Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lina Nurul Zakiah

NIM : K7719037
Kelas : Pendidikan Akuntansi A
RMK BAB 14
Mata Kuliah Teori Akuntansi
15.2 Dua Teori Peraturan
15.2.1 Teori Kepentingan Umum
Regulasi berdasar teori kepentingan umum merupakan hal yang implisit dalam
pengujian terhadap penetapan standar pada bab sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa
regulasi merupakan respon terhadap permintaan masyarakat atau publik untuk mengoreksi
kegagalan pasar Dalam teori ini, regulator diasumsikan memiliki kepentingan terbaik
masyarakat, sehingga regulator akan bekerja semaksimal mungkin untuk memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat, yaitu untuk mencapai produksi informasi dalam jumlah yang first-
best.
Pandangan diatas mencerminkan hal yang ideal tentang cara melaksanakan regulasi,
namun masih ada sejumlah masalah dalam implementasinya. Salah satu masalahnya adalah
kompleksitas dalam memutuskan jumlah regulasi yang tepat. Masalah yang sama juga ada pada
motivasi badan pengatur. Karena kerugian informasi regulator dan kompleksitas pengukuran
manfaat dan kos sosial, maka pemerintah sulit untuk memonitor operasi regulator, meskipun
regulator tersebut adalah lembaga pemerintah. Mahal dan panjangnya dalam proses dengar
publik (public hearing) perlu dipahami untuk memastikan apakah regulator bekerja secara
baik. Kondisi ini menimbulkan persoalan moral hazard, yaitu kemungkinan bahwa regulator
bekerja untuk kepentingan diri sendiri dan bukan untuk kepentingan publik.
Teori Kepentingan Kelompok diperkenalkan oleh Stigler (1971). Selanjutnya, Posner
(1974), Peltzman (1976), dan Becker (1983) memberikan kontribusi kepada teori, yang
memandang bahwa suatu industri beroperasi ketika ada sejumlah kepentingan kelompok atau
konstituensi. Kelompok kepentingan lainnya adalah aktivis lingkungan, yang berkepentingan
terhadap tanggung jawab sosial industri. Berbagai kelompok kepentingan tersebut akan melobi
regulator untuk penentuan jumlah dan jenis regulasi.
15.2.2 Teori Regulasi yang Diterapkan pada Penentuan Standar
Teori kepentingan publik sulit untuk diterapkan. Sumber kegagalan pasar dalam
memproduksi informasi menyiratkan bahwa kekuatan pasar tidak selalu dapat diandalkan
untuk menghasilkan standar dan prosedur akuntansi yang tepat secara sosial Padahal,
kompleksitas itu timbul karena kebutuhan informasi yang beragam dan kepentingan investor
dan manajer menjadikan pembuat standar tidak mungkin untuk secara efektif menghitung
standar akuntansi yang tepat. Sejauh ini tidak mudah untuk mengetahui cara menghitung
tradeoff terbaik antara konflik penggunaan informasi oleh investor dan manajer yang
disyaratkan oleh teori regulasi kepentingan publik Inilah jawaban atas pertanyaan mengapa
pemilihan standar akuntansi lebih baik dianggap sebagai konflik antar konstituen dibanding
sebagai proses kalkulasi.
Ada provisi due-process untuk dengar pendapat publik, eksposure draft, dan ada
persyaratan suara mayoritas sebelum standar baru dikeluarkan. Jika para pemain dalam game
menerima hasil akhir berupa standar baru, maka mereka harus merasa bahwa proses yang telah
dilakukan adil, pandangan mereka didengar, dan strategi mereka memiliki peluang untuk
berhasil. Hal ini menjelaskan pentingnya due process sebagai sebuah cara untuk menengahi
konflik konstituensi yang melekat pada proses penentuan standar.
15.3. Distribusi Manfaat Informasi
Salah satu komplikasi pengaturan standar adalah distribusi manfaat produksi informasi
di antara kelompok kepentingan. Pertanyaan tentang distribusi manfaat ekonomi sulit karena
juga melibatkan value judgment keadilan di antara pihak-pihak yang terdampak. Value
judgment tentang siapa yang berhak atas hak milik muncul karena utilitas individu tidak dapat
secara umum digabungkan menjadi urutan preferensi sosial. Jadi, kita tidak dapat
menjumlahkan kerugian utilitas dan mengklaim bahwa masyarakat lebih baik jika ublitas
keuntungan melebihi kerugian apabila manfaat diambil dari satu individu atau kelompok, dan
membandingkannya dengan keuntungan utilitas, jika manfaat terseb ditransfer ke individu atau
kelompok lain.
Sebaliknya, para ekonom biasanya menerapkan kriteria optimalitas Pareto, yang
menyatakan bahwa masyarakat dianggap paling baik jika tidak ada redistribusi kekayaan yang
dapat menjadikan satu individu menjadi lebih baik tanpa memperburuk individu lainnya.
Kriteria ini merupakan kriteria yang relatif lemah karena, dalam analisis akhir, kita tidak dapat
mengetahui apakah perolehan utilitas individu yang menerima peningkatan kekayaan lebih
besar dibanding kerugian utilitas individu yang mengalami penurunan kekayaan.
15.4 Kriteria Penentuan Standar
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi proses penetapan standar. Standar harus
menjadi keputusan yang berguna, dan harus dapat diterima oleh konstituen lain khususnya
manajemen. Hal ini menempatkan pembuat standar dalam situasi konflik dan sulit untuk
memprediksi resolusi konflik yang dapat diterima. Namun demikian, ada beberapa kriteria
yang harus dipertimbangkan ketika melakukan upaya untuk memahami proses penentuan
standar.
15.4.1 Kemanfaatan Keputusan
Kriteria kegunaan keputusan mendasari studi relevansi nilai empiris telah dipaparkan
pada bab sebelumnya. Semakin informatif sebuah sistem informasi melaporkan kinerja
perusahaan di masa depan, semakin kuat reaksi investor terhadap informasi yang dihasilkan
oleh sistem. Dengan demikian, bukti empiris bahwa harga sekuritas merespon Informasi
akuntansi menunjukkan bahwa investor mendapatkan informasi akuntansi berguna. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi yang diperlukan untuk keberhasilan standar baru adalah berguna
untuk membuat keputusan (decisional useful).
Hal semacam ini sulit untuk dinilai, karena pasar belum memiliki kesempatan untuk
merespon standar. Meskipun demikian, teori pembuatan keputusan investor rasional dapat
digunakan untuk memprediksi kegunaan keputusan. Meskipun kegunaan keputusan mungkin
merupakan kriteria yang diperlukan untuk keberhasilan sebuah standar, namun elemen ini
sendiri tidak cukup untuk memastikan keberhasilannya. Standar bisa menjadi decision useful,
meskipun demikian masyarakat akan menjadi lebih buruk karena biaya menghasilkan
informasi tidak diperhitungkan. Selain itu, perubahan standar dapat membebankan biaya
kontrak pada perusahaan dan manajernya.
15.4.2 Penurunan Asimetri Informasi
Kekuatan menghasilkan pasar informasi. beroperasi Pembuat untuk memotivasi
standar harus manajemen menyadari dan kekuatan investor untuk ini dan memanfaatkannya,
untuk mengurangi kebutuhan standar. Namun, kekuatan pasar sendiri tidak dapat memastikan
sebarapa banyak informasi yang harus dihasilkan. Hal ini terjadi karena adanya asimetri
informasi. Pembuat standar harus menggunakan pengurangan asimetri informasi di pasar
modal dan pasar tenaga kerja manajerial sebagai sebuah kriteria bagi standar baru.
Karakteristik barang publik informasi akuntansi mempersulit kemampuan kegunaan
keputusan untuk memandu pembuat standar. Karakteristik yang sama ini berarti bahwa standar
bisa sangat efektif dalam mengurangi asimetri informasi. Karena penggunaan informasi
akuntansi keuangan oleh satu individu tidak berdampak buruk jika digunakan oleh orang lain,
maka perluasan pengungkapan melalui standar akan berdampak pada distribusi manfaat
informasi yang adil kepada semua investor. Pengurangan asimetri informasi meningkatkan
operasi pasar, karena investor akan mempersepsikan bahwa berinvestasi menjadi lebih
menarik. Pengurangan asimetri informasi sebagai kriteria merupakan kondisi yang diperlukan
untuk standar yang berhasil, namun hal ini belum cukup. Sama seperti keputusan informasi
yang berguna yang memiliki biaya, begitu pula pengurangan asimetri informasi. Akibatnya,
sulit untuk diketahui kapan standar untuk mengurangi asimetri informasi menjadi hemat biaya
15.4.3 Konsekuensi Ekonomi Standar Baru
Salah satu biaya yang timbul dari adanya standar baru adalah biaya yang dikenakan
pada perusahaan dan manajer untuk memenuhi standar itu. Jumlah biaya ini bisa melampaui
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi informasi wajib yang baru. Biaya juga terjadi
karena kekakuan kontrak, sehingga ada kemungkinan terjadi peningkatan pelanggaran
perjanjian utang dan pada gilirannya berdampak pada tingkat dan volatilitas aliran bonus
manajer di masa depan. Biaya ini dapat mempengaruhi operasional manajer dan kebijakan
keuangan.
Pengurangan kebebasan manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang berbeda
yang sering terjadi ketika standar baru diterapkan juga menjadi sumber konsekuensi ekonomi.
Manajemen laba yang bertanggung jawab dapat diungkapkan di dalam informasi. Oleh karena
itu, apabila pilihan kebijakan akuntansi dibatasi, ada pengurangan daya paksa bagi swasta
dalam memproduksi informasi. Ada kemungkinan bahwa konsekuensi ekonomi standar
baruakan dilebih-lebihkan selama perdebatan atau diskusi standar tersebut. Misalnya, apakah
bank benar-benar akan menghentikan pinjaman jangka panjang jika investasi jangka panjang
mereka harus dinyatakan kembali sesuai harga pasar terkini (mark-to-market)
15.4.4 Konsensus
Konsekuensi ekonomi merupakan kriteria terakhir, yang berasal dari aspek politik
penentuan standar. Pada dasarnya, penyusun standar harus merekayasa konsensus yang cukup
kuat sehingga bahkan konstituen yang tidak menyukai standar baru akan tetap mematuhinya.
Struktur dan due process badan penyusun standar dirancang untuk mendorong konsensus
seperti itu. Namun, jika konfliktonstituensi menjadi buruk atau parah, bahkan due process
sekalipun tidak selalu dapat mencegah pengajuan banding ke proses politik.
Dapat disimpulkan bahwa proses penetapan standar paling konsisten dengan teori
regulasi kelompok kepentingan. Meskipun demikian, teknis, dan bahkan teoretis, tidak cukup
untuk memastikan keberhasilan suatu standar. Aktivitas yang cermat dalam due process pada
dasarnya memakan waktu, oleh karena itu, proses itu dapat menjadi proses yang layak
dilakukan jika retraksi atau penarikan standar dapat diminimumkan. Retraksi yang terlalu
banyak akan mengancam keberadaan lembaga penyusun standar itu sendiri.
Sumber:
Rahmawati & Krismiaji. 2021. Teori Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.

Anda mungkin juga menyukai