Anda di halaman 1dari 26

TUGAS RESUME

“PEREKONOMIAN INDONESIA”

NAMA : MINA AGUSTINA


NIM : B1021201140
PRODI / KELAS : MANAJEMEN / A (REG A)
DOSEN PENGAMPU : Hj. WAHDIAH RUDY SE,MM
MATA KULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
AHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI

A. Sistem Perekonomian Indonesia …………………………………………………….. i


1) Pengertian
1
Sistem.....................................................................................................
2) Pengertian
1
Ekonomi.................................................................................................
3) Pengertian Sistem Perekonomian Indonesia …………………………………….. 1
 Pengertian Sistem Perekonomian menurut para ahli………………………….. 1
 Sistem Perekonomian yang berkembang didunia……………………………. 3
4) Bentuk-bentuk sistem perekonomian Indonesia………………………………….. 8
5) Rangkuman Sistem Perekonomian secara umum.................................................... 13
B. Perkembangan Masa Depan Ekonomi Indonesia……………………………………. 14
C. Perubahan Mendasar Perekonomian Indonesia…………………………………….... 16
D. Indikator dan Karakteristik Perekonomian Indonesia……………………………….. 21
E. Permasalahan dalam Perekonomian Indonesia…………………………………….... 23
DAFTAR PUSTAKA 25

i
A. Sistem Perekonomian Indonesia
Sistem ekonomi adalah sistem yang mengatur dan mengelola segala aktivitas
perekonomian disuatu negara sehingga dapat memaksimalkan sumberdaya yang dimiliki.
Namun setiap prosesnya harus berdasarkan prinsip ekonomi agar tercapai bentuk
kesejahteraan dan kemakmuran untuk seluruh masyarakat.
1. Pengertian Sistem
Secara umum, Pengetian sistem adalah suatu kesatuan, baik objek nyata
atau abstrak yang terdiri dari berbagai komponen atau unsur yang saling
berkaitan,saling ketergantungan dan saling mendukung dan secara keseluruhan
bersatu dalam kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
Ada juga yang mengatakan definisi sistem adalah suatu kumpulan (set)
yang terdiri atas unsur-unsur yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Ataupun suatu keseluruhan (totalitas) atau kesatuan (entitas)
yang terdiri dari unsur-unsur yang mempunyai sifat berbeda antar unsur yang satu
dengan yang lainnya akan tetapi antara satu dengan yang lain nya bersifat jalin
menjalin hingga merupakan suatu kesatuan yang bulat.
2. Pengertian Ekonomi
Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian
tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat,dan negara untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang
prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi
dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan
produksi, konsumsi dan atau distribusi.
3. Pengertian Sistem Perekonomian Indonesia
Adapun Pengertian Sistem Ekonomi menurut para ahli diantaranya yaitu :
1) Menurut Wikipedia.org, pengertian sistem perekonomian adalah suatu sistem
yang dimanfaatkan oleh suatu negara untuk mengalokasikan setiap sumber daya
yang dimiliki oleh negara tersebut, baik untuk individu maupun organisasi yang
berdiri di negara tersebut. Perbedaan dasar antara suatu sistem ekonomi dengan
sistem ekonomi lainnya terletak dari bagaimana sistem itu mengatur seluruh faktor
produksinya.
2) Menurut Menurut M. Hatta, sistem perekonomian adalah sistem yang mengatur
perekonomian yang agar bisa diterapkan di dalam negara Indonesia dan harus atas
dasar asas kekeluargaan.
1
3) Menurut Gilarso (1992:486), sistem perekonomian adalah cara yang tepat untuk
mengkoordinasikan perilaku masyarakat secara keseluruhan dalam menjalankan
setiap kegiatan ekonomi, sehingga bisa dijadikan sebagai satu kesatuan yang
teratur dan dinamis agar setiap kekacauan bisa dihindari sedini mungkin.
4) Menurut Dumairy (1966), sistem perekonomian adalah suatu sistem yang
digunakan untuk mengatur hubungan ekonomi antar manusia dan membentuk
kelembagaan dalam suatu kehidupan. Untuk itu, sistem ekonomi juga tidak harus
berdiri sendiri, tapi juga bisa berkaitan dengan pandangan, pola pikir dan filsafat
setiap manusia di dalamnya.
5) Menurut Tom Gunadi Sistem perekonomian adalah sistem sosial kemasyarakatan
dilihat dalam rangka usaha keseluruhan sosial itu untuk mencapai kemakmuran.
Dan terkandung 4 unsur:
a) Tujuan bersama dengan segala harapannya yang melahirkan berbagai kaidah,
tradisi, kebiasaan, aturan yang melembaga yang kesemuanya itu mungkin
masyarakat melakukan usaha bersama, menata dan menertitbkan setiap
kegiatan individu dan kelompok dalam rangka ichtiar mencapai tujuan
bersama tersebut,dalam hubungan dengan perekonomian tujuan ialah
kemakmuran masyarakat.
b) Seperangkat nilai yang melihat pada tujuan bersama tersebut dan
menciptkan pengikat yang mempersatukan anggota masyarakat dalam usaha
bersama menurut cara tertentu.
c) Sikap dasar dan pengertian tentang hak dan kewajiban yang membentuk pola
tingkah laku dan tindakan individu maupun kelompok satu sama lain.
d) Otoritas kepemimpinan struktur kekuasaan untuk menggerakkan usaha
bersama memilih/menetapkan alternatif-alternatif bagi alat-alat yang
dipergunakan dan mempersatukan seluruh anggota masyarakat untuk
bersama-sama menggunakan alat tersebut

Berdasarkan kelima pengertian yang dinyatakan diatas, maka bisa


disimpulkan bahwa pengertian sistem perekonomian adalah suatu sistem yang
digunakan untuk mengatur dan juga mengelola seluruh bentuk aktivitas
perekonomian dalam suatu negara, sehingga mampu memaksimalkan seluruh
sumber daya yang dimiliki.

2
 Ada berbagai sistem ekonomi yang berkembang di dunia. Namun,
pada dasarnya kita dapat membaginya menjadi dua titik ekstrim, yaitu Sistem
Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis. Pada perkembangannya,
ketika banyak negara merasa kedua sistem tersebut tidak dapat menjawab
persoalan-persoalan mereka, maka muncul Sistem Ekonomi Campuran yang
menggabungkan kedua sistem ekonomi sebelumnya. Pada bagian selanjutnya,
kita akan membahas ketiga sistem ekonomi tersebut satu per satu.
1) Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem Ekonomi Kapitalis muncul pada abad ke-17 ketika dominasi
gereja di Eropa mulai runtuh. Dominasi gereja, yang mendoktrinkan
kepentingan gereja di atas segala kepentingan, diruntuhkan oleh pandangan
yang menekankan pada liberalisme, individualisme, rasionalisme atau
intelektulisme, materialisme dan humanisme. Pemikiran-pemikiran tersebut
menjadi dasar Sistem Ekonomi Kapitalis. Pemikiran liberalisme meletakkan
kebebasan individu sebagai hal yang paling utama. Rasionalisme
mengajarkan bahwa peranan rasio (pikiran) lebih penting daripada perasaan.
Materialisme adalah paham yang menyatakan bahwa hakikat kebenaran
adalah sesuatu yang dapat dibuktikan secara empiris, yaitu diraba, didengar,
dan dirasa. Sementara itu humanisme adalah paham yang menyatakan bahwa
bagi manusia yang penting adalah kehidupan di dunia ini, hidup sesudahnya
di luar jangkauan manusia sehingga tidak perlu dipikirkan (Hudiyanto, 2002).
Jika sebelumnya gereja dengan doktrin-doktrinnya menghalang-halangi umat
Kristen untuk mengumpulkan kekayaan karena kekayaan sepenuhnya milik
gereja, maka setelah keruntuhannya masyarakat Eropa pada zaman itu mulai
benar-benar memikirkan penimbunan kekayaan. Pada saat yang sama terjadi
perubahan fokus mendapatkan kekayaan. Jika sebelumnya, mereka sangat
tergantung dengan perdagangan maka setelah kemunculan penemuan
teknologi baru seperti mesin uap, mereka beralih pada industri. Modal yang
semula dialokasikan pada perdagangan dialihkan pada pembangunan
industri. Pada masa itulah muncul Adam Smith (1776) yang menjadi peletak
ideologi kapitalisme.
 Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis:
a. Penjaminan atas hak milik perseorangan

3
Hak milik pribadi adalah hal yang paling penting dalam kapitalisme.
Setiap orang berhak menimbun kekayaan pribadi sebesar-besarnya
tanpa mengindahkan posisi orang lain yang tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan hal yang sama.
b. Mementingkan diri sendiri (self interest)
Karena menekankan individualisme, maka dalam Sistem Ekonomi
Kapitalis setiap individu sepenuhnya dibebaskan berorientasi pada diri
sendiri. Segala aktivitas ekonomi dan sosial yang dilakukan
sepenuhnya untuk kepentingan diri sendiri. Para kapitalis
mempercayai kehadiran “tangan-tangan gaib” (invisible hands) yang
akan mempertemukan setiap kepentingan individu tersebut dalam
sebuah titik keseimbangan (equilibrium).
c. Pemberian kebebasan penuh
Paham liberalisme yang menjadi dasar pemikiran kapitalisme
memungkinkan setiap pihak memiliki kebebasan penuh untuk
melakukan aktivitas ekonomi. Campur tangan negara dalam aktivitas
ekonomi dibatasi hanya sebagai penyedia fasilitas dan pengatur lalu
lintas sehingga semua orang dapat melakukan aktivitas ekonominya
dengan lancar. Para kapitalis percaya jika setiap individu
mendapatkan kepuasan maka akan tercipta kemakmuran dalam
masyarakat (harmony of interest). Pemberian kebebasan kepada para
pelaku ekonomi ini diyakini dapat diikuti dengan ketertiban dalam
kehidupan karena ada “tangan-tangan gaib” yang membawa pada titik
keseimbangan.
d. Persaingan bebas (free competition)
Dalam sistem kapitalis, persaingan antarpelaku ekonomi di
masyarakat dimungkinkan. Persaingan dapat terjadi antarpenjual yang
dapat memberikan kualitas terbaik kepada pembeli. Sebaliknya
beberapa pembeli dapat saling bersaing untuk memberikan harga
terbaik. Secara umum pasar diibaratkan sebagai pasar persaingan
sempurna, yaitu situasi ketika posisi tawar masing-masing produsen
dan konsumen seimbang, sehingga pembeli dan penjual tidak dapat
menjadi penentu harga (price setter) tetapi hanya bertindak sebagai

4
pengambil harga (price taker). Harga yang disepakati adalah harga
keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
e. Harga sebagai penentu (price system)
Para kapitalis sangat percaya pada mekanisme pasar yang bekerja
menentukan harga keseimbangan antara penawaran dan permintaan
barang dan jasa. Dalam kondisi apa pun negara tidak boleh melakukan
intervensi terhadap pasar. Jika pada satu waktu penawaran berlebihan
sehingga mengakibatkan merosotnya harga, maka negara diminta
diam saja karena mekanisme pasar dengan sendirinya akan
menentukan harga keseimbangan baru.
f. Peran negara minimal
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada Sistem Ekonomi
kapitalis mekanisme pasarlah yang satu-satunya diyakini baik dan
boleh bekerja di pasar. Oleh karena itu negara memiliki peran yang
sangat minim. Negara hanya menjaga keamanan dan ketertiban,
menetapkan hak-hak kekayaan pribadi, menjamin perjanjian kedua
belah pihak ditaati, menjaga persaingan tanpa hambatan,
mengeluarkan mata uang, dan menyelesaikan persengketaan pihak
buruh dan pemilik modal.

Sistem Ekonomi Kapitalis memberikan kebebasan individu untuk


berusaha mendapatkan kekayaan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraannya. Kebebasan tersebut mendorong individu melakukan berbagai
inovasi ekonomi dan teknologi yang mendorong kemajuan. Namun,
kapitalisme membuat pihak yang tidak memiliki posisi tawar (modal) yang
sama dengan pihak lain secara struktural tidak akan dapat bekerja dalam pasar,
sehingga ia tidak dapat mencapai kemakmuran. Padahal posisi tawar yang tidak
seimbang inilah yang banyak terjadi dalam kehidupan nyata. Akibatnya terjadi
monopoli, pasar hanya dikuasai oleh sekelompok orang saja. Apabila monopoli
terjadi maka terjadi ketimpangan kemakmuran. Pihak yang dapat bekerja di
pasar akan mendapatkan kemakmuran yang besar sedangkan sebaliknya pihak
yang “tersingkir” dari pasar tidak akan sejahtera. Jika semua orang berorientasi
pada diri mereka sendiri, maka kepentingan publik akan terabaikan, misalnya

5
pembangunan jembatan umum, rumah sakit, dan jalan raya tidak akan dilakukan
karena dianggap tidak menguntungkan secara ekonomi.
2) Sistem Ekonomi Sosialis
Pemikiran Sistem Ekonomi Sosialis sesungguhnya telah muncul sejak
abad ke-16 yang disebut sebagai sosialisme utopis. Polarisasi yang tajam
antara si kaya dan si miskin dalam struktur sosial-ekonomi masyarakat Inggris
pada abad ke-16 memunculkan berbagai kritik, yang konsepnya disebut
sebagai “sosialisme utopia”. Gagasan ini merupakan tanggapan langsung pada
tahap awal perkembangan kapitalisme, termasuk yang sebelum dikonsepsikan
secara sistematis oleh Adam Smith pada tahun 1776. Tokoh-tokoh penganjur
sosialisme utopia di antaranya adalah Thomas More (1478-1535), Tomasso
Campanella (1568-1639), Franscis Bacon (15601626), dan dikembangkan
oleh Robert Owen (1771-1858), Charles Fourer (1772-1837), dan Louis Blanc
(1811-1882). Sistem Ekonomi Kapitalis yang diterapkan di Eropa membawa
kemakmuran bagi masyarakat, walaupun kemakmuran tersebut tidak bertahan
lama. Pada awal abad ke-20, terjadi kondisi kelesuan ekonomi (malaises).
Mekanisme pasar yang diharapkan menyelesaikan depresi ekonomi tersebut
ternyata tidak kunjung terjadi. Maka kemudian muncul Sistem Ekonomi
Sosialis yang pada abad ke-16 telah dipikirkan dan diyakini dapat menjawab
masalah ekonomi saat itu. Sistem Ekonomi Sosialis dilandasi oleh falsafah
kolektivisme dan organisme. Kolektivisme adalah ajaran yang menyatakan
bahwa setiap orang adalah warga masyarakat. Oleh karena masyarakat adalah
sebuah kesatuan tersendiri maka kepentingan masyarakat harus lebih dahulu
diutamakan daripada kepentingan pribadi. Organisme adalah pandangan
bahwa selain kepentingan dan kebutuhan masyarakat, negara sebagai sebuah
kesatuan juga memiliki kepentingan dan kebutuhan. Oleh karena itu, negara
sebaiknya berperan besar dalam sistem ekonomi untuk menjamin pemenuhan
kepentingan dan kebutuhan setiap warga negara (Hudiyanto, 2002).
Dalam Sistem Ekonomi Sosialis ini, pemerintah sangat berperan untuk
menentukan jalannya perekonomian, atau umum dikenal sebagai perencanaan
terpusat atau centralized planning sehingga hak milik dan inisiatif ekonomis
individu kurang mendapat tempat yang layak (Suandi, 2005).
 Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis adalah:

6
a. Negara sangat berkuasa dalam pemilikan bersama (kolektivitas) semua
faktor produksi. Pemilikan bersama ini dimaksudkan agar semua faktor
produksi diarahkan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama
bukan berorientasi terhadap keuntungan pribadi.
b. Produksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan (production for needs).
Negara akan mengatur semua produksi barang-barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat, bukan hanya barang dan jasa yang bernilai ekonomi saja karena
seluruh kegiatan ekonomi tidak diarahkan untuk menimbun kekayaan
individu tetapi kesejahteraan bersama.
c. Perencanaan ekonomi (economic planning). Negara melakukan
perencanaan yang ketat untuk memproduksi dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam sistem ini mekanisme
pasar tidak lagi berlaku karena negara yang menentukan semua harga (price
setter).
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, sistem ini ingin melindungi
semua pihak, terutama kelompok marjinal yang tidak memiliki faktor
produksi. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar semua masyarakat
mendapatkan kesejahteraan yang setara. Namun, secara umum sistem ini
menghambat ekspresi dan mengurangi semangat orang untuk bekerja dan
berprestasi, yang pada akhirnya makin menurunkan kreativitas dan
produktivitas masyarakat. Negara dan perencanaan ekonomi yang sentralistik
tidak dapat menjamin bahwa produksi dan distribusi barang dan jasa sesuai
kebutuhan masyarakat karena pada tingkatan tertentu negara tidak memiliki
kemampuan produksi dan distribusi sebesar kebutuhan masyarakat.
3) Sistem Ekonomi Campuran
Kemunculan Sistem Ekonomi Sosialis dianggap terlalu ekstrim karena
mengharuskan pengambilalihan kekayaan individu menjadi kekayaan negara.
Oleh karena itu ditempuh jalan tengah yang menyatukan kebaikan Sistem
Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis. John Maynard Keynes
memunculkan pemikiran bahwa selain mendatangkan manfaat, kapitalisme
juga memunculkan ekses yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, negara
berfungsi mengatasi ekses berupa pengangguran dan ketidakmerataan
distribusi pendapatan. Sistem ekonomi gagasan Keynes, yang dikenal sebagai
Sistem Ekonomi Campuran, telah melahirkan negara kesejahteraan (Welfare
7
State) seperti yang dipraktikkan negara-negara Eropa Barat saat ini. Welfare
State adalah suatu negara yang ingin menciptakan demokrasi seluas-luasnya
seperti kesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan, penguasaan teknologi,
pendidikan dan sebagainya. Negara memiliki kewajiban menanggulangi
penyebab kemiskinan struktural yang menghalangi kelompok-kelompok
tertentu masuk ke dalam pasar. Tindakan yang dilakukan negara dapat
dikelompokkan menjadi tiga hal:
a. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa yang
digunakan untuk operasional negara. Dalam hal-hal tertentu, tindakan ini
dilakukan untuk mendistribusikan pendapatan.
b. Penarikan pajak, biasanya yang dikenakan pajak progresif sehingga
semakin besar kekayaan seseorang maka semakin besar pula harta yang
diberikan kepada negara. Pajak ini digunakan untuk melakukan tindakan yang
ketiga.
c. Subsidi diberikan kepada para pihak yang membutuhkan sehingga
kemiskinan struktural dapat diselesaikan dan distribusi pendapatan dapat
terjadi.

4. Bentuk – bentuk Sistem Perekonomian di Indonesia


1) sistem ekonomi kerakyatan
Bagaimana dengan ekonomi rakyat sendiri? Ekonomi rakyat sering disebut
dengan berbagai istilah lain yang terkait, yaitu perekonomian rakyat ataupun
ekonomi kerakyatan. Ini mengandung makna yang spesifik. Jika ekonomi rakyat
menggambarkan tentang pelaku ekonominya, maka perekonomian rakyat lebih
menunjuk pada objek atau situasinya. Makna yang lebih luas ada dalam ekonomi
kerakyatan yang mencerminkan suatu bagian dari sistem perekonomian. Ekonomi
kerakyatan ini dapat dikatakan sebagai subsistem dari Sistem Ekonomi Pancasila.
Jika melihat secara harafiah, kata “rakyat” merujuk pada semua orang dalam
suatu wilayah atau negara. Dengan demikian jika dilihat dari terminologi ini,
maka yang dimaksud dengan ekonomi rakyat adalah ekonomi seluruh rakyat
Indonesia. Namun demikian dalam konteks riil yang berkembang, istilah
ekonomi rakyat muncul sebagai akibat ketidakpuasan terhadap perekonomian
nasional yang bias kepada unit-unit usaha besar. Oleh karena itu, makna ekonomi
rakyat lebih merujuk pada ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia yang
8
umumnya masih tergolong ekonomi lemah, bercirikan subsistem (tradisional)
dengan modal dan tenaga kerja keluarga serta teknologi sederhana.
Ekonomi rakyat dibedakan dari ekonomi konglomerat dalam sifatnya yang
tidak kapitalistik. Ekonomi konglomerat yang kapitalistik menomorsatukan
pengejaran keuntungan tanpa batas dengan cara bersaing, kalau perlu saling
mematikan (free fight competition). Sebaliknya, dalam perekonomian rakyat
semangat yang lebih menonjol adalah bekerja sama, karena hanya melalui kerja
sama berdasar asas kekeluargaan tujuan usaha dapat dicapai (Mubyarto, 1998:
40-46).
Bagaimana dengan pengertian Ekonomi Kerakyatan yang banyak menjadi
wacana dalam pembangunan ekonomi Indonesia satu dasawarsa terakhir ini?
Tidak mudah membuat suatu batasan tentang ekonomi kerakyatan dengan hanya
melihat dari sisi harafiah atau terminologi bahasanya saja karena kalau dilihat
dari pelaku-pelaku ekonomi yang ada, baik itu unit usaha kecil, menengah, besar
ataupun konglomerat, semuanya adalah "rakyat Indonesia". Artinya aktivitas
produksi, konsumsi, dan distribusi itu juga dilakukan oleh rakyat namun napas
dari ekonomi kerakyatan belakangan ini tidaklah demikian. Kesan yang kuat
adalah adanya keinginan agar dalam pembangunan ekonomi keterlibatan rakyat
banyak diperbesar atau ditingkatkan. Dengan dasar itu, maka dapat dikatakan
bahwa makna "ekonomi kerakyatan" tersebut adalah suatu perekonomian yang
orientasinya pada keterlibatan orang banyak dalam aktivitas ekonomi, baik
aktivitas produksi, konsumsi, maupun distribusi (Hamid dan Hendrianto, 2000).
Ginandjar Kartasasmita, dalam pidato penerimaan gelar Doctor Honoris Causa
dari UGM (April 1995) menyuratkan bahwa yang dimaksud ekonomi rakyat
adalah: "ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia". Dengan pengertian di atas
maka yang diharapkan adalah bahwa aktivitas-aktivitas di sektor industri,
pertanian, pertambangan, jasa-jasa, dan sebagainya, melibatkan rakyat banyak
untuk melakukannya. Ada kebebasan masyarakat untuk ikut bekerja atau menjadi
pengusaha pada sektor-sektor itu, atau di lapangan-lapangan usaha yang ada.
Tidak ada sektor produksi yang diperuntukkan bagi satu atau segelintir
pengusaha. Mereka yang terlibat dalam aktivitas itu berhak pula untuk
memperoleh penghasilan ataupun upah yang layak untuk membiayai
konsumsinya. Artinya, berbagai penghasilan atau keuntungan dari segala
penerimaan aktivitas ekonomi bisa dinikmati oleh sebagian besar rakyat yang
9
terlibat dalam produksi itu. Termasuk dalam pengertian ini adalah adanya suatu
pola distribusi yang adil sebagai akibat adanya aktivitas produksi di atas. Jadi,
perkembangan produksi atau output nasional yang terus meningkat, yang
tercermin dari melajunya PDB, selayaknya dinikmati oleh rakyat banyak tersebut
(Hamid, 2005).
2) Sistem Ekonomi Pancasila
Konsep Sistem Ekonomi Pancasila mulai dikembangkan lebih serius sejak
Seminar Nasional di Universitas Gadjah Mada tahun 1980. Pada waktu itu
Ekonomi Pancasila tidak sekadar dimaknai sebagai sebuah Sistem Ekonomi,
seperti konsep Sistem Ekonomi Pancasila-nya Emil Salim (1966), melainkan
mulai digagas sebagai sebuah ilmu ekonomi (alternatif). Ekonomi Pancasila yang
dikembangkan oleh pakar-pakar ekonomi (terutama dari UGM) pada waktu itu
merupakan refleksi kritis terhadap sistem dan ilmu ekonomi yang “keliru”, serta
mulai menyimpang dari jati diri dan realitas sosial-ekonomi bangsa (rakyat)
Indonesia.
Gagasan ini telah memicu polemik terbuka yang melibatkan tokoh-tokoh
ekonomi/politik dalam dan luar negeri (William Liddle, Peter Mc. Cawley, jurnal
BIES (Bulletin of Indonesian Economic Studies), dan FEER (Far Eastern
Economic Review). Namun, perhatian terhadap gagasan Sistem Ekonomi
Pancasila makin melemah karena tidak didukung oleh rezim Orde Baru, yang
ditopang teknokrat ekonomi berhaluan Neo-Liberal.
Sistem Ekonomi Pancasila digali berdasar pemikiran bahwa Sistem
Ekonomi sangat terkait dengan ideologi, sistem nilai dan sosial-budaya
(kelembagaan) masyarakat di mana sistem itu dikembangkan. Mubyarto
menyatakan dengan jelas bahwa ekonomi Pancasila merupakan Sistem Ekonomi
yang khas (berjati-diri) Indonesia, yang digali dan dikembangkan berdasar
kehidupan ekonomi riil (real-life economy) rakyat Indonesia. Ekonomi Pancasila
berpijak pada kombinasi antara gagasan-gagasan normatif dan fakta-fakta
empirik yang telah dirumuskan oleh founding fathers bangsa dalam wujud sila-
sila dalam Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan pasal-pasal (ekonomi) UUD
1945 (asli), yaitu pasal 27 (ayat 2), 31, 33, dan 34. Ekonomi Pancasila adalah
Sistem Ekonomi yang mengacu pada sila-sila dalam Pancasila, yang terwujud
dalam lima landasan ekonomi, yaitu ekonomi moralistik (ber-Ketuhanan),
ekonomi kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi (ekonomi
10
kerakyatan), dan diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Secara khusus, terdapat lima prinsip penerapan Sistem Ekonomi
Pancasila, yaitu: Pertama, roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh
rangsangan ekonomi, sosial, dan moral. Kedua, ada kehendak kuat warga
masyarakat untuk mewujudkan kemerataan sosial, yaitu tidak membiarkan
terjadinya dan berkembangnya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial.
Ketiga, semangat nasionalisme ekonomi; dalam era globalisasi makin jelas
adanya urgensi terwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh, dan
mandiri. Keempat, demokrasi ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan:
koperasi dan usaha-usaha kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan
masyarakat. Kelima, keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil antara
perencanaan nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas,
bebas, dan bertanggung jawab, menuju perwujudan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (Hamid, 2005).
3) Sistem Ekonomi Demokrasi
Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional
yaitu UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatanmasyarakat dan negara
harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian yang ada di
Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem
perekonomian nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disusun untuk
mewujudkan demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan
ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 disebut sistem ekonomi demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi
demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang
merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan
kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah
pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi,
pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha
aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan
dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian.
Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat.
 Ciri-Ciri Positif Sistem Ekonomi Demokrasi
11
Berikut ini ciri-ciri dari sistem ekonomi demokrasi.
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
1) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
2) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan untuk
permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap
kebijakan ada pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat pula.
4) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki
serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
6) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum. 8)
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
 Ciri-Ciri Negatif Sistem Ekonomi Demokrasi
Selain memiliki ciri-ciri positif, sistem ekonomi demokrasi juga mempunyai
hal-hal yang harus dihindarkan.
1) Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling
menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan
bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi
nasional.
1) Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat
dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit
ekonomi di luar sektor negara.
2) Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok
dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
5. Rangkuman Sistem Perekonomian Indonesia Secara Umum
Sistem ekonomi adalah cara sebuah negara untuk mengatur jenis produk yang
dihasilkan, menghasilkan barang itu dan bagaimana barang tersebut didistribusikan
kepada masyarakat. Penentuan sistem ekonomi tidak dapat dilepaskan dari

12
ideologi yang diyakini oleh negara. Pada dasarnya kita dapat membaginya menjadi
dua titik ekstrim, yaitu Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis.
Sistem Ekonomi Kapitalis didasari oleh pandangan liberalisme, individualisme,
rasionalisme atau intelektualisme, materialisme dan humanisme. Ciri-ciri Sistem
Ekonomi Kapitalis adalah penjaminan atas hak milik perseorangan, mementingkan
diri sendiri (self interest), pemberian kebebasan penuh, persaingan bebas (free
competition), harga sebagai penentu (price system), dan peran negara yang minimal.
Sistem Ekonomi Sosialis dilandasi oleh falsafah kolektivisme dan organisme. Ciri-
ciri Sistem Ekonomi Sosialis adalah: negara sangat berkuasa dalam pemilikan
bersama (kolektivitas) semua faktor produksi, produksi dilakukan sesuai dengan
kebutuhan (production for needs), perencanaan ekonomi (economic planning)
dilakukan oleh negara.
Sistem Ekonomi Sosialis dan Kapitalis dianggap terlalu ekstrim sehingga John
Maynard Keynes mengajukan Sistem Ekonomi Campuran yang melahirkan negara
kesejahteraan (welfare state) seperti yang dipraktikkan negara-negara Eropa Barat
saat ini. Dalam sistem ini tindakan yang dilakukan negara dapat dikelompokkan
menjadi tiga hal; melakukan pembelian barang dan jasa untuk operasional negara,
penarik pajak dan pemberi subsidi kepada pihak yang membutuhkan.
Ketika Indonesia merdeka, para pemimpin Indonesia berusaha merumuskan kembali
Sistem Ekonomi Indonesia yang dianggap ideal dengan kondisi bangsa. Muhammad
Hatta mengemukakan sebuah konsep Sistem Ekonomi Kerakyatan. Tetapi karena
gejolak politik yang membuat Presiden Sukarno sangat berkuasa maka Indonesia
menerapkan Sistem Ekonomi Etatisme (dominasi negara). Setelah rezim Orde Lama
ditumbangkan, pemerintah Orde Baru bersandar pada “trilogi pembangunan“, yaitu
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas ekonomi dan pemerataan
pembangunan. Meskipun pemerintah selalu mengklaim dirinya tidak menerapkan
Sistem Ekonomi Kapitalis, tetapi pada praktiknya Indonesia telah melakukan
berbagai liberalisasi ekonomi yang tidak berpihak pada ekonomi rakyat.
Saat ini sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia bersifat dualisme. Pada satu
sisi pemerintah mengambil kebijakan ala Sistem Kapitalisme tetapi sebagian besar
rakyat mempraktikkan Sistem Ekonomi Kerakyatan. Kenyataan model dualisme
ekonomi ini berpengaruh dalam pengambilan kebijakan ekonomi dan penyusunan
strategi pembangunan. Sudah seharusnya kita menggunakan Sistem Ekonomi
Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila digali berdasar pemikiran bahwa sistem
13
ekonomi sangat terkait dengan ideologi, sistem nilai dan sosial-budaya
(kelembagaan) masyarakat di mana sistem itu dikembangkan. Terdapat lima prinsip
penerapan Sistem Ekonomi Pancasila, yaitu: Pertama, roda kegiatan ekonomi
bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan moral. Kedua, ada
kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial, yaitu tidak
membiarkan terjadinya dan berkembangnya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan
sosial. Ketiga, semangat nasionalisme ekonomi; dalam era globalisasi makin jelas
adanya urgensi terwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh, dan
mandiri. Keempat, demokrasi ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan:
koperasi dan usaha-usaha kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan
masyarakat. Kelima, keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil antara
perencanaan nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas,
dan bertanggung jawab, menuju perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (Hamid, 2005).

B. Perkembangan Masa Depan Ekonomi Indonesia


Perkembangan Masa depan perekonomian Indonesia dapat dilihat dari berberapa
aspek diantaranya yaitu :
1) Perubahan Struktur Ekonomi
Perubahan Struktur ekonomi merupakan suatu gejala dalam ekonomi yang terjadi
dalam perekonomian sebagai akibat pertumbuhan ekonomi atau meningkatnya
kesejahteraan dalam masyarakat sehingga akan berpengaruh pada tingkat serta
pola konsumsi masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan struktur
ekonomi adalah :
a. Kredit Perbankan
Peranan perbankan sangat penting bagi masyarakat karena bank
merupakan mitra yang berhubungan langsung pada masyarakat, sehingga
bank dapat dikatakan penggerak perekonomian hal ini disebabkan peran
perbankan sangat besar dalam menentukan pembangunan ekonomi,
pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDA)
Peranan PMDA dianggap mampu mendorong perekonoian suatu negara
berkembang dengan sangat baik, dimana jika investasi yang terjadi

14
didalam negeri mengalami peningkatan maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
c. Penanaman Modal Asing
Investasi Asing memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan
perekonomian Indonesia. Dimana Ini mempengaruhi scenario perkerjaan,
produksi, harga, pendapatan,impor, ekspor, kesejahteraan Indonesia dan
neraca pembayaran dan berfungsi sebagai salah satu sumber penting
pertumbuhan ekonomi.
d. Struktur Ekspor Non Migas
Struktur Ekspor Non Migas sangat berpengauh terhadap lajunya
pertumbuhan ekonomi Indonesia, Dimana ini akan mempengaruhi proses
perkembanganan perekonomian yang ada.
e. Komposisi Impor Indonesia
Peranan Impor sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan
perekonomian suatu negara, dimana melalui impor kebutuhan
perekonomian dalam negara dapat terpenuhi, serta dapat mendorong
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutama dalam
bidang sector industry dengan munculnya teknologi baru dapat membantu
dalam memproduksi barang banyak dalam waktu singkat
2) Perubahan Struktur Penerimaan dalam negeri, hanya ketergantungan akan
minyak bumi. Ketergantungan ini terjadi karena minyak masih diandalkan
sebagai salah satu komoditi utama. Perubahan harga minyak yang signifikan akan
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Bila harga minyak dunia
meningkat, maka selain pendapatan negara meningkat, subsidi juga akan ikut
meningkat. Demikian pula sebaliknya bila harga minyak menurun, pendapatan
negara ikut turun, tetapi subsidi juga akan berkurang.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 230 juta, Indonesia memiliki tingkat
pertumbuhan kebutuhan BBM yang sangat besar, yakni sebesar 8%. Dengan
adanya keadaan ini, diperlukan adanya suatu diversifikasi ekonomi untuk
mengurangi tingkat ketergantungan ekonomi Indonesia pada minyak, yang dapat
dilakukan sekarang adalah melakukan penghematan energi, termasuk minyak.

C. Perubahan Mendasar dalam perekonomian Indonesia


Terdapat Empat Perubahan Mendasar dalam perekonomian Indonesia diantaranya:
15
1) Penurunan Investasi Riil
Penurunan investasi riil berakibat pada penurunan kegiatan – kegiatan
produksi secara nasional. Jika kegiatan produksi mengalami penurunan, maka
output otomatis akan merosot, sehingga laju pertumbuhan ekonomi akan
tersendat. Penurunan kualitas laju pertumbuhan ekonomi telah lama terjadi di
Indonesia, dan sayangnya tidak banyak orang yang menyadari resiko dari
penurunan kualitas laju pertumbuhan ekonomi tersebut.Investasi tetap di
Indonesia sampai pada tahun 2008 masih terus berada di bawah tingkatan
yang ada pada masa sebelum krisis. Padahal, investasi tetap ini secara
langsung menentukan investasi riil (real investment) atau investasi langsung
(direct investment), yakni investasi yang secara langsung berkaitan dengan
produksi dari investor domestik maupun asing.
Dari analisis Bank Dunia, keberadaan FDI di berbagai negara memiliki
keterkaitan langsung dengan pertumbuhan ekspor, dan akhirnya pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan di negara atau kawasan yang bersangkutan.
Menurut ramalan majalah ekonomi The Economist, Indonesia hanya akan
mendapatkan US$ 6,6 miliar per tahun. Taksiran tersebut tidak terlalu
melenceng, karena investasi riil yang diterima Indonesia dalam kenyataannya
lebih rendah karena selain menerima investasi dari luar negeri, Indonesiat
ternyata juga melakukan investasi ke negara lain, dan nilainya sudah
mencapai miliaran dollar. Investasi langsung ke luar negeri lebih menyerupai
portofolio kraena yang diterima Indonesia hanya laba, sementara penambahan
output, fasilitas produksi termasuk infrastruktur, penciptaan lapangan kerja
dan stimulus kegiatan perekonomian dinikmati oleh negara penerima
investasi. Keseluruhan faktor menjadikan porsi total akumulasi (stok)
investasi di Indonesia sangatlah rendah. Pesatnya pertumbuhan ekonomi
China setelah dikaji juga menunjukkan betapa pentingnya peranan investas,
khususnya FDI dalam memacu ekspor. Sebelumnya, peran ekspor di China
dilakukan oleh BUMN dan perusahaan lokal China, akan tetapi sekarang
hampir setengah lebih dilakukan oleh perusahaan internasional yang
beroperasi di China.
Konsumsi dan belanja pemerintah sangat mempengaruhi investasi.
Karena konsumsi dan belanja pemerintah tidak berkaitan langsung dengan
output atau produksi, maka pertumbuhan ekonomi yang dibuahkannya juga
16
tidak mencerminkan kenaikan kapasitas atay produksi riil dari ekonomi yang
bersangkutan.Kelebihan dana masyarakat Indonesia mengalir dalam investasi
portofolio dan investasi finansial dalam bentuk pembelian saham, obligasi,
dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Akan tetapi, banyaknya dana yang
tersalurkan tidak membuat bank - bank longgar dalam memberikan kredit
atau pinjaman, sebaliknya, mereka masih selektif dengan alasan situasi
perekonomian nasional yang tidak begitu kondusif bagi peningkatan kredit
secara signifikan.Sektor keuangan Indonesia mencatat perkembangan yang
pesat. Akan tetapi, karena begitu cepat maka lama kelamaan sektor keuangan
mulai meninggalkan sektor riil. Akibatnya, masyarakat pengusaha domestik
(terutama UKM) tetap sulit mendapatkan sumber dana dalam jumlah yang
mencukupi untuk menunjang berbagai kegiatan produktifnya kendati dana di
perbankan sebenarnya mengalami kelimpahan.Pada sisi lain, pemerintah
menawarkan investasi finansial semakin menarik dengan suku bunga yang
kompetitif dan jaminan keamanan sehingga secara tidak langsung dana
masyarakat mengarah pada investasi finansial dan mengesampingkan sektor
riil. Efeknya lebih lanjut dari investasi produktif yang tumpul adalah
meningkatnya jumlah pengangguran karena pertumbuhan sektor riil
terhambat.
2) Perubahan Saldo dan Komposisi Neraca Transaksi Berjalan
Sebelum masa krisis, negara- negara mengalami defisit neraca berjalan
(current account). Sebaliknya, setelah krisis negara – negara ini mengalami
surplus. Akibatnya, jumlah cadangan internasional semua negara, termasuk
Indonesia meningkat. Ini merupakan perubahan atau transformasi kedua
dalam perekonomian Indonesia pasca krisis, yang juga mengandung
konsekuensi dan memiliki dampak yang luas. Perubahan tersebut diikuti oleh
perubahan dalam perhitungan dan metode penanggulangan defisit pada tiga
neraca utama yang menjadi penjabaran dari neraca pembayaran, yaitu :
i. Neraca anggaran
ii. Neraca transaksi berjalan
iii. Neraca modal.
Sebelum krisis, ada dua macam cara yang biasa digunakan oleh pemerintah
untuk menutup defisit, yaitu :

17
1. Menarik pinjaman dari luar negeri à baik dari pemerintah, lembaga
internasional atau swasta
2. Menggalakkan investasi à investai langsung dan investasi tidak langsung
atau investasi portofolio.
Pada saat pasca krisis, rumus yang digunakan lebih banyak memperhitungkan
sisi pendapatan, dimana defisit pada salah satu neraca yang lain. Dari tiga
macam neraca, yang paling diandalkan untuk menutup defisit adalah neraca
transaksi berjalan yang dengan sendirinya diprioritaskan untuk mencetak
surplus. Upaya untuk menutup defisit APBN mengalami perbedaan pada tiap
– tiap era, yaitu Era Soekarno cara primitif dengan cara menambah
pencetakan ulang, sehingga terjadi inflasi Era Orde Baru menambah hutang
luar negeri akibarnya akumulasi utang luar negeri yang luar biasa, sampai
US$ 150 miliar
Era Reformasi, khususnya pemerintahan SBY – JK arus masuk modal
jangka pendek à didukung dengan strategi bertahap pencabutan subsidi agar
tidak membebani anggaran, khususnya subsidi BBM. Pendekatan surplus
neraca transaksi berjalan untuk menutup defisit APBN memiliki masalah,
yaitu :
 Sinyalemen perekonomian bubble dinilai terlalu keras, padahal dalam
kenyataannya pasar modal di Indonesia selama ini memag sangat
didominasi oleh pihak asing.
 Apabila dana – dana asing pindah ke tempat lain, maka bursa pasar
modal Indonesia akan menjadi guncang.
 APBN menjadi semakin rentan terhadap berbagai perkembangan
internasional
 Daya saing ekonomi Indonesia menjadi semakin buruk.
Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) adalah langkah yang lebih
baik daripada menarik utang luar negeri yang umumnya lebih meningkat.
Dalam menjual SBN, kita tidak dapat menolak pembeli asing. Pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarno Putri memfokuskan
pada usaha penekanan – penekanan defisit anggaran untuk menghentikan
defisit APBN. Oleh karena itu, pemerintahan SBY menilai kondisi APBN
sudah mulai aman dan dapat digunakan untuk merangsang kegiatan

18
perekonomian. Realisasi PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) sangat
tinggi, disebabkan oleh realisasi harga dan lifting minyak tanah mentah
Indonesia ketimbang asumsi APBN-P. Bisa jadi alasan pemerintah untuk
tidak menurunkan harga BBM sesuai harga dasar dunia adalah karena
pemerintah di tahun 2008 tidak begitu berhasil menjual obligasi resmi yang
diandalkan sebagai instrumen utama penutup defisit.
Pada masa pemerintahan SBY-JK, pengelolaan utang luar negeri
Indonesia diakui memang lebih baik. Secara keseluruhan, peran utang luar
negeri berkurang karena pemerintah dapat mengandalkan pinjaman dalam
negeri melalui penjualan berbagai macam SBN. Jika dikaitkan dengan
prinsip nasionalisme ekonomi, langkah ini patut dipuji karena Indonesia kini
tidak lagi mengemis – ngemis IMF, Bank Dunia, atau lembaga donor mana
saja setiap kali memerlukan dana baru. Kemandirian dalam soal utang justru
memperbaiki citra Indonesia, yang setiap kali memerlukannya tidak
menghadapi kesulitan yang berarti untuk memintanya dari lembaga –
lembaga donor internasional.
3) Penurunan Daya Saing
Dalam survey rutin yang diadakan oleh International Institute for
Management Development, dari tahun ke tahun Indonesia secara terus –
menerus berada di urutan bawah, dan lebih memprihatinkan lagi, kian lama
kedudukannya terus semakin merosot. Pada tahun 1997-an, Indonesia masih
lebih tinggi minat perekonomiannya daripada negara – negara ASEAN.
Namun, pada periode pasca krisis, kedudukan Indonesia semakin menurun
dan sejak tahun 2003 justru sudah tertinggal dari Vietnam dan sejak tahun
2005 Indonesia sudah ditinggalkan oleh semua negara – negara ASEAN.
Berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan oleh Badan PBB urusan Perdagangan
dan Pembangunan (UNCTAD), Indonesia sebagai tujuan investasi lagi – lagi
masuk dalam kelompok terbawah, yakni kelompok negara yang kinerja
maupun potensi investasinya sama – sama rendah. Proses globalisasi
menjadikan kompetisi di antara perusahaan – perusahaan internasional juga
meningkat. Demi menjaga kelangsungan usahanya, kini perusahaan lebih
mementingkan penghematan biaya tetap (fixed cost) seperti kemapanan
aturan usaha atau aturan perburuhan, daripada biaya yang berubah – ubah
(variable cost), seperti harga bahan baku dan biaya tenaga kerja.
19
4) Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Seimbang
Pada masa pasca krisis, Indonesia mengalami laju pertumbuhan
ekonomi yang cukup baik dalam soal besaran angka pertumbuhannya.
Masalahnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu sendiri tidak berjalan
sebagai mana seharusnya, karena ternyata sangat tidak seimbang dan
belakangan bahkan kian tidak seimbang. Yang dimaksudkan dengan
pertumbuhan tidak seimbang adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
bertumpu pada perkembangan sektor – sektor jasa yang tidak dapat
diperdagangkan secara internasional dengan leluasa (non-tradable) ;
sedangkan sektor barang yang erat kaitannya dengan produksi dan
perdagangan dalam pengertian konvensional (tradable) mengalami
pertumbuhan yang sangat terbatas, bahkan cenderung melemah. Indonesia
memang bukan satu – satunya negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi
timpang, namun ketimpangan di Indonesia lebih mencolok dibandingkan
dengan negara- negara lain. Dalam mengatasi pertumbuhan ekonomi yang
tidak seimbang itu, ternyata bukan dengan menekan atau menghalangi
pertumbuhan sektor non-tradable, melainkan harus mengupayakan agar sektor
tradable dapat bertumbuh dengan baik dan cepat agar tidak terlalu tertinggal
dari sektor non-tradable.
D. Indikator dan Karakteristik Perekonomian Indonesia
1. Indikator ekonomi adalah statistik yang mencerminkan aktivitas dan kondisi
ekonomi dari waktu ke waktu. Statistik-statistik tersebut digunakan untuk
menilai, mengukur, dan mengevaluasi kondisi kesehatan ekonomi secara
keseluruhan. Indikator umum antara lain produk domestik bruto, tingkat
pengangguran, inflasi, suku bunga dan nilai tukar.
 Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) dianggap sebagai indikator utama kinerja
ekonomi makro. PDB nominal menunjukkan ukuran ekonomi dari sebuah
negara. Sementara itu, perubahan dalam PDB riil merepresentasikan
pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
 Inflasi
Inflasi merupakan indikator utama bagi analis keuangan, karena
pengaruhnya yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dan aset. Inflasi
mengikis nilai nominal suatu aset, yang mana mengarah ke tingkat
20
diskonto yang lebih tinggi. Berdasarkan prinsip dasar nilai waktu dari
uang (time value of money), itu berarti bahwa arus kas masa depan dari
aset tersebut bernilai lebih rendah.
Inflasi juga menjadi jangkar dalam pengambilan keputusan moneter. Bank
Indonesia misalnya, mendasarkan kebijakan moneternya untuk mencapai
sasaran inflasi tertentu. Kerangka ini dikenal dengan Inflation Targeting
Framework. Untuk mengukur inflasi, salah satu indikator yang paling
banyak digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK adalah
perubahan harga sekeranjang barang yang dibeli konsumen, relatif
terhadap tahun dasar.
 Suku bunga kebijakan
Suku bunga kebijakan adalah salah satu aspek kebijakan terpenting dari
bank sentral untuk melaksanakan kebijakan moneter dan memberikan
kontrol yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Di
Indonesia, suku bunga yang paling banyak dimonitor di dunia adalah suku
bunga BI 7-Day Repo Rate. Suku bunga diawasi ketat oleh investor
karena implikasinya yang besar terhadap pasar keuangan dan ekonomi.
Perubahan suku bunga kebijakan dapat menunjukkan arah ekonomi.
Indikator ini juga mempengaruhi biaya pinjaman dan pengembalian atas
tabungan, dan merupakan komponen penting dari pengembalian banyak
investasi.
 Nilai tukar
Nilai tukar adalah harga satu mata uang terhadap mata uang lain. Untuk
negara dengan perekonomian terbuka, nilai tukar adalah variabel ekonomi
penting. Pergerakan dalam nilai tukar mempengaruhi keputusan individu,
bisnis, dan pemerintah. Nilai tukar penting bagi perekonomian Indonesia
karena mempengaruhi perdagangan dan aliran keuangan antara Indonesia
dan negara-negara lain. Nilai tukar juga mempengaruhi bagaimana Bank
Indonesia melakukan kebijakan moneter.
 Tingkat pengangguran
Tingkat pengangguran didefinisikan sebagai jumlah orang yang
menganggur, yang dinyatakan sebagai persentase dari total angkatan
kerja. Data pengangguran sering digunakan sebagai ukuran untuk
menunjukkan kesehatan suatu perekonomian.
21
Dengan menggunakan sejumlah indikator ekonomi, kita dapat mengukur,
menganalisis, atau memprediksi prospek aktivitas ekonomi, misalnya
pertumbuhan ekonomi. Secara umum, indikator-indikator ekonomi
dikelompokkan menjadi tiga:
1) Leading indicators
Ini adalah indikator yang cenderung berubah sebelum kondisi ekonomi umum
berubah. Oleh karena itu, naik-turunya indikator ini mendahului indikator
pertumbuhan ekonomi.
2) Coincident indicators
Indikator ini bergerak secara bersamaan dengan pergerakan pertumbuhan
ekonomi. Contoh indikator yang masuk dalam kategori ini adalah pendapatan
pribadi, produksi industri, dan penjualan perdagangan. Indeks produksi
industri dan penjualan manufaktur adalah contoh lainnya.
3) Lagging indicators
Lagging indikator adalah jenis indikator ekonomi yang berubah setelah
kondisi ekonomi berubah. Misalnya adalah tingkat pengangguran, tingkat
inflasi, suku bunga pinjaman.
2. Karakteristik Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia Memiliki berberapa karakteristik diantaranya yaitu :
1) Indonesia Sebagai Negara Kepuluan
2) Menghadapi persoalan penduduk
3) Kaya Sumber Daya Alam
4) Kekurangan Kapital
5) Struktur Ekonomi
6) Industrialisasi Lamban
7) Sistem Ekonomi Campuran
8) Adanya Dualisme Ekonomi
9) Perekonomian Dikuasai oleh Unit-Unit Usaha Besar
Indonesia sebagai negara kepuluan (Nusantara) memiliki ciri-ciri khusus, yang
berbeda dengan negara teteangga ASEAN, bahkan berbeda dengan negara-
negara lain di dunia sehingga perekonomiannya memiliki karakteristik sendiri.
Yang mempengaruhi Karakteristik Indonesia antara lain :
 Faktor Geografi
 Faktor Demografi
22
 Faktor Sosial,Budaya dan Politik.

E. Permasalahan Dalam Perekonomian Indonesia


Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar individu, atau masyarakat,
dan berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk memecahkan masalah tersebut.
Realitasnya kesejahteraan masyarakat masih minim terjadi, atau dengan kata lain
tingkat kemiskinan terus bertambah. Kemiskinan merupakan suatu masalah yang
terjadi di Negara Indonesia, meskipun sudah memasuki era globalisasi namun
masalah tersebut selalu menjadi faktor penghambat kemajuan Negara ini. . Hal ini
disebabkan Negara Indonesia pada umumnya masih mengalami persoalan
keterbelakangan hampir di berbagai bidang, misalnya dalam hal teknologi, dan
kurangnya akses-akses ke sektor ekonomi.
Kemiskinan menjadi masalah yang kompleks dalam kesejahteraan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain :
1) Tingkat Pendapatan Dari Masyarakat
2) Tingkat Pengangguran
3) Kondisi Kesehatan
4) Tingkat Pendidikan
5) Akses Terhadap Barang Dan Jasa
6) Lokasi
7) Keadaan Geografis
8) Gender Dan Lokasi Dari Lingkungan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Edy Suandi. (2005). Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UII Press.


Hamid, Edy Suandi.(2018).Perekonomian Indonesia-Edisi 3.Tangerang Selatan:Universitas
Terbuka.
B.F.Passaribu, Rowland.(2018). Sistem Perekonomian Indonesia. Jakarta Barat: Universitas
Gunadarma.
Ibnuismail.2020. “Sistem Ekonomi Indonesia”, http://accurate.id/ekonomi-keuangan/sistem-
ekonomi-indonesia. diakses pada 2 September 2021 pukul 14.37.
Subandi.2014.Sistem Ekonomi Indonesia.Bandung:Alfabeta.
Diana.2012 “Makalah-Perubahan dalam perekonomian Indonesia, http://underground-paper-
blogspot.com/2012/07/perubahan-dalam-perekonomian-indonesia.html?m=1. diakses pada 3
September 2021 pukul 12.56.
Noviyanti,Indah. “Karakteristik Perekonomian Indonesia,
http://www.academia.edu/29164921/karakteristik_perekonomian_indonesia_docx. diakses
pada 4 September 2021 pukul 11.14.

24

Anda mungkin juga menyukai