Beberapa hal yang erat hubungannya dengan efek kegiatan ekonomi dalam perekonomian terbuka
dibicarakan di dalam bab ini. Pertama sekali, bab ini akan menerangkan mengenai neraca
pembayaran, yaitu suatu neraca keuangan yang mengemukakan data mengenai perdagangan
ekspor dan impor dan aliran keluar dan aliran masuk dana modal ke suatu Negara. Seterusnya, bab
ini akan menjelaskan pula mengenai penentuan kurs pertukaran diantara sesuatu mata uang
dengan mata uang Negara-negara lain. Aspek ketiga yang akan dibicarakan dalam bab ini adalah
mengenai (i) masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka, dan (ii) beberapa
langkah pemerintah yang dapat dijalankan apabila perdagangan luar negri dan lalu lintas dana
menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara.
NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi
perdagangan, dan aliran dana yang dilakukan antara suatu Negara dengan Negara lain dalam
suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran dapat di bedakan kepada dua bagian yang utama,
yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
NERACA PEMBAYARAN DAN KURS VALUTA ASING
NERACA BERJALAN
Neraca berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut:
Pembayaran Pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta.
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu “membayar” dalam bentuk
uang atau jasa. Contoh-contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu Negara Arab
ke Afghanistan, atau bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Afrika.
Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah diluar negri adalah contoh
lain.
NERACA MODAL
Neaca modal meliputi dua golongan transaksi yaitu, aliran modal jangka panjang dan aliran modal
keuangan swasta.
Swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi berupa mendirikan perusahaan-
perusahaan terutama perindustrian. Modal yang di belanjakan di peroleh dari Negara asal
perusahaan tersebut. Perbedaan di antara modal jangka panjang yang di terima dari luar negri
dengan modal jangka panjang yang di bayarkan ke luar negri dinamakan neraca modal
jangkapanjang. Apabila nilainya positing, keadaan ini berarti lebih banyak modal jangka panjang
yang di terima dari luar negri dari yang dibayarkan ke luar negri. Aliran seperti itu membantu
memperkukuh neraca pembayaran. Di samping itu aliran modal jangka panjang dapat
meningkatkan perbelanjaan pembangunan pemerintah dan investasi sector swasta.
NERACA KESELURUHAN
iv. Perubahan cadangan mata
uang asing bank sentral _ 30
Contoh di atas menggambarkan bahwa dalam neraca berjalan terdapat surplus sebanyak
Rp 40 triliun dan aliran modal jangka panjang memperoleh surplus sebanyak Rp 20 triliun.
Dalam aliran modal swasta terdapat deficit sebanyak Rp 30 triliun, dan ni menyebabkan
neraca keseluruhan hanya memperoleh surplus sebanyak Rp 30 triliun. Surplus dalam
neraca keseluruhan ini berarti: Negara itu menerima Rp 30 triliun dari Negara-negara lain.
Ini menyebabkan cadangan valuta asing bank sentral bertambah dengan jumlah yang
sama. Akibat dari pertambahan cadangan ini maka neraca pembayaran akan menjadi
seimbang, yaitu aliran uang dan modal yang masuk dan yang keluar adalah telah sama
banyaknya. (Catatan: dalam neraca pembayaran tanda (-) dalam perubahan cadangan
valuta asing menggambarkan partambahan cadangan, dan tanda positif (+) berarti
pengurangan cadangan valuta asing bank sentral).
TABEL 12.1
Nerca Pembayaran Indonesia, 1997 dan 2001 (juta dollar US)
B. Transaksi Modal
1. Modal pemerintah (neto) -820 3.218
a. Penerimaan 5.298 7.490
i. CGI (4.857) (4.420)
ii. Di luar CGI (441) (5.070)
b. Pelunasan -6.118 -4.274
2. Modal swasta (neto) 13.488 -9.990
a. Penanaman modal langsung (6.546) (-4551)
b. Lainnya (6.592) (-5.439)
3. Jumlah (1) + (2)
Transaksi Berjalan
Data ini dibedakan kepada dua golongan: ekspor dan impor barang, dan ekspor-impor neto jasa-
jasa. Seterusnya setiap golongan data ini dibedakan pula kepada ekspor dan impor Non-Migas dan
Migas. Pada tahun 1996/97 ekspor Indonesia berjumlah US$52,04 milyar dan meningkat menjadi
US$65,4 milyar pada tahun 2000/01. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh perkembangan
ekspor Non-Migas yaitu dari US$39,3 milyar pada tahun 1996/97 menjadi US$50,3 milyar pada
tahun 2000/01. Ekspor Migas hanya mengalami kenaikan sebanyak kurang lebih US$2,3 milyar
dan pertambahan tersebut terutama disebabkan oleh kenaiikan ekspor gas alam.
Dalam periode yang sama impor merosot dari US$ 45,8 milyar menjadi US$40,4 milyar dan
penurunan ini disebabkan oleh pengurangan impor Non-Migas, yaitu ari US$41,1 milyar kepada
US$34,4 milyar. Sedangkan impor migas mengalami kenaikan (dari US$4,7 milyar menjadi hampir
US$ 6 milyar).
Perkembangan ekspor dan impor seperti yang di terangkan di atas menyebabkan dalam
periode di atas neraca perdagangan mengalami perbaikan yang sangat signifikan, yaitu surplusnya
meningkat dari US$6,2 milyar menjadi US&25,0 milyar. Perbaikan dalam neraca perdagangan ini
menimbulkan efek yang positif terhaap neraca transaksi berjalan yang mengalami deficit dalam
tahun 1996/7 (sebanyak lebih dari US$8 milion) tetapi mengalami surplus pada tahun 2000/01
(sebanyak hamper US$8 milyar). Deficit ekspor dan impor jasa neto meningkat dari US$14,3 milyar
menjadi US$17,1 milyar.
Transaksi modal Data transaksi modal dibedakan kepada dua kelompok: nilai neto aliran
modal kepada pemerintah, dan nilai neto aliran swasta. Berbeda dengan perkembangan dalam
neraca perdagangan, yang menunjukkan pembaikan yang cukup menggalakkan, transaksi modal
menunjukkan arah aliran (trend) yang cukup memperihatinkan. Data yang ditunjukkan
memberikan gambaran yang berikut:
Selisih perhitungan Nilai selisih penghitungan meningkat dari US$701 juta menjadi lebih dari
US$3,8 milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tidak dicatat semakin
meningkat. Nilainya yang positif berarti pada tahun 2000/01 aliran modal masuk ke Indonesia yang
tidak dicatat semakin meningkat dan jumlahnya cukup besar.
Neraca Kesesluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di ketiga kelompok transaksi,
yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan. Walaupun aliran moal dan
ekspor dan impor jasa menggambarkan keadaan yang kurang menggalakkan dan
memperihatinkan, neraca keseluruhan masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik
surplus neraca keseluruhan meningkat dari hamper US$ 4 milyar menjadi lebih dari US$5 milyar.
Faktor utama yang menyebabkan arah aliran yang menggagalkan tersebut adalah
pembaikan dalam neraca perdagangan, yang telah mengalami peningkatan yang sangat besar.
Surplus neraca perdagang yang besar tersebut mampu menutupi deficit dalam neraca
perdagangan jasa dan deficit dalam aliran modal. Surplus yang yang bresar dalam perdagangan
menyebabkan pula perubahan neraca transaksi berjalan dari deficit menjadi surplus.
Data neraca pembayaran tahun 2000/01 menunjukan: walaupun neraca keseluruhan
dalam kedaaan surplus, akan tetapi kedudukannya kurang kukuh. Apabila perekonomian
Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat kembali, impor akan mengalami kenaikan yang
pesat. Begitu juga ekspor-impor jasa neto defisitnya akan semakin meningkat. Seterusnya
pengaliran modal pemerintah (yaitu kecondongan pemerintah untuk meminjam dari Negara lain)
belum tentu dapat di kurangi. Apabila hal-hal yang dinyatakan ini berlaku, kedudukan neraca
pembayaran yang kukuh hanya mungkin berlaku apabila neraca perdagangan dan aliran modal
swasta semakin bertambah kukuh. Menciptakan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita
bersama: sebagai contoh, aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi dan prospek
keteguhan sektor moneter, tetapi juga bergantung kepada kestabilan politik dan social
masyarakat. Seterusnya neraca perdagangan yang bertambha baik memerlukan perkembangan
ekspor yang pesat. Di samping para pengusaha perlu berusaha ke arah itu, dorongan sangat di
perlukan.
Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya
tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu
terutama diakibatkan oleh perkembangan ekspor, makan permintaan ke atas mata uang
negara itu bertambah lebuh cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang
negara itu naik. Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang
lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari
permintaannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.
Sistem penentuan valuta asing menimbulkan efek yang sangat berbeda ke atas neraca
pembayaran. Sistem kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar
berkecenderungan akan menyebabkan ketidakseimbangan yang terus-menerus dalam
neraca pembayaran, sedangkan kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah
berkecenderungan menimbulkan neraca pembayaran yang tidak seimbang. Uraian di bawah
ini menerangkan sebabnya kecenderungan seperti itu wujud.
GAMBAR 12.4
Kurs Berubah Bebas dan Neraca Pembayaran
Kuantitas mata uang baht
Kuantitas dolar US
dolar. Pada kurs pertukaran tersebut QB dolar US ditawarkan oleh penduduk Amerika
sedangkan hanya sebanyak QA dolar US diminta oleh penduduk Indonesia. Keadaan seperti
ini berari bahwa Indonesia mengalami surplus dalam neraca pembayaran, karena
penduduk Amerika menawarkan lebih banyak dolar US kalau dibandingan dengan jumlah
dolar US yang diminta Indonesia. Secara umum dapat dibuat rumusan yang berikut: oleh
karena kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah selalu berbeda dengan kurs yang
ditetapkan oleh pasar bebas, maka dalam sistem kurs pertukatan tetap, neraca
pembayaran akan cenderung dalam keadaan tidak seimbang. Dapatkah anda menerangkan
keadaan yang akan wujud andaikata pemerintah Indonesia menetapkan kurs yang berikut:
US$ 1.00 = 7.500?
Dalam perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu negara menjadi lebih rumit,
dan kebijakan yang perlu dirumuskan dan dilaksanakan pemerintah perlu difikirkan dengan
lebih baik. Dalam tertutup hanya dua masalah yang perlu difikirkan pemerintah dalam
merumuskan kebijakan ekonomi: masalah pengangguran dan masalah inflasi. Dalam
perekonomian terbuka, di samping memperhatikan masalah tersebut harus pula
diperhatikan efek dari kebijakan pemerintahyang dirumuskan terhadap neraca pembayaran
dan kestabilan kurs pertukaran. Difisit dalam neraca pembayaran akan menimbulkan efek
buruk terhadap kestabilan kurs pertukaran. Pada akhirnya kedua masalah itu akan
menimbulkan efek buruk kepada masalah pengangguran dan kestabilah harga-harga.
Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomian terbuka akan
berbentuk salah satu dari empat masalah berikut:
i. Perekonomian menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat surplus da;am
neraca pembayaran.
ii. Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca
pembayaran.
iii. Perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan di samping itu menghadapi
masalah defisit dalam neraca pembayaran.
iv. Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi masalah
defisit dalam neraca pembayaran.
Dalam kasus(i) dan (ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan menguntungan
(mempunyai surplus) maka yang perlu difikirkan hanyalah mengatasi masalah
pengangguran (kasus i) atau inflasi (kasus ii). Masalah yang harus dihadapi menjadi lebih
rumit apabila bentuk masalah yang dihadapi adalah seperti dalam (iii) dan (iv).
Pengangguran atau inflasi yang diikuti pula oleh masalah defisit dalam neraca pembayaran
memerlukan langkah-langkah yang secara serentak akan:
Kebijakan “mengurangkan perbelanjaan” akan menurunkan impor, akan tetapi ekspor tidak
akan dipengaruhi oleh kebijakan seperti itu. Keadaan ini akan mewujudkan neraca
pembayaran yang menguntungkan atau seimbang. Kebijakan mengurangi perbelanjaan
dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-langkah berikut:
a. Menaikkan pajak pendapatan. Pajak ini akan mengurangi pendapatan
disposebel dan pengurangan ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
b. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang. Tujuan ini
dapat dicapai dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan
menaikkan tingkat cadangan minimum dan menaikkan suku bank (suku
diskonto). Penguranggan penawaran uang dan suku bunga yang tinggi akan
mempengaruhi invstasi. Keadaan ini selanjutnya akan mengurangi
pengeluaran agregat.
c. Mengurangi pengeluaran pemerintah. Oleh karena pengeluaran
pemerintah adalah sebagian dari pengeluaran agregat, maka pengurangan
pengeluaran pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat. Langkah ini
dan langkah yang dinyatakan dalam (a) dpgolongan sebagai kebijakan fiscal.
a. Ekspor akan bertambah, karena di pasaran luar negeri ekspor negara menjadi
lebih murah.
b. Impor berkurang, karena barang luar negeri menjadi lebih mahal.
c. Kenaikkan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca
pembayaran.
d. Pendapatan nasional akan bertambah oleh karena (a) ekspor naik, (b)
penguranggan impor menaikkan permintaan produksi domestic, dan (c)
kenaikkan yang diakibatkan oleh (a) dan (b) akan mendorong investasi.
e. Mungkin inflasi berlaku, yaitu apabila kenaikkan harga barang-barang impor
akan mendorong kepada wujudnya kenaikkan harga barang-barang produksi
dalam negeri. Inflasi juga dapat berlaku apabila dievaluasi dilakukan ketika
perekonomian mengalami kemakmuran yang tinggi. Ini disebabkan karena
kenaikkan ekspor dan perkembangan kegiatan ekonomi yang lain yang
diakibatkan oleh devaluasi akan menaikkan upah buruh dan harga-harga
(oleh karena permintaan yang berlebihan).
f. Di luar negeri mungkin negara-negara lain melakukan langkah balasan
dengan menggunakan halangan perdagangan impor (yang dikenakan ke atas
ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya) atau dengan melakukan
devaluasi.
RINGKASAN
1. Masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka adalah lebih rumit daripada
masalah yang dihadapi dalam perekonomian tertutup. Dalam jangka pendek
perekonomian tertutup hanya perlu menghadapi masalah pengangguran dan inflasi.
Dalam perekonomian terbuka di samping masalah pengangguran dan inflasi, harus
pula dihadapi kemungkinan berlakunya ketidakseimbangan dalam neraca
pembayaran dan ketidakstabilan. Apabila neraca pembayaran dalam keadaan defisit
dan valuta asing meningkat nilainya, masalah sektor luar negeri ini akan dapat
memperburuk masalah inflasi dan pengangguran.
2. Neraca pembayaran mencatat berbagai jenis aliran masuk dan aliran ke luar
keuangan yang berlaku dari suatu negara ke negara laindalam suatu tahun tertentu.
Bentuk umum neraca pembayaran adalah seperti yang ditunjukkan di bawah ini:
3.
Depresiasi nilai mata uang: Pengurangan nilai mata uang sesuatu negara di pasaran luar
negeri yang disebabkan oleh perubahan permintaan dan penawaran mata uang dalam
pasaran valuta asing. Perubahan tersebut berlaku secara otomatis tanpa dilakukan oleh
pemerintah. Dalam bahasa inggris istilahnya adalah: currency depreciation. Keadaan ini
berlaku dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas. Apabila nilai mata uang domestic
meningkat, maka ia dinamakan: apresiasi nilai atau appreciation of currency.
Devaluasi (menurunkan nilai mata uang): Langkah pemerintah untuk mengurang nilai
mata uang domestik berbanding dengan nilai mata uang asing. Langkah seperti ini
dilakukan untuk memperbaiki neraca pembayaran.
Investasi (penanaman modal) langsung: Investasi dari luar negara untuk mendirikan
industry pengolahan atau kegiatan ekonomi lain dalam suatu negara.
Investasi portofolio: Investasi dalam bentuk membeli harta keuangan seperti bond, saham
perusahaaan dari obligasi pemerintah. Dalam neraca pembayaran investasi portofolio
meliputi investasi asing dalam harta keuangan.
Kurs pertukaran mata uang asing: Nilai mata uang negara-negara lain dinyatakan dalam
unit mata uang domestik.
Kurs pertukaran berubah bebas (kurs pertukaran mengapung): Kurs pertukaran yang selalu
mengalami perubahan dan nilainya ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasaran
mata uang asing dan perubahannya dari waktu ke waktu.
Kurs pertukaran tetap: Kurs pertukaran yang nilainya ditetapkan oleh pemerintah. Nilainya
selalu berbeda dengan kurs yang akan berlaku apabila ditentukan oleh pasaran bebas.
Apabila nilai mata uang asing lebih tinggi dari di pasaran bebas-yaitu apabila lebih banyak
mata uang domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh mata uang asing, mata uang
domestik dinamakan dinilai terlalu rendah (undervalued). Dalam keadaan sebaliknya mata
uang domestik dinamakan dinilai terlalu tinggi (overvalued).
Mata uang asing lebih tinggi dari di pasaran bebas yaitu apabila lebih banyak mata uang
domestik yang dibutuhkan untuk memperoleh mata uang asing, mata uang domestik
dinamakan dinilai terlalu rendah (undervalued). Dalam keadaan sebaliknya, mata uang
domestik dinamakan dinilai terlalu tinggi (overvalued).
Mata uang dinilai terlalu rendah (undervalued): Berlaku dalam sistem kurs pertukaran tetap,
yaitu apabila harga mata uang asing yang ditetapkan pemerintah adalah lebih tinggi dari
yang ditentukan di pasar bebas. Misalnya di pasaran bebas keseimbangan permintaan dan
penawaran dicapai pada harga Rp 8.400 per dolar US. Tetapi Indonesia menetapkan kurs
pertukaran berikut: US$1 = Rp 10.000. Dalam kasus ini Rupiah dinamakan dinilai trlalu
rendah.
Mata uang dinilai terlalu tinggi (overvalued): Kebalikan dari mata uang yang dinilai terlalu
rendah, yaitu mata uang domestik dinilai terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan nilai
yang berlaku di pasaran bebas.
Modal swasta: Modal jangka pendek yang mengalir dari suatu negara ke negara lain untuk
ditabung dalam akun tabungan atau deposito berjangka tetapi terutama untuk diinvestasikan
dalam pasaran uang dan pasaran modal-termasuk pasaran saham.
Neraca modal: Salah satu akun dalam neraca pembayaran yang meliputi aliran modal
jangka panjang dan modal aliran swasta.
Neraca barang dan jasa (neraca transaksi berjalan): Salah satu akun dalam neraca
pembayaran yang meliputi transaksi atau akun berikut (i) akun barangan, (ii) akun jasa
termasuk akun pendapatan investasi, dan (iii) akun transfer.
Neraca modal jangka panjang: Salah satu akun dalam neraca pembayaran, yang
menunjukan aliran modal ke sektor pemerintah dan aliran modal untuk investasi korporat
yaitu investasi perusahaan asing.
Neraca akun berjalan: Perbedaan nilai aliran masuk dengan aliran keluar yang meliputi tiga
akun berikut: akun barangan, akun jasa (termasuk pendapatan investasi) dan akun
pembayaran pindahan.
Neraca akun modal: Perbedaan nilai aliran masuk dengan aliran keluar yang meliputi tiga
butir neraca modal berikut: aliran modal jangka pajang, modal swasta, dan kesilapan dan
ketinggalan.
Neraca keseluruhan: Defisit atau surplus diantara aliran keuangan yang masuk ke sebuah
negara dengan aliran keuangan yang keluar dari negara tersebut. Neraca keseluruhan
merupakan gabungan diantara neraca berjalan dan neraca modal.
Neraca pembayaran: Suatu catatan atau data yang menunjukkan berbagai aliran masuk dan
aliran keluar keuangan yang disebabkan oleh transaksi dalam neraca berjalan dan neraca
Modal, yang berlaku dalam suatu tahun tertentu. Pada umumnya data yang diterbitkan
meliputi aliran bersih, yaitu aliran masuk keuangan di kurangi aliran keluar keuangan.
Neraca perdagangan: Perbedaan diantara nilai ekspor dengan nilai impor dalam suatu tahun
tertentu.
Neraca jasa: Perbedaan di antara nilai ekspor jasa dengan impor jasa dalam satu tahun
tertentu. Dalam neraca jasa diliputi nilai transaksi berikiut: (i) pengangkutan dan asuransi,
(ii) pelancongan, (iii) transaksi pemerintah, dan (iv) jasa lain.
Pendapatan investasi: Hasil yang diperoleh investasi asing yang datang disesuatu negara.
Pendapatan investasi ini terutama dalam bentuk keuntungan yang dikirim ke pusat
perusahaan yang berbedadi negara lain.
Penurunan nilai (menurunkan nilai) mata uang: (Lihat devaluasi) Kasus ini berlaku dalam
sistem kurs pertukaran tetap. Pada pkoknya ini merupakan langkah pemerintah/bank sentral
untuk menurunkan nilai mata uang domestik (dan berarti menaikkan nilai mata uang asing).
Apabila nilai mata uang domestik dinaikkan (dalam nilai mata uang uang asing), langkah
ini dinamakan revaluasi.
Pindahan semasa (pindahan bersih): Aliran ke luar dan masuk uang dari dan ke sesuatu
negara yang bukan bersifat melakukan investasi atau melakukan jal beli barang dan jasa.
Aliran keuangan tersebut terutama berbentuk pemberian.
2. Dalam sistem kurs pertukaran berubah bebas, defisit dalam neraca pembayaran akan
menyebabkan
A. Ekspor barang berkurang
B. Fungsi impor bergeser k atas
C. Harga valuta asing meningkat
D. Harga valuta asing merosot
3. Langkah pemerintah mendevaluasikan mata uang akan lebih sukses apabila
A. Permintaan ke atas ekspor negara tidak elastis
B. Ekspor negara terutama terdiri dari komoditas utama
C. Ekspor negara terdiri dari barang-barang industri
D. Barang yang diimpor negara itu permintaanya tidak elastis
4. Pendapatan nasional pada keseimbangan apabila perekonomian itu terdiri dari tiga
sektor adalah lebih rendah dari pendapatan nasional apabila ekonomi tersebut
merupakan perekonomian terbuka. Dalam ekonomi ini, pernyataan manakan yang
BENAR?
A. Ekspor negara itu melebihi impornya.
B. Ekspor negra itu kurang dari impornya.
C. Neraca perdagangan negara itu seimbang.
D. Neraca perdagangan negara itu mengalami defisit.
ESEI
1. a. Terangkan perbedaan antara depresiasi mata uang dan devaluasi mata uang.
Nyatakan dua syarat yang harus dipenuhi untuk mensukseskan devaluasi.
b. Terangkan efek depresiasi atau devaluasi kepada tingkat kegiatan ekonomi.
5. Terangkan perbedaan arti mata uang yang dinilai terlalu tinggi dan terlalu rendah.
Tunjukkan perbedaan itu dalam grafik. Apakah implikasi dari keadaan tersebut
kepada kegiatan ekonomi di dalam negeri?
6. a. Misalkan suatu negara menghadapi masalah pengangguran dan defisit dalam
neraca perdagangan. Terangkan langkah-langkah yang perlu dilakukan
pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Dengan menggunakan grafik suntikan-bocoran terangkan bagaimana
keseimbangan pendapatan nasional yang asal akan dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah tersebut.
KUANTITATIF
Harga dolar
US Penawaran Permintaan
(dalam baht) (Ribu dolar US)
36 2.500 4.100
38 3.000 3.800
40 3.500 3.500
42 4.000 3.200
44 4.500 2.900
a. Apakah kurs pertukaran berubah bebas (fleksibel)? Dalam sistem ini berapakah
kurs pertukaran diantara kedua mata uang?
b. Misalkan Thailand menggunakan sistem petukaran tetap dengan kurs US$1=38
baht.
i. Definisikan kurs pertukaran tetap.
ii. Pada pertukaran di atas adakah baht dinilai terlalu tinggi atau terlalu
rendah?
iii.Pada kurs pertukaran diatas apakah yang berlaku dalam pasaran dolar?
Apakah yang perlu dilakukan pemerintah?
c. Apakah efek pertukaran tetap tersebut kepada ekspor dan impor?
2. Permintaan sesuatu mata uang asing (Dwa dan penawaran mata uang asing tersebut
(Swa) di Jepang adalah sebagai berikut:
Dwa = 140 – 2Pwa
Swa = 20 + 4Pwa
Dimana Pwa adalah harga mata uang asing (yang dinyatakan dalam mata uang
Jepang, yaitu yen)
a. Tentukan harga mata uang asing dan jumlah mata uang asing yang
diperjualbelikan.
b. Apakah yang akan berlaku dipasaran mata uang asing apabila harga mata uang
asing adalah 30 yen.
c. Apakah yang akan berlaku di pasaran mata uang asing apabila harga mata uang
asing adalah 15 yen
d. Lukiskan keadaan keseimbangan dalam pasaran mata uang asing diatas, dan
tunjukkan keadaan yang ditanyakkan dalam (b) dan (c).