang mudah diukur, seperti:

 Biaya transaksi = biaya tetap + biaya variabel;

 Biaya tetap = komisi + transfer fees + pajak;

 Biaya variabel = biaya eksekusi + biaya oportunitas;

 Biaya eksekusi = price impact + market timing costs;


 Biaya oportunitas = hasil yang diinginkan – pendapatan aktual – biaya eksekusi – biaya
tetap

Biaya transaksi juga dapat diklasifikasikan ke dalam variabel-variabel seperti ;Organisasi


tenaga kerja dan pengguna, Mengolah informasi, Koordinasi pemasok, Memotivasi pelanggan,
Mengelola distributor, Memuaskan pemegang saham dan peminjam, Fee, komisi, cukai, dan
pajak, Penelitian dan pengembangan, Biaya-boaya penjualan, umum, dan administratif, Laporan
neraca keuangan yang telah diaudit

2.5 KASUS
Pemerintah memilih menerapkan kebijakan pengampunan pajak dan melepaskan
penerimaan negara yang seharusnya lebih besar dengan tujuan jangka panjang. Penerapan
pengampunan pajak ini tentunya akan memberikan informasi yang lebih transparan sehingga ke
depannya penerimaan pemerintah akan lebih besar. Adanya pengampunan pajak juga dapat
meningkatkan tax base di masa yang mendatang. Akan tetapi, ada hal pokok yang harus
digarisbawahi pada kebijakan ini yaitu dari segi informasi. Dengan pengampunan pajak,
pemerintah menghemat banyak biaya untuk membawa para penghindar pajak ke pengadilan.
Selain itu, informasi sepenuhnya adalah milik pemegang aset itu sendiri. Dengan kebijakan ini
pemerintah dapat mengusut secara detail orang yang sengaja mangkir dari pajak. Pemerintah
tentunya memiliki badan berwenang yang dapat menggali informasi seperti PPATK atau
mungkin memanfaatkan hubungan internasional dari Monetary Authority Securities di
Singapura. Kebijakan ini memberikan contoh bagaimana pemerintah menekan biaya transaksi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA:

Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan. Paradigma, Teori dan Kebijakan Jakarta:
Erlangga.

https://medium.com/@heynuril/teori-ekonomi-biaya-transaksi-ekonomikelembagaan4-
49975568bb8a (diunduh 30 sepetember 2020)

Anda mungkin juga menyukai