“NERACA PEMBAYARAN”
KELOMPOK VII
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. YUYUN (B1021201127)
2. HIDAYAT (B1021201138)
3. JENI ( B1021201139)
4. MINA AGUSTINA ( B1021201140)
5. STEVEN (B1021201143)
1
DAFTAR ISI
2
A. Neraca Pembayaran
4
pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah
dijual kepada penduduk negara-negara lain.
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang
berkaitan dengan barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau
capital account mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset
keuangan, seperti peminjaman, pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh,
investor Amerika membeli aset luar negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi dan juga untuk mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi
berbicara tentang kapital atau modal, yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik
dan manusiawi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala
istilah kapital atau modal digunakan sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang yang
digunakan untuk mendapatkan aset keuangan seperti saham, obligasi, saldo bank, dan
uang yang digunakan untuk melakukan investasi langsung dalam pabrik dan peralatan
luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S. capital outflow terjadi bila orang
Amerika membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk Amerika atau U.S. capital
inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.
5
Neraca pembayaran mengukur transaksi ekonomi yang terjadi antar-negara baik
barang maupun jasa, baik asset riil maupun aset finanisal, ataupun pembayaran transfer
karena neraca ini mencerminkan volume transaksi yang terjadi selama periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun, maka neraca pembayaran mengukur aliran atau flow
Manfaat neraca pembayaran: Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah
untuk mengambil langkah di bidang ekonomi. Data yang ada dijadikan dasar bagi
pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi. Sebagai bahan
pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang moneter dan
fiscal. Dari neraca pembayaran dapat dilihat berapa saldo devisa. Sebagai bahan
6
b. Biaya dan ketersediaan bahan baku, barang setengah jadi dan input lainnya
c. Bursa pergerakan nilai
d. Multilateral, bilateral dan unilateral pajak atau pembatasan perdagangan
e. Hambatan non-tarif seperti lingkungan, kesehatan atau standar keselamatan
f. Ketersediaan devisa yang memadai yang dapat digunakan untuk membayar
impor, dan
g. Harga pokok produksi di rumah (dipengaruhi oleh respon dari pasokan)
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca
pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut
bekerja melalui perubahan komponen-komponen berikut ini.
1) Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan
pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
2) Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala
tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.
3) Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu
kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam negeri terhadap mata uang
asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah
devisa suatu negara.
4) Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat
bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca
modal. Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan melalui perubahan jumlah
uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga
yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi akan menurun.
Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan meningkat.
7
5) Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan pemerintah
yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk campur
1) Transaksi berjalan
Transaksi berjalan adalah transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan
impor berupa barang dan jasa dalam kurun waktu satu tahun. Transaksi berjalan
terdiri dari neraca perdagangan (transaksi barang), transaksi jasa, pendapatan
primer, dan pendapatan sekunder. Namun, pada umumnya transaksi berjalan
digunakan untuk menilai atau mengukur neraca perdagangan.
a. Transaksi barang
Transaksi barang meliputi transaksi ekspor dan impor barang yang
digolongkan menjadi migas dan non migas. Karena adanya proses
penerimaan pembayaran maka semua ekspor barang termasuk ke dalam
transaksi kredit. Sedangkan impor barang termasuk ke dalam transaksi debit
karena menimbulkan kewajiban pembayaran kepada negara lain.
Dalam investasi luar negeri, jika nilai ekspor melampaui nilai impor
maka negara akan mengalami surplus neraca perdagangan atau mendapatkan
hasil positif (+). Namun, jika nilai impor melebihi nilai ekspor maka negara
mengalami defisit atau kerugian neraca perdagangan karena memiliki
pengurangan (-).
b. Transaksi jasa
Transaksi jasa meliputi penyediaan jasa dilakukan oleh penduduk
Indonesia kepada penduduk luar negeri (ekspor) dan penduduk luar negeri
kepada penduduk Indonesia (impor). Transportasi internasional dan
perjalanan (travel) merupakan bagian dari transaksi jasa.
8
c. Pendapatan primer
Pendapatan primer terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Sedangkan
pendapatan primer itu sendiri dapat diartikan sebagai perolehan atau hasil
yang berasal dari penyediaan faktor produksi tenaga kerja dan modal
finansial. Yang termasuk ke dalam pendapatan primer berupa dividen
(kupon, diskon, bunga).
d. Pendapatan sekunder
Pendapatan sekunder terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Yang
termasuk ke dalam pendapatan sekunder berupa transfer penghasilan atau
remitansi TKA/TKI dan transfer-transfer lainnya (hadiah, hibah, jasa, uang)
2) Transaksi modal
Transaksi modal biasanya dipakai untuk mencatat hasil bersih yang
diperoleh dari transaksi pengeluaran dan pendapatan modal. Transaksi modal
terdiri dari aset tetap dan hibah investasi. Sebagian besar transaksi modal berupa
transfer modal. Transaksi modal kurang memiliki kontribusi dalam neraca
pembayaran sehingga transaksi ini tidak begitu sering digunakan. Transaksi
modal mempunyai dua unsur, yaitu transfer modal dan aset non keuangan non
produksi.
Transaksi modal dihitung dengan cara niali menjumlahkan nilai bersih
yang diperoleh dari transfer modal dan aset non produced non financial assets.
Kemudian, sisi kredit diwakili oleh transaksi aliran modal masuk (capital inflow
transaction), sementara itu, sisi debit diwakili oleh transaksi aliran modal keluar.
3) Transaksi finansial
Transaksi finansial adalah transaksi yang memberitahukan perubahan
kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri dalam waktu satu periode.
Adapun kategori-kategori yang ada di transaksi finansial, yaitu investasi
langsung, investasi portofolio, derivatif finansial, dan investasi lainnya. Agar
lebih jelas simak penjelasan tentang kategori-kategori transaksi finansial sebagai
berikut:
9
a. Investasi langsung (Direct Investment)
Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan investor dengan
menanamkan modalnya yang bertujuan untuk berinvestasi dalam jangka panjang
di suatu perusahaan Indonesia atau luar negeri. Modal yang semestinya ditanam
cukup besar sekitar 10% dari total modal perusahaan.
b. Investasi portofolio (Portfolio Investment)
Investasi portofolio adalah investasi yang keuntungannya didapatkan dari
investasi di surat-surat berharga. Investasi ini bersifat jangka pendek.
c. Derivatif finansial
Derivatif finansial adalah dokumen yang berisi tentang pencatatan derivatif yang
didapatkan dari instrumen finansial yang meliputi option (warrant) dan derivatif
lainnya (forward, future, dan swap).
d. Investasi lainnya
Yang termasuk ke dalam investasi lainnya adalah semua jenis finansial yang
tidak termasuk ke dalam tiga kategori sebelumnya. Pada sisi kewajiban,
sebagian besar investasi lainnya meliputi pinjaman luar negeri baik itu
pemerintah atau swasta dan hutang dagang (trade credit) yang didapatkan dari
eksportir barang dan jasa di luar negeri. Sedangkan, pada sisi aset, investasi
lainnya berupa simpanan penduduk yang ada di perbankkan luar negeri dan
piutang dagang eksportir Indonesia kepada pembeli di luar negeri.
10
(7)sebagai sumber data penyusunan statistik neraca nasional (national account).
Transaksi yang dicatat di NPI memperlihatkan perubahan, pemberian (tanpa imbalan),
timbul atau hapusnya suatu nilai ekonomi. Pergerakan nilai ekonomi ini dapat terjadi
akibat perpindahan kepemilikan atas barang atau aset finansial, penyediaan jasajasa,
penyediaan tenaga kerja, atau penyediaan modal.
Berikut ini contoh-contoh transaksi yang dicatat dalam NPI: (1) Penjualan dan
pembelian barang dengan negara lain, seperti ekspor minyak sawit dan impor bahan
baku atau barang konsumsi; (2) Pemberian/penggunaan jasa kepada/dari negara lain,
seperti penyediaan jasa pialang saham oleh perusahaan sekuritas domestik kepada
investor asing dan pemakaian jasa pengangkutan kapal laut asing oleh perusahaan
domestik; (3) Pendapatan atas investasi, seperti dividen dan bunga, yang diperoleh oleh
pihak asing yang berinvestasi di Indonesia dan penduduk Indonesia yang berinvestasi di
luar negeri; (4) Investasi finansial antara lain dalam bentuk saham dan surat utang,
seperti pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) oleh investor asing dan penjualan
obligasi pemerintah Amerika Serikat yang dimiliki oleh bank domestik; dan (5)
Pemberian/penerimaan uang, barang, dan jasa tanpa ada imbalan langsung, seperti
penerimaan pemerintah dalam bentuk hibah dari negara asing.
11
kekayaan penduduk negara bersangkutan di negara lain juga tercakup dalam istilah
transaksi ekonomi internasional.
12
(eksportir) melalui perintah transfer bank ke rekening penjual (ekportir), sebelum
penjual (eksportir) yang bersangkutan mengirimkan barang yang diperjanjikan. Setelah
menerima pembayaran harga baik keseluruhan maupun sebahagian baru kemudian
penjual (eksportir) melakukan kewajibannya mengirimkan barang melalui port of
loading. Barang yang dikirim tersebut sudah tercatat atas nama pembeli (importir).
Cara pembayaran dengan advance payment mempunyai beberapa variasi sesuai dengan
jumlah harga yang terlebih dahulu dibayarkan oleh pembeli (importir). Adakalanya
pembeli membayar keseluruhan harga barang termasuk ongkos angkut, asuransi dan
semua biaya yang disepakati dalam kontrak bisnis mereka. Dengan pengiriman harga
tersebut, maka pembeli (importir) telah menyelesaikan seluruh kewajibannya sepanjang
mengenai pembayaran dan oleh karena itu, tidak ada lagi biaya tambahan yang harus
dibayar oleh pembeli (importir). Cara ini dikenal dengan istilah payment with
order.Variasi lain adalah partial payment with order. Sesuai dengan namanya, dalam
sistem pembayaran ini pembeli hanya membayar sebagian dari harga terlebih dahulu,
misalnya hanya membayar harga barang saja. Biaya-biaya lain sesuai yang
diperjanjikan, misalnya ongkos angkut, asuransi, dan biaya lainnya akan dibayar oleh
penjual setelah penjual melakukan kewajibannya mengirimkan barang. Penagihan sisa
pembayaran oleh penjual umumnya dilakukan dengan mempergunakan sistem
collection. Cara pembayaran dengan mempergunakan sistem pembayaran advance
payment mengandung resiko yang harus dipertimbangkan, khususnya oleh importir
yang terlebih dahulu melakukan pembayaran. Bisa saja terjadi wanprestasi dari penjual
yang berakibat fatal bagi pembeli, misalnya penjual tidak mengirimkan barang tepat
waktu yang diperjanjikan, atau penjual mengirimkan barang yang kualifikasinya dan
mutunya tidak sesuai dengan yang diperjanjikan. Oleh karena itu, kontrak bisnis yang
mendasari transaksi seperti ini harus diperkuat dengan berbagai klausula yang dapat
menjamin kepentingan pembeli, misalnya klausula tentang ganti rugi atau sanksi. Perlu
diperhatikan bahwa cara pembayaran dengan advance payment umumnya dipilih oleh
para pihak dalam kontrak bisnis apabila antara para pihak terdapat hubungan bisnis
yang sudah berjalan baik. Dengan kata lain, kontrak bisnis yang terjadi umumnya
bukan hubungan bisnis yang pertama bagi para pihak. Cara ini baru bermanfaat apabila
para pihak sudah saling mengenal satu sama lain dan sudah sering melakukan transaksi
atau bila pembeli telah mengenal sebelumnya performance dari penjual.
13
2. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open account,
barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta
dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko sebagian besar ditanggung eksportir.
Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan
dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs menjadi
tanggungannya. Dengan metode ini maka pembayaran dilakukan setelah barang
diterima, atau kebalikan dari sistem advance payment. Sistem pembayaran ini
mengharuskan penjual (eksportir) mengirim barang terlebih dahulu setelah kontrak
ditandatangani. Pembayaran dilakukan setelah pembeli menyetujui barang-barang yang
diterima. Pengiriman uang dilakukan melalui bank. Cara pembayaran dengan open
account merupakan kebalikan dari advance payment. Jika pada advance payment
pembeli yang terebih dahulu melakukan pembayaran harga barang maka pada open
account penjual yang terlebih dahulu melakukan pengiriman barang, baru setelah itu
pembeli membayar harga melalui perintah transfer bank ke rekening penjual. Dalam
open account nama pemilik barang yang tercantum dalam dokumen ekspor sudah atas
nama pembeli (importir). Dokumen yang diserahkan oleh eksportir kepada importir
dapat melalui bank. Namun demikian, penyerahan dokumen tersebut kepada bank
hanya sebatas sebagai kurir. Cara pembayaran dengan open account akan sangat
menguntungkan bagi pembeli, karena melalui sistem ini pembeli terlebih dahulu
melihat barang yang dikirimkan oleh penjual. Pembeli dapat melihat dan memeriksa
terlebih dahulu spesifikasi barang yang diperjanjikan baru kemudian melakukan
pembayaran. Dengan demikian, pembeli memiliki waktu untuk menyatakan penolakan
atas barang yang telah dikirimkan oleh penjual. Keuntungan lain adalah pembeli
memiliki waktu yang cukup longgar untuk menyediakan dana guna keperluan
pembayaran. Di sisi lain resiko dapat muncul di pihak penjual, misalnya barang telah
dikirimkan penjual ke pelabuhan tempat kedudukan pembeli, akan tetapi pembeli tidak
melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran tidak tepat waktu. Dengan
sendirinya penjual akan rugi karena telah menanamkan modal atas harga barang dan
biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk kepentingan ongkos pengangkutan dan biaya
14
asuransi. Sama seperti cara pembayaran advance payment maka cara pembayaran
dengan open account jarang dipergunakan oleh pihak-pihak yang belum saling
mengenal dengan baik reputasi mitra kontraknya. Oleh karena cara ini sangat
menguntungkan pembeli maka pada umumnya cara pembayaran open account banyak
dilakukan antara induk perusahaan dengan anak perusahaan. Dengan cara pembayaran
kemudian maka induk perusahaan sebenarnya telah memberikan pembiayaan kepada
anak perusahaan. Keuntungan cara pembayaran seperti ini sama seperti pada
pembayaran dengan advance payment yaitu dapat mengurangi biaya jasa perbankan.
15
mempergunakan L/C terlebih dahulu dicantumkan dalam sales contract. Berdasarkan
klausula cara pembayaran dengan L/C yang tercantum dalam kontrak inilah
selanjutnya pembeli (importir) mengajukan aplikasi L/C kepada bank devisa di
negaranya (opening bank) untuk manfaat penjual. Opening bank selanjutnya akan
mengirim surat L/C kepada beneficiary melalui bank korespondennya di negara
penjual (eksportir). Bank Koresponden/advising bank kemudian memberi tahu
beneficiary bahwa kepadanya telah dibuka L/C. Setelah menerima L/C tersebut
kemudian penjual (eksportir) mengirimkan barang kepada pembeli. Dokumen-
dokumen asli mengenai barang tersebut diserahkan kepada advising bank dan
duplikatnya dikirimkan kepada pembeli. Setelah melakukan penelitian terhadap
kelengkapan dokumen, maka advsing bank akan melakukan pembayaran. Dokumen
yang diterima dan telah diperiksa oleh advising bank kemudian dikirim ke opening
bank (issuing bank) dan setelah itu issuing bank melakukan pembayaran kepada
advising bank. Pembuka kredit (importir) membayar semua kewajiban kepada issuing
bank setelah dinotofikasi bahwa semua dokumen telah datang. Issuing akan mengirim
dokumen asli kepada pembuka kredit, sebagai dasar untuk meminta barang dari
pengangkut. Dengan mempergunakan L/C pembayaran akan menjadi lebih mudah,
aman dan terjamin kelengkapan dokumen pengapalan, serta resiko dapat dialihkan
kepada bank yang terkait. Selain itu, bagi eksportir L/C juga dapat dijadikan jaminan
untuk memperoleh pinjaman.
4. Commercial Bills of Exchange
Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut draft atau trade
bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang, yang biasanya
disebut trade drafts. Jenis draft terdiri dari; clean draft dan documentary draft.
Commercial bills of exchange yang sering disebut juga wesel (draft) atau trade bills,
adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk
membayar sejumlah uang pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam
itu sering disebut wesel.
5. Collection Collection
Merupakan cara pembayaran dengan mempergunakan jasa bank untuk
melakukan penagihan. Dalam collection, penjual (eksportir) bertindak sebagai principal
16
yang memberikan kepercayaan kepada bank untuk melakukan penagihan kepada
importir (pembeli). Penagihan tersebut didasarkan pada dokumen-dokumen. Bank yang
menerima amanat untuk melakukan penagihan (remitting bank) setelah menerima
dokumen akan meneruskan collection. Remitting bank setelah menerima dokumen
collection selanjutnya meneruskan dokumen tersebut ke collecting bank dengan
menggunakan collection instruction. Collection bank inilah yang akan meneruskan
dokumen kepada pihak yang harus membayar (drawee). Dalam hal collection bank
belum bisa langsung meneruskan dokumen kepada kepada drawee maka collection
bank bisa meneruskan ke bank lain (presenting bank) yang memungkinkan untuk
berhubungan langsung dengan drawee. Setelah drawee melakukan pembayaran atau
melaksanakan amanat kepada collection bank atau presenting bank maka collection
bank akan meneruskan kembali kepada remitting bank. Remitting bank inilah yang
akan melakukan pembayaran kepada principal. Untuk menghindari kesalah pahaman
mengenai tata cara pembayaran transaksi dengan mempergunakan collection,
International Chamber of Commerce (ICC) menerbitkan Uniform Rules for Collection
(URC), yang terakhir direvisi pada tahun 1995 tercatat dengan nomor publikasi 522
(URC 522). Berdasarkan URC 522 cara pembayaraan dengan collection dapat terjadi
dengan dua kondisi, yaitu: document againt payment dan document againt acceptance.
Dalam document againt payment, penjual (eksportir) menahan dokumendokumen
pemilikan barang dan hanya menyerahkan dokumen ekspor setelah adanya pembayaran
dari pembeli (importir). Sedangkan dalam document againt acceptance eksportir
(penjual) akan menyerahkan dokumen ekspor setelah pembeli (importir) telah
melakukan akseptasi.
6. Konsinyasi
Konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi. Konsinyasi
sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan open account. Melalui
konsinyasi penjual yang terlebih dahulu mengirimkan barang. Perbedaanya dengan
open account adalah mengenai waktu pembeli mengirimkan barang. Kalau pada open
account pembeli mengirimkan harga pembelian setelah barang dikirimkan atau pada
waktu tertentu yang disepakti setelah barang dikirimkan oleh penjual maka pada
konsinyasi pembeli berkewajiban mengrimkan harga pembayaran barang setelah
pembeli berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Cara pembayaran seperti
17
ini cenderung mengandung resiko yang sangat besar bagi penjual. Kemungkinan
terjadinya wanprestasi sangat besar dan dalam keadaan tertentu sulit terpantau.
Kemungkinan wanpretasi antara lain:
a. pembeli tidak membayar harga kepada penjual; atau
b. pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, akan tetapi
pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan menyatakan barang tersebut belum
lagi terjual. Dengan demikian, pembeli mendapat keuntungan dari penundaan
pembayaran tersebut, atau;
c. bila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada saat terjadinya
kenaikan atas harga barang tersebut, tetapi kemudian memberitahukan kepada penjual
bahwa barang tersebut dijual kepada pihak ketiga pada saat sebelum terjadinya
kenaikan harga. Oleh karena besarnya kemungkinan resiko yang mungkin dialami oleh
penjual, maka dalam kontrak-kontrak yang mempergunakan cara pembayaran
konsinyasi seperti ini dilengkapi dengan klausula yang tegas tentang ganti rugi atau
sanksi dalam hal terjadinya wanprestasi. Pengenalan yang baik tentang berbagai bentuk
klausula ganti rugi akan sangat membantu menghindari kerugian. Juga sangat penting
diatur tentang mekanisme pengawasan dalam kontrak-kontrak konsinyasi. Mengingat
resiko dalam kontrak konsinyasi maka umumnya kontrakkontrak konsinyasi jarang
dipergunakan, kecuali oleh pihak-pihak yang telah lama saling mengenal baik,
mengetahui reputasi masing-masing, dan yang terpenting para pihak telah berulang kali
melakukan transaksi atau kerjasama bisnis lainnya. Meskipun demikian, kontrak-
kontrak yang mempergunakan cara konsinyasi dalam pembayaran juga mempunyai
berbagai keuntungan. Bagi penjual (eksportir), akan memperoleh keuntungan berupa
kemudahan untuk memasarkan barangnya di luar negeri, karena cara ini banyak
diminati importir. Sementara itu, bagi importir, sangat menguntungkan karena tidak
perlu mengeluarkan dana untuk pembayaran harga barang terlebih dahulu.
18
neraca pembayaran mengalami surplus atau defisit. Kondisi defisit menunjukkan bahwa
nilai impor yang lebih besar dibandingkan ekspor. Apabila suatu negara terus
melakukan impor tanpa mengimbanginya dengan kegiatan ekspor dapat membahayakan
saldo neraca transaksi berjalan. Dilansir dari artikel jurnal Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan (2014) karya Wulansari Fitri, dijelaskan
bahwa keseimbangan neraca pembayaran perlu diwujudkan. Sebab neraca pembayaran
merupakan salah satu tujuan dari ekonomi makro selain pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Negara yang memiliki aktivitas ekonomi baik, dapat digambarkan melalui
keseimbangan antara kegiatan ekspor dan impor. Negara yang memiliki ekonomi stabil
dan baik dapat menarik para investor untuk melakukan investasi di negara tersebut
4. Manfaat
1. Pengertian
Neraca perdagangan ialah Ikhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai
transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu (balance of trade).
Neraca perdagangan atau balance of trade (BoT) adalah perbedaan antara nilai
semua barang dan jasa yang diekspor serta diimpor dari suatu negara dalam periode
waktu tertentu. Neraca perdagangan menjadi komponen terbesar dalam neraca
pembayaran karena jadi indikator untuk mengukur seluruh transaksi internasional.
Dalam praktiknya, neraca perdagangan mempunyai dua sifat, positif dan negatif. Suatu
negara dikatakan mempunyai neraca perdagangan yang positif apabila negara tersebut
lebih banyak melakukan ekspor daripada impor. Sebaliknya, ketika suatu negara lebih
banyak menerima impor dari negara lain daripada ekspor, negara tersebut mempunyai
neraca perdagangan yang negatif.
19
2. Penghitungan Neraca Perdagangan
Ada dua hal yang dibutuhkan untuk menghitung neraca perdagangan, yaitu nilai
ekspor dan nilai impor. Neraca perdagangan punya rumus yang sederhana, yaitu nilai
ekspor dikurangi nilai impor.
Yang dimaksud ekspor adalah barang dan jasa yang dibuat di dalam negeri dan
dijual kepada orang asing. Sementara, impor adalah barang dan jasa yang dibeli oleh
penduduk suatu negara, di mana barang dan jasa tersebut dibuat di luar negeri.
Namun, ada celah yang menyebabkan penghitungan neraca perdagangan
menjadi tidak akurat. Salah satunya adalah perdagangan gelap. Pasalnya, dalam
perdagangan gelap, beberapa kegiatan transaksi tersebut hanya tercatat di satu negara
(yang mengekspor atau yang mengimpor), sedangkan negara lainnya tidak. Alhasil,
akumulasi dari seluruh neraca perdagangan dunia menjadi tidak seimbang.
3. Surplus vs Defisit
Dalam neraca perdagangan, surplus tidak selamanya baik, begitu juga defisit
yang tidak selamanya menunjukkan tanda bahaya terhadap perekonomian.
Neraca perdagangan yang surplus akan sangat dibutuhkan ketika perekonomian
berada dalam fase resesi. Pasalnya, dalam keadaan tersebut, surplus perdagangan akan
membantu dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan permintaan atas suatu
barang dan jasa.
Sedangkan, defisit perdagangan akan sangat dibutuhkan ketika ekonomi suatu
negara dalam keadaan ekspansi. Karena, di saat seperti itulah jumlah barang yang
diimpor akan semakin banyak, namun harga tetap rendah karena banyaknya persaingan
usaha.
20
DAFTAR PUSTAKA
21