Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS NERACA

PEMBAYARAN
INTERNASIONAL
Pokok Pembahasan

 Konsep dan Struktur Neraca Pembayaran Internasional (NPI)


 Peranan Bank Sentral dalam NPI
 Analisis keterkaitan NPI, neraca bank sentral dan bank umum dalam keseimbangan
Konsep dan Struktur Neraca Pembayaran Internasional
(NPI)
Neraca Pembayaran Internasional (NPI) memiliki sebutan-sebutan lain seperti Neraca Pembayaran (NP) atau
Neraca Pembayaran Luar Negeri (NPLN). Lebih lanjut Soediyono (1987) menyatakan bahwa dalam bahasa Inggris NPI
disebut Balance of Payments (BOP) atau Balance of International Payments (BIP) atau International Balance of
Payments (IBP). Walaupun NPI memiliki banyak sebutan, namun menurut Duasa (2000) semuanya mempunyai
pengertian yang sama. Bank Indonesia mendefinisikan Neraca Pembayaran sebagai suatu catatan sistematis dari seluruh
transaksi ekonomi antara penduduk dengan bukan penduduk pada waktu tertentu.  
Maka dapat disimpulkan, Neraca Pembayaran Internasional merupakan suatu catatan sistematis tentang seluruh
transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan negara lainnya pada periode waktu tertentu, biasanya satu
tahun. Transaksi ekonomi tersebut meliputi kegiatan ekspor dan impor barang dan jasa, arus masuk dan keluarnya
modal, hibah dan pembayaran transfer lain. Transaksi ekonomi merupakan transaksi yang menimbulkan terjadinya
perpindahan kepemilikan aset/kewajiban dari penduduk kepada bukan penduduk (vice versa), meliputi:
 Pertukaran barang/jasa dengan barang/jasa;
 Pertukaran barang/jasa dengan aset finansial (cash, saham, obligasi, dll);
 Pertukaran aset finansial dengan aset finansial;
 Unrequited transfer (pemberian sumber daya riil/finansial tanpa imbalan, misalnya hibah, pengiriman dana oleh
TKI).
Struktur Neraca Pembayaran Internasional (NPI)
Balance of Payment Kredit Debit
Transaksi Berjalan (a) Ekspor barang dan bukan (a) Impor barang dan bukan
(Neraca Jasa Jasa
Perdagangan) (b) Ekspor dari jasa (b) Impor dari jasa
  (c) Private unrequited transfer (c) Private unrequited transfer (dari tempat
(dari bukan tempat kediaman) (d) kediaman)

  Emmigrant remittances  
  (e) Hibah  

  Official unrequited transfer Official unrequited transfer

  (dari pemerintah luar negeri) (dari pemerintah dalam negeri)

Transaksi Modal (a) Investasi langsung luar negeri (a) Investasi langsung luar negeri (tidak tempat
(Neraca Modal) (disinvestment shown as negatif) kediaman) (disinvestment shown as negatif)
(b) Investasi portofolio (amortizations (b) Investasi portofolio (tidak tempat kediaman)
shown as negatif) (amortizations shown as negatif)
(c) Lainnya modal jangka panjang (c) Lainnya modal jangka panjang

   
Modal jangka pendek yang masuk Modal jangka pendek yang keluar
Cadangan Devisa Batas Perubahan  

Sumber: World Bank, World Debt Tables,2017.


Peranan Bank Sentral dalam NPI
Berdasarkan kesepakatan, setiap anggota International Monetary Fund (IMF) termasuk Indonesia, berkewajiban untuk menyusun dan
menyampaikan data yang terkait dengan transaksi neraca pembayaran masing-masing negara. Pelaporan tersebut dilakukan setiap triwulan
dan disampaikan kepada IMF dalam bentuk penyajian standar. Penyampaian perkembangan neraca pembayaran oleh masing-masing negara
anggota IMF dimaksudkan selain untuk mendiseminasikan perkembangan ekonomi internasional masing-masing negara anggota, juga
untuk melakukan konsolidasi transaksi internasional semua negara anggota IMF. Informasi perkembangan ekonomi internasional masing-
masing negara tersebut sangat diperlukan oleh investor, perbankan, pengusaha, dan lembaga internasional lainnya dalam menentukan
rencana kegiatan antara lain yang terkait dengan investasi dan perdagangan.
Sumber data dalam penyusunan NPI berasal dari berbagai sumber, baik intern Bank Indonesia sendiri maupun dari luar Bank Indonesia.
Rincian sumber data NPI penyajian standar dan analitis adalah sebagai berikut :
 Ekspor dan impor nonmigas bersumber pada dokumen ekspor (Pemberitahuan Ekspor Barang) dan impor (Pemberitahuan Impor
Barang).
 Ekspor dan impor migas bersumber pada laporan dan informasi dari lembaga terkait, seperti Direktorat Minyak dan Gas Bumi dan
Pertamina.
 Jasa nonmigas, income, dan transfer bersumber pada laporan dan informasi dari berbagai sumber, antara lain Departemen Agama,
Kementerian Negara Kebudayaan dan Pariwisata, Bank Indonesia, PT Garuda, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Luar Negeri, dan perbankan.
 Jasa migas bersumber pada laporan dan informasi antara lain dari Departemen Pertambangan dan Energi, Pertamina, dan perusahaan
kontraktor migas.
 Data transaksi modal dan keuangan bersumber antara lain dari Bank Indonesia, Bappenas, Departemen Keuangan, Badan Koordinasi
Penanaman Modal, Pertamina, PT Garuda, dan perbankan.
Analisis Keterkaitan NPI, Neraca Bank Sentral dan Bank Umum dalam Keseimbangan Ekonomi
Terdapat konsep keseimbangan ekonomi dalam neraca pembayaran internasional, neraca bank sentral
dan bank umum. Konsep keseimbangan neraca pembayaran bukan dilihat dari sisi neraca itu sendiri
melainkan dilihat dari komponen tertentu yang ada dalam neraca pembayaran sehingga akan terlihat
apakah neraca pembayaran mengalami surplus atau defisit, dimana untuk menyeimbangkannya diperlukan
komponen selisih yang belum diperhitungkan (Error and Omissions) yang merupakan rekening
penyeimbang apabila nilai transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya
rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran
Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya.
Berikut Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran, yaitu:
1. Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
2. Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
3. Konsep Basic Balance
4. Konsep Overall Balance
Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran

 Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan defisit. Defisit terjadi apabila jumlah ekspor
lebih kecil daripada impor. Sedangkan, apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor, posisi neraca pembayaran
menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan
devisa) tidak berubah dan tidak ada aliran modal atau pinjaman akomodatif. Pada umumnya neraca pembayaran akan
dikatakan sehat jika mengalami surplus, dan neraca pembayaran akan dikarenakan kurang sehat jika mengalami defisit.
Akan tetapi, tidak selamanya defisit neraca pembayaran berarti kurang sehat atau membahayakan. Hal ini harus dilihat
pada komponen mana yang mengalami defisit.
 Jika defisit terdapat pada transaksi berjalan, maka untuk menutup defisit tersebut harus ditimbangkan penerimaan pada
transaksi modal, misalnya dengan cara mencari pinjaman luar negeri atau menarik investor asing untuk menanamkan
modalnya di dalam negeri. Demikian pula, jika penyebab defisit tersebut pada komponen transaksi berjalan, maka untuk
menyehatkan atau menutup defisit tersebut harus diusahakan meningkatkan pada komponen transaksi berjalan, misalnya
dengan meningkatkan

ekspor barang dan jasa dan sebagainya. Selain itu, cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus akan kurang berarti
karena surplus neraca pembayaran tidak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Dampak Neraca Pembayaran Internasional terhadap Perekonomian
Negara
a. Dampak Neraca Pembayaran Surplus
 Secara ekonomi, neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap tingkat harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh
inflatoir mendorong atau menjurus kearah kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan permintaan efektif.
b. Dampak Neraca Pembayaran Defisit
 Apabila neraca pembayaran suatu negara mengalami defisit, maka dampak yang akan terjadi yaitu:
 Produsen dalam negeri tidak dapat bersaing dengan barang-barang impor
 Pendapatan negara sedikit, sehingga utang negara bertambah besar
 Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat dari perusahaan banyak yang melakukan tindakan
PHK kepada karyawannya.
 Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong atau menjurus ke arah penurunan harga (deflasi).
c. Dampak Neraca Pembayaran Seimbang
 Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi suatu negara, sehingga apabila suatu negara
tidak dapat mencapai surplus dalam neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang. Dengan demikian akan dapat
menghindari neraca pembayaran yang defisit.
Kebijakan Bank Sentral dalam Neraca Pembayaran Internasional

 Di era perekonomian global seperti saat ini, interaksi ekonomi antar berbagai negara merupakan salah satu aspek yang
menjadi faktor dari perkembangan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi ketergantungan antarnegara, maka akan semakin
terbuka perekonomian negara tersebut, sehingga menimbulkan dampak yaitu semakin tinggi transaksi perdagangan
antarnegara. Terdapat konsekuensi dalam penerapan perekonomian terbuka yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan
kebijakan ekonomi makro, terutama kebijakan moneter. Semakin besar transaksi perdagangan dan keuangan internasional
yang dilakukan suatu negara, maka semakin besar pula foreign capital flows (aliran dana luar negeri), sehingga dapat
mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
 Apabila terjadi capital outflow, maka akan terjadi pengurangan jumlah uang yang beredar begitu sebaliknya apabila terjadi
capital inflow, maka akan semakin tinggi jumlah uang yang beredar. Maka
dari itu, kebijakan moneter perlu diterapkan guna mengatur jumlah uang yang beredar agar sesuai dengan kebutuhan
perekonomian suatu negara. Bank sentral melakukan kontraksi moneter guna mengurangi jumlah uang yang beredar
apabila terjadi aliran dana luar negeri yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, bank sentral melakukan ekspansi moneter guna
meningkatkan jumlah uang yang beredar apabila terjadi aliran dana luar negeri keluar yang tinggi. Dengan melakukan
kontraksi maupun ekspansi oleh bank sentral dapat menimbulkan peningkatan atau penurunan suku bunga dalam negeri.
Dan perubahan tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan interest rate differential sehingga mendorong capital
outflow maupun capital inflow.

Anda mungkin juga menyukai