Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika perekonomian disebut, “terbuka”, berarti pengeluaran negara
di tiap tahun tertentu tidak sama dengan output barang dan jasanya. Suatu
negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya
dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih
kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain.
Pada perekonomian terbuka, di dalam perekonomian terdapat empat
sektor pelaku yaitu, sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor
pemerintah dan sektor luar negeri. Untuk menentukan besarnya pendapatan
nasional pada perekonomian terbuka sama dengan perekonomian tiga sektor,
yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sektor-sektor ekonomi.
Pengeluaran sektor luar negeri ini berupa ekspor (X) dan impor (M) dan
selisih antara nilai ekspor dan impor (X-M) disebut ekspor neto. Besar
kecilnya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara oleh negara
lain sangat tergantung pada tingkat pendapatan mereka. Oleh karena itu,
dalam ekonomi makro permintaan ekspor dianggap tetap.
Jadi perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri
dalam perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta
modal dengan negara-negara lain.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengkaji dan mengulas tentang Perekonomian Terbuka I, maka
diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penyusun
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan neraca pembayaran?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem nilai tukar?
3. Bagaimana keseimbangan pasar pada perekonomian terbuka bisa terjadi?
4. Apa yang dimaksud dengan mobilitas kapital model Mundell-Fleming?

~1~
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan  penulisan makalah ini  adalah  untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Ekonomi Makro II pada semester III, selain itu juga untuk 
memperluas  wawasan  kita  tentang  hal-hal  yang  dikaji  dalam  makalah 
ini. Di  mana  dalam makalah  ini telah  dikaji  tentang “Perekonomian
Terbuka I” diantaranya :
1. Dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan neraca pembayaran.
2. Dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan sistem nilai tukar.
3. Dapat mengetahui penyebab keseimbangan pasar pada perekonomian
terbuka.
4. Dapat mengetahui mobilitas kapital model Mundell-Fleming.

~2~
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di
antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu
neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian utama, yaitu neraca
berjalan dan neraca modal.1
1. Neraca Berjalan
Neraca berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut :
a. Ekspor dan Impor Barang Tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang
produksi industri, dan barang-barang yang diproduksikan oleh sektor
pertambangan dan berbagai jenis ekspor dan impor barang tampak
lainnya. Neraca (yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari
perdagangan tampak-yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak
dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif, ia
berarti bahwa ekspor barang-barang tampak adalah melebihi
impornya. Sebaliknya apabila ia negatif, maka ia berarti bahwa impor
melebihi ekspornya.2
b. Ekspor dan Impor Jasa (Barang Tak Tampak)
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi
dari barang-barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan
para pelancong, dan pendapatan investasi (yang meliputi keuntungan,
bunga ke atas modal yang diinvestasikan, dan deviden). Neraca
perdagangan tak tampak-yaitu nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa,
dinamakan neraca jasa. Nilai neraca jasa sesuatu negara, yang positif
berarti negara tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke luar

1
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 390.
2
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 391.

~3~
negeri dari membelinya dari negara-negara lain. Dan apabila nilainya
negatif (masalah ini juga dihadapi oleh neraca pembayaran Indonesia),
ia berarti bahwa negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-pihak
luar dari menjual jasanya ke luar negeri.3
c. Pembayaran Pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran
di mana penerimanya tidak perlu “membayar” dalam bentuk uang atau
jasa. Contoh-contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang
suatu negara Arab ke Afghanistan, atau bantuan bahan makanan
Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Afrika. Mengirimkan uang
untuk membiayai perbelanjaan anak anak bersekolah di luar negara
adalah contoh lain.4
2. Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu :
a. Aliran Modal Jangka Panjang
Ia meliputi dua jenis aliran modal: aliran modal resmi dan investasi
langsung oleh pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi
adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan-badan pemerintah di
sesuatu negara dengan negara-negara lain. Sedangkan investasi
langsung swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi
berupa mendirikan perusahaan-perusahaan-terutama perindustrian.
Modal yang dibelanjakan diperoleh dari negara asal perusahaan
tersebut. Perbedaan di antara modal jangka panjang yang diterima dari
luar negeri dengan modal jangka panjang yang dibayarkan ke luar
negeri dinamakan neraca modal jangka panjang. Apabila nilainya
positif, keadaan ini berarti lebih banyak modal jangka panjang yang
diterima dari luar negeri dari yang dibayarkan ke luar negeri. Aliran
seperti itu membantu memperkukuh neraca pembayaran. Di samping

3
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 391.
4
Ibid.

~4~
itu aliran modal jangka panjang dapat meningkatkan perbelanjaan
pembangunan dan investasi sektor swasta.5
b. Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan
Dua akaun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akaun
“modal swasta” dan “kesilapan dan ketinggalan”. Yang dimaksudkan
dengan “modal swasta” adalah aliran-aliran modal dalam bentuk
tabungan atau investasi keuangan yang dapat dengan cepat
ditukarkan kembali kepada valuta yang asal atau valuta lainnya.
Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga sebagai “bot money”.
Dinamakan demikian karena dana tersebut dapat mengalir dari satu
negara ke negara lain dengan mudah dan dalam waktu yang cepat.
Uang tersebut biasanya meliputi uang yang diinvestasikan di pasaran
uang dan pasaran modal untuk memperoleh keuntungan dari investasi
tersebut. Pembelian saham-saham domestik oleh suatu perusahaan
“mutual fund” di New York merupakan salah satu contoh dari aliran
masuk modal swasta.6
Akaun kesilapan dan ketinggalan merupakan akaun yang menaksir
besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatat. Dalam setiap neraca
pembayaran perlu ada akaun kesilapan dan ketinggalan untuk
memastikan agar perhitungan aliran ke luar dan aliran masuk adalah
seimbang. Anda membawa uang Rp100 ribu. Ketika anda hitung sisa
uang setelah dibelanjakan, sisanya adalah Rp 40 ribu. Akan tetapi
dalam ingatan anda yang dibelanjakan hanyalah Rp 50 ribu. Berarti
anda tidak mengetahui bagaimana uang sebanyak Rp 10 ribu lagi
digunakan. Dalam neraca pembayaran kesalahan yang seperti ini
dicatat dalam akaun “kesilapan dan ketinggalan”.7

5
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 391-392.
6
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 392.
7
Ibid.

~5~
Contoh Neraca Pembayaran :
TABEL 2.1
Neraca Pembayaran Indonesia, 1997 dan 2001 (Juta dolar US)

Jenis mutasi keuangan 1996/97 2000/01


A. Transaksi Berjalan
1. Ekspor-Impor barang
a. Ekspor 52.038 65.408
i. Non-Migas (39.267) (50.341)
ii. Migas (12.771) (15.067)
- Minyak (7.513) (7.954)
- Gas (5.258) (7.113)
b. Impor 45.819 40.367
i. Non-Migas (41.126) (34.376)
ii. Migas (4.693) (5.989)
- Minyak (4.423) (5.653)
- LNG (270) (336)
Neraca perdagangan 6.219 25.041
2. Ekpor-impor jasa-jasa (neto) -14.288 -17.050
a. Non-Migas (-10.747) (-12.500)
b. Migas (-3.541) (-4.550)
Neraca transaksi berjalan -8.069 7.991
B. Transaksi Modal
1. Modal pemerintah (neto) -820 3.218
a. Penerimaan 5.298 7.490
i. CGI (4.857) (2.420)
ii. Di luar CGI (441) (5.070)
b. Pelunasan -6.118 -4.272
2. Modal Swasta (neto) 13.488 -9.990
a. Penanaman modal langsung (6.546) (-4.551)
b. Lainnya (6.592) (-5.439)
3. Jumlah (1) + (2) 12.668 -6.772
C. Selisih Perhitungan 701 3.824
Neraca keseluruhan 3.898 5.043

~6~
2.2 Sistem Nilai Tukar
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau
nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang
negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang
domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk
memperoleh satu unit mata uang asing. Kurs yang menunjukkan bahwa
US$1.00 sama dengan Rp 8.400 berarti untuk memperoleh satu dolar
Amerika Serikat dibutuhkan 8.400 rupiah Indonesia. Kurs valuta di antara
dua negara kerapkali berbeda di antara satu masa dengan masa yang lainnya.
Apakah yang menentukan kurs valuta asing sesuatu negara dengan negara
lainnya? Mengapakah nilainya dapat berubah dari satu waktu ke waktu
lainnya? Untuk mendapatkan jawabannya perlulah diperhatikan analisis yang
menerangkan bagaimana kurs atau “harga” mata uang asing ditentukan. Pada
dasarnya terdapat dua cara di dalam menentukan kurs valuta asing :8
1. Berdasarkan Permintaan dan Penawaran Mata Uang Asing dalam Pasar
Bebas.
Mengapakah penduduk sesuatu negara meminta sesuatu mata uang asing,
seperti misalnya mata uang yen Jepang? Sebab yang utama adalah untuk
memungkinkan negara itu membeli barang-barang dari Jepang.
Mengapakah mereka ingin membeli barang dari Jepang? Terdapat banyak
alasan, tetapi salah satu yang terpenting adalah karena barang yang ingin
diimpor dari Jepang lebih murah dari yang diproduksikan di dalam
negeri.9
a. Permintaan Mata Uang Asing
Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam
menentukan apakah barang-barang di negara lain adalah “lebih
murah” atau “lebih mahal” dari barang-barang yang diproduksikan di
dalam negeri. Untuk menerangkan hal ini akan diperhatikan kurs mata
uang yes Jepang dan dolar Amerika Serikat. Apabila nilai mata uang
dolar adalah tinggi, yaitu misalnya kurs adalah satu dolar AS = 200
8
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 397.
9
Ibid

~7~
yen, maka barang di Amerika Serikat adalah relatif mahal. Barang
yang berharga satu dolar di Amerika Serikat memerlukan 200 yen,
apabila penduduk Jepang ingin mengimpor barang Amerika ke
Jepang. Sebaliknya, apabila nilai mata uang dolar adalah rendah,
misalnya satu dolar AS = 100 yen, maka barang-barang Amerika
Serikat menjadi relatif murah. Sesuatu barang yang berharga satu
dolar sekarang hanya memerlukan 100 yen untuk memper-olehnya.
Harga-harga barang Amerika Serikat yang semakin murah akan
menaikkan permintaan permintaan penduduk Jepang ke atas barang
barang Amerika Serikat. Sebagai akibatnya, permintaan orang Jepang
ke atas mata uang Amerika Serikat bertambah. Berdasarkan kepada
contoh ini dapatlah dirumuskan bahwa permintaan penduduk Jepang
ke atas mata uang dolar Amerika Serikat mempunyai ciri-ciri berikut :
 Semakin tinggi harga dolar Amerika Serikat, semakin sedikit
permintaan ke atas mata uang tersebut.
 Semakin rendah harga dolar Amerika Serikat, semakin banyak
permintaan ke atas mata uang tersebut.10
b. Penawaran Mata Uang Asing
Bagaimanakah sikap orang-orang Amerika Serikat dalam
menawarkan dolar mereka kepada orang-orang Jepang? Penduduk
Amerika Serikat akan menukar dolarnya kepada yen Jepang karena
mereka ingin memperoleh barang-barang dari Jepang. Semakin
banyak yen yang mereka peroleh dari menukarkan setiap unit mata
uang Amerika Serikat, semakin murah harga-harga barang Jepang
apabila dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat. Suatu barang yang
berharga 200 yen adalah sama dengan satu dolar apabila kurs
pertukaran adalah 200 yen setiap dolar, dan menjadi dua dolar apabila
kurs pertukarannya adalah 100 yen setiap dolar. Berarti, harga dolar
yang tinggi menambah permintaan ke atas barang-barang Jepang, dan
ini selanjutnya menambahkan penawaran dolar Amerika Serikat.

10
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 397-398.

~8~
Dengan demikian penawaran dolar Amerika Serikat mempunyai ciri-
ciri berikut :
 Semakin tinggi harga mata uang Amerika Serikat, semakin
banyak penawaran mata uang tersebut.
 Semakin rendah harga mata uang Amerika Serikat, semakin
sedikit penawaran mata uang tersebut.11
c. Penentuan Harga Mata Uang Asing
Setelah menerangkan ciri-ciri permintaan dan penawaran mata uang
asing maka sekarang dapatlah diterangkan bagaimana sistem pasar
bebas menentukan nilai tukaran mata uang asing. Perhatikan Gambar
2.21. Sumbu datar menggambarkan jumlah mata uang dolar Amerika
Serikat yang akan diperjualbelikan di pasaran mata uang asing, dan
sumbu tegak menunjukkan harga dolar Amerika Serikat yang
dinyatakan dalam nilai yen. Kurva permintaan ke atas dolar adalah
DD. Kurva tersebut, yang berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, berarti (i) apabila harga dolar tinggi permintaan ke atas dolar
adalah sedikit (pada kurs satu dolar = 250 yen, hanya satu bilion dolar
yang diminta), dan (ii) semakin rendah harga dolar semakin banyak
kuantitas dolar yang diminta (misalnya, pada kurs satu dolar = 100
yen sebanyak empat bilion dolar diminta oleh orang-orang Jepang).12
Kurva SS adalah kurva penawaran ke atas mata uang dolar, dan
dapat dilihat dalam Gambar 2.21 bahwa bentuk kurva tersebut adalah
menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Kurva seperti ini
menggambarkan bahwa (i) apabila harga mata uang dolar rendah,
penawaran dolar oleh orang-orang Amerika juga rendah (misalnya,
pada kurs satu dolar = 50 yen sebanyak 1 bilion dolar saja yang
ditawarkan), dan (ii) apabila harga mata uang dolar tinggi, lebih
banyak mata uang dolar akan ditawarkan (oleh orang-orang Amerika).
Gambar 2.21 menunjukkan bahwa kurva DD dan SS berpotongan
pada keadaan di mana harga tiap unit mata uang dolar adalah: satu
dolar sama dengan 150 yen. Pada kurs pertukaran ini permintaan dolar
11
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 398.
12
Ibid.

~9~
adalah sama dengan penawaran dolar, yaitu sebanyak 2,5 bilion dolar.
Keadaan ini berarti: kurs valuta asing adalah satu dolar = 150 yen,
dan kuantiti dolar yang diperjualbelikan dalam pasaran mata
uang adalah sebanyak 2,5 bilion.13

Gambar 2.21
Permintaan dan Penawaran ke atas Dolar Amerika Serikat
2. Ditentukan oleh Pemerintah.
Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing.
Tujuannya adalah untuk memastikan kurs yang wujud tidak akan
menimbulkan efek yang buruk ke atas perekonomian. Kurs pertukaran
yang ditetapkan pemerintah adalah berbeda dengan kurs yang ditentukan
oleh pasar bebas. Sejauh mana perbedaan tersebut, dan apakah ia lebih
tinggi atau lebih rendah dari yang ditetapkan oleh pasar bebas, adalah
bergantung kepada kebijakan dan keputusan pemerintah mengenai kurs
yang paling sesuai untuk tujuan-tujuan pemerintah dalam menstabilkan
dan mengembangkan perekonomian.14
Dengan menggunakan Gambar 2.22 dapat dilihat perbedaan di
antara kurs yang ditentukan pemerintah dan kurs yang ditentukan pasar
bebas. Kurva DD dan SS berturut-turut adalah permintaan dan penawaran
dolar Amerika Serikat, dan kedua-dua kurva tersebut adalah sama dengan
yang digambarkan dalam Gambar 2.21. Maka sesuai dengan yang
digambarkan dalam Gambar 2.21, dalam Gambar 2.22 kurs valuta asing
13
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 398.
14
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 399.

~ 10 ~
apabila ditentukan oleh pasar bebas adalah: satu dolar sama dengan 150
yen. Pada kurs ini permintaan dolar adalah sama dengan penawaran dolar,
yaitu sebanyak 2,5 bilion. Pemerintah Jepang memandang bahwa kurs ini
kurang sesuai, dan oleh sebab itu menentukan bahwa kurs pertukaran
adalah satu dolar sama dengan 250 yen. Dalam gambar ia ditunjukkan
sebagai kurs I. Kurs ini menggambarkan bahwa harga yen dinilai terlalu
rendah dari yang akan ditetapkan oleh pasar bebas, yaitu pemerintah
menetapkan harga per unit dolar adalah 250 yen sedangkan di pasar bebas
harga akan mencapai: satu dolar adalah 150 yen. Apabila harga sesuatu
mata uang domestik (harga yen) ditetapkan oleh pemerintah pada tingkat
yang lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas, maka mata uang
domestik-yaitu yen dinamakan: mata uang yang dinilai terlalu rendah
(undervalued currency). Sedangkan apabila harga mata uang domestik
ditetapkan pemerintah pada kurs yang lebih tinggi dari yang ditentukan
oleh pasar bebas, maka mata uang tersebut dinamakan: mata uang yang
dinilai terlalu tinggi (overvalued currency). Dalam Gambar 2.22, kurs
II, yang menunjukkan bahwa setiap dolar adalah sama nilainya dengan
100 yen, adalah kurs yen dengan dolar, di mana mata uang yen dinilai
terlalu tinggi.15

Gambar 2.22
Pertukaran Mata Uang Asing yang Ditentukan

PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM KURS

15
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 399-400.

~ 11 ~
Kurs yang ditentukan oleh pasar bebas dapat mengalami dua bentuk
perubahan. Dalam Gambar 2.23 ditunjukkan dua bentuk perubahan yang
mungkin berlaku, yaitu: perubahan permintaan dan perubahan
penawaran.16
a. Efek Kenaikan Permintaan
Dalam gambar (a) ditunjukkan perubahan yang diakibatkan oleh
perubahan permintaan mata uang US dolar, dan pada gambar (b)
menunjukkan perubahan yang diakibatkan oleh perubahan
penawaran dolar. Dalam gambar (a) dimisalkan bahwa pada mulanya
permintaan ke atas dolar adalah DD dan penawaran ke atas dolar
adalah SS. Maka kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 150
yen, dan kuantitas dolar yang diperjualbelikan adalah Q1. Sebagai
akibat dari suatu kenaikan permintaan ke atas dolar, kurva permintaan
dolar bergerak dari DD ke D1D1. Kurva permintaan yang baru ini
menaikkan harga dolar dari 150 yen setiap unit menjadi 200 yen setiap
unit, dan menambahkan kuantitas valuta dolar yang diperjualbelikan
dalam pasaran valuta asing dari Q1 unit menjadi Q2 unit.17

(a) (b)
Gambar 2.23
Perubahan Permintaan dan Penawaran ke Atas Valuta Asing
b. Efek Perubahan Penawaran
Dalam gambar (b) yang ditunjukkan adalah perubahan penawaran.
Kurva SS dan DD menggambarkan penawaran dan permintaan uang

16
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 400.
17
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 400-401.

~ 12 ~
dolar yang pada mulanya wujud. Sesudahnya penawaran bertambah
dari SS menjadi S1S1. Sebagai akibatnya (i) kurs pertukaran untuk
setiap dolar turun dari 200 yen menjadi 150 yen, dan (ii) kuantitas
mata uang dolar yang diperjualbelikan bertambah dari QA dolar
menjadi QB.18
Oleh karena kurs pertukaran ditentukan oleh mekanisme pasar di
mana kurs tersebut akan terus menerus mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan dalam permintaan dan penawaran uang asing, maka
kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan
kurs pertukaran berubah bebas atau kurs pertukaran terapung.
Sedangkan kurs pertukaran yang ditentukan oleh pemerintah
dinamakan kurs pertukaran tetap atau kurs pertukaran resmi.19

2.3 Keseimbangan Pasar Pada Perekonomian Terbuka


Dalam menerangkan keseimbangan dalam perekonomian terbuka akan
dimisalkan ketiga-tiga keadaan kurva BP yang telah diterangkan, yaitu
apabila tidak terdapat aliran modal, aliran modal adalah sempurna dan aliran
modal tidak sempurna. Untuk menyerderhanakan uraian yang akan dibuat
akan dimisalkan dalam perekonomian digunakan system kurs valuta asing
tetap.20
Analisis yang berikutnya dalam bagian ini akan menerangkan perubahan
keseimbangan sebagai akibat perubahan dalam perbelanjaan agregat,yaitu
akibat perubahan konsumsi rumah tangga,pengurangan pajak, pertambahan
pengeluaran pemerintah,perubahan investasi dan perubahan ekspor dan
impor. Dalam menerangkan efek dari perubahan-perubahan seperti itu akan
diperhatikan keadaan dikedua system kurs valuta asing.21
Penentuan Keseimbangan
Perhatikan kurva berikut, yang menggambarkan penentuan keseimbangan
dalam kasus berikut : (i) tidak terdapat aliran modal (gambar 2.31), (ii) aliran
modal adalah sempurna (gambar 2.32), dan (iii) aliran modal tidak sempurna
18
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta : Rajawali Press, 2016), 401.
19
Ibid
20
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Modern (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2000), 215.
21
Ibid

~ 13 ~
(gambar 2.33).Seterusnya perlu diingatkan kembali bahwa dalam ketiga kasus
tersebut dimisalkan system penentuan kurs valuta asing yang digunakan
adalah kurs tetap.
Keseimbangan Dalam Ekonomi Terbuka

Gambar 2.31 Tidak terdapat aliran modal

Gambar 2.32 Aliran modal sempurna

~ 14 ~
Gambar 2.33 Aliran modal tak sempurna

Untuk setiap grafik tersebut dimisalkan perekonomian itu berada pada


keseimbangan IS-LM, yaitu pada titik A. Apakah yang seterusnya akan
berlaku? Adakah ini merupakan keseimbangan dalam perekonomian terbuka?
Untuk mencari jawabannya akan diperhatikan setiap grafik itu satu demi satu.
Kita mulai dengan grafik (a). Pada titik A, yaitu pada perpotongan IS dengan
LM0 neraca pembayaran dalam keadaan surplus. Bank sentral harus
membayar valuta asing dengan mata uang dalam negeri, dan akan menambah
penawaran uang. Oleh sebab itu LM0akan bergerak ke kanan sehingga neraca
pembayaran seimbang. Keadaan ini dicapai di titik E yaitu apabila kurva BP,
IS , LM berpotongan. Dalam grafik (b) titik A berada di atas garis BP, dan ini
juga menggambarkan bahwa terdapat surplus dalam neraca pembayaran.
Maka bank sentral perlu menukar valuta asing yang menyebabkan surplus
tersebut dengan mata uang dalam negeri.Sebagai akibatnya penawaran uang
bertambah dan menggeser kurva LM0 ke kanan sehingga surplus tersebut
tidak berlaku lagi. Keadaan itu dicapai titik E yaitu pada perpotongan kurva
LM,BP,dan IS. Dalam grafik (c) titik A berada dibawah kurva BP dan ini
menggambarkan bahwa neraca pembayaran mengalami deficit. Deficit ini
berlaku karena pembelian mata uang asing melebihi penjualannya. Bank
sentral akan menyediakan kekurangan mata uang asing tersebut dan apabila
dilakukan penjuaan kepada masyarakat,penawaran uang akan berkurang,
karena masyarakat harus membeli mata uang asing tersebut dengan mata
uang dalam negeri. Pengurangan penawaran uang in menggeser LM 0 ke kiri
sehingga neraca pembayaran seimbang dan keadaan ini tercapai di titik E.22

Kesimpulan : dalam perekonomian terbuka, keseimbangan dalam


perekonomian akan tercapai apabila kurva BP,IS dan LM berpotongan pada

22
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Modern (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2000), 216-217.

~ 15 ~
satu titik. Dalam ketiga-tiga contoh diatas perpotongan tersebut adalah di titik
E dan berarti pada kesimbangan,suku bunga adalah r dan pendapatan nasional
Y.23

2.4 Mobilitas Kapital Model Mundell-Fleming


Model Mundell-Fleming, adalah versi perekonomian-terbuka dari model
IS-LM. Kedua model menekankan interaksi di antara pasar barang dan pasar
uang. Kedua model mengasumsikan bahwa tingat harga adalah tetap dan
menunjukkan apa yang menyebabkan fluktuasi jangka-pendek dalam
pendapatan agregat (atau, sama dengan pergeseran dalam kurva permintaan
agregat). Perbedaan pentingnya adalah bahwa model IS-LM mengasumsikan
perekonomian tertutup, sedangkan model Mundell-Fleming mengasumsikan
perekonomian terbuka.24
Model Mundell-Fleming membuat satu asumsi penting dan ekstrem:
model ini mengasumsikan bahwa perekonomian yang sedang dipelajari
adalah perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna. Yaitu,
perekonomian bisa meminjam atau memberi pinjaman sebanyak yang ia
inginkan di pasar keuangan dunia dan, akibatnya, tingkat bunga
perekonomian ditentukan oleh tingkat bunga dunia.25
Asumsi Penting : Perekonomian Terbuka Kecil dengan Mobilitas Modal
Sempurna.
Asumsi ini berarti bahwa tingkat bunga dalam perekonomian ini, r,
ditentukan oleh tingkat bunga dunia r*. Secara matematis, kita bisa menulis
asumsi ini sebagai :
r = r*.
Tingkat bunga dunia ini diasumsikan tetap secara eksogen karena
perekonomian tersebut relatif kecil terhadap perkonomian dunia, bahwa ia
bisa meminjam atau memberi pinjaman sebanyak yang ia inginkan di pasar
keuangan dunia tanpa mempengaruhi tingkat bunga dunia.26

23
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Modern (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2000), 217.
24
Mankiw, N Gregory, Teori Makro Ekonomi (Jakarta : Erlangga, 2000), 290.
25
Ibid
26
Mankiw, N Gregory, Teori Makro Ekonomi (Jakarta : Erlangga, 2000), 291.

~ 16 ~
Meskipun gagasan mobilitas modal sempurna ditunjukkan secara
matematis dengan persamaan sederhana, perlu diingat agar tidak
menghilangkan proses canggih yang ditunjukkan persamaan ini.
Bayangkanlah beberapa peristiwa yang terjadi akan secara normal
meningkatkan tingkat bunga (seperti, penurunan dalam tabungan domestik).
Dalam perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga domestik mungkin naik
sedikit untuk jangka pendek, tetapi dalam sekejap pihak asing akan melihat
bunga yang lebih tinggi itu dan mulai memberi pinjaman ke negara lain
(dengan, misalnya, membeli obligasi negara ini). Aliran masuk modal akan
mendorong tingkat bunga domestik kembali menuju r*. Maka, persamaan
r=r* menunjukkan asumsi bahwa aliran modal internasional cukup memadai
untuk mempertahankan tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga
dunia.27

Pasar Barang dan Kurva IS*


Model Mundell-Fleming menjelaskan pasar untuk barang dan jasa
sebagaimana model IS-LM, tetapi model ini menambahkan simbol baru untuk
ekspor bersih. Biasanya, pasar barang ditunjukkan dengan persamaan berikut:
Y = C(Y-T) + I(r*) + G + NX(e)
Persamaan ini menyatakan bahwa pendapatan agregat Y adalah jumlah
konsumsi C, investasi I, pembelian pemerintah G, dan ekspor bersih NX.
konsumsi tergantung secara positif pada pendapatan disposebel Y-T. Investasi
tergantung secara negatif pada tingkat bunga, yang sama dengan tingkat
bunga dunia r*. Ekspor bersih tergantung secara negatif pada kurs e. Seperti
sebelumnya, kita mendefinisikan kurs e sebagai jumlah mata uang asing per
unit mata uang domestik-misalnya, e adalah 100 yen per dolar.28
Kita mengaitkan kurs bersih pada kurs riil (harga relatif dari barang-
barang di dalam dan di luar negeri) bukan pada kurs nominal (harga relatif
dari mata uang domestik dan asing). Jika e adalah kurs nominal, maka kurs
riil € sama dengan eP/P*, di mana P adalah tingkat harga domestik dan P*
adalah tingkat harga luar negeri. Namun demikian, model Mundell-Fleming
27
Ibid
28
Mankiw, N Gregory, Teori Makro Ekonomi (Jakarta : Erlangga, 2000), 291-292.

~ 17 ~
mengasumsikan bahwa tingkat harga di dalam dan luar negeri adalah tetap,
sehingga kurs riil proporsional terhadap tingkat bunga nominal. Yaitu, ketika
kurs nominal berapresiasi (katakanlah, dari 100 menjadi 200 yen per dolar),
barang-barang luar negeri lebih murah dibandingkan dengan barang
domestik, dan ini menyebabkan ekspor turun dan impor naik.29
Kita bisa menggambarkan persamaan ini untuk keseimbangan pasar
barang pada gambar di mana pendapatan berada pada sumbu horisontal dan
kurs pada sumbu vertikal. Kurva ini ditunjukkan pada bagian (c) dari Gambar
2.41 dan disebut kurva IS*. Label baru itu mengingatkan kita bahwa kurva
tersebut digambar dengan mempertahankan tingkat bunga konstan pada
tingkat bunga dunia r*.30
Kurva IS* miring ke bawah karena kurs yang lebih tinggi mengurangi
ekspor bersih, yang sebaliknya menurunkan pendapatan agregat. Untuk
menunjukkan bagaimana ini bekerja, bagian lain dari Gambar 2.41
mngkombinasikan kurva ekspor bersih dan perpotongan Keynesian untuk
menderivasi kurva IS*. Pada bagian (a), kenaikan dalam kurs dari e1 ke e2
mengurangi ekspor bersih dari NX(e1) ke NX(e2). Pada bagian (b), penurunan
dalam ekspor bersih menggeser kurva pengeluaran yang direncanakan ke
bawah dan menurunkan pendapatan dari Y1 ke Y2. Kurva IS* meringkas
hubungan antara kurs r dan pendapatan Y ini.31

Pasar Uang dan Kurva LM*


Model Mundell-Fleming menunjukkan pasar uang dengan persamaan yang
seharusnya kita kenal dari model IS-LM, dengan asumsi tambahan bahwa
tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia:
M/P = L(r*, Y)
Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran dari keseimbangan uang riil,
M/P, sama dengan permintaan, L(r, Y). Permintaan terhadap keseimbangan
uang riil tergantung secara negatif pada tingkat bunga, yang sekarang
ditetapkan sama dengan tingkat bunga dunia r*, dan secara positif pada

29
Mankiw, N Gregory, Teori Makro Ekonomi (Jakarta : Erlangga, 2000), 292.
30
Ibid.
31
Ibid.

~ 18 ~
pendapatan Y. Penawaran uang M adalah variabel eksogen yang dikendalikan
oleh bank sentral, dan karena model Mundell-Fleming dirancang untuk
menganalisis fluktuasi jangka pendek, tingkat harga P juga diasumsikan tetap
secara eksogen.32
Kita bisa menunjukkan persamaan ini secara grafis dengan kurva LM*
vertikal seperti dalam bagian (b) dari Gambar 2.41. Kurva LM* adalah
vertikal karena kurs tidak masuk ke dalam persamaan LM*. Berdasarkan
tingkat bunga dunia, persamaan LM* menentukan pendapatan agregat, tanpa
mempertimbangkan kurs. Gambar 2.41 menunjukkan bagaimana kurva LM*
muncul dari tingkat bunga dunia dan kurva LM, yang mengaitkan tingkat
bunga dan pendapatan.33

(a) (b)

Gambar 2.41
(c)
Merakit Bagian Model
Menurut model Mundell-Fleming, perekonomian terbuka kecil dengan
mobilitas modal sempurna bisa dijelaskan oleh dua persamaan :
Y = C (Y-T) + I (r*) + G + NX (e). IS*,
M/P = L (r*, Y). LM*.

32
Mankiw, N Gregory, Teori Makro Ekonomi (Jakarta : Erlangga, 2000), 292.
33
Mankiw, N Gregory, Teori Makro Ekonomi (Jakarta : Erlangga, 2000), 292-293.

~ 19 ~
Persaman pertama menjelaskan keseimbangan di pasar barang, dan
persamaan kedua menjelaskan keseimbangan di pasar uang. Variabel eksogen
adalah kebijakan fiskal G dan T, kebijakan moneter M, tingkat harga P, dan
tingkat bunga dunia r*. Variabel endogen adalah pendapatan Y dan kurs e.34

BAB III

PENUTUP

34
Mankiw, N Gregory, Teori Makro Ekonomi (Jakarta : Erlangga, 2000), 293.

~ 20 ~
3.1 Kesimpulan
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri
dalam perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta
modal dengan negara-negara lain. Ketika perekonomian disebut, “terbuka”,
berarti pengeluaran negara di tiap tahun tertentu tidak sama dengan output
barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak
ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa
melakukan pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman
pada negara lain.
Sub bahasan dalam perekonomian terbuka ada 4, yaitu mulai dari
neraca pembayaran, sistem nilai tukar, keseimbangan pasar dan mobilitas
kapital model Mundell-Fleming.
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di
antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu
neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian utama, yaitu neraca
berjalan dan neraca modal.
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau
nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.
Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik
yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk
memperoleh satu unit mata uang asing.
Dalam perekonomian terbuka, keseimbangan dalam perekonomian
akan tercapai apabila kurva BP,IS dan LM berpotongan pada satu titik.
Model Mundell-Fleming membuat satu asumsi penting dan ekstrem:
model ini mengasumsikan bahwa perekonomian yang sedang dipelajari
adalah perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna. Model
ini merupakan bentuk IS-LM untuk perekonomian terbuka.
BAB IV
ANALISIS DATA

Analisis Data Nilai Mata Uang Indonesia Pata Tahun 2000-2015.

~ 21 ~
Hasil Analisis :

Disini kami ambil conotoh nilai mata uang Indonesia terhadap nilai mata
uang Amerika. Bisa kita lihat nilai Rupiah terhadap Dolar Amerika pada setiap
tahunnya beragam, jadi tidak mengalami terus kenaikan juga tidak turun menurun.
Jadinya fluktuasi.

Untuk kursnya menurut kami masuk dalam kategori kurs fleksibel (bebas),
dimana kurs tersebut ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran mata
uang asing dalam pasar bebas.

~ 22 ~
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2016. Makro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali


Pers.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Mankiw, N Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

~ 23 ~

Anda mungkin juga menyukai