Anda di halaman 1dari 3

3.

DUA TEORI PERATURAN

3.1 Teori Kepentingan Umum

Teori ini menyartakan bahwa regulasi merupakan respon terhadap permintaan


masyarakat atau publik untuk mengoreksi kegagalan pasar. Dalam teori ini regulator di
asumsikan memiliki kepentingan terbaik masyarakat, sehingga regulator akan bekerja
semaksimal mungkin untuk memaksimumkan kesejahteraan masyarakat, yaitu untuk
mencapai produksi informasi dalam jumlah yang first-best. Konsekuensinya, regulasi
dipandang sebagai trade off diantara biaya regulasi dan manfaat sosialnya dalam bentuk
peningkatan operasi pasar.

3.2 Teori Kepentingan Kelompok

Teori regulasi kelompok kepentingan di perkenalkan oleh Stigler(1971). Selanjutnya,


Posner (1974), Peltzman (1976), dan Becker (1983). Memberikan kontribusi kepada teori,
yang memandang bahwa suatu industry beroperasi ketika ada sejumlah kepentingan
kelompok atau konstituensi. Teori kepentingan kelompok untuk regulasi berpandangan
bahwa regulasi adalah suatu komoditas yang melibatkan permintaan dan penawaran.
Komoditas akan dialokasikan kepada konstituensi yang secara politis paling efektif dalam
meyakinkan legislator untuk memberikan mereka dukungan regulasi. Di sisi lain, teori
kepentingan kelompok mungkin merupakan predictor yang lebih baik untuk mengetahui cara
kerja regulasi disbanding teori kepentingan umum.

3.3 Teori Regulasi yang Diterapkan pada Penentuan Standar

Teori regulasi kelompok kepentingan adalah predictor standar baru yang lebih baik
dibandingkan dengan teori kepentingan public, karena teori kelompok kepentingan secara
resmi mengakui keberadaan konstituen yang berkonflik

4. Distribusi Manfaat Informasi

Salah satu komplikasi pengaturan standar adalah distribusi manfaat produksi


informasi di antara kelompok kepentingan. Pertanyaan tentang distribusi manfaat ekonomi,
sulit karena juga melibatkan value judgment keadilan di antara pihak-pihak yang terdampak.
Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan ini, masyarakat menyerahkan penyelesaian masalah
distribusi kepada proses tawar-menawar, membuat kontrak atau kekuatan pasar, dengan
regulasi yang ikut campur ketika proses tersebut ditengarai gagal.
5. KRITERIA PENENTUAN STANDAR

5.1 Kemanfaatan Keputusan

Semakin informatif sebuah sistem informasi melaporkan kinerja Perusahaan di masa


depan, semakin kuat reaksi investor terhadap informasi yang dihasilkan oleh sistem. Dengan
demikian, bukti empiris bahwa harga sekuritas merespon informasi akuntansi menunjukkan
bahwa investor mendapatkan informasi akuntansi berguna. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi yang diperlukan untuk keberhasilan standar baru adalah berguna untuk membuat
Keputusan (decision useful).

5.2 Penurunan Asimetri Informasi

Kekuatan pasar beroprasi untuk memotivasi manajemen dan investor untuk


menghasilkan informasi. Pembuat standar harus menyadari kekuatan ini dan
memanfaatkannya, untuk mengurangi kebutuhan standar. Namun, kekuatan pasar sendiri
tidak dapat memastikan seberapa banyak informasi yang harus dihasilkan. Hal ini terjadi
karena adanya asimetri informasi. Oleh karena itu, pembuat standar harus menggunakan
pengurangan asimetri informasi di pasar modal dan pasar tenaga kerja manajerial sebagai
sebuah kriteria bagi standar baru. Pengurangan asimetri informasi meningkatkan operasi
pasar karena investor akan mempersepsikan bahwa berinvestasi menjadi lebih menarik. Hal
ini akan mengurangi kekahwatiran investor tentang asimetri informasi dan estimasi risiko
yang dihasilkan, mengurangi bid-ask spread dan memperluas likuiditas pasar, dan secara
umum menghasilkan manfaat sosial dari pasar yang bekerja lebih baik.

Pengurangan asimetri informasi sebagai kriteria merupakan kondisi yang diperlukan


untuk standar yang berhasil, namun hal ini belum cukup. Sama seperti Keputusan informasi
yang berguna yang memiliki biaya, begitu pula pengurangan asimetri informasi. Akibatnya,
sulit untuk diketahui kapan standar untuk mengurangi asimetri informasi menjadi hemat
biaya.

5.3 Konsekuensi Ekonomi Standar Baru

Salah satu biaya yang timbul dari adanya standar baru adalah biaya yang dikenakan
pada Perusahaan dan manajer untuk memenuhi standar itu. Jumlah biaya ini bisa melampaui
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi informasi wajib yang baru. Pengurangan
kebebasan manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang berbeda yang sering terjadi
ketika standar baru diterapkan juga menjadi sumber konsekuensi ekonomi.
5.4 Konsensus

Konsekuensi ekonomi merupakan kriteria terakhir, yang berasal dari aspek politik
penentuan standar. Pada dasarnya, penyusun standar harus merekayasa consensus yang cukup
kuat sehingga bahkan konstituen yang tidak menyukai standar baru akan tetap mematuhinya.
Stuktur dan due process badan penyusun standar dirancang untuk mendorong consensus
seperti itu. Namun, jika konflik konstituensi menjadi buruk atau parah, bahkan due process
sekalipun tidak selalu dapat mencegah pengajuan banding proses politik

Anda mungkin juga menyukai