Anda di halaman 1dari 16

NERACA PEMBAYARAN

A. Pendahuluan
Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payment /BOP) adalah catatan yang dilakukan secara sistemik atas
keseluruhan transaksi ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang berupa
perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan, dan moneter antara penduduk Indonesia dengan
penduduk luar negeri selama satu periode tertentu. Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) neraca pembayaran berarti perbandingan penerimaan uang antara dua negara (dalam
perdagangan dunia); daftar perkiraan yang terperinci tentang transaksi perdagangan yang
diselenggarakan oleh negara dalam jangka waktu tertentu.Secara sederhana, neraca pembayaran
merupakan suatu catatan sistematis dalam transaksi ekonomi (perdagangan internasional) yang
dilakukan dalam jangka waktu satu periode.
B. Pembahasan
A. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Pembayaran sebelum krisis ekonomi :
1. Neraca perdagangan pada umumnya selalu mengalami surplus. Namun, apabila ditinjau lebih
lanjut dengan mengeluarkan transaksi ekspor dan impor minyak dan gas bumi (migas), maka
karakteristik neraca perdagangan nonmigas pada umumnya mengalami defisit. Sementara itu, neraca
perdagangan migas, selalu menunjukkan surplus.
2. Neraca jasa Indonesia selalu menunjukkan pengeluaran yang Iebih besar dibandingkan
dengan penerimaannya, sehingga karakteristik neraca jasa selalu menunjukkan defisit. Sebagaimana
halnya dengan neraca perdagangan, neraca jasa mempunyai karakteristik yang sama yaitu pada
umumnya menunjukkan defisit pada neraca jasa nonmigas dan selalu surplus pada neraca jasa migas.
Selalu defisitnya neraca jasa terutama berkaitan erat dengan cukup besarnya pengeluaran untuk
pembayaran bunga utang dan biaya transportasi impor barang.
3. Transaksi berjalan secara umum selalu menunjukkan defisit. Ditinjau lebih lanjut,
karakteristik transaksi berjalan sebagaimana neraca perdagangan dan neraca jasa pada umumnya
menunjukkan defisit untuk transaksi berjalan nonmigas dan menunjukkan surplus untuk transaksi
berjalan migas
4. Transaksi modal pada umumnya mengalami surplus. Hal ini menunjukkan masih terdapatnya
kebutuhan dana dari luar negeri.

A. Perkembangan Terkini Neraca Pembayaran Indonesia :


Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 memberikan tekanan yang cukup
signifikan pada kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Selama 2008 NPI mengalami defisit
sebesar US$1,9 miliar, berbeda dari tahun 2007 yang mencatat surplus US$12,7 miliar. Namun
demikian, transaksi berjalan masih mampu mencatat surplus sebesar US$0,1 miliar atau turun
dibandingkan surplus pada 2007 yang sebesar US$10,5 miliar. Pada 2008, defisit neraca transaksi
berjalan terjadi selama tiga triwulan berturut-turut yaitu triwulan II, III, dan IV dengan nilai defisit
masing-masing sebesar US$1,0 miliar, US$0,97 miliar, dan US$0,64 miliar.
Ini merupakan defisit neraca transaksi berjalan yang pertama kali terjadi dimana sejak triwulan II
2004 s.d. triwulan I 2008 neraca transaksi berjalan selalu membukukan surplus. Defisit neraca
transaksi berjalan Indonesia menunjukkan tanda-tanda menuju kestabilan pada triwulan ketiga, tetapi
posisi 8,4 miliar dolar AS defisit itu masih cukup jauh berada di atas investasi langsung bersih sebesar
5,1 miliar dolar AS, menunjukan defisit “neraca dasar” yang signifikan (sebesar 3,3 miliar dolar AS
pada tirwulan ketiga).

B. Pengaruh Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) terhadap Cadangan Devisa


Kinerja NPI tentunya sangat berpengaruh terhadap posisi cadangan devisa Indonesia. Peningkatan
surplus NPI Triwulan II-2014 mendorong posisi cadangan devisa dari 102,6 miliar dolar AS pada
akhir Triwulan I-2014 menjadi 107,7 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 5,1 miliar dolar AS.
Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang
luar negeri Pemerintah selama 6,1 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. Pada Juli
2014, posisi cadangan devisa kembali meningkat menjadi 110,5 milair dolar AS.

C. Kebijakan dalam Menghadapi Tekanan Neraca Pembayaran


Untuk mengurangi tekanan terhadap neraca pembayaran, perlu dilakukan berbagai langkah kebijkan
baik dari sisi transaksi berjalan maupun transaksi modal dan keuangan mengingat tekanan terhadap
Nneraca pembayaran tersebut dapat bersumber dari defisit pada kedua jenis transaksi tersebut. Secara
umum, langkah kebijakan tersebut antara lain :
Defisit rekening transaksi berjalan dapat ditanggulangi dengan beberapa cara sebagai berikut :
• Depresiasi mata uang: depresiasi membantu mengurangi defisit perdagangan. Perubahan kurs
tukar dan
neraca perdagangan ditentukan oleh faktor-faktor ekonomi yang lebih fundamental.
• Proteksionisme: pembebanan atas tarif, kuota, atau bentuk pengekangan lain terhadap impor
luar negeri.

Sedangkan defisit transaksi modal dan keuangan dapat dilakukan dengan :

• Membatasi kepemilikan luar negeri atas aset-aset domestik: penghentian arus masuk modal
luar negeri, dengan mengurangi penawaran modal yang tersedia, akan meningkatkan tingkat bunga
domestik riel. Tingkat bunga lebih tinggi akan lebih merangsang tabungan karena biaya peluang
konsumsi meningkat seiring dengan tingkat bunga riel.
• Menaikkan tingkat tabungan: mengurangi tingkat konsumsi (termasuk produk dari luar
negeri), sehingga
impor produk dari luar negeri menurun.
• Defisit transaksi berjalan mengarahkan pada pengangguran. Argumennya, barang dan jasa
yang diimpor merupakan pengganti barang dan jasa domestik, sehingga lapangan pekerjaan domestik
menjadi mahal (kesempatan kerja turun).

A. Transaksi Neraca Pembayaran


Di Indonesia transaksi neraca pembayaran dikelompokkan menjadi tiga, yaitu transaksi berjalan,
transaksi modal, dan transaksi finansial. Setiap transaksi memiliki peranannya masing-masing. Simak
penjelasan tiga jenis transaksi neraca pembayaran sebagai berikut:

1. Transaksi berjalan

Transaksi berjalan adalah transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor berupa barang dan jasa
dalam kurun waktu satu tahun. Transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan (transaksi barang),
transaksi jasa, pendapatan primer, dan pendapatan sekunder. Namun, pada umumnya transaksi
berjalan digunakan untuk menilai atau mengukur neraca perdagangan.

a. Transaksi barang
Transaksi barang meliputi transaksi ekspor dan impor barang yang digolongkan menjadi migas dan
non migas. Karena adanya proses penerimaan pembayaran maka semua ekspor barang termasuk ke
dalam transaksi kredit. Sedangkan impor barang termasuk ke dalam transaksi debit karena
menimbulkan kewajiban pembayaran kepada negara lain.
b. Transaksi jasa
Transaksi jasa meliputi penyediaan jasa dilakukan oleh penduduk Indonesia kepada penduduk luar
negeri (ekspor) dan penduduk luar negeri kepada penduduk Indonesia (impor). Transportasi
internasional dan perjalanan (travel) merupakan bagian dari transaksi jasa.

c. Pendapatan primer
Pendapatan primer terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Sedangkan pendapatan primer itu sendiri
dapat diartikan sebagai perolehan atau hasil yang berasal dari penyediaan faktor produksi tenaga kerja
dan modal finansial. Yang termasuk ke dalam pendapatan primer berupa dividen (kupon, diskon,
bunga).
d. Pendapatan sekunder
Pendapatan sekunder terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Yang termasuk ke dalam pendapatan
sekunder berupa transfer penghasilan atau remitansi TKA/TKI dan transfer-transfer lainnya (hadiah,
hibah, jasa, uang).
2. Transaksi modal
Transaksi modal biasanya dipakai untuk mencatat hasil bersih yang diperoleh dari transaksi
pengeluaran dan pendapatan modal. Transaksi modal terdiri dari aset tetap dan hibah investasi.
Sebagian besar transaksi modal berupa transfer modal. Transaksi modal kurang memiliki kontribusi
dalam neraca pembayaran sehingga transaksi ini tidak begitu sering digunakan. Transaksi modal
mempunyai dua unsur, yaitu transfer modal dan aset non keuangan non produksi. Transaksi modal
dihitung dengan cara niali menjumlahkan nilai bersih yang diperoleh dari transfer modal dan aset non
produced non financial assets. Kemudian, sisi kredit diwakili oleh transaksi aliran modal masuk
(capital inflow transaction), sementara itu, sisi debit diwakili oleh transaksi aliran modal keluar.

Neraca Pembayaran Defisit


Neraca pembayaran defisit adalah neraca yang menandakan bahwa nilai impor lebih besar daripada
nilai ekspor. Jika suatu negara terus-menerus mengalami defisit maka sektor keuangan berjalan
lambat sehingga pertumbuhan ekonomi sulit untuk berkembang.
Membatasi komoditas impor dan meningkatkan komoditas ekspor merupakan salah dua cara yang
dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan defisit pada suatu negara. Di samping membatasi
komoditas impor, pemerintah perlu memperluas pasar ekspor sehingga komoditas ekspor meningkat.

Neraca Pembayaran Surplus


Neraca pembayaran surplus adalah neraca yang menandakan bahwa transaksi debit atau jumlah yang
harus dibayarkan ke luar negeri lebih kecil daripada penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).
Secara sederhana, neraca pembayaran surplus dapat diartikan seperti jumlah pemasukan lebih besar
daripada jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh suatu negara.

Fungsi Neraca Pembayaran


Kondisi masuk dan keluarnya dana yang terjadi pada neraca pembayaran dapat menandakan bahwa
neraca pembayaran berfungsi dengan baik. Penting bagi suatu negara untuk memperhatikan transaksi
ekonomi agar berjalan dengan semestinya bahkan diusahakan untuk berjalan ke arah yang
menguntungkan.

Dengan demikian, neraca pembayaran memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi neraca pembayaran
diantaranya:
• Sebagai bahan pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang perdagangan internasional.
• Sebagai bahan pemerintah dalam membuat keputusan atau kebijakan moneter yang
dilaksanakan oleh suatu negara.
• Sebagai alat untuk mengukur atau menilai keadaan ekonomi yang berhubungan dengan
transaksi ekonomi internasional dari suatu negara.
• Sebagai data-data keuangan internasional.
• Sebagai alat pendataan transaksi ekonomi supaya pemerintah suatu negara ketika melakukan
kegiatan ekspor dan impor tidak mengalami kerugian dan bisa melakukan penyelesaian pembayaran
tepat waktu.
• Sebagai alat untuk mencatat anggaran yang akan dikeluarkan dalam transaksi internasional

C. Tujuan Neraca Pembayaran


Penyusunan neraca pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara memiliki tujuannya masing-
masing. Setiap tujuan akan selalu memberikan manfaat bagi suatu negara. Adapun tujuan-tujuan dari
penyusunan neraca
pembayaran sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Keadaan Perekonomian Dalam Hubungan Internasional Suatu Negara
Untuk mengamati keadaan perekonomian suatu negara bisa menggunakan neraca pembayaran.
Dengan neraca pembayaran maka pola umum perekonomian suatu negara bisa diketahui sehingga
transaksi ekonomi bisa dilakukan dengan maksimal.
2. Untuk Mengetahui Sumber Daya yang Ada Di Setiap Negara
Sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara berbeda-beda. Oleh karena itu, suatu negara perlu
mengetahui sumber daya yang dimiliki oleh negara lain agar bisa menjalin hubungan dalam
perdagangan internasional.
Pendapatan yang dihasilkan dari perdagangan internasional bisa digunakan sebagai cadangan devisa
negara dan
menjalankan roda perekonomian dalam negeri.
3. Untuk Mengetahui Besarnya Anggaran Devisa yang Diperlukan Dalam Transaksi Ekonomi
Internasional
Cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara bisa digunakan sebagai transaksi ekonomi
internasional. Agar cadangan devisa bisa bertambah maka transaksi ekonomi internasional harus
dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga bisa memperoleh dari transaksi ini.
4. Untuk Mengetahui Besarnya Anggaran Devisa yang Diperlukan Dalam Transaksi Ekonomi
Internasional
Cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara bisa digunakan sebagai transaksi ekonomi
internasional. Agar cadangan devisa bisa bertambah maka transaksi ekonomi internasional harus
dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga bisa memperoleh dari transaksi ini. Harus Diambil
Dalam Bidang Transaksi Ekonomi Agar tidak salah dalam melangkah saat melakukan transaksi
ekonomi maka pemerintah suatu negara perlu memikirkan langkah-langkah yang tepat supaya negara
tidak mengalami kerugian saat melakukan transaksi ekonomi. Oleh karena itu, suatu negara harus
punya neraca pembayaran agar bisa mendapatkan data-data tentang perkembangan perekonomian
negara lain. Data-data tersebut akan bermanfaat bagi pemerintah suatu negara karena dengan memiliki
data yang akurat akan menghasilkan kebijakan yang tepat.

Komponen-Komponen Neraca Pembayaran


Komponen-komponen yang ada di dalam neraca pembayaran dibagi menjadi lima (5) kelompok
neraca yaitu:
1. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah sebuah data yang berhubungan dengan perbandingan nilai ekspor dengan
nilai impor suatu negara yang terjadi dalam satu periode.
2. Neraca Lalu Lintas ModalNeraca lalu lintas modal adalah pencatatan yang ada di dalam
neraca yang mencatat setiap pinjaman dari luar negeri atau kredit serta pinjaman atau kredit yang
diberikan kepada negara lain.
3. Neraca Lalu Lintas Moneter
Neraca lalu lintas moneter adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat tentang
perubahan atau pertumbuhan cadangan devisa pada suatu negara.
4. Neraca Hasil Modal
Neraca hasil modal adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat semua pembayaran
dan penerimaan dividen, berbagai macam hadiah yang diberikan oleh negara lain, dan bunga gaji
tenaga asing
5. Neraca Jasa
Neraca jasa adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat transaksi jasa yang dilakukan
suatu negara dan diterima oleh negara
lain selama satu periode.
C.Kesimpulan
Neraca pembayaran sangat penting untuk dimiliki oleh suatu negara karena dengan neraca
pembayaran maka suatu negara bisa mengukur besarnya arus dana dari luar negeri, baik dana yang ke
luar atau dana yang masuk. Keluar dan masuknya dana pada transaksi ekonomi internasional
menandakan bahwa sektor keuangan suatu negara berjalan dengan semestinya. Neraca pembayaran
bisa menjadi indikator yang memengaruhi tindakan pelaku pasar.
Penjelasan singkat mengenai pengertian, fungsi, tujuan, dan komponen dari Neraca Pembayaran yang
dapat membantu dan mengetahui dan lebih mengenal apa itu Neraca Pembayaran dan pentingnya bagi
sebuah negara.
Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan atau tidak mempunya penghasilan, tapi
sedang berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran dan inflasi adalah dua masalah ekonomi utama
yang dihadapi setiap masyarakat dan dapat mewujudkan beberapa efek buruk yang bersifat ekonomi,
politik, dan sosial. Pengangguran erat kaitannya dengan perkembangan penduduk dan kesempatan
kerja.

Bekerja (employed) Tidak bekerja (unemployed)

Semua orang yang mempunyai pekerjaan dan Orang yang tidak mempunyai pekerjaan atau
bekerja apa saja sehingga memperoleh penghasilan
penghasilan

Jenis-Jenis Pengangguran :
 Pengangguran friksional
 Pengangguran struktural
 Pengangguran siklikal
 Pengangguran musiman

Tingkat Pengangguran
Pendekatan angkatan kerja (labor force approach)
Besar kecilnya tingkat pengangguran dihitung berdasarkan persentase dari perbandingan antara
jumlah orang yang menganggur dan jumlah angkatan kerja
Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (labor utilization approach)
Didasarkan pada pendekatan pemanfaatan tenaga kerja antara lain pengangguran penuh dan setengah
menganggur.
Dampak Pengangguran
1. Dampak terhadap kestabilan ekonomi
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat menurun, karena mereka kehilangan mata pencaharian
3. Pertumbuhan ekonomi turun, karena daya beli masyarakat turun yang akan menimbulkan
kelesuan pengusaha untuk berinvestasi
4. GNP aktual yang dicapai lebih rendah daripada GNP Potensial, karena faktor produksi tidak
dimanfaatkan secara optimal
5. Penerimaan pemerintah dalam bentuk pajak berkurang, karena kegiatan ekonomi rendah

Dampak terhadap kestabilan sosial dan politik


1. Berbagai masalah sosial dalam kehidupan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap
aspek psikologis atau beban perasaan yang tidak dapat terkendalikan
2. Berbagai masalah politik, misalnya timbul rasa ketidakpuasan masyarakat kepada pemerintah
yang berkuasa
Tujuan Kebijakan Pemerintah
Bersifat ekonomi : menyediakan lowongan pekerjaan, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat,
dan memperbaiki pembagian pendapatan
Bersifat sosial dan politik : meningkatkan kemakmuran dan kestabilan keluarga, menghindari
masalah kejahatan, dan mewujudkan kestabilan politik

KEBIJAKAN FISKAL

Kebijakan Fiskal merupakan sebuah kebijakan pemerintah yang dikeluarkan demi menjaga kestabilan
ekonomi lebih tepatnya pemasukan dan pengeluaran keuangan negara
KEBIJAKAN FISKAL EKSPANSIF
Kebijakan ekonomi yang dilakukan dengan cara menaikkan anggaran belanja dan menurunkan pajak
Dilakukan saat perekonomian sedang mengalami penurunan daya beli pada masyarakat dan juga
tingkat pengangguran yang sedang meningkat Bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
agar berjalan secara sehat dan stabil.

KEBIJAKAN FISKAL KONTRADIKTIF


Kebijakan ekonomi yang dilakukan dengan cara menurunkan anggaran belanja dan meningkatkan
tingkat pajak Dilakukan saat perekonomian dalam kondisi panas agar menurunkan tekanan
permintaan pasar. Bertujuan untuk menurunkan daya beli pada masyarakat dan mengatasi inflasi
negara.
TUJUAN
Meratakan pendapatan nasional walaupun dalam pengimplementasiannya masih saja tetap ada
kesenjangan sosial antara satu dengan lainnya.

FUNGSI
1. ALOKASI
2. DISTRIBUSI
3. STABILISASI

INSTRUMEN KEBIJAKAN FISKAL


1. Pajak
2. Pengeluaran Negara
3. Obligasi public

CONTOH DARI KEBIJAKAN FISKAL :


1. Menaikan ataupun menurunkan jumlah pajak dan jenis pajak
2. Melakukan pinjaman negara, salah satunya dengan mengeluarkan obligasi pemerintah
3. Melakukan penghematan pengeluaran negara 4.Melakukan pengelolaan anggaran
5.Mewajibkan untuk membayar pajak, salah satunya memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator terpenting untuk menganalisis perkembangan
ekonomi suatu negara. Karena kegiatan ekonomi pada dasarnya adalah proses penggunaan faktor-
faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, pertumbuhan ekonomi membawa pendapatan
tambahan bagi masyarakat selama periode waktu tertentu. Proses ini mengarah pada aliran imbalan ke
faktor produksi yang dimiliki masyarakat. Pertumbuhan ekonomi adalah syarat perlu (necessary
condition) tetapi bukan syarat yang cukup (sufficient condition) dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dikatakan sebagai necessary condition artinya bahwa seiring dengan
meningkatnya laju pertumbuhan penduduk akan diperlukan peningkatan Produk Domestik Bruto
(PDB) atau pertumbuhan ekonomi, yang besarannya lebih tinggi dibandingkan dengan laju
pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan ekonomi dikatakan sebagai syarat yang cukup, artinya pertumbuhan ekonomi harus
disertai dengan distribusi pendapatan yang merata (equity), sehingga meningkatnya pendapatan suatu
negara memberikan dampak pada meningkatnya kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat di suatu
negara.Menurut Untoro (2010:39), pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Pada zaman ekonom klasik, seperti Adam
Smith dalam bukunya An Inquiring into the Nature and Causes of Rich Countries, ia menganalisis
penyebab pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi.
Teori Pertumbuhan
1. Klasik
Adam Smith – David Ricardo, Malthus, John
Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan JohnStuart Mill.
Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah
penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang
digunakan. Hubungan antara pendapatan per kapita dengan jumlah penduduk dikenal
sebagai teori populasi optimal. Menurut teori ini, peningkatan populasi pada awalnya
mengarah pada peningkatan pendapatan per kapita. Namun seiring dengan pertambahan
penduduk, hukum hasil yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi.
2. Neoklasik
Robert Solow, Edmund P, Harry J, J.E. Mead
Teori ini telah berkembang sejak tahun 1950-an. Perkembangan ini didasarkan analisis
pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan
ekonomi klasik. Ekonomi yang mempelopori perkembangan teori pertumbuhan
adalah Robert Solow, Edmund Phelps, Harry Johnson, dan J.E. Mead.
Dalam analisis neoklasik, pertumbuhan ekonomi bergantung pada peningkatan
dan penawaran faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi. Hal ini
karena perekonomian terus mengalami tingkat kesempatan kerja penuh dan
kapasitas alat-alat produksi.
3. Harro-D
John Maynard Keynes
Teori pertumbuhan Harrod Dormer adalah kelanjutan dari
teori pertumbuhan makro John Maynard Keynes. Teori ini menjelaskan, menurut
Harrod Dormer, semua perekonomian harus mencadangkan atau menyimpan
sebagian dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menukar barang
modal. Investasi baru diperlukan untuk memulai proses pertumbuhan ekonomi.
Ini merupakan tambahan bersih untuk cadangan atau persediaan modal (capital
stock).
4. Schumpeter
Inovation / / Chance // Risk
Teori ini merujuk pada inovasi kewirausahaan, menyatakan bahwa
kemajuan teknologi sebagian besar didorong oleh kewirausahaan masyarakat. Dengan
cara menemukan peluang dan berani mengambil risiko dengan membuka perusahaan baru
dan memperluas yang sudah ada
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Tingkat produk domestik bruto (PDB) digunakan untuk menentukan pertumbuhan ekonomi negara.
Ada beberapa alasan menggunakan PDB (bukan PDB) sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1. PDB dihitung berdasarkan total nilai tambah ( value added ) yang dihasilkan oleh seluruh
kegiatan produksi dalam perekonomian.
2. Perhitungan PDRB didasarkan pada konsep aliran melingkar ( circular flow concept ) yaitu,
perhitungan PDRB mencakup nilai produk yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu.
Hitungan ini tidak termasuk hitungan dari musim sebelumnya.
3. Batas wilayah penghitungan PDRB adalah negara (perekonomian domestik). Dengan cara ini
dapat diukur sejauh mana pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi, dan juga untuk
mendorong kegiatan ekonomi domestic

1.Fungsi Anggaran
2.Fungsi regulasi Negara
3.Fungsi Stabilisasi
4.Fungsi Redistribusi Pendapatan
Nilai Tukar
INFLASI
Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga secara terus menerus yang terdapat dalam suatu
Perekonomian. Menurut Boediono (1990), inflasi diartikan sebagai kecenderungan dari harga – harga
secara umum terus menerus naik (bertambah). Berikut komponen didalam memahami suatu inflasi
yaitu; tingginya jumlah uang yang beredar di suatu negara, jumlah barang terbatas, atau kenaikan
harga yang terus menerus.
Jenis-jenis Inflasi
Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya
dibedakan kepada tiga bentuk berikut;
1. Inflasi tarikan permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja
yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan menimbulkan pengeluaran yang melebihi
kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan
menimbulkan inflasi. Disamping dalam masa perekonomian berkembang pesat, inflasi tarikan
permintaan juga dapat berlaku pada masa perang atau ketidakstabilan politik yang terus-menerus.
Dalam masa seperti ini pemerintah berbelanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk
membiayai kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksa mencetak uang atau meminjam dari
bank sentral. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan tersebut menyebabkan permintaan agregat akan
melebihi kemampuan ekenomi tersebut menyediakan barang dan jasa. Maka keadaan ini akan
mewujudkan inflasi.
2. Inflasi Desakan Biaya
Juga inflasi ini terutama berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat
pengangguran adalah sangat rendah. Apa bila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintan
yang bertambah, mereka akan berusaha menaikan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah
yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran pembayaran yang lebih
tinggi. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan
kenaikan harga-harga berbagai barang.
3. Inflasi Diimpor
Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud
apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting
dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan. Satu contoh yang nyata dalam hal ini adalah efek
kenaikan harga minyak dalam tahun 1970-an kepada perekonomian negara-negara barat dan negara-
negara pengimpor minyak lainnya. Minyak penting artinya dalam proses produksi barang-barang
industri. Maka kenaikan harga minyak tersebut menaikan biaya produksi, dan kenaikan biaya
produksi mengakibatkan kenaikan harga-harga. Kenaikan harga minyak yang tinggi pada tahun 1970-
an (yaitu dari US$3.00 pada tahun 1973 menjadi US$12.00 pada tahun 1974 dan menjadi US$30.00
pada tahun 1979) menyebabkan masalah stagflasi, yaitu inflasi ketika pengangguran adalah tinggi, di
berbagai negara.
Inflasi Merayap dan Hiperinflasi
Definisi Inflasi Merayap Dan Hiperinflasi
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Yang digolongkan kepada
inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.
Malaysia dan Singapura adalah dua dari negara-negara yang tingkat inflasinya dapat digolongkan
sebagai inflasi merayap.
Hiperinfalsi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, menyebabkan tingkat harga
menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang sikat. Indonesia, sebagai contoh, pada Tahun
1965 tingkat inflasi adalah 500% dan pada Tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen. Ini berarati
tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada Tahun 1965 dan 6,5 kali lipat dalam Tahun 1966.
Di negara-negara berkembang ada kalanya tingkat inflasi tidak mudah dikendalikan. Negara-negara
tersebut tidak menghadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi
pada tingkat yang sama rendah.
Inflasi Merayap Dan Pertumbuhan Ekonomi
Segolongan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi merayap adalah diperlukan untuk
menggalangkan perkembangan ekonomi. Menurut mereka harga barang pada umumnya naik dengan
tingkat yang lebih tinggi dari kenaikan upah. Maka dalam inflasi merayap upah tidak akan berubah
atau naik dengan tingkat yang lebih rendah dari inflasi. Sebagai akibatnya kenaikan harga-harga yang
berlaku terutama mengakibatkan pertambahan dalam keuntungan perusahaan-perusahaan. Untung
yang lebih besar akan menggalangkan pertambahan investasi.
Segolongan ahli ekonomi lain tidak sependapat dengan pandangan diatas. Kebijakan untuk
memberikan berlakunya inflasi merayap untuk menggalangkan pertumbuhan ekonomi hanya sesuai
dalam jangka panjang inflasi merayap terus dapat dikendalikan. Golongan ahli ekonomi yang
menentang dalam kebijakan menggalangkan inflasi merayap berpendatap bahwa inflasi merayap yang
tidak terkendali pada akhirnya akan menjadi hiperinflasi. Di dalam inflasi seperti ini para pengusaha
tidak tergalak lagi untuk berusaha dalam kegiatan produktif karena ia tidak akan memberikan
keuntungan yang memuaskan. Yang akan berkembang adalah kegiatan yang bersifat spekulatif seperti
menyimpan barang dan membeli harga tetap-seperti tanah, rumah, dan bangunan perkantoran.

Sumber Wujudnya Hiperinflasi


Hiperinflasi sering berlaku dalam perekonomian yang sedang menghadapi perang atau kekacauan
politik didalam negeri. Dalam masa-masa seperti ini pemerintahan terpaksa menambah pengeluaran
yang jauh melebihi dari pajak yang dipungutnya. Salah satu caranya ialah dengan meminjamkan dari
bank sentral atau kewajiban bank sentral mencetak lebih banyak uang. Perbelanjaan pemerintah yang
berlebihan tersebut akan mempercepat pertambahan pengeluaran agregat. Pada umumnya sektor
perusahaan tidak akan mampu menghadapi kenaikan pengeluaran yang sangat berlebihan, dan sebagai
akibat harga-harga akan naik dengan cepat.
Pemerintahan selalu akan berusaha mengendalikan inflasi yang berlaku. Berbagai cara akan
dijalankan pemerintahan untuk mengurangi pesatan jalannya inflasi. Antara lain langkah-langkah
yang sering digunakan untuk menghadapi hiperinflasi ialah dengan mengendalikan harga
(menetapkan harga maksimum), mencatu barang-barang kebutuhan pokok, membuat peraturan-
peraturan yang melarang menyimpan barang, dan memberi subsidi kepada produsen-produsen. Inflasi
yang dicoba dihindari dengan menjalankan langkah-langkah diatas dinamakan inflasi tertekan.
Apabila usaha-usaha membatasi inflasi dengan cara seperti diatas tidak dilakukan maka inflasi
tersebut dinamakan inflasi terbuka. Didalam hiperinflasi yang buruk, pembatasan-pembatasan diatas
tidak akan menimbulkan a-
Apabila inflasi yang tinggi tingkatnya ini berjalan secara terus menerus, tingkat kegiatan ekonomi
akan semakin menurun dan ini menyebabkan pendapatan nasional mengalami kemunduran dan
pengangguran semakin meningkat. Ini berarti hiperinflasi cenderung untuk mewujudkan stagflasi.
Efek Buruk Inflasi
Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus-menerus bukan saja menimbulkan beberapa efek buruk
ke atas kegiatan ekonomi, tetapi juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat.
Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus
menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal
biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai
dengan membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih
suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang dan
tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan wujud.
Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga
menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor
akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat
inflasi menyebabkan barang-barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak impor akan
dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkan
ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburu.

Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat


Di samping menimbulkan efek buruk keatas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga akan menimbulkan
efek-efek yang berikut kepada individu dan masyarakat.
a. Inflansi akan menurunkan pendapatan riil oramg-oramg yang berpendapatan tetap. Pada
umumnya kenaikan upah tidak akan secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan
menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap
b. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat
disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di Bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam
institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun
apabila inflasi berlaku.
c. Memperburuk pembagian kekayaan. Telah diperuntukan bahwa penerima pendapatan tetap
akan menghadapi pemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat
keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta-harta
tetap seperti tanah, bangunan, dan rumah dapat mempertahankan atau menambah nilai riil
kekayaannya. Juga sebagian penjual atau pedagang dapat mempertahankan nilai riil
pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara
golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual atau pedagang
akan menjadi semakin tidak merata.

Anda mungkin juga menyukai