Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA

“NERACA PEMBAYARAN”

KELOMPOK VII
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. YUYUN (B1021201127)
2. HIDAYAT (B1021201138)
3. JENI ( B1021201139)
4. MINA AGUSTINA ( B1021201140)
5. STEVEN (B1021201143)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TANJUNG PURA
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 2


A. Neraca Pembayaran .................................................................................................................. 3
1. Pengertian Neraca Pembayaran ................................................................................................. 3
2. Ciri-ciri Neraca Pembayaran ..................................................................................................... 5
3. Tujuan Neraca Pembayaran ...................................................................................................... 5
B. Neraca Pembayaran Indonesia.................................................................................................. 8
1) Transaksi berjalan ................................................................................................................. 8
2) Transaksi modal .................................................................................................................... 9
3) Transaksi finansial................................................................................................................. 9
C. Neraca Pembayaran Internasional .......................................................................................... 11
1. Pengertian Sistem Transaksi ................................................................................................... 11
2. Cara Dan Alat Transaksi Internasional ................................................................................... 12
3. Permasalahan Neraca Pembayaran Internasional .................................................................... 18
4. Manfaat ................................................................................................................................... 19
D. Neraca Perdagangan modal .................................................................................................... 19
1. Pengertian................................................................................................................................ 19
2. Penghitungan Neraca Perdagangan ......................................................................................... 20
3. Surplus vs Defisit .................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 21

2
A. Neraca Pembayaran

1. Pengertian Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran adalah suatu pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran
yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke
negara-negara lain. Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi
 Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa;
 Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke
luar negeri;
 Aliran ke luar dan Aliran masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan
uang di luar negeri).
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan
neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor
dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara
keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari
luar negeri.
Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari
luar negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut. Defisit dalam
neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan
kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan
mengakibatkan penurunan dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan
meningkat dan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan
ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha
untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru.

2. Ciri-ciri Neraca Pembayaran


Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua
bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang
menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam
bagian aktiva dicatatkan transaksi-transaksi yang menyebabkan negara itu menerima
pembayaran dari negara lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula
menjadi dua jenis pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu
lintas modal atau capital account.
3
1) Transaksi berjalan.
Dalam transaksi berjalan ( current account ) dicatat transaksi-transaksi berikut:
a. Ekspor dan impor barang-barang ( perdagangan nyata).
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi industri,
neraca (yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu
perdagangan dalam barang-barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila
nilai neraca itu positif berarti ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila
negatif maka impor barang melebihi ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa.
Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak nyata. Yang termasuk dalam golongan ini
adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan pengangkutan, kegiatan perjalanan luar
negeri, pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa lainnya.Nilai neraca
suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke luar
negeri dan membelinya dari negara-negara lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih
banyak membeli jasa pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam
bentuk uang atau jasa. Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita
kelaparan di Aprika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak
bersekolah di luar negara merupakan contoh lainnya.

2) Lalu lintas modal.


Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan
transaksi: (1) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
 Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari
negara-negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan
pemerintah. Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk dalam
golongan transaksi ini.
 Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung,
investasi portfolio dan amortisasi. Investasi langsung adalah investasi untuk
mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi
dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah

4
pembelian kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah
dijual kepada penduduk negara-negara lain.
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang
berkaitan dengan barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau
capital account mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset
keuangan, seperti peminjaman, pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh,
investor Amerika membeli aset luar negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi dan juga untuk mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi
berbicara tentang kapital atau modal, yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik
dan manusiawi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala
istilah kapital atau modal digunakan sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang yang
digunakan untuk mendapatkan aset keuangan seperti saham, obligasi, saldo bank, dan
uang yang digunakan untuk melakukan investasi langsung dalam pabrik dan peralatan
luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S. capital outflow terjadi bila orang
Amerika membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk Amerika atau U.S. capital
inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.

3. Tujuan Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi kepada pemerintah tentang
posisi keuangan dalam hubungan ekonomi di antara satu negara dengan negara-negara
asing. Neraca pembayaran akan memberikan informasi mengenai nilai dan
perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu
dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan kegiatan tersebut dalam
perekonomian dapat diamati dari perkembangan neraca pembayaran.. Infromasi penting
lain yang dapat di lihat dari suatu neraca negara. Seterusnya neraca pembayaran
menunjukkan pula pertimbangan mutasi-mutasi keuangan dari satu negara ke negara-
negara lain. Perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang
negatif, dan dinamakan defisit neraca pembayaran, berarti mutasi-mutasi keungan ke
luar negeri adalah lebih banyak dari yang diterima dari luar negeri. Disamping dapat
menunjukkan besarnya defisit yang dialami dalam suatu waktu tertentu, dari neraca
pembayaran dapat juga dilihat sebab-sebab yang menimbulkan defisit tersebut.
Mungkin sebabnya adalah impor yang lebih besar dari ekspor. Disamping itu ia dapat
disebabkan pula oleh pengaliran modal yang terlalu besar ke luar negeri.

5
Neraca pembayaran mengukur transaksi ekonomi yang terjadi antar-negara baik
barang maupun jasa, baik asset riil maupun aset finanisal, ataupun pembayaran transfer
karena neraca ini mencerminkan volume transaksi yang terjadi selama periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun, maka neraca pembayaran mengukur aliran atau flow
Manfaat neraca pembayaran: Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah
untuk mengambil langkah di bidang ekonomi. Data yang ada dijadikan dasar bagi
pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi. Sebagai bahan
pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang moneter dan
fiscal. Dari neraca pembayaran dapat dilihat berapa saldo devisa. Sebagai bahan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca pembayaran


 Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran
internasional antara lain sebagai berikut.
a. Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan
dan kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs
valuta asing mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b. Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam
negeri sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri
menjadi meningkat.
c. Perubahan Tingkat Pendapatan
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai
ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d. Perubahan Tingkat Bunga
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat
bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan
tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang
terjadi menurun, maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan meliputi:
a. Biaya produksi (tanah, tenaga kerja, modal, pajak, insentif, dll) ekspor dalam
perekonomian vis-à-vis mereka dalam perekonomian impor

6
b. Biaya dan ketersediaan bahan baku, barang setengah jadi dan input lainnya
c. Bursa pergerakan nilai
d. Multilateral, bilateral dan unilateral pajak atau pembatasan perdagangan
e. Hambatan non-tarif seperti lingkungan, kesehatan atau standar keselamatan
f. Ketersediaan devisa yang memadai yang dapat digunakan untuk membayar
impor, dan
g. Harga pokok produksi di rumah (dipengaruhi oleh respon dari pasokan)
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca
pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut
bekerja melalui perubahan komponen-komponen berikut ini.
1) Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan
pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
2) Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala
tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.
3) Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu
kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam negeri terhadap mata uang
asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah
devisa suatu negara.
4) Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat
bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca
modal. Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan melalui perubahan jumlah
uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga
yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi akan menurun.
Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan meningkat.

7
5) Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan pemerintah
yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk campur

B. Neraca Pembayaran Indonesia


Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan statistik yang mencatat transaksi
ekonomi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode
tertentu. Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi
finansial.

1) Transaksi berjalan
Transaksi berjalan adalah transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan
impor berupa barang dan jasa dalam kurun waktu satu tahun. Transaksi berjalan
terdiri dari neraca perdagangan (transaksi barang), transaksi jasa, pendapatan
primer, dan pendapatan sekunder. Namun, pada umumnya transaksi berjalan
digunakan untuk menilai atau mengukur neraca perdagangan.
a. Transaksi barang
Transaksi barang meliputi transaksi ekspor dan impor barang yang
digolongkan menjadi migas dan non migas. Karena adanya proses
penerimaan pembayaran maka semua ekspor barang termasuk ke dalam
transaksi kredit. Sedangkan impor barang termasuk ke dalam transaksi debit
karena menimbulkan kewajiban pembayaran kepada negara lain.
Dalam investasi luar negeri, jika nilai ekspor melampaui nilai impor
maka negara akan mengalami surplus neraca perdagangan atau mendapatkan
hasil positif (+). Namun, jika nilai impor melebihi nilai ekspor maka negara
mengalami defisit atau kerugian neraca perdagangan karena memiliki
pengurangan (-).
b. Transaksi jasa
Transaksi jasa meliputi penyediaan jasa dilakukan oleh penduduk
Indonesia kepada penduduk luar negeri (ekspor) dan penduduk luar negeri
kepada penduduk Indonesia (impor). Transportasi internasional dan
perjalanan (travel) merupakan bagian dari transaksi jasa.

8
c. Pendapatan primer
Pendapatan primer terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Sedangkan
pendapatan primer itu sendiri dapat diartikan sebagai perolehan atau hasil
yang berasal dari penyediaan faktor produksi tenaga kerja dan modal
finansial. Yang termasuk ke dalam pendapatan primer berupa dividen
(kupon, diskon, bunga).
d. Pendapatan sekunder
Pendapatan sekunder terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Yang
termasuk ke dalam pendapatan sekunder berupa transfer penghasilan atau
remitansi TKA/TKI dan transfer-transfer lainnya (hadiah, hibah, jasa, uang)

2) Transaksi modal
Transaksi modal biasanya dipakai untuk mencatat hasil bersih yang
diperoleh dari transaksi pengeluaran dan pendapatan modal. Transaksi modal
terdiri dari aset tetap dan hibah investasi. Sebagian besar transaksi modal berupa
transfer modal. Transaksi modal kurang memiliki kontribusi dalam neraca
pembayaran sehingga transaksi ini tidak begitu sering digunakan. Transaksi
modal mempunyai dua unsur, yaitu transfer modal dan aset non keuangan non
produksi.
Transaksi modal dihitung dengan cara niali menjumlahkan nilai bersih
yang diperoleh dari transfer modal dan aset non produced non financial assets.
Kemudian, sisi kredit diwakili oleh transaksi aliran modal masuk (capital inflow
transaction), sementara itu, sisi debit diwakili oleh transaksi aliran modal keluar.

3) Transaksi finansial
Transaksi finansial adalah transaksi yang memberitahukan perubahan
kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri dalam waktu satu periode.
Adapun kategori-kategori yang ada di transaksi finansial, yaitu investasi
langsung, investasi portofolio, derivatif finansial, dan investasi lainnya. Agar
lebih jelas simak penjelasan tentang kategori-kategori transaksi finansial sebagai
berikut:

9
a. Investasi langsung (Direct Investment)
Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan investor dengan
menanamkan modalnya yang bertujuan untuk berinvestasi dalam jangka panjang
di suatu perusahaan Indonesia atau luar negeri. Modal yang semestinya ditanam
cukup besar sekitar 10% dari total modal perusahaan.
b. Investasi portofolio (Portfolio Investment)
Investasi portofolio adalah investasi yang keuntungannya didapatkan dari
investasi di surat-surat berharga. Investasi ini bersifat jangka pendek.
c. Derivatif finansial
Derivatif finansial adalah dokumen yang berisi tentang pencatatan derivatif yang
didapatkan dari instrumen finansial yang meliputi option (warrant) dan derivatif
lainnya (forward, future, dan swap).
d. Investasi lainnya
Yang termasuk ke dalam investasi lainnya adalah semua jenis finansial yang
tidak termasuk ke dalam tiga kategori sebelumnya. Pada sisi kewajiban,
sebagian besar investasi lainnya meliputi pinjaman luar negeri baik itu
pemerintah atau swasta dan hutang dagang (trade credit) yang didapatkan dari
eksportir barang dan jasa di luar negeri. Sedangkan, pada sisi aset, investasi
lainnya berupa simpanan penduduk yang ada di perbankkan luar negeri dan
piutang dagang eksportir Indonesia kepada pembeli di luar negeri.

Statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan salah satu statistik


ekonomi makro yang penting bagi Indonesia di antara sejumlah statistik ekonomi makro
lainnya, seperti pendapatan domestik bruto (PDB) dan jumlah uang beredar. Statistik ini
memberikan informasi tentang transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk
Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu. Sebagaimana umumnya
penyusunan statistik neraca pembayaran di negara lain, statistik NPI dibuat dengan
tujuan sebagai berikut: (1) mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian;
(2) mengetahui aliran sumber daya dengan negara lain; (3) mengetahui struktur
ekonomi dan perdagangan; (4) mengetahui permasalahan utang luar negeri; (5)
mengetahui perubahan posisi cadangan devisa dan potensi tekanan terhadap nilai tukar;
(6) sebagai sumber data dan informasi dalam menyusun anggaran devisa; serta

10
(7)sebagai sumber data penyusunan statistik neraca nasional (national account).
Transaksi yang dicatat di NPI memperlihatkan perubahan, pemberian (tanpa imbalan),
timbul atau hapusnya suatu nilai ekonomi. Pergerakan nilai ekonomi ini dapat terjadi
akibat perpindahan kepemilikan atas barang atau aset finansial, penyediaan jasajasa,
penyediaan tenaga kerja, atau penyediaan modal.
Berikut ini contoh-contoh transaksi yang dicatat dalam NPI: (1) Penjualan dan
pembelian barang dengan negara lain, seperti ekspor minyak sawit dan impor bahan
baku atau barang konsumsi; (2) Pemberian/penggunaan jasa kepada/dari negara lain,
seperti penyediaan jasa pialang saham oleh perusahaan sekuritas domestik kepada
investor asing dan pemakaian jasa pengangkutan kapal laut asing oleh perusahaan
domestik; (3) Pendapatan atas investasi, seperti dividen dan bunga, yang diperoleh oleh
pihak asing yang berinvestasi di Indonesia dan penduduk Indonesia yang berinvestasi di
luar negeri; (4) Investasi finansial antara lain dalam bentuk saham dan surat utang,
seperti pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) oleh investor asing dan penjualan
obligasi pemerintah Amerika Serikat yang dimiliki oleh bank domestik; dan (5)
Pemberian/penerimaan uang, barang, dan jasa tanpa ada imbalan langsung, seperti
penerimaan pemerintah dalam bentuk hibah dari negara asing.

C. Neraca Pembayaran Internasional

1. Pengertian Sistem Transaksi


Sistem transaksi internasional sering disebut dengan sistem pembayaran
internasional. Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang
dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran dalam
perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank. Di atas
dikemukakan bahwa materi neraca pembayaran internasional adalah transaksi-transaksi
ekonomi internasional yang diadakan oleh penduduk negara yang mempunyai neraca
pembayaran internasional tersebut. Pada umumnya transaksi-transaksi ekonomi berupa
pemindahtanganan hak milik atas suatu benda dari tangan orang yang satu ke tangan
orang yang lain ataupun berupa penunaian jasa yang dilakukan oleh orang yang satu
untuk orang yang lain. Selain itu, perubahan susunan dan nilai hutang piutang serta

11
kekayaan penduduk negara bersangkutan di negara lain juga tercakup dalam istilah
transaksi ekonomi internasional.

2. Cara Dan Alat Transaksi Internasional


Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula tentang
tata cara pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang) merupakan salah
bentuk prestasi terpenting yang harus dilaksanakan oleh salah satu pihak. Di pihak lain
pembayaran merupakan hak yang wajib diperoleh berdasarkan kontrak. Tidak jelasnya
tata cara pembayaran atau tidak terjaminnya keamanan mengenai tata cara pembayaran
dapat muncul menjadi resiko usaha dan sumber perselisihan (sengketa) dalam
hubungan bisnis para pihak yang terlibat. Dalam kontrak-kontrak bisnis internasional,
kejelasan, dan aspek keamanan dalam cara pembayaran menjadi lebih penting
mengingat para pihak yang terlibat dalam kontrak yang demikian dipisahkan oleh jarak
yang cukup jauh dan tidak jarang para pihak tidak saling mengenal satu sama lain atau
tidak pernah bertemu sebelumnya. Dipilihnya cara pembayaran yang tepat selain dapat
memberikan jaminan keamanan juga dapat memberikan keringan atau kemudahan bagi
pihak-pihak tertentu. Misalnya dalam transaksi ekspor impor, dipilihnya cara
pembayaran advance payment (pembayaran di muka) akan memberikan kemudahan
bagi eksportir, karena pembeli (importir) terlebih dahulu melakukan pembayaran
sebelum barang dikirimkan oleh penjual (eksportir). Pelaksanaan transaksi perdagangan
luar negeri dapat diatur dengan cara pembayaran berikut.
1. Advance Payment / Cash Payment
Pembayaran dilakukan dengan menggunakan check/cheque atau bank draft,
pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini sangat baik bagi
eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum kenal baik dengan importir.
Metode pembayaran ini disebut juga dengan pembayaran uang dimuka. Sistem
pembayaran ini mengharuskan pembeli melakukan pembayaran uang terlebih dahulu
kepada penjual di negara lain sebagai syarat pengiriman barang. Pengiriman uang
melalui bank merupakan pembayaran atas barang yang dipesan. Advance payment
merupakan salah satu bentuk cara pembayaran non L/C yang dikenal dalam berbagai
kontrak bisnis, termasuk kontrak bisnis yang bernuansa internasional. Cara pembayaran
dengan sistem advance payment biasa dikenal dengan sebutan pembayaran dimuka,
karena melalui cara ini pembeli (importir) membayar terlebih dahulu kepada penjual

12
(eksportir) melalui perintah transfer bank ke rekening penjual (ekportir), sebelum
penjual (eksportir) yang bersangkutan mengirimkan barang yang diperjanjikan. Setelah
menerima pembayaran harga baik keseluruhan maupun sebahagian baru kemudian
penjual (eksportir) melakukan kewajibannya mengirimkan barang melalui port of
loading. Barang yang dikirim tersebut sudah tercatat atas nama pembeli (importir).
Cara pembayaran dengan advance payment mempunyai beberapa variasi sesuai dengan
jumlah harga yang terlebih dahulu dibayarkan oleh pembeli (importir). Adakalanya
pembeli membayar keseluruhan harga barang termasuk ongkos angkut, asuransi dan
semua biaya yang disepakati dalam kontrak bisnis mereka. Dengan pengiriman harga
tersebut, maka pembeli (importir) telah menyelesaikan seluruh kewajibannya sepanjang
mengenai pembayaran dan oleh karena itu, tidak ada lagi biaya tambahan yang harus
dibayar oleh pembeli (importir). Cara ini dikenal dengan istilah payment with
order.Variasi lain adalah partial payment with order. Sesuai dengan namanya, dalam
sistem pembayaran ini pembeli hanya membayar sebagian dari harga terlebih dahulu,
misalnya hanya membayar harga barang saja. Biaya-biaya lain sesuai yang
diperjanjikan, misalnya ongkos angkut, asuransi, dan biaya lainnya akan dibayar oleh
penjual setelah penjual melakukan kewajibannya mengirimkan barang. Penagihan sisa
pembayaran oleh penjual umumnya dilakukan dengan mempergunakan sistem
collection. Cara pembayaran dengan mempergunakan sistem pembayaran advance
payment mengandung resiko yang harus dipertimbangkan, khususnya oleh importir
yang terlebih dahulu melakukan pembayaran. Bisa saja terjadi wanprestasi dari penjual
yang berakibat fatal bagi pembeli, misalnya penjual tidak mengirimkan barang tepat
waktu yang diperjanjikan, atau penjual mengirimkan barang yang kualifikasinya dan
mutunya tidak sesuai dengan yang diperjanjikan. Oleh karena itu, kontrak bisnis yang
mendasari transaksi seperti ini harus diperkuat dengan berbagai klausula yang dapat
menjamin kepentingan pembeli, misalnya klausula tentang ganti rugi atau sanksi. Perlu
diperhatikan bahwa cara pembayaran dengan advance payment umumnya dipilih oleh
para pihak dalam kontrak bisnis apabila antara para pihak terdapat hubungan bisnis
yang sudah berjalan baik. Dengan kata lain, kontrak bisnis yang terjadi umumnya
bukan hubungan bisnis yang pertama bagi para pihak. Cara ini baru bermanfaat apabila
para pihak sudah saling mengenal satu sama lain dan sudah sering melakukan transaksi
atau bila pembeli telah mengenal sebelumnya performance dari penjual.

13
2. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open account,
barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta
dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah
kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko sebagian besar ditanggung eksportir.
Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan
dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs menjadi
tanggungannya. Dengan metode ini maka pembayaran dilakukan setelah barang
diterima, atau kebalikan dari sistem advance payment. Sistem pembayaran ini
mengharuskan penjual (eksportir) mengirim barang terlebih dahulu setelah kontrak
ditandatangani. Pembayaran dilakukan setelah pembeli menyetujui barang-barang yang
diterima. Pengiriman uang dilakukan melalui bank. Cara pembayaran dengan open
account merupakan kebalikan dari advance payment. Jika pada advance payment
pembeli yang terebih dahulu melakukan pembayaran harga barang maka pada open
account penjual yang terlebih dahulu melakukan pengiriman barang, baru setelah itu
pembeli membayar harga melalui perintah transfer bank ke rekening penjual. Dalam
open account nama pemilik barang yang tercantum dalam dokumen ekspor sudah atas
nama pembeli (importir). Dokumen yang diserahkan oleh eksportir kepada importir
dapat melalui bank. Namun demikian, penyerahan dokumen tersebut kepada bank
hanya sebatas sebagai kurir. Cara pembayaran dengan open account akan sangat
menguntungkan bagi pembeli, karena melalui sistem ini pembeli terlebih dahulu
melihat barang yang dikirimkan oleh penjual. Pembeli dapat melihat dan memeriksa
terlebih dahulu spesifikasi barang yang diperjanjikan baru kemudian melakukan
pembayaran. Dengan demikian, pembeli memiliki waktu untuk menyatakan penolakan
atas barang yang telah dikirimkan oleh penjual. Keuntungan lain adalah pembeli
memiliki waktu yang cukup longgar untuk menyediakan dana guna keperluan
pembayaran. Di sisi lain resiko dapat muncul di pihak penjual, misalnya barang telah
dikirimkan penjual ke pelabuhan tempat kedudukan pembeli, akan tetapi pembeli tidak
melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran tidak tepat waktu. Dengan
sendirinya penjual akan rugi karena telah menanamkan modal atas harga barang dan
biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk kepentingan ongkos pengangkutan dan biaya

14
asuransi. Sama seperti cara pembayaran advance payment maka cara pembayaran
dengan open account jarang dipergunakan oleh pihak-pihak yang belum saling
mengenal dengan baik reputasi mitra kontraknya. Oleh karena cara ini sangat
menguntungkan pembeli maka pada umumnya cara pembayaran open account banyak
dilakukan antara induk perusahaan dengan anak perusahaan. Dengan cara pembayaran
kemudian maka induk perusahaan sebenarnya telah memberikan pembiayaan kepada
anak perusahaan. Keuntungan cara pembayaran seperti ini sama seperti pada
pembayaran dengan advance payment yaitu dapat mengurangi biaya jasa perbankan.

3. Letter of Credit L/C


adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik
oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat pengganti
kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang terkait dalam
L/C adalah opener (importir), issuer (bank yang mengeluarkan l/c), beneficiary atau
penjual (eksportir), dan dalam praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming bank,
yaitu bank di negara eksportir. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional
menggunakan L/C karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain
sebagai berikut.
a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual
b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan yang akan
menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dlm L/C.
c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.
d. Adanya fasilitas hedging.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah:
a. Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.
b. Tanggal expired L/C.
c. Tanggal pengapalan.
d. Syarat-syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan transhipment atau partial
shipment Pembayaran transaksi dengan mempergunakan L/C merupakan cara
pembayaran yang paling umum dipergunakan dalam transaksi-transaksi bisnis,
khususnya transaksi jual beli barang (sales of good). Cara pembayaran dengan

15
mempergunakan L/C terlebih dahulu dicantumkan dalam sales contract. Berdasarkan
klausula cara pembayaran dengan L/C yang tercantum dalam kontrak inilah
selanjutnya pembeli (importir) mengajukan aplikasi L/C kepada bank devisa di
negaranya (opening bank) untuk manfaat penjual. Opening bank selanjutnya akan
mengirim surat L/C kepada beneficiary melalui bank korespondennya di negara
penjual (eksportir). Bank Koresponden/advising bank kemudian memberi tahu
beneficiary bahwa kepadanya telah dibuka L/C. Setelah menerima L/C tersebut
kemudian penjual (eksportir) mengirimkan barang kepada pembeli. Dokumen-
dokumen asli mengenai barang tersebut diserahkan kepada advising bank dan
duplikatnya dikirimkan kepada pembeli. Setelah melakukan penelitian terhadap
kelengkapan dokumen, maka advsing bank akan melakukan pembayaran. Dokumen
yang diterima dan telah diperiksa oleh advising bank kemudian dikirim ke opening
bank (issuing bank) dan setelah itu issuing bank melakukan pembayaran kepada
advising bank. Pembuka kredit (importir) membayar semua kewajiban kepada issuing
bank setelah dinotofikasi bahwa semua dokumen telah datang. Issuing akan mengirim
dokumen asli kepada pembuka kredit, sebagai dasar untuk meminta barang dari
pengangkut. Dengan mempergunakan L/C pembayaran akan menjadi lebih mudah,
aman dan terjamin kelengkapan dokumen pengapalan, serta resiko dapat dialihkan
kepada bank yang terkait. Selain itu, bagi eksportir L/C juga dapat dijadikan jaminan
untuk memperoleh pinjaman.
4. Commercial Bills of Exchange
Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut draft atau trade
bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang, yang biasanya
disebut trade drafts. Jenis draft terdiri dari; clean draft dan documentary draft.
Commercial bills of exchange yang sering disebut juga wesel (draft) atau trade bills,
adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk
membayar sejumlah uang pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam
itu sering disebut wesel.
5. Collection Collection
Merupakan cara pembayaran dengan mempergunakan jasa bank untuk
melakukan penagihan. Dalam collection, penjual (eksportir) bertindak sebagai principal

16
yang memberikan kepercayaan kepada bank untuk melakukan penagihan kepada
importir (pembeli). Penagihan tersebut didasarkan pada dokumen-dokumen. Bank yang
menerima amanat untuk melakukan penagihan (remitting bank) setelah menerima
dokumen akan meneruskan collection. Remitting bank setelah menerima dokumen
collection selanjutnya meneruskan dokumen tersebut ke collecting bank dengan
menggunakan collection instruction. Collection bank inilah yang akan meneruskan
dokumen kepada pihak yang harus membayar (drawee). Dalam hal collection bank
belum bisa langsung meneruskan dokumen kepada kepada drawee maka collection
bank bisa meneruskan ke bank lain (presenting bank) yang memungkinkan untuk
berhubungan langsung dengan drawee. Setelah drawee melakukan pembayaran atau
melaksanakan amanat kepada collection bank atau presenting bank maka collection
bank akan meneruskan kembali kepada remitting bank. Remitting bank inilah yang
akan melakukan pembayaran kepada principal. Untuk menghindari kesalah pahaman
mengenai tata cara pembayaran transaksi dengan mempergunakan collection,
International Chamber of Commerce (ICC) menerbitkan Uniform Rules for Collection
(URC), yang terakhir direvisi pada tahun 1995 tercatat dengan nomor publikasi 522
(URC 522). Berdasarkan URC 522 cara pembayaraan dengan collection dapat terjadi
dengan dua kondisi, yaitu: document againt payment dan document againt acceptance.
Dalam document againt payment, penjual (eksportir) menahan dokumendokumen
pemilikan barang dan hanya menyerahkan dokumen ekspor setelah adanya pembayaran
dari pembeli (importir). Sedangkan dalam document againt acceptance eksportir
(penjual) akan menyerahkan dokumen ekspor setelah pembeli (importir) telah
melakukan akseptasi.
6. Konsinyasi
Konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi. Konsinyasi
sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan open account. Melalui
konsinyasi penjual yang terlebih dahulu mengirimkan barang. Perbedaanya dengan
open account adalah mengenai waktu pembeli mengirimkan barang. Kalau pada open
account pembeli mengirimkan harga pembelian setelah barang dikirimkan atau pada
waktu tertentu yang disepakti setelah barang dikirimkan oleh penjual maka pada
konsinyasi pembeli berkewajiban mengrimkan harga pembayaran barang setelah
pembeli berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Cara pembayaran seperti

17
ini cenderung mengandung resiko yang sangat besar bagi penjual. Kemungkinan
terjadinya wanprestasi sangat besar dan dalam keadaan tertentu sulit terpantau.
Kemungkinan wanpretasi antara lain:
a. pembeli tidak membayar harga kepada penjual; atau
b. pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, akan tetapi
pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan menyatakan barang tersebut belum
lagi terjual. Dengan demikian, pembeli mendapat keuntungan dari penundaan
pembayaran tersebut, atau;
c. bila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada saat terjadinya
kenaikan atas harga barang tersebut, tetapi kemudian memberitahukan kepada penjual
bahwa barang tersebut dijual kepada pihak ketiga pada saat sebelum terjadinya
kenaikan harga. Oleh karena besarnya kemungkinan resiko yang mungkin dialami oleh
penjual, maka dalam kontrak-kontrak yang mempergunakan cara pembayaran
konsinyasi seperti ini dilengkapi dengan klausula yang tegas tentang ganti rugi atau
sanksi dalam hal terjadinya wanprestasi. Pengenalan yang baik tentang berbagai bentuk
klausula ganti rugi akan sangat membantu menghindari kerugian. Juga sangat penting
diatur tentang mekanisme pengawasan dalam kontrak-kontrak konsinyasi. Mengingat
resiko dalam kontrak konsinyasi maka umumnya kontrakkontrak konsinyasi jarang
dipergunakan, kecuali oleh pihak-pihak yang telah lama saling mengenal baik,
mengetahui reputasi masing-masing, dan yang terpenting para pihak telah berulang kali
melakukan transaksi atau kerjasama bisnis lainnya. Meskipun demikian, kontrak-
kontrak yang mempergunakan cara konsinyasi dalam pembayaran juga mempunyai
berbagai keuntungan. Bagi penjual (eksportir), akan memperoleh keuntungan berupa
kemudahan untuk memasarkan barangnya di luar negeri, karena cara ini banyak
diminati importir. Sementara itu, bagi importir, sangat menguntungkan karena tidak
perlu mengeluarkan dana untuk pembayaran harga barang terlebih dahulu.

3. Permasalahan Neraca Pembayaran Internasional


Salah satu masalah dalam neraca pembayaran internasional adalah ketidakseimbangan
neraca pembayaran. Ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya faktor alam, kegiatan ekonomi pemerintah, dan kegiatan
ekonomi swasta. Neraca pembayaran internasional dikatakan tidak seimbang apabila

18
neraca pembayaran mengalami surplus atau defisit. Kondisi defisit menunjukkan bahwa
nilai impor yang lebih besar dibandingkan ekspor. Apabila suatu negara terus
melakukan impor tanpa mengimbanginya dengan kegiatan ekspor dapat membahayakan
saldo neraca transaksi berjalan. Dilansir dari artikel jurnal Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan (2014) karya Wulansari Fitri, dijelaskan
bahwa keseimbangan neraca pembayaran perlu diwujudkan. Sebab neraca pembayaran
merupakan salah satu tujuan dari ekonomi makro selain pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Negara yang memiliki aktivitas ekonomi baik, dapat digambarkan melalui
keseimbangan antara kegiatan ekspor dan impor. Negara yang memiliki ekonomi stabil
dan baik dapat menarik para investor untuk melakukan investasi di negara tersebut

4. Manfaat

Beberapa manfaat neraca pembayaran internasional antara lain: Untuk mencatat


seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk sebuah negara
dengan penduduk negara lain. Untuk mengetahui informasi struktur dan komposisi
transaksi ekonomi internasional suatu negara. Untuk mengetahui kondisi keuangan
internasional suatu negara. Untuk indikator yang digunakan oleh IMF untuk
memberikan bantuan keuangan. Sebagai indikator penting ekonomi suatu negara.

D. Neraca Perdagangan modal

1. Pengertian
Neraca perdagangan ialah Ikhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai
transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu (balance of trade).
Neraca perdagangan atau balance of trade (BoT) adalah perbedaan antara nilai
semua barang dan jasa yang diekspor serta diimpor dari suatu negara dalam periode
waktu tertentu. Neraca perdagangan menjadi komponen terbesar dalam neraca
pembayaran karena jadi indikator untuk mengukur seluruh transaksi internasional.
Dalam praktiknya, neraca perdagangan mempunyai dua sifat, positif dan negatif. Suatu
negara dikatakan mempunyai neraca perdagangan yang positif apabila negara tersebut
lebih banyak melakukan ekspor daripada impor. Sebaliknya, ketika suatu negara lebih
banyak menerima impor dari negara lain daripada ekspor, negara tersebut mempunyai
neraca perdagangan yang negatif.

19
2. Penghitungan Neraca Perdagangan
Ada dua hal yang dibutuhkan untuk menghitung neraca perdagangan, yaitu nilai
ekspor dan nilai impor. Neraca perdagangan punya rumus yang sederhana, yaitu nilai
ekspor dikurangi nilai impor.
Yang dimaksud ekspor adalah barang dan jasa yang dibuat di dalam negeri dan
dijual kepada orang asing. Sementara, impor adalah barang dan jasa yang dibeli oleh
penduduk suatu negara, di mana barang dan jasa tersebut dibuat di luar negeri.
Namun, ada celah yang menyebabkan penghitungan neraca perdagangan
menjadi tidak akurat. Salah satunya adalah perdagangan gelap. Pasalnya, dalam
perdagangan gelap, beberapa kegiatan transaksi tersebut hanya tercatat di satu negara
(yang mengekspor atau yang mengimpor), sedangkan negara lainnya tidak. Alhasil,
akumulasi dari seluruh neraca perdagangan dunia menjadi tidak seimbang.

3. Surplus vs Defisit
Dalam neraca perdagangan, surplus tidak selamanya baik, begitu juga defisit
yang tidak selamanya menunjukkan tanda bahaya terhadap perekonomian.
Neraca perdagangan yang surplus akan sangat dibutuhkan ketika perekonomian
berada dalam fase resesi. Pasalnya, dalam keadaan tersebut, surplus perdagangan akan
membantu dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan permintaan atas suatu
barang dan jasa.
Sedangkan, defisit perdagangan akan sangat dibutuhkan ketika ekonomi suatu
negara dalam keadaan ekspansi. Karena, di saat seperti itulah jumlah barang yang
diimpor akan semakin banyak, namun harga tetap rendah karena banyaknya persaingan
usaha.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rahdi Noor Hayat.dkk.2014.Neraca Pembayaran.Makalah


Kurniasih.Wida.Neraca Pembayaran:Pengertian,Fungsi,Tujuan,dan
Komponen.gramedia.com.Diakses tanggal 4 oktober 2021, dari
https://www.gramedia.com/literasi/neraca-pembayaran/.
https://www.ruangguru.com/blog/neraca-pembayaran-
internasional#:~:text=Neraca%20pembayaran%20internasional%20(balance%20
of,waktu%20tertentu%2C%20biasanya%20satu%20tahun.
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/WISHMAN-SIREGAR-
MODUL-PERTEMUAN-11-EKONOMI-INTERNASIONAL-RABU-3-JUNI-
2020-ok.pdf
https://kamus.tokopedia.com/n/neraca-perdagangan/

21

Anda mungkin juga menyukai