Anda di halaman 1dari 6

\

PENDEKATAN KONTRAK EFISIEN


UNTUK KEGUNAAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kontrak efisien adalah sebuah hal yang sangat signifikan dari pengelolaan
perusahaan atau Good Corporate Governance. Untuk menguatkan tata kelola
perusahaan, kontrak-kontrak harus dibuat seefisien mungkin. Mereka harus secara
optimal seimbang antara biaya dan manfaat. yang pada akhirnya, tujuan dari teori ini
adalah untuk memahami, memprediksi dan menentukan pilihan kebijakan akuntansi
manajerial pada situasi yang berbeda dan di perusahaan yang berbeda, dan
bagaimana akuntansi keuangan dapat berkontribusi terhadap pengelolaan kontrak
yang efisien.

Teori Kontrak Efisien


Teori efisiensi kontrak membantu akuntan mengetahui mengapa melaporkan
ke manajemen adalah penting, dan untuk mengapresiasi batasan perhatian
legitimasi manajemen tentang pemilihan kebijakan akuntansi. Teori kontrak efisien
mempelajari peran informasi akuntansi keuangan dalam memoderasi asimetri
informasi antara pihak-pihak yang mengadakan dan melakukan perjanjian, dengan
demikian memiliki kontribusi terhadap kontrak efisien dan penatalayanan dan
keefisienan tata kelola perusahaan.

Teori kontrak efisien berasumsi bahwa manajer, seperti investor, adalah


rasional. Sebagai hasilnya, manajer tidak dapat diasumsikan tentunya
memaksimalkan keuntungan perusahaan, secara umum, melakukan sesuai
kepentingan investor. Melainkan, merekan akan melakukannya demi kepentingan
dirinya sendiri. Konsekuensinya, kepentingan manajer, pemberi pinajaman, dan
pemegang saham terjadi konflik. Teori kontrak efisien mempelajari bagaimana
konflik ini diselesaikan. Melalui ini memungkinkan kita untuk menilai seberapa efisien
desain kontrak dapat membantu menselaraskan kepentingan manajer dengan para
pemberi pinjaman dan pemegang saham.

1
Teori ini juga membahas kontrak implisit, yang mana muncul dari menjaga
hubungan bisnis. Akhirnya, teori kontrak efisien percaya pada pasar. Menegaskan
bahwa idealnya permintaan informasi akuntansi keuangan harus memenuhi tekanan
pasar, dengan peran dari pengaturan standar yang disediakan prinsip umum yang
ada yang mana praktik akuntansi dapat mengembangkan berdasarkan hukum
permintaan dan penawaran.

Sumber Permintaan Kontrak Efisien Atas Informasi Akuntansi Keuangan

 Pemberi Pinjaman
Kontrak hutang adalah sumber keuangan yang penting bagi kebanyakan
perusahaan. Ketika keamanan paling penting bagi pemberi pinjaman, seperti
pemegang saham, adalah kinerja perusahaan di masa akan datang, dua aspek
kontrak hutang harus diperhatikan.

 Pemegang Saham
Eksploitasi dikendalikan dengan mendasarkan kompensasi manajer pada
beberapa ukuran performa manajer, seperti net income. Juga penegasan peran
statement keuangan membantuk mencegah manager dari overstating informasi
dalamnya selama tahun berjalan, yang dapat mengakibatkan harga saham
overvaluation oleh pasar. Namun, karena manajer diasumsikan berlaku sesuai
dengan kepentingannya sendiri, dan asimetri informasi mencegah pemegang
saham mengawasi langsung usaha manajer dalam menjalankan perusahaan
(moral hazard), manajer mungkin melalaikan usaha dan menutupi overstatement
dan keuntungan kecil seperti overvaluation aset dan memanage pendapatan
kedepannya. Hal ini menimbulkan permintaan untuk kebijakan akuntansi
keuangan yang memaksa tanggung jawab usaha manajer dan membatasi aksi
manajer yang opportunis.
Kebijakan Akuntansi Untuk Kontrak Efisien

 Dapat diandalkan (reliabilitas)


Agar dapat diandalkan, informasi akuntansi untuk kontrak efisien yang
berdasarkan kepada transaksi pasar yang terealisasi, dan dapat diverifikasi oleh
pihak ketiga. Penting bahwa peningkatan perhatian pada reliabilitas berarti
bahwa laporan keuangan terbaik adalah untuk menginformasikan kepada
pemberi pinjaman dan melindungi manajer oportunis adalah tidak sama dengan
yang terbaik untuk menginformasikan investor ekuitas.

 Konservatisme
Pemikiran kontrak efisien untuk kondisi konservatism bersyarat melebihi diluar
kewajiban hukum. Dia menyediakan early warning system atas kesulitan
keuangan mendatang. Juga, konservatism bersyarat, dengan membuat sebuah
sistematik understatement atas nilai bersih aset, menyediakan pemberi
pinjaman dengan batas bawah aset bersih untuk membantu mereka
mengevaluasi keamanan pinjaman.

Ketegasan Kontrak
Kontrak sifatnya sulit untuk dapat diubah. Diberikan kontrak yang tegas,
perusahaan menghadapi pertukaran tata kelola. Kebijakan akuntansi yang optimal
untuk perusahaan mewakili kompromi. Menentukan kebijakan akuntansi secara
ketat sebelumnya akan meminimalkan opportunistic kebijakan akuntansi yang dipilih
manajer. Disisi lain, membiarkan manajer memilih kebijakan akuntansi akan
mengurangi biaya ketegasan kontrak tapi membuka perusahaan biaya perilaku
manajer yang opportunis.

Employee Stock Options


Terdapat tiga karakteristik Opsi:
1. Pengembalian yang diharapkan dari memegang suatu opsi melebihi tingkat
pengembalian saham yang diharapkan.
2. Potensi kenaikan (tendensi kenaikan terhadap nilainnya) meningkat seiring
dengan waktu jatuh tempo.
3. Jika opsi “deep-in-the-money” artinya jika nilai saham dasar jatuh lebih tinggi
daripada harga exercise price ,maka hasil dari menahan opsi tersebut dan
probabilitasnya sangat mendekati hasil dan probabilitasnya dari menahan saham
dasarnya.

Discussion And Summary of Eso Expensing


Mengapa pihak manajemen menentang pembebanan ESO? Satu
kemungkinan yang bisa menjelaskan sikap manajemen tersebut adalah bahwa
manajemen tidak menerima adanya efisiensi pasar sekuritas. Manajemen percaya
bahwa para investor akan bereaksi negatif terhadap laba yang dilaporkan menurun,
apa pun alasannya. Kemungkinan yang lain adalah bahwa laba yang dilaporkan
menurun akan meningkatkan kemungkinan terjadinya pelanggaran debt covenant.
Selain itu, kompensasi manajemen bisa menurun sampai titik di mana kompensasi
ditentukan berdasarkan laba yang dilaporkan.

Distinguishing Efficiency And Opportunis


Mian dan Smith (1990) melakukan penelitian tentang efficient contracting.
Mian dan Smith mengamati pilihan kebijakan akuntansi untuk mengkonsolidasi
perusahaan subsidiary. Mereka berpendapat bahwa semakin besar interdependensi
antara perusahaan induk dengan perusahaan anak maka akan semakin efisien
untuk menyiapkan laporan keuangan konsolidasi. Mereka memperkirakan bahwa
semakin besar integrasi antara perusahaan induk dan perusahaan anak, maka
semakin besar kemungkinan/kecenderungan perusahaan induk untuk menyiapkan
laporan konsolidasian.

Armstrong, Jagolinzer, dan Larcker (AJL; 2010) mempelajari mengenai


banyaknya perusahaan yang mengalami penyajian kembali laporan keuangan,
class-action lawsuit, dan investigasi SEC yang mungkin mengindikasikan perilaku
oportunistik manajer. Pertanyaannya adalah: Apakah perusahaan dengan CEO yang
mempunyai delta portofolio tinggi menunjukkan perilaku oportunistik CEO yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan serupa dengan CEO yang memiliki
delta portofolio lebih rendah? Dalam penelittiannya, AJL tidak menemukan bukti
akan hal tersebut. Oleh karena itu, kepemilikan saham perusahaan oleh manajer
sepertinya tidak menyebabkan perilaku oportunistik. Meskipun penelitian AJL
menyatakan demikian, adanya penyajian kembali, lawsuit, dan investigasi SEC
menunjukkan bahwa perilaku seperti itu memang ada. Dengan demikian, hal
tersebut mungkin saja terjadi dengan didorong oleh motivasi yang lain.

Hope dan Thomas (2008) meneliti sampel perusahaan-perusahaan


multinasional di bawah SFAS. Berlakunya SFAS 31 menghapuskan kewajiban untuk
melaporkan laba berdasarkan wilayah geografis, sehingga pengungkapan tersebut
bersifat sukarela saja setelah adanya SFAS 131. Hope dan Thomas melaporkan
bahwa di antara perusahaan-perusahaan sampel tersebut yang tidak
mengungkapkan laba berdasarkan wilayah geografis setelah berlakunya SFAS 131,
total penjualan asingnya meningkat tetapi total laba asingnya secara rata-rata
menurun jika dibandingkan dengan periode sebelum berlakunya SFAS 131 atau jika
dibandingkan dengan laba domestic perusahaan yang sama setelah SFAS 131. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sepertinya manajer telah mengeksploitasi kemampuan
investor yang menurun untuk mengawasi kinerja mereka dengan cara meningkatkan
penjualan asing dengan mengorbankan keuntungan. Hal tersebut oleh penulis
disebut sebagai “empire bulding”, yaitu suatu bentuk moral hazard yang mana
manajer secara oportunistis menaikkan ukuran perusahaan (dengan menaikkan
penjualan asing). Kesimpulannya, baik efficient contracting maupun sikap
oportunisme dua-duanya ada/terjadi di dalam dunia akuntansi pada kenyataanya.

Summary Of Efficient Contracting For Debt And Stewardship


Teori efficient contracting mempelajari tentang peran informasi akuntansi
keuangan dalam menjembatani asimetri informasi antara pihak-pihak dalam kontrak.
Untuk mencapai kontrak yang efisien (efficient contracting), informasi keuangan
harus reliable dan konservatif (secara kondisional). Suatu implikasi signifikan atas
teori efficient contracting adalah bahwa kebijakan akuntansi mempunyai
konsekuensi-konsekuensi ekonomi. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi penting
bagi para manajer. Selama manajer memiliki keluwesan untuk memilih kebijakan
akuntansi, mereka dapat mengubah kebijakan ini untuk mengimbangi dampak dari
standar akuntansi baru pada kontrak utang dan kompensasi.
Implicit Contracts

Definition and Empirical Evidence

Perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari effiecient contracting tanpa


harus benar-benar masuk ke dalam sebuah kontrak formal. Sebagai contoh yaitu
kepercayaan yang diperoleh perusahaan atas konsistensinya melaporkan laba yang
terus berkembang secara transparan. Hubungan yang berdasarkan kepercayaan
semacam itu disebut sebagai kontrak implisit (implicit contracts).

Single Period Non-Cooperative Game

Dalam teori Single-Person Decision Theory, alami (nature) adalah kekuatan


yang tidak memihak dan strategi yang dipilih oleh investor tidak dipengaruhi dari
nature ini. Teori ini diturunkan ketika hasil yang diperoleh oleh lawan (manajer) dan
bukan oleh nature, yang membawa kita ke teori permainan. Sejak kebutuhan akan
keputusan dari pihak yang berbeda mungkin tidak selalu sama, konflik antar pihak
dapat dimodelkan sebagai sebuah permainan. Salah satu contoh konflik ini mungkin
terjadi di antara investor dan manajer. Investor menginginkan informasi keuangan
yang relevan dan dapat diandalkan untuk membantu mereka dalam menilai risiko
dan imbalan yang diharapkan dari investasi. Namun, manajer mungkin tidak ingin
mengungkapkan semua informasi yang dimilikinya.

Summary Of Implicit Contracting


Teori permainan non-kooperatif menjelaskan model situasi tentang adanya
konflik yang biasa terjadi antar pengguna laporan keuangan. Bahkan model teori
permainan sederhana menujukkan bahwa badan penyusun standar akuntansi yang
gagal untuk mempertimbangkan kepentingan semua konstituen yang dipengaruhi
oleh pilihan kebijakan akuntansi sedang dalam bahaya membuat rekomendasi
kebijakan yang sulit untuk diterapkan.

Penelitian empiris telah melaporkan bukti kontrak efisien dan perilaku


oportunistik manajer. Sementara itu penting bagi akuntan untuk menyadari
kemungkinan oportunisme yang dilakukan para manajer, bukti efisien menunjukkan
bahwa mungkin untuk menyelaraskan manajer kepentingan dengan para investor.

Anda mungkin juga menyukai