Anda di halaman 1dari 15

ARANTA PRISTA DILASARI

041514253040 / 11

BAB 12
PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI: ISU EKONOMI
Penyusun standar akuntansi dipandang sebagai mediator antara kepentingan investor dan manajer
yang bertentangan. Artinya penyusun standar akuntansi menggunakan teori akuntansi sebagai dasar untuk
menyusun standar akuntansi yang mampu memenuhi kepentingan manajer dan investor, baik kualitas
informasi akuntansi maupun jumlah informasi akuntansi yang diperlukan.
Regulasi Isu Ekonomi
Alasan utama regulasi adalah untuk melindungi individu yang tidak memiliki keunggulan
informasi. Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa asimetri informasi mendasari regulasi produksi
informasi. Jika tidak ada asimetri informasi, tindakan-tindakan manajer dan informasi dari dalam dapat
diketahui oleh semua pihak, tidak akan muncul kebutuhan untuk melindungi individu dari konsekuensi
adanya kelemahan informasi.
Praktik akuntansi juga sangat dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk memberi
perlindungan terhadap asimetri informasi. Peranan penting akuntansi dan auditing adalah melaporkan
informasi yang relevan dan reliabel, dan karenanya mengurangi asimetri informasi antara orang dalam
perusahaan dan publik yang melakukan investasi, dan para pengguna lainnya. Namun, peranan ini
mengharuskan para akuntan dan auditor menjadi kredibel dan kompeten. Karena itu, ada regulasi untuk
meregulasi profesi akuntan sendiri yang mengendalikan dan mempertahankan standar akuntansi yang
tinggi.
Akuntansi adalah bidang aktivitas ekonomi yang sangat perlu regulasi. Pemerintah terlibat
langsung dalam regulasi ini melalui undang-undang untuk mengendalikan dibentuknya badan akuntansi
profesional dan hak-hak mereka untuk berpraktik sebagai akuntan publik, serta melalui penentuan
kewajiban pengungkapan minimal untuk laporan keuangan dan prospektus. Keterlibatan tidak langsung
pemerintah dapat melalui, misalnya, standar komisi sekuritas.

Penentuan standar akuntansi melibatkan regulasi produksi informasi untuk kepentingan pelaporan
pihak eksternal perusahaan. Tidak penting apakah standar akuntansi ditetapkan oleh regulasi langsung
atau tidak.
Dalam mempertimbangkan isu produksi informasi, dibedakan dua jenis informasi yang dimiliki oleh
seorang manajer, yaitu :
1. Informasi hak milik
Jenis informasi yang berpengaruh langsung terhadap aliran kas yang akan datang. Biaya
pengumuman ini cukup tinggi. Contoh: informasi tentang hak paten, dan rencana strategis seperti
tawaran akuisisi atau merger.
2. Informasi non-hak milik
Jenis informasi yang tidak langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan. Informasi
mencakup informasi laporan keuangan, estimasi pendapatan, perincian mengenai pembiayaan baru,
dsb. Audit juga dimasukkan dalam informasi non-hak milik.
Cara Untuk Mencirikan Produksi Informasi
1. Finer information
Memberi lebih banyak penjelasan pada laporan berbasis harga historis yang telah ada.
Contohnya pelaporan yang mencakup pengungkapan catatan yang lebih luas, pelaporan segmentasi,
dan lain sebagainya.
2. Additional information
Diperkenalkannya sistem informasi baru untuk melaporkan hal-hal yang tidak termuat dalam
sistem harga historis. Contohnya mencakup akuntansi nilai wajar, yang memperkenalkan dampak
nilai yang berubah ke dalam laporan keuangan, serta informasi keuangan berorientasi yang akan
datang yang dimasukkan dalam MD&A, yang memperluas laporan hingga mencakup operasi yang
akan datang yang diharapkan. Informasi tambahan dapat menghasilkan relevansi lebih besar dalam
laporan keuangan.
3. Kredibilitas
Penerima informasi mengetahui bahwa pemberi informasi memiliki dorongan untuk melakukan
pengungkapan sepenuhnya. Contohnya, sering dinyatakan bahwa audit yang dilakukan oleh big

four lebih kredibel dibandingkan dengan audit oleh non-big four karena KAP besar
mempertaruhkan reputasi sehingga akan mempertahankan standar auditnya.
Dorongan Kontrak Untuk Produksi Informasi
Dorongan-dorongan pribadi untuk produksi informasi muncul dari kontrak yang melibatkan
perusahaan.Informasi diperlukan untuk memantau kepatuhan terhadap kontrak. Contoh:
-

Jika upaya manajer tidak dapat diamati, maka hal tersebut akan mengarah kepada kontrak
dorongan yang didasarkan pada hasil operasi perusahaan. Informasi mengenai profitabilitas
diperlukan untuk memberi pengukuran kinerja. Demikian pula, audit menambahkan kredibilitas
kepada pendapatan yang dilaporkan sehingga baik pemilik maupun manajer perusahaan bersedia

menerima pendapatan yang dilaporkan sebagai ukuran yang tepat untuk kinerja manajer.
Ketika perusahaan mengeluarkan hutang, biasanya perusahaan memasukkan ketentuan dalam
kontrak. Informasi diperlukan berbagai rasio yang mendasari ketentuan tersebut, sehingga
ketaatan perusahaan terhadap ketentuan dapat dipantau selama berlakunya pengeluaran hutang.

Audit akan menambahkan kredibilitas informasi.


Ketika perusahaan swasta go public, setelah menjual seluruh atau sebagian sahamnya, memiliki
motivasi untuk meningkatkan kemalasan. Namun para investor akan menyadari adanya motivasi
ini, dan akan menurunkan jumlah yang bersedia mereka bayarkan untuk pengeluaran saham baru
dengan menguranginya sebesar biaya keagenan yang diperkirakan.
Masalah utamanya adalah bahwa perusahaan memiliki dorongan ribadi (oleh perusahaan sendiri)

untuk memproduksi informasi dalam seluruh skenario penyusunan kontrak. Tidak diperlukan otoritas
sentral untuk produksi informasi. Di samping itu, karena jenis-jenis dan banyaknya informasi yang akan
diproduksi berdasarkan kontrak dinegosiasikan dan disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat dalam
kontrak itu, maka jumlah informasi yang tepat pun akan dihasilkan.
Pada intinya, motivasi kontrak untuk memproduksi informasi dapat diperluas hingga mencakup
kelompok-kelompok yang terlibat dalam kontrak apapun. Kontrak dapat menentukan bahwa investor
akan membayar untuk informasi, atau barangkali, manajer dapat menawarkan kebebasan untuk
meningkatkan permintaan terhadap saham perusahaan. Investor yang berbeda-beda secara umum akan
menginginkan informasi dalam jumlah yang berbeda-beda pula mengenai perusahaan.
Meskipun penyusunan kontrak langsung untuk memproduksi informasi dapat diterima pada
prinsipnya, dalam prakteknya hal tersebut tidak selalu berhasil. Ada terlalu banyak pihak yang terlibat
agar kontrak tersebut bisa dilaksanakan. Pendekatan penyusunan kontrak hanya dapat dilaksanakan jika
pihak yang terlibat jumlahnya sedikit.

Pihak yang terlibat dalam kontrak memang dapat mencapai kesepakatan dalam produksi
informasi, tetapi pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut dapat tergoda untuk melanggarnya demi
keuntungan jangka pendek masing-masing.
Meskipun kontrak adalah sumber produksi informasi pribadi yang penting, kita tidak dapat
mengandalkan pada kontrak sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
Dorongan Berbasis Pasar Untuk Produksi Informasi
Dorongan pribadi bagi manajer untuk memproduksi informasi mengenai perusahaan juga
didapatkan dari kekuatan pasar. Ada beberapa pasar yang terlibat, antara lain:
1. Pasar tenaga kerja manajerial
Secara konstan melakukan evaluasi terhadap kinerja manajer. Manajer yang mengumumkan
informasi palsu, tidak lengkap, atau bias akan merusak reputasi mereka.
2. Pasar modal
Manajer termotivasi oleh pertimbangan reputasi dan penyusunan kontrak untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Semakin banyak informasi yang diumumkan, dengan
mengurangi kekhawatiran terjadinya adverse selection dan risiko estimasi meningkatkan
kepercayaan investor terhadap perusahaan, dan akibatnya harga pasar sekuritas akan meningkat,
atau biaya modalnya akan turun, dan karenanya meningkatkan nilai pasar manajer.
3. Pasar akuisisi
Jika manajer tidak meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan mungkin rentan
terhadap permintaan akuisis. Semakin tidak puas para pemegang saham, semakin besar
kemungkinan akuisisi akan berhasil. Akibatnya pasar akuisisi juga memotivasi manajer untuk
meningkatkan nilai perusahaan, dengan implikasi untuk memproduksi informasi yang serupa
dengan yang diberikan oleh pasar manajerial dan pasar modal.
Pasar tenaga kerja, dan pasar untuk kontrol perusahaan, beserta pasar sekuritas yang efisien,
merupakan sumber-sumebr pemroduksi informasi pribadi non-kontrak yang penting.Bagaimanapun juga,
harga sahamlah yang memberikan motivasi, harga saham dan nilai-nilai pasar manajer di pasar tenaga
kerja manajerial dipengaruhi oleh kualitas pengambilan keputusan produksi informasi perusahaan.

Respon Pasar Sekuritas Terhadap Pengungkapan Penuh


Lang dan Lundholm (1996) menggunakan peringkat yang disusun oleh para analis keuangan
untuk mengungkapkan kualitas, berdasarkan evaluasi laporan tahunan dan laporan kuartal perusahaan dan

hubungan investor, untuk sampel yang terdiri dari sejumlah besar perusahaan selama tahun 1985-1989.
Peneliti mendapati bahwa, dengan segala hal dianggap sama, semakin tinggi kualitas pengungkapan yang
dinilai oleh analis, semakin banyak analis yang mengamati perusahaan. Temuan bahwa pengamatan analis
meningkat menunjukkan bahwa para analis dapat melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik jika
memiliki lebih banyak informasi yang dapat mereka gunakan, artinya, meningkatnya pengamatan analis
dapat meningkatkan minat patra investor.
Healy, Huton, dan Palepu (1999) mendapati dalam penelitiannya bahwa perusahaan dengan
peringkat pengungkapan yang lebih baik dikaitkan dengan kinerja harga saham yang jauh lebih baik pula
pada tahun setelah naiknya peringkat tersebut, dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam industri
yang sama. Mereka juga mendapati adanya kenaikan yang signifikan dalam kepemilikian institusional.
Welker (1995) meneliti dampak kualitas pengungkapan terhadap komponen penyebaran
permintaan-penawaran likuiditas pasar. Prediksinya alah saham-saham perusahaan yang memiliki
kebijakna pengungkapan yang lebih baik akan memiliki sebaran yang lebih rendah, dengan alasan
kebijakan pegungkapan yang lebih baik menyiratkan lebih rendahnya kekhawatiran investor mengenai
insider trading dan masalah-masalah adverse selection lainnya. Setelah mnegotrol seluruh faktor lain yang
juga mempengaruhi sebaran, seperti volume pergadangan, diperoleh adanya hubungan negatif yang
signifikan antara kualitas pengungkapan dan sebaran permintaan-penawaran.
Botosan dan Plumlee (2002) melaporkan hasil pengujian langsung kualitas pengungkpan dan
biaya modal.Penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan laporan tahunan mengurangi biaya modal
perusahaan.
Senggupta (1998) meneliti dampak kualitas terhadap biaya hutang, dan menemukan bahwa secara
rata-rata, perusahaan dalam sampelnya menikmati pengurangan sebesar 0,02% dalam biaya bunga setiap
kenaikan 1% dalam kualitas pengungkapan mereka, yang peringkatnya disusun oleh analis keuangan
selama tahun 1987-1991. Ia juga mendapati bahwa hasil tersebut semakin menguat untuk perusahaan
yang lebih berisiko, di mana tingkat risiko perusahaan diukur dengan standar deviasi dari laba terhadap
sahamnya. Alasan terhadap adanya dampak yang mendukung adalah karena para pemberi pinjaman
membebankan risiko kredit yang lebih rendah untuk perusahaan yang memiliki kebijakan pengungkapan
yang unggul.
Dechow, Sloan, dan Sweeney (1996) meneliti tentang perusahaan yang sedang diperiksa oleh
SEC atas dugaan pelanggaran GAAP dan melaporkan adanya penurunan harga saham sebesar rata-rata
9% ketika pemeriksaan tersebut diumumkan. Ketika investor kehilangan kepercayaan terhadap pelaporan

keuangan perusahaan, konsekuensinya memang bisa jadi parah.Hilangnya kepercayaan investor begitu
parahnya sehingga biaya modal perusahaan secara efektif menjadi tidak terbatas.
Perusahaan dengan pengungkapan berkualitas tinggi menikmati lebih rendahnya biaya hutang
dan modal ekuitas, dan demikian pula sebaliknya. Ha tersebut mendorong argumen teoritis bahwa
kekuatan pasar mendorong produksi informasi.
Dorongan-Dorongan Produksi Informasi Lainnya
Prinsip pengungkapan. Seorang manajer akan mengumumkan seluruh informasi yang ada, baik
atau buruk. Argumen ini disebut prinsip pengungkapan. Jika para investor mengetahu bahwa manajer
tersebut memiliki informasi, namun tidak tahu apa informasi tersebut, maka mereka akan berasumsi
bahwa jika informasi berharga, maka manajer akan mengungkapkannya. Karena itu, jika investor tidak
melihat manajer itu mengumumkannya, maka mereka akan mengambil asumsi terburuk dan akan
menurunkan tawaran terhadap nilai pasar saham perusahaan.Kesimpulannya, prinsip pengungkapan
adalah suatu argumen yang sederhana namun meyakinkan untuk diumumkannya informasi dari
dalam.Meskipun demikian, prinsip ini tidak berlaku dalam beberapa kejadian, dan karenanya tidak dapat
diandalkan untuk memastikan bahwa perusahaan selalu mengumumkan informasi penuh.
Sinyal. Sinyal adalah tindakan yang diambil oleh manajer bertipe tinggi yang tidak akan rasional
jika manajer tersebut bertipe rendah.Persyaratan penting bagi sinyal adalah keharusan untuk menjadi
tidak begitu mahal untuk manajer yang bertipe tinggi daripada untuk manajer yang bertipe rendah. Inilah
yang memberikan kredibilitas pada sinyal, karena bagi manajer bertipe rendah akan tidak rasional untuk
meniru tipe tinggi, dan pasar pun tahu akan hal itu. Ada sejumlah sinyal yang telah dinyatakan seara
relevan bagi akuntansi. Salah satu sinyal seperti ini ada;ah pengungkapan langsung. Beragam sinyal tak
langsung juga telah dipelajari untuk memahami lebih baik mengenai isu-isu pengungkapan ini. Proporsi
ekuitas adalah sinyal, kualitas audit dapat menjadi sinyal nilai sekuritas. Estimasi dapat menjadi
sinyal.Struktur modal perusahaan memiliki ciri-ciri pemberi sinyal.Kebijakan dividen juga dapat menjadi
sinyal pilihan kebijakan akuntansi juga memiliki ciri-ciri pemberi sinyal.

Sumber-Sumber Kegagalam Pasar


Eksternalitas dan Free Riding

Seringkali, informasi yang dirilis oleh satu perusahaan akan memberikan informasi mengenai
perusahaan-perusahaan lainnya. Demikian pula, jika suatu perusahaan merilis informasi hak milik
(misalnya, rincian-rincian mengenai suatu hak paten yang berharga), hal ini dapat mempengaruhi
harapan-harapan pasar mengenai pendapatan akan datang dari perusahaan-perusahaan yang saling
bersaing. Dampak-dampak interaktif seperti ini disebut eksternalitas.
Dampak eksternalitas ini adalah menyebabkan perbedaan dalam nilai pribadi dan nilai sosial
suatu informasi.
Suatu eksternalitas adalah sebuah tindakan yang diambil oleh suatu perusahaan atau seseorang yang
membebankan biaya atau manfaat pada perusahaan-perusahaan lain atau orang lain sehingga entitas
yang menciptakan eksternalitas tadi tidak dipungut biaya dan tidak menerima pendapatan. Free-riding
adalah diterimanya manfaat dari suatu eksternalitas oleh satu perusahaan atau seseorang.
Aspek penting dari eksternalitas maupun free riding adalah bahwa biaya maupun manfaat dari
produksi informasi yang dipersepsi oleh perusahaan akan berbeda dari biaya dan manfaat bagi
masyarakat. Sebagai contoh, jika informasi akuntansi yang diproduksi oleh suatu perusahaan memberi
informasi kepada investor-investor mengenai perusahaan lain, maka ini adalah manfaat bagi masyarakat
yang tidak dinikmati oleh perusahaan yang memproduksi informasi tadi. Maka dari itu, perusahaan akan
memproduksi lebih sedikit informasi daripada yang merupakan jumlah terbaik bagi masyarakat.
Fenomena serupa berlaku bagi masalah free rider.
Masalah-Masalah Pemilihan yang Berlawanan
Kekuatan-kekuatan pasar tidak memotivasi dirilisnya informasi sepenuhnya, maka masih ada
informasi dari dalam yang tersisa. Maka muncullah masalah pemilihan yang berlawanan. Setiap orang
yang memiliki akses ke informasi dari dalam ini akan memanfaatkan keunggulan mereka dengan
merugikan investor-investor luar.
Ada dua versi masalah pemilihan yang berlawanan ini. Pertama, kita memiliki masalah insider
trading. Jika ada kesempatan-kesempatan untuk orang dalam, termasuk manajer, untuk mendapatkan laba
yang berlebihan dengan melakukan perdagangan berdasarkan informasi yang mereka peroleh dari orang
dalam, maka orang-orang yang bersedia melakukan hal ini akan tertarik dengan kesempatan tersebut.
Maka investor-investor dari luar tidak akan menganggap pasar sekuritas sebagai lapangan permainan
yang fair dan mungkin menarik diri. Ini akan mengurangi likuiditas pasar. Agar pasar dapat beroperasi
dengan wajar, diperlukan cukup banyak trader agar keputusan beli atau jual dari salah satu dari mereka
tidak mempengaruhi harga pasar sekuritas. Ini tidak akan terjadi kecuali pasar cukup likuid. Karena itu,

kemampuan orang-orang dalam untuk mendapatkan laba perdagangan yang berlebihan menyebabkan
kegagalan suatu pasar sekuritas.
Versi kedua pemilihan yang berlawanan ini muncul ketika para manajer yang memiliki informasi
mengenai kabar buruk akan masa depan perusahaan tidak merilis informasi ini, dan karenanya
menghindari, atau setidaknya menunda, konsekuensi-konsekuensi negatif bagi perusahaan. Hal ini
memiliki dua dampak yang berlawanan. Pertama, investor kurang mampu membedakan antara sekuritas
dengan kualitas yang berbeda-beda. Maka manajer yang memiliki sekuritas dengan kabar buruk dan
kualitas rendah akan terdorong untuk memasukkannya ke pasar dan manajer yang memiliki sekuritas
dengan kabar baik mungkin tidak membawanya ke pasar (jika pasar tidak dapat membedakan antara
sekuritas yang kualitasnya berbeda-beda, maka harga pasar akan mencerminkan kualitas rata-rataini
disebut pooling). Kedua, karena pemilik perusahaan tidak mengetahui bahwa perusahaan dengan kabar
buruk tersebut kinerjanya jelek, maka kemampuan pasar pengambilalihan untuk menyingkirkan manajermanajer yang buruk pun akan berkurang, sehingga kualitas manajer secara rata-rata akan menurun.
Masalah Bahaya Moral
Membangun reputasi di pasar tenaga kerja manajerial, sejalan dengan kontrak-kontrak
kompensasi berbasis insentif, beroperasi untuk mendorong manajer untuk memproduksi informasi.
Meskipun demikian, kekuatan-kekuatan ini mungkin tidak sepenuhnya efektif. Alasannya adalah bahwa
manajer mungkin dapat menyamarkan pelalaian tugasnya, dan menghasilkan profitabilitas yang rendah,
dengan menggunakan rekayasa pendapatan yang oportunis. Karena itu, terlepas dari adanya pasar-pasar
tenaga kerja manajerial dan kontrak-kontrak insentif, investor juga akan merasa kuatir terhadap bahaya
moral dan rekayasa pendapatan yang buruk.
Kemufakatan
Salah satu ciri dari perekonomian dengan pasar-pasar yang tidak bekerja dengan baik adalah tidak
adanya kemufakatan, yang disebabkan oleh dampak-dampak pemilihan yang berlawanan dan bahaya
moral yang baru saja dijelaskan. Jika pasar bekerja dengan baik, maka para pemegang saham akan
mufakat untuk mendukung upaya manajer memaksimalkan nilai pasar dari perusahaan. Jika pasar-pasar
tidak berjalan baik karena masalah bahaya moral dan pemilihan yang berlawanan, akan tidak demikian
halnya.
Seberapa Banyak Informasi yang Dianggap Cukup?
Berawal dari arahan ekonomi standar bahwa perusahaan harus memproduksi informasi sampai
pada titik di mana manfaat sosial marjinal menyamai biaya sosial marjinalnya, kita mengetahui bahwa

kekuatan-kekuatan pasar tidak mungkin mendatangkan hasil ini. Salah satu alasannya adalah eksternalitas
dan free riding kekuatan-kekuatan pasar tidak mampu memberi perusahaan manfaat sosial sepenuhnya
dari keputusan-keputusan produksi informasi mereka dan tidak mampu sepenuhnya menginternalisasikan
biaya-biaya dari keputusan-keputusan ini. Bahkan jika mereka mampu, kekuatan-kekuatan bahaya moral
dan pemilihan yang berlawanan akan menimbulkan ketiadaan mufakat yang mendasar antara keputusankeputusan manajer dan kepentingan-kepentingan investor, yang akan memotivasi investor untuk menuntut
adanya regulasi untuk melindungi kepentingan-kepentingan mereka.
Walaupun begitu, kita tidak boleh berasumsi bahwa regulasi yang semakin banyak sebenarnya
diinginkan secara sosial. Hal ini karena regulasi juga memiliki biaya-biaya substansial. Ini terdiri dari
biaya-biaya langsung dari birokrasi yang diperlukan untuk menetapkan dan melaksanakan regulasi, serta
biaya-biaya kepatuhan yang dibebankan kepada perusahaan. Mungkin yang lebih penting adalah biayabiaya tidak langsung. Salah satu biaya tidak langsung seperti ini berasal dari kenyataan bahwa ketika
ditetapkan standar-standar untuk menerapkan akuntansi dan penyusunan laporan yang seragam,
kemampuan manajer untuk memberi sinyal akan berkurang. Standar-standar audit yang seragam untuk
seluruh perusahaan dan syarat-syarat pembuatan prakiraan yang lebih ketat adalah contoh standar-standar
yang akan mengurangi potensi pemberian sinyal.
Biaya tak langsung kedua muncul karena pembuat regulasi mungkin, dan memang, tidak mampu
menghitung jumlah informasi yang optimal secara sosial untuk dihasilkan. Ini mengingat informasi
adalah suatu komoditas yang kompleks, karena adanya konflik-konflik antara kegunaan keputusan dan
kebutuhan penyusunan kontrak untuk informasi, dan karena investor yang berbeda-beda memiliki
kebutuhan keputusan yang berbeda-beda pula. Karena regulasi informasi mempengaruhi keputusankeputusan pembiayaan, investasi, dan produksi, maka biaya-biaya tak langsung dari jumlah yang keliru
dari produksi informasi dapat menjadi sangat besar.
Regulasi sepenuhnya juga tidak diinginkan. Karena biaya-biaya dalam menghapuskan pilihan
kebijakan akuntansi sepenuhnya akan tak terbayangkan besarnya. Meskipun demikian, hal ini memberi
ruang cukup luas untuk memperdebatkan sampai sejauh mana regulasi diperlukan. Lebih banyak lagi
pengetahuan mengenai manfaat-manfaat dan biaya-biaya pelaporan keuangan akan diperlukan sebelum
pertanyaan mengenai seberapa banyak regulasi yang diperlukan ini dapat dijawab.

Regulasi Terdesentralisasi
Informasi mengenai segmen-segmen perusahaandi mana segmentasi mungkin didasrkan pada

jenis produk, anak perusahaan, geografitelah diharuskan untuk diungkapkan dalam laporan-laporan
tahunan setiap perusahaan sejak beberapa waktu lalu. Informasi segmen harus berguna bagi investor,
karena dalam mengevaluasi kinerja dan resiko dari perusahaan-perusahaan yang besar dan kompleks,
informasi yang relevan, seperti perbedaan-perbedaan peluang untuk pertumbuhan, mungkin tersembunyi
dalam laporan konsolidasi total. Juga, dengan pengungkapan segmen akan lebih sulit untuk menyamarkan
kinerja yang buruk di satu segmen dengan menunjukkan kinerja yang baik di segmen lainnya. Pada tahun
1997, Bagian 1701 dari Buku Pedoman CICA diterbitkan oleh AcSB bersama-sama dengan penerbitan
suatu standar yang serupa (SFAS 131) oleh FASB. Yang menarik adalah pendasaran pada segmentasi
pada standar-standar yang direvisi ini. Kedua standar-standar ini mewajibkan agar perusahaan
melaporkan informasi segmen atas dasar yang sama dengan ketika mereka menyusun segmen-segmennya
secara internal untuk kepentingan pembuatan keputusan oleh manajemen puncak dan evaluasi kinerja.
Untuk tujuan kita, ada dua aspek dari kewajiban ini yang menarik. Pertama, dari berbagai dasar
penentuan segmentasi yang mungkin, membuat laporan atas dasar yang sesuai dengan susunan internal
akan sangat bermanfaat bagi investor karena manajemenlah yang paling mengetahui bagaimana
mengorganisir bisnisnya. Karena itu, menyusun laporan eksternal dengan dasar yang sama akan memberi
investor pengetahuan terbaik mengenai beroperasinya perusahaan. Kedua, biaya-biaya bagi perusahaan
untuk mematuhi standar baru akan kecil karena perusahaan ini telah mempersiapkan informasi yang
diwajibkan tadi secara internal.
Kami menyebut pendekatan ini regulasi terdesentralisasi. Meskipun ada regulasi, namun
kepatuhan atas regulasi tersebut terdesentralisasi pada keputusan-keputusan internal manajemen. Hal ini
meningkatkan relevansi pelaporan sekaligus meneka biaya. Perhatikan bahwa, tidak seperti kebanyakan
standar, manajemen mempertahankan kemampuannya untuk memberikan sinyal melalui pemilihannya
atas metode-metode penyusunan laporannya.
Kesimpulan mengenai Penentuan Standar yang Berkaitan dengan isu-isu Ekonomi
Pertanyaan mengenai sampai di mana standar-standar untuk memproduksi informasi harus
dibebankan adalah pertanyaan yang kompleks dan penting bagi ekonomi pasar. Saat ini, kita menyaksikan
regulasi yang substansial atas keputusan-keputusan produksi informasi perusahaan. Regulasi-regulasi ini
mencakup aturan-aturan berkaitan dengan insider trading dan aturan-aturan untuk meregulasi
pengungkapan penuh. Regulasi-regulasi ini juga mencakup aturan-aturan untuk menetapkan profesiprofesi akunting dan auditing. Profesi-profesi ini, pada gilirannya, dapat membentuk badan-badan yang
diberi wewenang untuk menetapkan GAAP, seperti AcSB dan FASB. Namun melalui analogi dengan
industri-industri lain di mana regulasi telah diperlonggar, dapat dipedebatkan bahwa deregulasi industri

informasi akan menghasilkan melimpahnya inovasi dan kompetisi, yang akan menguntungkan
masyarakat.
Bahkan teori memberi sejumlah alasan mengapa perusahaan akan memproduksi informasi tanpa
adanya standar. Ini berasal dari kebutuhan-kebutuhan informasi dari kontrak dan kekuatan-kekuatan
pasar. Pihak-pihak yang terlibat dalam pasar akan menginginkan informasi untuk memotivasi usaha dan
memberi penghargaan atas prestasi. Pasar tenaga kerja manajerial dan pasar-pasar pengambilalihan akan
berinteraksi dengan pasar-pasar sekuritas untuk memotivasi manajer untuk merilis informasi sehingga
akan meningkatkan nilai pasar. Memberi sinyal adalah suatu wahana yang penting untuk merilis
informasi secara kredibel.
Kekuatan-kekuatan pribadi seperti ini tentu akan menghasilkan banyak produksi informasi.
Namun teori juga menyatakan bahwa meskipun kita mengabaikan eksternalitas dan free riding,
banyaknya informasi yang diproduksi oleh kekuatan-kekuatan pribadi itu sendiri mungkin tidak akan
mampu memenuhi permintaan masyarakat. Alasannya dapat dipahami dengan menggunakan suatu
argumen dua tahap. Pertama, kontrak-kontrak untuk produksi informasi akan batal jika banyak orang
terlibat. Akibatnya, kita tidak dapat mengandalkan kontrak untuk memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat.
Kedua, ketika kontrak batal, harga-harga pasar (untuk jasa manajer dan untuk sekuritas) harus
mengambil alih peran sebagai motivator produksi informasi. Namun demikian, kekuatan-kekuatan pasar
tidak memotivasi dirilisnya informasi secara penuh, karena ada biaya-biaya untuk merilis informasi dan
perusahaan akan menukar biaya dengan manfaat. Sebagai akibatnya, beberapa informasi dari dalam akan
tetap ada, dan akan mengakibatkan tidak adanya kesesuaian antara keputusan-keputusan produksi
informasi yang diambil oleh manajer dan informasi yang diminta oleh investor. Investor pun kemudian
akan beralih ke regulasi untuk menambal kekurangan yang mereka anggap ada tersebut.
Meskipun

demikian,

penting

disadari

bahwa

kekuatan-kekuatan

pribadi

tidak

perlu

menghapuskan sepenuhnya kegagalan pasar untuk melarang regulasi. Hal ini karena regulasi juga
memerlukan biaya-biaya. Ini mencakup biaya-biaya tak langsung, seperti birokrasi untuk menetapkan dan
menerapkan standar, serta biaya-biaya ketaatan yang dibebankan kepada perusahaan. Namun, yang lebih
penting lagi, mereka juga mencakup biaya-biaya tak langsung yang dibebankan kepada masyarakat jika
otorita sentral menetapkan jumlah yang keliru atas informasi. Mengingat informasi adalah komoditas
yang kompleks, hal ini cukup mungkin terjadi. Karena dampak informasi atas keputusan-keputusan
produksi, investasi, dan pembiayaan perusahaan, maka biaya-biaya yang ditanggung masyarakat di sini
akan jadi sangat besar.

Pertanyaan mengenai penentuan standar pun kemudian akan berujung pada masalah pertukaran
biaya-manfaat. Biaya-biaya regulasi tidak hanya mencakup biaya-biaya penerapan, namun juga biayabiaya kemungkinan adanya keputusan-keputusan yang keliru yang dibuat oleh pembuat regulasi.
Manfaatnya terletak pada berkurangnya kegagalan pasar yang akan terus ada sampai kekuatan-kekuatan
pasar pribadi telah berusaha semampu mereka. Saat ini, tidak diketahui sampai sejauh mana manfaat
regulasi melebihi biaya-biayanya, meskipun memberi keleluasaan kepada perusahaan dalam memenuhi
standar-standar penyusunan laporan mungkin layak dilakukan.

Jawaban Questions and Problems hal 448

1. Explain why a firms manager might both believe in securities market efficiency and engage
in earnings management!
Jawaban :

Beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan sebaiknya percaya terhadap dua kondisi
yaitu adanya efisiensi pasar modal dan adanya praktik manajemen laba, antara lain :

Pengenaan Pajak Penghasilan: Penundaan pembayaran pajak mungkin dapat


dilakukan apabila perusahaan meminimalkan pelaporan pendapatan. Contohnya
menggunakan metode LIFO sebagai metode pencatatan persediaan.

Rencana pemberian bonus. Seperti yang diungkapkan pada penelitian Healy,


manajemen dijanjikan suatu bonus sebagai insentif atas usahanya dalam mencapai
tujuan perusahaan sehingga mereka berusaha untuk memaksimalkan bonus yang akan
diperolehnya nanti, konsisten dengan hipotesis rencana bonus pada teori akuntansi
positif sebelumnya. Akibatnya, mereka dapat mengadopsi kebijakan akuntansi untuk
meningkatkan laba bersih yang dilaporkan demi kepentingan pemberian bonus
tersebut.

Persyaratan dalam pemenuhan suatu kontrak perjanjian pinjaman. Manajer dapat


mengadopsi kebijakan akuntansi yang dapat meningkatkan pelaporan laba bersih atau
variabel keuangan lainnya untuk menghindari pelanggaran perjanjian atau bahkan
menghindari terlalu dekat dengan suatu pelanggaran perjanjian. Perjanjian pinjaman
juga memicu penerapan income smootihing dimana penerapan metode tersebut akan
mencerminkan kelancaran persahaan dalam melaporkan laba bersihnya sehingga
mngurangi kemungkinan suatu pelanggaran perjanjian pinjaman tersebut. Penerapan
income smootihing juga dapat meningkatkan kesediaan para kreditur dan pemasok
untuk memberikan fasilitas kredit jangka pendek. Hal ini khusunya terjadi jika
perusahaan melakukan kontrak secara implisit dengan para pemangku kepentingan
tersebut.

Visibilitas politik. Dengan pelaporan laba bersih dengan lebih rendah, memungkinkan
perusahaan dalam mencgah suatu intervensi pemerintah yang berlebihan dimana hal
ini dapat terjadi apabila masyarakat merasa perusahaan tersebut mengindikasikan
perolehan laba yang terlalu berlebihan.

Manajemen laba dapat menjadi cara yang kredibel untuk mengkomunikasikan kondisi
internal perusahaan tentang keuntungan jangka panjang yang diharapkan atas kondisi
pasar tertentu.

Pengungkapan yang lemah. Para manajer mungkin merasa dapat mangatur


kemungkinan pendapatan yang sebenarnya dapat diperoleh tetapi menyembunyikan
pengungkapan secara penuh dalam pelaporan keuangnnya untuk mencegah efisiensi
pasar dalam mendeteksi hal tersebut.

2. For an income management strategy of taking a bath, the probability of the manager
receiving a bonus in a future year rises. Explain why (CGA-Canada)?
Jawaban :
Metode pencucian melibatkan penghapusan aset yang diperoleh pada operasional
perusahaan di periode berjalan dan atau membebankan biaya masa depan ke palaporan
periode berjalan. Akibatnya, pelaporan laba di tahun mendatang akan terbebas dari
amortisasi dan pembebanan biaya masa depan tersebut dapat menyerap item lain yang
seharusnya dilaporkan di periode berjalan.
Selain itu, jika pembebanan biaya masa depan yang terlalu berlebihan, pembalikan dari
pembebanan yang berlebihan tersebut dapat meningkatkan laba yang diperoleh pada periode
berjalan.
Akibatnya pelaporan laba di periode mendatang akan lebih tinggi (kerugian yang lebih
rendah) kemudian meningkatkan kemungkinan para manajer dalam memperoleh bonus yang
lebih tinggi juga.
3. A manager increases reported earnings by $1.300 this year. This was done by reducing the
allowance for creadit losses by $500 below the expected amount and reducing the accrual
for warranty costs expense to $800 below the expected amount. Explain why other things
equal, this will lower next years earnings by $1.300!
Jawaban :
Pendapatan di masa depan akan berkurang sebesar $1.300 seiring dengan iron law atas
pembalikan akrual. Seiring dengan adanya kerugian kredit, misalkan ada $500 yang dapat
digunakan sebagai cadangan untuk menanggung kerugian kredit tersebut di masa depan.
Akibatnya, beban kerugian kredit akan lebih tinggi sebesar $500 dan faktor lain tetap.

Sehubungan dengan beban jaminan tersebut, argument yang sama juga diterapkan.
Semakin rendah cadangan akrual atas beban kerugian kerdit tersebut (hanya $500 dari
$1.300), semakin rendah pembayaran cadangan atas beban jaminan di masa depan.
Akibatnya, beban jaminan di masa depan akan $800 lebih tinggi, dan faktor lain tetap.

Anda mungkin juga menyukai