Anda di halaman 1dari 15

TEAM BASED PROJECT

“KETENAGAKERJAAN , PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DI PROVINSI


DKI JAKARTA”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudibia, S.U

Disusun Oleh :

Kelompok 3

I Putu Aditya Suryadana 1907511037

Gabriel Daniel Fandi 1907511133

I.G.P Arya Wira Ramajaya 1907511074

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja.................................................................6
2.2 Tingkat pengangguran terbuka di DKI Jakarta 2019-2021.......................................7
2.3 Jumlah Penduduk Miskin DKI Jakarta.......................................................................7
2.4 Tingkat Pengangguran Terbuka DKI Jakarta............................................................9
2.5 Gini Rasio Kemiskinan DKI Jakarta.........................................................................10
2.6 Jenis-jenis pekerjaan penduduk di DKI Jakarta......................................................11
2.7 Penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta pasca pandemi covid 19........................11
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
KESIMPULAN...................................................................................................................14
RUJUKAN...........................................................................................................................14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmatnya, kami sebagai Kelompok 3,
sebagai penyusunan makalah ini dapat menyelesaikannya secara sederhana dan tepat waktu.
Adapun penugasan Team Based Project ini kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat
dipercaya yang kami cantumkan dalam lembar Daftar Pustaka dengan harapan karyaini dapat
menambah pengetahuan kita tentang “Penduduk dan Pembangunan Ekonomi”. Penulisannya
didasari dari sumber-sumber dibuku dan internet. Team Based Project yang berjudul
“KETENAGAKERJAAN , PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DI PROVINSI DKI
JAKARTA” disusun guna memenuhi tugas dari Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudibia, S.U.. pada mata kuliah
Teori dan Kebijakan Ekonomi Kependudukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun
tulisan. Oleh sebab itu kami sangat mengahrapkan kritik dan saran guna lebih menyempurnakan
penulisan pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga karya ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan kemampuan kita semua.

Denpasar, 5 Oktober 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, pekerja pada sektor formal berjumlah lebih banyak yaitu sebesar 61,74%
dibandingkan dengan pekerja sektor informal sebesar 38,26% dari seluruh pekerja di DKI
Jakarta. Artinya, angka ini mengatakan bahwa tiga dari lima pekerja di DKI Jakarta
adalah pekerja formal.
Berdasarkan data dari survei angkatan kerja nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa
adanya penambahan pekerja pada sektor formal sebanyak 46.282 orang pada Agustus
2021. Penambahan tenaga kerja ini berasal dari pengangguran pada Agustus 2020 dan
tenaga baru yang sudah mulai bekerja. Peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor
formal ini menjelaskan bahwa adanya peningkatan kualitas pekerja di Jakarta karena
untuk menjadi pekerja formal diperlukan skill tertentu. Hal tersebut sejalan dengan
peningkatan jumlah pekerja terdidik mencapai 114 ribu orang.
Untuk tenaga informal sendiri, penambahan juga terjadi meskipun tidak sebesar pekerja
formal. Jumlah tambahan pekerja informal adalah sebanyak 31.882 orang. Jumlah ini
berasal dari pengangguran pada Agustus 2020 dan tenaga kerja baru. Jika melihat
berdasarkan sektor pekerjaan, terdapat 11 dari 17 sektor pekerjaan yang mengalami
peningkatan jumlah dari Agustus 2020 hingga Agustus 2021. Sektor yang mengalami
peningkatan paling tinggi adalah sektor jasa perusahaan dengan tambahan sebesar
19,93% atau sebanyak 39.069 pekerja. Lalu peningkatan terbesar kedua terjadi pada
sektor industri pengolahan dengan tambahan sebanyak 30.208 pekerja. Sementara itu
penurunan jumlah pekerja juga terjadi di beberapa sektor. Sektor real estat menjadi sektor
dengan penurunan pekerja paling tinggi dengan jumlah mencapai  36.182 pekerja. Lalu,
diikuti oleh sektor jasa lainnya yang mengalami penurunan jumlah pekerja sebanyak
24.323 pekerja. Untuk jumlah tenaga kerja terbanyak berada pada sektor perdagangan
besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dengan persentase sebesar 25,47% atau
sebanyak  1.206.437. Lalu, pekerja pada sektor pengadaan listrik dan gas menjadi sektor
dengan pekerja paling sedikit yaitu 12.801 pekerja.
Tingkat kemiskinan di provinsi yang dipimpin Anies Baswedan itu paling tinggi dalam 20
tahun terakhir. Sebelumnya, tingkat kemiskinan tertinggi di Jakarta terjadi pascakrisis
finansial pada 2000 yang sebesar 4,96%.
Tingginya tingkat kemiskinan di Jakarta seiring daya beli masyarakat yang melemah
ketika pandemi corona. Selain itu, banyak penduduk Jakarta yang harus terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK). Data BPS menunjukkan, tingkat pengangguran
terbuka (TPT) di Jakarta mencapai 8,51% pada Februari 2021. Dari jumlah itu, ada
119.824 orang yang menganggur karena terdampak pagebluk. Pemberlakukan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat pada 3-20 Juli 2021 dapat kembali
memicu bertambahnya penduduk Jakarta yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Pasalnya, kebijakan tersebut membatasi sejumlah aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan
usaha dan jual-beli.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi ketenagakerjaan di provinsi DKI Jakarta?
2. Bagaimana kondisi pengangguran di provinsi DKI Jakarta?
3. Bagaimana kondisi Kemiskinan di provinsi DKI Jakarta?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan di provinsi DKI Jakarta
2. Untuk mengetahui kondisi pengangguran di provinsi DKI Jakarta
3. Untuk mengetahui kemiskinan di provinsi DKI Jakarta
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Penduduk yang
termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang
bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Penduduk Provinsi DKI Jakarta Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kelompok Umur
dan Angkatan Kerja 2019-2021

Kita bisa melihat bahwa data penduduk Provinsi DKI Jakarta yang berumur 15 tahun
keatas dan Angkatan kerjanya. Pada 2020 DKI Jakarta memiliki pengangguran tertinggi
diantara tahun 2019-2021 yaitu 82.870 orang. Diikuti denga yang bekerja juga memiliki yang
tertinggi. Dan juga jumlah Angkatan kerja tertinggi pada tahun 2020. Kita didominasi oleh
orang yang berumur 30-39 tahun.

2.2 Tingkat pengangguran terbuka di DKI Jakarta 2019-2021


Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen), 2019-2021
Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen)
Wilayah 2019 2020 2021
DKI JAKARTA 6.22 10.95 8.50
KEPULAUAN SERIBU 5.44 7.37 8.58
JAKARTA SELATAN 6.84 10.79 7.33
JAKARTA TIMUR 6.15 9.29 8.23
JAKARTA PUSAT 7.51 10.97 7.75
JAKARTA BARAT 5.21 12.27 9.06
JAKARTA UTARA 6.32 11.79 9.84
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase jumlah pengangguran
terhadap jumlah angkatan kerja. Jakarta Pusat yang masih menjadi TPT tertinggi di
provinsi DKI Jakarta dengan 7.51% pada tahun 2019. Sedangkan pada tahun 2020
Jakarta Barat yang menjadi tertinggi dengan 12.27% dibandingkan dengan kota yang
lain. Lalu pada 2021 Jakarta Utara yang menjadi TPT tertinggi dengan 9.84%
disbanding kota yang lain.

2.3 Jumlah Penduduk Miskin DKI Jakarta

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Sejak dilanda pandemi Covid-19, keadaan ekonomi DKI Jakarta sempat berangsur-angsur
mengalami penurunan. Banyak sektor usaha yang mengalami penurunan pendapatan
sehingga menimbulkan tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kondisi ini
berujung kepada bertambahnya angka kemiskinan di DKI Jakarta. Definisi miskin sendiri
adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan (GK), yaitu sebesar Rp715.052 per September 2021.

Pada September 2021, angka kemiskinan DKI Jakarta mulai menunjukkan penurunan. Hal ini
menjadi yang pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Berkurangnya data
penduduk dalam kategori miskin disebabkan oleh peningkatan daya beli masyarakat karena
naiknya pendapatan secara umum. Selain itu, peran pemerintah dalam menjaga stabilitas
barang juga menjadi alasan penurunan angka kemiskinan. Perlahan tapi pasti, kondisi
ekonomi mulai menunjukkan perubahan yang positif seiring dengan berkurangnya angka
kemiskinan. Jika dibandingkan dengan bulan maret 2021, persentase penduduk miskin pada
pengambilan data terakhir yaitu September 2021 berkurang sebesar 0,05% atau sebanyak
3.630 orang.

Selama periode Maret-September 2021, angka akumulasi inflasi cenderung rendah yaitu pada
0,26%. Sehingga harga kebutuhan dasar dapat dijangkau dengan mudah oleh seluruh
kalangan masyarakat, dalam hal ini termasuk masyarakat kategori miskin. Selain itu,
pengeluaran per kapita masyarakat juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini dipengaruhi
oleh deflasi pada kelompok bahan makanan  sehingga meningkatkan daya beli masyarakat.
Beberapa kebijakan pemerintah seperti bantuan sosial tunai, kartu Jakarta sehat, kartu Jakarta
pintar dan kartu lansia Jakarta juga memiliki peran tersendiri dalam mengurangi angka
kemiskinan.

2.4 Tingkat Pengangguran Terbuka DKI Jakarta

Sumbe
r: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Sinyal positif lainnya dari perbaikan kondisi perekonomian adalah menurunnya angka
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pertumbuhan ekonomi sebesar 2,43% di DKI Jakarta
pada triwulan III 2021 dibandingkan tahun 2020 turut berkontribusi mengurangi jumlah
pengangguran. Terjadi penurunan sebesar 2,45% atau sebesar 133 ribu penganggur pada
Agustus 2021 dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya (year-on-year). Penurunan
TPT Jakarta merupakan yang tertinggi dibanding provinsi lainnya di Indonesia. Selama
Agustus 2020-Agustus 2021, lapangan kerja yang ada di Jakarta sudah berhasil mengurangi
42 ribu pengangguran dan bahkan menyerap 36 ribu tenaga kerja baru.

2.5 Gini Rasio Kemiskinan DKI Jakarta

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta

Sebaliknya, angka ketimpangan justru semakin meningkat. Gap pendapatan antara penduduk


kelas bawah dan kelas atas justru semakin tinggi. Bahkan, angka kesenjangan di DKI Jakarta
konsisten di atas rata-rata nasional. Besarnya ketimpangan pengeluaran penduduk yang
diukur melalui Gini Ratio pada periode ini sebesar 0,411 atau meningkat 0,002 poin jika
dibandingkan dengan Maret 2021. Angka ini juga meningkat 0,11 poin dibandingkan dengan
September 2020.

Secara garis besar, meskipun terjadi penurunan angka kemiskinan dan TPT,
peningkatan gap pendapatan antara kelas atas dan bawah justru semakin melebar. Pada
periode ini, distribusi penduduk pada kelompok pengeluaran 40% terbawah naik 0,37 persen
poin menjadi 17,02 dibandingkan pada Maret 2021. Namun, angka tersebut masih
menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk Jakarta berada pada kategori rendah jika
merujuk kepada kategori Bank Dunia.
2.6 Jenis-jenis pekerjaan penduduk di DKI Jakarta

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

Sebagai pusat ekonomi di Indonesia, DKI Jakarta mempunyai banyak perusahaan swasta
nasional maupun multinasional sehingga memengaruhi persentase jumlah penduduk dengan
status sebagai karyawan swasta. Pada tahun 2020, mayoritas penduduk DKI Jakarta bekerja
sebagai karyawan swasta sebesar 31,98% atau sebanyak 2.703.000 jiwa. Pekerjaan mengurus
rumah tangga menduduki posisi kedua setelah penduduk dengan status sebagai karyawan
swasta sebesar 24,90% atau sebanyak 2.104.378 jiwa. Jumlah ini disusul oleh penduduk yang
berstatus sebagai pelajar/mahasiswa. Banyaknya sekolah dan perguruan tinggi di DKI Jakarta
menjadi salah satu faktor banyaknya penduduk dengan status pelajar/mahasiswa yang
mencapai sebesar 13,17% atau sebanyak 1.112.861 jiwa. Pekerjaan lainnya dengan jumlah
penduduk yang cukup banyak seperti Tentara Nasional Indonesia, sopir, karyawan badan
usaha milik negara, dokter, Polisi Republik Indonesia, dosen, wartawan, pengacara, dan lain-
lain.

2.7 Penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta pasca pandemi covid 19


Pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 membangkitkan harapan dan optimisme baru
yangm pemulihan perekonomian Jakarta. Sejak pertengahan tahun 2020 sampai dengan
Triwulan I 2021, perekonomian di Ibu Kota mulai menggeliat yang ditandai dengan
penyerapan tenaga kerja yang cukup besar terutama pada sektor formal.Hal ini
mengakibatkan tingkat pengangguran turun signifikan. Jakarta mampu menyerap 250 ribu
tenaga kerja pada periode Agustus 2020 sampai dengan Februari 2021. Lapangan pekerjaan
yang ada menyerap tambahan tenaga kerja yang berasal dari tambahan penduduk usia kerja,
perubahan status penduduk yang pada periode sebelumnya menganggur karena COVID-19,
dan peralihan dari penduduk bukan angkatan kerja. Selaras dengan tambahan penduduk yang
bekerja, jumlah pekerja di sektor formal juga bertambah 268 ribu orang menjadi 3,15 juta
orang. Penyerapan tenaga kerja di sektor formal ini mengindikasikan kinerja ketenagakerjaan
yang lebih berkualitas. Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja, Tingkat
pengangguran terbuka (TPT) dI ibu Kota pun turun 2,44 persen menjadi 8,51 persen.
Penurunan TPT ini relatif yang paling tinggi dibanding 33 provinsi lainnya di Indonesia

Penyerapan tenaga kerja terjadi pada sebagian besar sektor/lapangan pekerjaan. Sektor yang
mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja yaitu: sektor pertanian; sektor industri
pengolahan; sektor konstruksi; sektor perdagangan; sektor transportasi dan pergudangan;
sektor jasa keuangan; sektor jasa pendidikan; dan sektor jasa kesehatan. Adapun sektor yang
mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja terbanyak adalah sektor industri pengolahan
yaitu bertambah 147 ribu pekerja.

Penduduk bekerja di Jakarta pada Februari 2021 paling banyak diserap oleh asektor
perdagangan (24,46 persen), industri pengolahan (13,44 persen) di posisi kedua dan sektor
transportasi dan pergudangan (11,40 persen) di posisi ketiga. Ketiga sektor tersebut menjadi
penopang di masa pandemi Covid-19.Sebagian besar penduduk bekerja di Jakarta merupakan
pekerja terdidik. Hal ini Tercermin dari struktur penduduk bekerja yang Didominasi oleh
lulusan SMA ke atas. Lulusan SMA (1,23 juta orang) menyumbang 25,08 Persen dari total
penduduk bekerja. Sedangkan Lulusan SMK (1,07 juta orang) dan lulusan Universitas (812
ribu orang) menyumbang Masing-masing 21,86 dan 16,54 persen.
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa penduduk Provinsi DKI Jakarta yang berumur 15 tahun
keatas dan Angkatan kerjanya. Pada 2020 DKI Jakarta memiliki pengangguran tertinggi
diantara tahun 2019-2021 yaitu 82.870 orang. Diikuti denga yang bekerja juga memiliki yang
tertinggi. Dan juga jumlah Angkatan kerja tertinggi pada tahun 2020. Kita didominasi oleh
orang yang berumur 30-39 tahun Jakarta Pusat yang masih menjadi TPT tertinggi di provinsi
DKI Jakarta dengan 7.51% pada tahun 2019. Sedangkan pada tahun 2020 Jakarta Barat yang
menjadi tertinggi dengan 12.27% dibandingkan dengan kota yang lain, lalu pada 2021 Jakarta
Utara yang menjadi TPT tertinggi dengan 9.84% disbanding kota yang lain. Sejak dilanda
pandemi Covid-19, keadaan ekonomi DKI Jakarta sempat berangsur-angsur mengalami
penurunan. Banyak sektor usaha yang mengalami penurunan pendapatan sehingga
menimbulkan tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebagai pusat ekonomi di
Indonesia, DKI Jakarta mempunyai banyak perusahaan swasta nasional maupun
multinasional sehingga memengaruhi persentase jumlah penduduk dengan status sebagai
karyawan swasta. Pada tahun 2020, mayoritas penduduk DKI Jakarta bekerja sebagai
karyawan swasta sebesar 31,98% atau sebanyak 2.703.000 jiwa. Penduduk bekerja di Jakarta
pada Februari 2021 paling banyak diserap oleh asektor perdagangan (24,46 persen), industri
pengolahan (13,44 persen) di posisi kedua dan sektor transportasi dan pergudangan (11,40
persen) di posisi ketiga.

RUJUKAN
https://statistik.jakarta.go.id/penduduk-datang-dan-bermukim-di-dki-jakarta-maret-2020/
https://jakarta.bps.go.id/indicator/6/114/1/penduduk-provinsi-dki-jakarta-berumur-15-tahun-ke-
atas-menurut-kelompok-umur-dan-angkatan-kerja.html

https://jakarta.bps.go.id/indicator/6/45/1/tingkat-pengangguran-terbuka.html

https://statistik.jakarta.go.id/kemiskinan-dan-pengangguran-di-dki-jakarta-2021/

https://statistik.jakarta.go.id/kependudukan-dki-jakarta-tahun-2020/#:~:text=Pada%20tahun
%202020%2C%20mayoritas%20penduduk,atau%20sebanyak%202.104.378%20jiwa.

Anda mungkin juga menyukai