Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANALISIS NERACA PEMBAYARAN INDONESIA DAN MALAYSIA


TAHUN 2021

OLEH :

KELOMPOK 6

1. SEPTIARA NINGSIH (A1B021235)


2. SUCI HAERUNINGSYAH (A1B021217)
3. TEGUH MAULANA SUJIWO (A1B021221)
4. YULI AFRIANI (A1B021227)
5. WIYA AYU PURNAWATI (A1B021224)
6. ZAFIRAH ALIYA (A1B021229)
7. ZULKIFLI (A1B021232)

UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit No. 62 Mataram, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
83125
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro Universitas Mataram. Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan para pembaca tentang fungsi dan pelaksanaan actuating dalam sebuah
perusahaan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa ada dukungan dari berbagai
pihak,terutama dari Dosen mata kuliah kami dan juga para anggota kelompok 6.Untuk itu, kami
dari kelompok 6 mengucapkan terima kasih yang tak terhingga,semoga segala bantuan yang
telah diberikan dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT.

Tentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram, 22 Maret 2022


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi negara yang menganut sistem ekonomi terbuka seperti Indonesia, tentu ada banyak
transaksi yang dibuat dengan negara lainnya. Untuk mengetahui rincian transaksi tersebut
maka diperlukan catatan yang disebut neraca pembayaran. Hubungan ekonomi atau transaksi
antar negara tersebut misalnya seperti ekspor, impor, penanaman modal atau bisa juga berupa
pinjaman. Seluruh transaksi tersebut harus dicatat agar bisa memberi manfaat bagi negara
masing-masing.
Secara sederhana, pengertian neraca pembayaran adalah catatan sistematis terkait
transaksi ekonomi antara penduduk satu negara dengan negara lainnya dimana pencatatan
tersebut berlaku untuk periode waktu tertentu, biasanya selama setahun. Pada sistem
akuntansi pencatatan tersebut lebih dikenal dengan double entry book keeping transaksi yang
bisa dicatat dua kali untuk debit dan juga kredit. Debit menjadi tempat pencatatan utang
penduduk suatu negara (pemerintah, perorangan dan badan hukum) yang harus dibayarkan
pada penduduk negara lain. Sementara kredit untuk mencatat penambahan hak penduduk
suatu negara dari penduduk negara lainnya.
Suatu neraca pembayaran dikatakan surplus apabila terdapat kelebihan dana dan
perdagangan serta investasi dibandingkan dengan kewajiban - kewajiban yang dibayarkan
kepada negara lain. Sebaliknya, neraca pembayaran dikatakan defisit apabila terdapat
kelebihan impor terhadap ekspor, suatu ketergantungan terhadap investor asing, dan terjadi
penilaian terlalu tinggi terhadap mata uang negara tersebut (overvalued).
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar penulis ingin memperoleh hasil
yang diinginkan maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Adapun rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan Neraca Pembayaran?
b. Bagaimana struktur dasar neraca pembayaran?
c. Bagaimana analisis Neraca Pembayaran Malaysia dan Indonesia tahun 2021?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui definisi neraca pembayaran
b. Untuk mengetahui struktur dasar neraca pembayaran
c. Untuk mengetahui kondisi Neraca Pembayaran Malaysia dan Indonesia pada tahun
2021

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Neraca Pembayaran
Menurut Pippenger (1973) Neraca Pembayaran Internasional (NPI) memiliki sebutan-
sebutan lain seperti Neraca Pembayaran (NP) atau Neraca Pembayaran Luar Negeri (NPLN).
Lebih lanjut Soediyono (1987) menyatakan bahwa dalam bahasa Inggris NPI disebut Balance of
Payments (BOP) atau Balance of International Payments (BIP) atau International Balance of
Payments (IBP). Walaupun NPI memiliki banyak sebutan, namun menurut Duasa (2000)
semuanya mempunyai pengertian yang sama. NPI didefinisikan sebagai suatu catatan yang
tersusun secara sistematis tentang semua transaksi-transaksi ekonomi luar negeri yang diadakan
oleh penduduk suatu negara dalam kurun waktu satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut meliputi
kegiatan ekspor dan impor barang dan jasa, arus masuk dan keluarnya modal, hibah dan
pembayaran transfer lain (Lanciaux, 1990; Blejer, et al.,1995; Nwaobi 2003 ).
IMF (1996) mendefinisikan neraca pembayaran (balance of payment (BOP) sebagai
laporan statistik yang meringkas secara sistematis, selama periode waktu tertentu, transaksi
ekonomi suatu negara dengan negara-negara lainnya. Transaksi antara penduduk (residents)
dengan bukan penduduk (nonresidents) meliputi barang, jasa, pendapatan, tranfer serta klaim
finansial atas dan kewajiban finansial kepada negara-negara lain.
Nopirin menjelaskan bahwa Neraca Pembayaran adalah suatu catatan yang sistematik
terkait transaksi ekonomi internasional antar penduduk negara dengan negara lainnya
berdasarkan balance of payment manual yang ditampilkan oleh IMF. Neraca pembayaran
internasional atau balance of payment adalah suatu catatan yang disusun atau dibuat secara lebih
sistematis terkait seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang jasa transfer
keuangan dan juga moneter Antar Penduduk  dalam suatu negara dengan penduduk di luar negeri
untuk satu periode tertentu yang biasanya adalah 1 tahun.

2.2 Struktur Dasar Neraca Pembayaran

Bentuk struktur neraca pembayaran memiliki berbagai macam, jika dilihat dari
strukturnya maka neraca pembayaran dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu
transaksi berjalan dan transaksi modal. Masing–masing komponen dalam kelompok terdiri dari
sisi kredit dan debet. Sisi kredit mencatat transaksi–transaksi yang menimbulkan hak bagi
penduduk suatu negara untuk menerima pembayaran dan sisi debet mencatat transaksi–transaksi
yang menimbulkan kewajiban membayar bagi penduduk suatu negara terhadap penduduk negara
lain. Secara garis besar struktur neraca pembayaran meliputi:

 Current Account
Current Account meliputi transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor terhadap barang dan
jasa. Melalui pos transaksi ini akan terlihat jelas apakah neraca perdagangan suatu negara surplus
atau bahkan defisit.
 Capital Account
Capital Account mencakup arus modal masuk sebagai inflow dan arus modal keluar (outflow).
Adapun inflow dapat meliputi modal resmi maupun bentuk modal lainnya.
 Errors and Omissions
Errors and Ommissions merupakan kesalahan yang belum diperhitungkan atau kesalahan yang
diabaikan. Pada model perhitungan IMF (International Monetary Fund) merupakan neraca
penyeimbang yang memberi makna defisit atau surplus neraca pembayaran pada tahun
pencatatan.
 Reserve
IMF menyatakan bahwa Reserve merupakan perkembangan cadangan devisa dari tahun sebelum
pencatatan sampai pada saat pencatatan atau yang lazim dinyatakan sebagai monetary
movement.
Adapun struktur NPI suatu negara dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :
Balance of Payment Kredit Debit
Transaksi Berjalan (Neraca a) Ekspor barang dan a.) Impor barang dan
Perdagangan) bukan jasa bukan jasa
b) Ekspor dari jasa b.) Impor dari jasa
c) Private unrequited c.) Private unrequited
transfer (dari tidak transfer (dari tempat
tempat kediaman ) kediaman )
d) Emmigrant
remittances
e) Hibah
Official unrequited transfersOfficial unrequited transfers
(dari pemerintah luar negeri)(dari pemerintah dalam
negeri)
Transaksi modal (Neraca a.) Investasi langsung a.) Investasi langsung
Modal) luar negeri luar negeri ( tidak
(disinvestment shown tempat kediaman )
as negatif) (disinvestment shown
b.) Investasi Portofolio as negatif)
(amortizations shown b.) Investasi Portofolio
as negatif) ( tidak tempat
c.) Lainnya modal jangka kediaman )
panjang (amortizations shown
as negatif)
c.) Lainnya modal jangka
panjang
Modal jangka pendek yang Modal jangka pendek yang
masuk keluar
Cadangan Devisa Batas perubahan
Sumber : World Bank, World Debt Tables,2017.

Kuncoro (2009) menjelaskan masing-masing unsur NPI di atas sebagai berikut :

A. Transaksi Berjalan (neraca perdagangan)

Neraca barang dan neraca jasa disebut juga neraca transaksi berjalan (current account).
Rekening transaksi berjalan (current account) merupakan sub NP yang mencatat seluruh
transaksi barang dan jasa. Pos ini merupakan golongan terbesar dalam neraca pembayaran, yang
meliputi transaksi barang.Transaksi barang ini meliputi ekspor barang, termasuk barang-barang
yang bisa dilihat secara fisik, misalnya minyak, tembakau, tanah, kayu, karet, dan sebagainya.
Ekspor barang merupakan transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk
menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam negeri).
Impor barang meliputi barang-barang konsumsi, barang modal, dan bahan mentah untuk industri.
Impor barang-barang merupakan transaksi debet karena menimbulkan kewajiban untuk
melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan aliran dana atau uang ke luar negeri).
Rekening ini terdiri atas tiga bagian yaitu :

(a) Neraca Perdagangan (balance of trade), yang mencatat selisih antara ekspor dan impor barang
yang diperdagangkan dalam perdagangan internasional;

(b) Neraca Jasa (services balance), yang mencatat transaksi ekspor dan impor jasa, termasuk
pembayaran bunga dan dividen, pengeluaran militer dan turis;

(c) Neraca Transfer Unilateral (unilateral transfers balance), yang mencatat hibah baik dari
perseorangan maupun pemerintah (misalnya bantuan luar negeri dan bantuan militer). Sumber-
sumber dana ditunjukkan oleh tanda positif (kredit), sedang penggunaan dana ditunjukkan oleh
tanda negatif (debit).

B. Transaksi Modal (neraca modal)

Transaksi Modal merupakan bagian dari NPI yang menunjukkan aliran modal finansial,
baik yang langsung diperdagangkan (perubahan portofolio dalam bentuk saham, obligasi dan
surat berharga internasional yang lain) maupun untuk membayar barang dan jasa. Dengan kata
lain,rekening ini mencerminkan perubahan kepemilikan jangka panjang darisuatu 15 negara
(baik berupa investasi asing langsung maupun pembelian surat-surat berharga dengan jatuh
tempo lebih dari satu tahun), dan kekayaan finansial jangka pendek (surat-surat berharga dengan
jatuh tempo kurang dari satu tahun). Dengan demikian, transaksi dalam rekening modaal
diklasifikasikan sebagai berikut :

(a) Investasi Portofolio (pembelian aset finansial dengan masa jatuh tempo lebih dari satu tahun);

(b) Investasi Jangka Pendek (surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun);

(c) Investasi asing langsung dimana terdapat kontrol manajemen baik parsial maupun penuh;

(d) Pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah.

C. Cadangan Devisa

Cadangan Devisa merupakan bagian dari NPI yang mencatat hasil bersih dari cadangan
devisa suatu negara dalam yang dimiliki dalam bentuk valuta - valuta asing.

2.3 Analisis Neraca Pembayaran Malaysia dan Indonesia tahun 2021

A. Neraca Pembayaran Indonesia tahun 2021

Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan 1


NPI pada triwulan I tahun 2021 mencatat surplus sebesar 4,1 miliar dolar AS, setelah
mengalami defisit sebesar 0,2 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya. Surplus tersebut
berasal dari surplus transaksi modal dan finansial yang melampaui defisit transaksi berjalan yang
rendah. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2021 mencapai
137,1 miliar dolar AS, meningkat dari 135,9 miliar dolar AS pada akhir Desember 2020. Posisi
cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor dan pembayaran utang luar
negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Sementara itu, transaksi berjalan pada periode ini mencatat defisit sebesar 1,0 miliar dolar
AS (0,4% dari PDB), setelah pada triwulan sebelumnya mencatat surplus sebesar 0,9 miliar dolar
AS (0,3% dari PDB). Perkembangan ini didukung oleh capaian surplus neraca barang akibat
perbaikan kinerja ekspor seiring peningkatan permintaan dari negara mitra dagang dan kenaikan
harga komoditas dunia. Sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan permintaan domestik
yang melanjutkan perbaikan, kinerja impor juga meningkat cukup tinggi sehingga menahan
surplus neraca barang lebih lanjut. Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat, antara lain
disebabkan oleh defisit jasa transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran
jasa freight seiring kenaikan impor barang. Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer tercatat
lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya sejalan dengan penurunan
pembayaran kupon dan dividen investasi portofolio.

  Kemudian, pada triwulan I 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar
5,6 miliar dolar AS (2,0% dari PDB), setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit  sebesar
1,0 miliar dolar AS (0,4% dari PDB). Aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi
portofolio makin meningkat seiring persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan
perekonomian domestik yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang
masih berlangsung. Investasi portofolio mencatat net inflows sebesar 4,9 miliar dolar AS, lebih
tinggi dibandingkan dengan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 2,0 miliar dolar
AS, terutama didorong oleh penerbitan global bonds dan peningkatan aliran masuk modal asing
di pasar saham. Investasi langsung juga mencatat surplus sebesar 4,1 miliar dolar AS,
melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 4,2 miliar dolar AS, terutama
dalam bentuk modal ekuitas. Sementara itu, transaksi investasi lainnya mencatat defisit yang
lebih rendah antara lain disebabkan oleh penurunan penempatan simpanan di luar negeri.
Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan 2

NPI pada triwulan II tahun 2021 mengalami defisit rendah sebesar 0,4 miliar dolar AS,
ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dan surplus transaksi modal dan
finansial yang berlanjut. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni
2021 mencapai 137,1 miliar dolar AS, relatif sama dibandingkan posisi pada akhir Maret 2021.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,8 bulan impor dan pembayaran
utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Di sisi lain transaksi berjalan pada periode ini mencatat defisit sebesar 2,2 miliar dolar AS
(0,8% dari PDB), meningkat dibandingkan dengan defisit sebesar 1,1 miliar dolar AS (0,4% dari
PDB) pada triwulan sebelumnya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca
barang, didukung oleh kenaikan ekspor seiring peningkatan permintaan negara mitra dagang
utama dan harga komoditas dunia, di tengah kenaikan impor sejalan dengan berlanjutnya
perbaikan ekonomi domestik. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat
kenaikan pembayaran imbal hasil investasi berupa dividen seiring perbaikan kinerja korporasi
pada periode laporan. Defisit neraca jasa juga meningkat, antara lain disebabkan oleh defisit jasa
transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran jasa freight impor barang.

Pada triwulan II 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar 1,9 miliar
dolar AS (0,7% dari PDB), melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 5,5
miliar dolar AS (2,0% dari PDB).  Surplus tersebut ditopang oleh aliran masuk neto (net inflows)
investasi langsung yang meningkat menjadi sebesar 5,3 miliar dolar AS terutama dalam bentuk
modal ekuitas sejalan dengan prospek perekonomian domestik yang membaik. Net
inflows investasi portofolio tetap terjaga sebesar 4,4 miliar dolar AS, meski sedikit turun dari 4,9
miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global
yang masih berlangsung. Sementara itu, transaksi investasi lainnya mengalami peningkatan
defisit antara lain disebabkan oleh kenaikan pembayaran pinjaman luar negeri yang jatuh tempo.

Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan 3

NPI pada triwulan III 2021 mencatat surplus 10,7 miliar dolar AS, setelah mengalami defisit
0,4 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya. Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi
berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari triwulan sebelumnya yang tercatat defisit, serta
surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat. Dengan perkembangan tersebut,
posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 mencapai 146,9 miliar dolar AS, lebih tinggi
dibandingkan 137,1 miliar dolar AS pada akhir Juni 2021. Posisi cadangan devisa tersebut setara
dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada
di atas standar kecukupan internasional.

Sementara itu, Transaksi berjalan pada periode laporan mencatat surplus 4,5 miliar dolar AS
(1,5% dari PDB), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami defisit 2,0 miliar dolar AS (0,7%
dari PDB). Kinerja positif tersebut terutama dikontribusikan oleh surplus neraca barang yang
makin meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas sejalan dengan masih kuatnya
permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama
di pasar internasional. Selain itu, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah, antara lain disebabkan
oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh meningkatnya penerimaan
jasa freight sejalan dengan peningkatan aktivitas ekspor. Di sisi lain, defisit neraca pendapatan
primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi langsung yang dipengaruhi
oleh perbaikan kinerja korporasi berbasis sumber daya alam (SDA).

Pada triwulan III 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar 6,1 miliar
dolar AS (2,0% dari PDB), lebih tinggi dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar
1,6 miliar dolar AS (0,6% dari PDB).  Surplus tersebut bersumber dari aliran masuk neto (net
inflows) investasi langsung yang tetap terjaga sebesar 3,3 miliar dolar AS. Investasi lainnya juga
mengalami surplus, setelah mengalami defisit pada triwulan sebelumnya, yang dipengaruhi oleh
penurunan pembayaran neto pinjaman luar negeri, peningkatan penempatan simpanan
nonresiden di dalam negeri, serta tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR). Selain itu,
investasi portofolio selama triwulan III 2021 juga mencatat net inflows yaitu sebesar 1,1 miliar
dolar AS, meskipun menurun dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,0 miliar dolar AS, sejalan
dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung.

Neraca Pembayaran Indonesia pada Triwulan 4

NPI pada triwulan IV 2020 defisit rendah sebesar 0,2 miliar dolar AS, ditopang oleh surplus
transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah transaksi modal dan finansial yang defisit rendah.
Dengan perkembangan tersebut, NPI secara keseluruhan tahun 2020 surplus 2,6 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2020 meningkat menjadi sebesar 135,9 miliar dolar
AS atau setara dengan pembiayaan 9,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta
berada di atas standar kecukupan internasional.

Pada triwulan IV 2020 transaksi berjalan kembali surplus sebesar 0,8 miliar dolar AS (0,3%
dari PDB), melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 1,0 miliar dolar AS
(0,4% dari PDB). Surplus transaksi berjalan tersebut ditopang oleh surplus neraca barang akibat
peningkatan ekspor yang didorong oleh perbaikan permintaan dunia dan harga komoditas, di
tengah peningkatan impor yang terbatas. Sementara itu, defisit neraca jasa meningkat, terutama
disebabkan oleh defisit jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi, serta defisit jasa
transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran jasa freight seiring kenaikan impor
barang. Selain itu, perbaikan ekonomi domestik pada triwulan IV 2020 memengaruhi kenaikan
pembayaran imbal hasil atas investasi langsung yang menyebabkan defisit neraca pendapatan
primer meningkat.

Pada triwulan IV 2020, aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung dan
investasi portofolio makin meningkat seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang
menurun dan persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan ekonomi domestik yang tetap
terjaga. Surplus investasi langsung mencapai 4,2 miliar dolar AS, meningkat dari triwulan
sebelumnya, terutama dalam bentuk instrumen modal ekuitas. Selain itu, investasi portofolio net
inflows sebesar 2,2 miliar dolar AS, setelah pada triwulan sebelumnya net outflows sebesar 1,9
miliar dolar AS. Perkembangan positif tersebut terutama didorong oleh aliran modal masuk neto
pada Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Rupiah. Sementara itu, transaksi investasi
lainnya defisit cukup besar akibat peningkatan pembayaran pinjaman yang jatuh tempo serta
penempatan simpanan dan aset lainnya di luar negeri. Dengan perkembangan tersebut, transaksi
modal dan finansial pada triwulan IV 2020 mencatat defisit rendah sebesar 0,9 miliar dolar AS  
(0,3% dari PDB).

B. Neraca Pembayaran Malaysia tahun 2021

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan juga Neraca Pembayaran Malaysia pada tahun
2021 keduanya sama-sama mencatat surplus sehingga menopang ketahanan eksternal. Neraca
Pembayaran Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2021 yaitu dari triwulan I sampai dengan
triwulan IV berhasil mencetak surplus yang tinggi yaitu sebesar US$ 13,5 miliar atau sekitar
Rp193 triliun. Capaian surplus tahun ini jauh meningkat dibandingkan capaian surplus pada
tahun sebelumnya yaitu sebesar US$2,6 miliar, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal
Indonesia tetap terjaga.
Tak hanya Indonesia, Neraca Pembayaran Malaysia juga mencetak surplus yang tinggi pada
tahun 2021 yang juga tinggi yaitu kurang lebih sekitar 17,1 miliar, sehingga ketahanan sektor
eskternal Malaysia pun ikut tetap terjaga.
Perkembangan surplus yang di alami Indonesia dan juga Malaysia tersebut terutama
ditopang oleh surplus transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial. Bank
Indonesia mencatat, transaksi berjalan atau current account pada tahun 2021 membukukan
surplus sebesar US$3,3 miliar atau 0,3 % dari PDB. Yang diketahui surplus tersebut meningkat
setelah mencatatkan defisit pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2020 sebesar US$4,4 miliar atau
mencapai 0,4 % dari PDB.
Transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan(impor – ekspor barang), transaksi jasa,
pendapatan primer, dan pendapatan sekunder. Dimana diketahui neraca perdagangan barang
Indonesia juga melonjak tinggi pada tahun 2021. Sepanjang 2021,neraca perdagangan barang
Indonesia mencapai US$43,8 miliar, lebih tinggi dari 2020 sebesar US$ 28,3 miliar. Nilai
surplus ini merupakan rekor tertinggi sejak 15 tahun terakhir atau sejak 2006, di mana pada
tahun tersebut nilai surplus mencapai US$39,37 miliar. Kinerja surplus sepanjang 2021 ditopang
dari nilai ekspor yang mencapai US$231,54 miliar atau tumbuh double digit sebesar 41,88%.
Kenaikan terutama ditopang oleh hibah yang diterima pemerintah guna bantuan kesehatan dalam
rangka penanganan pandemi penyakit akibat virus corona. Sepanjang 2021, neraca pendapatan
sekunder tercatat surplus US$ 6,3 miliar lebih tinggi dari 2020 sebesar US$ 5,9 miliar.
Sebaliknya, neraca transaksi jasa dan pendapatan primer menjadi penekan transaksi
berjalan. Sepanjang 2021 neraca jasa tercatat defisit sebesar US$ 14,8 miliar, lebih tinggi
ketimbang 2020 sebesar US$ 9,8 miliar. Hal ini dapat terjadi karena pada tahun 2021 pemerintah
berkali – kali mengetatkan pembatasan sosial yang membuat mobilitas warga menurun.
Kemudian neraca pendapatan primer sepanjang 2021 juga defisit tercatat sebesar US$ 32 miliar
naik dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, transaksi berjalan yang mencatat surplus 0,3%
dari PDB menjadi kabar bagus terutama bagi nilai tukar rupiah. Surplus transaksi berjalan yang
dialami Indonesia terutama ditopang oleh pesatnya kinerja ekspor sejalan dengan meningkatnya
permintaan dari negara mitra dagang dan tingginya harga komoditas global, ditengah impor yang
juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik.
Begitu pula dengan Malaysia yang menurut data, juga mendapat surplus yang sangat
besar dari transaksi berjalan atau current account pada Desember 2021 sebesar US$3,6 miliar.
Rekor surplus transaksi berjalan Malaysia ini diketahui meningkat dibanding sebelumnya yang
hanya mencapai US$2,8 pada September tahun 2021. Surplus transaksi berjalan yang dialami
Malaysia juga ditopang oleh pesatnya ekspor barang Malaysia yang diketahui total ekspor barang
Malaysia pada tahun 2021 sebesar US$ 12.066,50 juta , sedangkan total impor barang Malaysia
pada tahun 2021 sebesar US$ 9.451,00 juta dan neraca perdagangan Malaysia juga yang stabil.
Sepanjang tahun 2021, Neraca Perdagangan Malaysia dilaporkan sebesar 6,6 USD pada
Desember 2021, lebih tinggi dari tahun setelahnya yaitu pada Januari 2022 yang hanya mencatat
surplus sebesar 4,3 USD.

Anda mungkin juga menyukai