Anda di halaman 1dari 5

Biaya transaksi adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur efisiensi kelembagaan.

Semakin
tinggi biaya transaksi maka semakin tidak efisien pula kelembagaan tersebut. Terdapat hambatan dalam
alat analisis ini, yaitu :

Secara teoritis masih belum terdapat definisi yang tepat dari biaya transaksi itu sendiri

Kegiatan (transaksi) ekonomi selalu bersifat spesifik sehingga berlaku khusus

Definisi dan variabel sudah terukur jelas. Namun, terdapat masalah dalam cara mengukurnya.

Definisi dan Makna Biaya Transaksi

Ekonomi kelembagaan adalah pemekaran dari teori biaya transaksi. Pandangan neoklasik menganggap
pasar berjalan sempurna tanpa biaya karena pembeli memiliki informasi yang sempurna dan penjual
saling berkompetisi menghasilkan harga yang rendah. Realitanya, tidak terjadi demikian. Menurut Coase,
Inefisiensi pemikiran neoklasik ini sendiri terjadi bukan hanya struktur pasar yang tidak sempurna tetapi
hadirnya biaya transaksi secara implisit.

Misalnya, pada kasus monopoli bukan hanya pasar saja yang terkonsentrasi tetapi hal ini terjadi akibat
pihak monopolis yang kesulitan menentukan jumlah pembeli. Sedangkan, eksternalitas terjadi karena
biaya sosial produksi melebihi biaya privat produksi sehingga perusahaan tidak mampu memberi
kompensasi dari biaya tambahan tersebut. Cukup sulit mendefinisikan biaya transaksi itu sendiri. Bahkan,
membedakannya dengan biaya produksi pun cukup rumit.

Biaya produksi adalah segala yang menyangkut input proses produksi. Sedangkan, transaksi terjadi ketika
barang dan jasa ditransfer melalui teknologi terpisah. Seperti apa yang dinyatakan oleh Common, unit
terakhir suatu aktivitas harus mengandung tiga prinsip, yaitu konflik, saling menguntungkan, dan
ketertiban. Unit tersebut adalah transaksi.

Rasionalitas Terbatas dan Perilaku Oportunistik

Tanpa adanya asumsi rasionalitas terbatas dan perilaku oportunistik ini organisasi ekonomi tidak dapat
memiliki arah. Rasionalitas terbatas merujuk pada tingkat atau batas kesanggupan individu dalam
menerima, menyimpan, mencari kembali, dan memproses informasi tanpa kesalahan. Konsep ini
didasarkan pada dua prinsip, yaitu :

Individu atau kelompok memiliki batas kemampuan dalam memproses dan menggunakan informasi yang
ada.

Tidak mungkin semua negara di dunia dan semua hubungan kausalitas yang relevan dapat diidentifikasi.
Akibatnya, pelaku ekonomi menghadapi informasi yang tidak lengkap (incomplete information) dan
ketidakpastian informasi (uncertainty information)

Perilaku oportunistik sendiri merupakan upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui praktik yang
tidak jujur dalam kegiatan transaksi. Setiap orang akan menghadapi trade off. Trade off ini bergantung
pada besarnya biaya transaksi dari pembuatan kontrak. Bentuk-bentuk kontrak ini pun ditentukan oleh
tingkat dan sifat biaya transaksi akibat adanya informasi yang tidak sempurna.

Biaya Transaksi dan Efisiensi Ekonomi

North berargumentasi bahwa biaya transaksi di negara berkembang umumnya rendah. Rendahnya biaya
transaksi ini dapat terjadi karena kedekatan hubungan di dalam komunitas. Struktur sosial seperti
kehormatan pada orang yang lebih tua atau orangtua ini memberikan mekanisme bagi penegakan
kesepakatan dan resolusi jika terjadi konflik di antara anggota komunitas. Namun, agar kegiatan ekonomi
terus berlanjut masyarakat harus bertransaksi lebih luas. Semakin kompleks dan impersonal jaringan
perdagangan akan menyebabkan biaya transaksi yang semakin besar juga.

Determinan dan Variabel Biaya Transaksi

Isu utama dari biaya transaksi adalah pengukuran. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi besarnya
biaya transaksi, yaitu :

What : the identity of bundle of rights, hak-hak memiliki nilai.

Who : to identity of agents involved in the exchanges, kemampuan atau batasan manusia dalam
mengolah informasi dan kurangnya informasi.

How : the institutions, technical and social, governing the exchange and how to organize the exchanges,
pasar sebagai kelembagaan yang memfasilitasi proses pertukaran.

Adapun determinan dari biaya transaksi sebaga unit analisis ini merupakan :

Apa yang disebut sebagai atribut perilaku yang melekat pada setiap pelaku ekonomi, yaitu rasionalitas
terbatas dan oportunisme

Sifat yang berkenaan dengan atribut dari transaksi, yaitu spesifitas aset, ketidakpastian, dan frekuensi

Hal-hal yang berkaitan dengan struktur tata kelola kegiatan ekonomi, yaitu pasar, hybrid, hierarki,
regulasi, birokrasi publik, dsb.

Faktor yang berdekatan dengan aspek lingkungan kelembagaan, yaitu hukum kepemilikan, kontrak, dan
budaya.

Study case :

Pemerintah memilih menerapkan kebijakan pengampunan pajak dan melepaskan penerimaan negara
yang seharusnya lebih besar dengan tujuan jangka panjang. Penerapan pengampunan pajak ini tentunya
akan memberikan informasi yang lebih transparan sehingga ke depannya penerimaan pemerintah akan
lebih besar. Adanya pengampunan pajak juga dapat meningkatkan tax base di masa yang mendatang.
Akan tetapi, ada hal pokok yang harus digarisbawahi pada kebijakan ini yaitu dari segi informasi. Dengan
pengampunan pajak, pemerintah menghemat banyak biaya untuk membawa para penghindar pajak ke
pengadilan. Selain itu, informasi sepenuhnya adalah milik pemegang aset itu sendiri. Dengan kebijakan
ini pemerintah dapat mengusut secara detail orang yang sengaja mangkir dari pajak. Pemerintah
tentunya memiliki badan berwenang yang dapat menggali informasi seperti PPATK atau mungkin
memanfaatkan hubungan internasional dari Monetary Authority Securities di Singapura. Kebijakan ini
memberikan contoh bagaimana pemerintah menekan biaya transaksi.

Teori ekonomi kelembagaan pada dasarnya merupakan perluasan dari teori ekonomi biaya transaksi
yang muncul akibat kegagalan pasar. Pandangan neoklasik menganggap pasar dapat berjalan sempurna,
sedangkan pada nyatanya tidak. Sanggahan ini sebelumnya telah saya sampaikan pada pembahasan ke
#2, dimana perspektif ekonomi kelembagaan ternyata bertolak belakang dengan perspektif ekonomi
neoklasik. Jika konomi neoklasik memakai produk sebagai dasar unit analisis, maka ekonomi
kelembagaan justru menggunakan transaksi sebagai basis unit analisis.

Biaya transaksi dan biaya produksi jelaslah berbeda. (Biaya) produksi sendiri didefinisikan sebagai
aktivitas menciptakan manfaat pada masa sekarang dan mendatang (faktor-faktor produksi) ke dalam
output. Sedangkan transaksi terjadi bila barang dan jasa ditransfer melalui teknologi yang terpisah.
Menurut Williamson, biaya transaksi adalah ‘ongkos untuk menalankan sistem ekonomi’ (the costs of
running the economic system) dan ‘biaya untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan’
(costs to a change in circumstances).

Adapun rasionalitas terbatas dan perilaku oportunistik yang menjadi aumsi perilaku dimana analisis
biaya transaksi beroperasi. Rasionalitas terbatas (bounded rationality) merujuk kepada tingkat dan batas
kesanggupan individu untuk menerima, menyimpan, mencari kembali, dan memproses informasi tanpa
kesalahan. Sedangkan perilaku oportunistik adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui
praktk yang tidak jujur dalam kegiatan transaksi.

Inti dari ekonomi biaya trasaksi sebenarnya tidak lain adalah biaya-biaya yang muncul berkenaan dengan
informasi, dan agar pertukaran atau perdagangan bisa terjadi dengan biata transaksi yang murah,
masing-masing pelaku ekonomi harus mengeluarkan sumber daya dalam tiga wilayah yang tergolong
kegiatan kontrak, seperti:

- Mengukur atribut yang bisa dinilai sehingga proses pertukaran/transaksi terjadi.

- Melindungi hak-hak terhadap barang dan jasa yang telah dipertukarkan.

- Meregulasi dan menegakkan kesepakatan.

Berdasarkan hal-hal yang telah dicantumkan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling penting
yang memengaruhi besaran iaya transaksi adalah sifat hak-hak kepemilikan di dalam masyarakat. Ahli-
ahli kelembagaan mempercayai bahwa adanya perubahan kesepakatan kelembagaan mengenai hak-hak
kepemilikan akan memberikan dampak terhadap pencapaian ekonomi.

Menurut pendapat North, komunitas pedesaaan di negara yang sedang berkembang biasanya memiliki
biaya transaksi yang cenderung lebih rendah. Hal ini mungkn disebabkan oleh hubungan di dalam
komunitas yang terjalin dengan erat, sehingga informasi tentang aktivitas-aktivitas di dalamnya dapat
tersebar secara luas dan bebas.

Besaran biaya transaksi dapat terjadi karena adanya penyimpangan dalam wujud:

1.) Penyimpangan atas lemahnya jaminan hak kepemilikan,

2.) Penyimpangan pengukuran atas tugas yang kompleks dan prinsip yang beragam,

3.) Penyimpangan intertemporal, dan

4.) Penyimpangan yang muncul karena kelemahan dalam kebijakan kelembagaan.

Pengukuran menjadi isu utama dalam biaya transaksi karena meskipun telah banyak studi empiris yang
dilakukan, tetap terjadi kerancuan definisi yang masih tidak dapat memuaskan SEMUA pihak. Dari studi
yang telah dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi terdahulu, diperoleh pernyataan bahwa pengukuran biaya
transaksi meupakan masalah pelik sehingga diperlukan pemahaman yang sama mengenai definisi,
determinan, dan variabel yang seragam dari biaya transaksi. Maka dari itu, mengidentifikasi faktor-faktor
yang menentukan besarnya biaya transaksi dirasa perlu dan penitng untuk diketahui.

Menurut Chang (2000:288), faktor yang memengaruhi besarnya transaksi dikelompokkan dalam tiga hal,
yakni: 1.) Apa (what: the identity of bundle of rights), 2.) Siapa (who: to identoty of agents involved in
the exchanges), 3.) Bagaimana (how: the institutions, technical and social, governing the exchange and
how to organize the exchanges).

Collins dan Fabozzi (1991:28) menjelaskan bagaimana konsep biaya tarnsaksi yang sedemikian kompleks
dapat diderivasi ke dalam bentuk variabel-variabel yang mudah untuk diukur, seperti:

· Biaya transaksi = biaya tetap + biaya variabel;

· Biaya tetap = komisi + transfer fees + pajak;

· Biaya variabel = biaya eksekusi + biaya oportunitas;

· Biaya eksekusi = price impact + market timing costs;

· Biaya oportunitas = hasil yang diinginkan — pendapatan aktual — biaya eksekusi — biaya tetap*

*Biaya oportunitas adalah perbedaan antara kinerja investasi aktual dengan kinerja investasi yang
diharapkan, disesuaikan dengan biaya tetap dan biaya eksekusi.

Biaya transaksi juga dapat diklasifikasikan ke dalam variabel-variabel berikut:


· Organisasi tenaga kerja dan pengguna

· Mengolah informasi

· Koordinasi pemasok

· Memotivasi pelanggan

· Mengelola distributor

· Memuaskan pemegang saham dan peminjam

· Fee, komisi, cukai, dan pajak

· Penelitian dan pengembangan

· Biaya-boaya penjualan, umum, dan administratif

· Laporan neraca keuangan yang telah diaudit

Berdasarkan klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa ruang lingkup dari biaya transaksi sangatla luas,
khususnya pada level perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai