LANDASAN TEORI
Hubungan antara prinsipal dan agen dapat mengarah pada kondisi ketidak
seimbangan informasi karena agen mempunyai posisi yang memiliki informasi
yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan prinsipal. Informasi yang
9
Konflik agensi akan menimbulkan biaya agensi (agency cost) yang merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan hubungan agensi yang efektif
antara prinsipal dan agen. Umumnya setiap perusahaan memiliki biaya agensi
karena biaya agensi dapat digunakan untuk menjamin manajer bertindak atas
kepentingan pemegang saham dan tidak mementingkan kepentingan pribadi
(Nugroho, 2015).
Ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dipergunakan untuk menguji
perilaku etis seseorang dalam mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan
(Sulistyanto, 2008), yaitu:
1. Bonus plan hypothesis
Menyatakan bahwa rencana bonus atau kompensasi manajerial akan
cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi yang
akan membuat laba yang dilaporkannya menjadi lebih tinggi. Konsep ini
membahas bahwa bonus yang dijanjiakan pemilik kepada manajer
perusahaan tidak hanya memotivasi manajer untuk bekerja dengan lebih
baik tetapi juga memotivasi manajer untuk melakukan kecurangan
manajerial. Agar selalu bisa mencapai tingkat kinerja yang memberikan
bonus, manajer mempermainkan besar kecilnya angka-angka akuntansi
dalam laporan keuangan sehingga bonus itu selalu didapatnya setiap tahun.
Laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan, menjadi satu penilaian baik atau
tidaknya kinerja dari suatu perusahaan. Umumnya semakin tinggi laba yang
ditampilkan, semakin baik pula citra dari kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan yang baik, tentu saja yang menampilkan laporan yang akurat dan jujur
(Ningsih, 2012).
12
Menurut Jumingan (2011) ada beberapa faktor yang mempengaruhi laba bersih
adalah:
1. Naik turunnya jumlah unit barang yang di jual dan harga jual per unit.
2. Naik turunnya harga pokok penjualan, perubahan harga pokok penjualan
ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi atau dijual
dari harga per unit atau harga pokok per unit.
3. Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi yang dipengaruhi oleh
jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan operasi
perusahaan.
4. Naik turunnya pos penghasilan atau biaya non operasional yang
dipengaruhi oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat
harga dan kebijaksanaan dalam pemberian atau penerimaan.
5. Naik turun pajak perseroan yang dipengaruhi besar kecilnya laba yang
diperoleh atau tinggi rendahnya tarif pajak.
6. Adanya perubahan dalam metode akuntansi.
Menurut Sulistyanto (2008), ada beberapa cara yang dipakai perusahaan untuk
mempermainkan besar kecilnya laba, yaitu:
1. Mengakui dan mencatat pendapatan lebih cepat satu periode atau lebih
Upaya ini dilakukan manajer dengan mengakui dan mencatat pendapatan
periode-periode yang akan datang atau pendapatan yang secara pasti
belum dapat ditentukan kapan dapat terealisir sebagai pendapatan periode
berjalan (current revenue).
2. Mengakui pendapatan lebih cepat satu periode atau lebih
Upaya ini dilakukan mengakui pendapatan periode berjalan menjadi
pendapatan periode sebelumnya.
3. Mencatat pendapatan palsu
Upaya ini dilakukan manajer dengan mencatat pendapatan dari suatu
transaksi yang sebenarnya tidak pernah terjadi sehingga pendapatan ini
juga tidak akan pernah terealisir sampai kapanpun.
4. Mengakui dan mencatat biaya lebih cepat atau lambat
Upaya ini dapat dilakukan manajer mengakui dan mencatat biaya periode-
periode yang akan datang sebagai biaya periode berjalan (current cost).
5. Mengakui dan mencatat biaya lebih lambat
Upaya ini dapat dilakukan dengan mengakui biaya periode berjalan
menjadi biaya periode sebelumnya.
14
Menurut Sulistyanto (2008), ada banyak cara yang dilakukan manajer dalam
mempengaruhi laporan keuangan, yang secara singkat dikategorikan sebagai
berikut:
a. Memilih metode dan standar akuntansi
Kebijakan ini relatif lebih mudah diketahui oleh pemakai laporan
keuangan. Alasannya, prosedur yang digunakan manajer dalam menyusun
laporan keuangan harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan laporan
keuangan bersangkutan, termasuk jika terjadi perubahan metode dan
prosedur akuntansi yang digunakan.
Menurut Arief (2014) Corporate Social Resposibility (CSR) atau tanggung jawab
sosial merupakan suatu sikap yang ditunjukkan perusahaan atas komitmennya
terhadap para pemangku kepentingan perusahaan atau stakeholders dalam
mempertanggungjawabkan dampak dari operasi atau aktivitas yang dilakukan
perusahaan tersebut baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan, serta
menjaga agar dampak tersebut memberikan manfaat kepada masyarakat dan
lingkungannya. Tanggung jawab sosial ini dapat dikatakan sebagai investasi sosial
yang akan menjamin kesinambungan dari usaha yang dilakukan perusahaan saat
ini dan merupakan salah satu strategi jangka panjang perusahaan untuk
memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial
dapat dikatakan suatu strategi perusahaan untuk membangun citra positif di mata
masyarakat yang akan berpengaruh positif pula terhadap perusahaan tersebut.
Tabel 2.1
91 Indikator Berdasarkan GRI-G4
KATEGORI EKONOMI
Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan
didistribusikan
EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang
lainnya kepada kegiatan organisasi karena
perubahan iklim
EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program
imbalan pasti
EC4 Bantuan financial yang diterima dari pemerintah
Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry
level)menurut gender dibandingkan dengan upah
minimum regional di lokasi-lokasi operasional
19
yang signifikan
EC6 Perbandingan manajemen senior yang
dipekerjakan dari masyarakat local di lokasi
operasi yang signifikan
Dampak Ekonomi EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi
Tidak Langsung infrastruktur dan jasa yang diberikan
EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan,
termasuk besarnya dampak
Praktik Pengadaan EC9 Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di
lokasi operasional yang signifikan
KATEGORI LINGKUNGAN
Bahan EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau
volume
EN2 Persentase bahan yang digunakan yang
merupakan bahan input daur ulang
Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
EN4 Konsumsi energi diluar organisasi
EN5 Intensitas Energi
EN6 Pengurangan konsumsi energy
Air EN7 Konsumsi energi diluar organisasi
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi
oleh pengambilan air
EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang
dan digunakan kembali
Keanekaragaman EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa,
Hayati dikelola didalam, atau yang berdekatan dengan,
kawasan lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi diluar kawasan
lindung
20
Terdapat dua tipe utama diversifikasi, yaitu terkait dan tak terkait. Diversifikasi
terkait (concentric) adalah usaha diversifikasi dalam industri yang berbeda tetapi
salah satunya masih berkaitan dengan suatu cara pada operasional perusahaan
yang masih berlangsung. Diversifikasi tak terkait (konglomerat) adalah usaha
diversifikasi operasional perusahaan yang dilakukan ke dalam industri yang sama
sekali berbeda (Kuncoro, 2006).
apabila perusahaan hanya melakukan bisnis pada sektor tunggal saja maka resiko
investasinya cukup besar (Nugroho, 2015).
Dalam IAI (2012) pelaporan segmen usaha mulai diwajibkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan melalui PSAK No. 05 Revisi 2009 mengenai segmen
operasi (Ermayanti, 2016). Sesuai dengan peraturan tersebut perusahaan yang
memiliki berbagai segmen usaha dan geografis wajib melakukan pengungkapan
jika masing-masing segmen memenuhi kriteria persyaratan penjualan, aktiva dan
laba usaha (Verawati, 2012)
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turn-over relatif kecil.
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan
yang berlaku.
7. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang
berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
Big Four merupakan perusahaan jasa audit memiliki banyak klien dan
kemampuan yang tinggi. Perusahaan ini kemungkinan tidak memanipulasi
pendapat yang dikeluarkan. Jika Big Four memanipulasi pendapat terhadap
perusahaan tertentu, maka pengguna laporan keuangan tidak mempercayai hasil
audit yang dikeluarkan. Akibatnya, Big Four akan kehilangan market share yang
telah dimiliki dan reputasinya diragukan oleh pemangku kepentingan. Oleh karena
itu, KAP Big Four akan berusaha keras menjaga reliabilitas pendapat atas laporan
keuangan yang dikeluarkan (Setiawan, 2013).
Auditor big four diharapkan lebih bisa mengungkap salah saji material pada
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Selain itu, auditor dalam
kelompok KAP big four cenderung memiliki auditor yang lebih berpengalaman
yang pada gilirannya memiliki kemampuan dalam membatasi besarnya
manajemen laba suatu perusahaan (Kono, 2013). Jadi, auditor yang berkualitas
33
tinggi akan mampu mendeteksi kondisi perusahaan yang tidak baik dan
menyampaikannya kepada publik. Sehingga perusahaan yang menggunakan jasa
KAP yang lebih besar biasanya adalah perusahaan yang memiliki kondisi yang
baik, sehingga cenderung mendapatkan pendapat wajar tanpa pengecualian dan
dapat mengurangi manajemen laba, sementara perusahaan yang kondisinya
sedang tidak baik lebih banyak menggunakan KAP yang lebih kecil dengan
harapan KAP tidak dapat mendeteksi kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Di profesi akuntan publik dikenal KAP kelompok besar atau sering disebut
dengan Big-Four maka KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan Big Four juga
disebut Big Four dan yang lain disebut kelompok KAP Non Big-Four. KAP Big
Four dan afiliasinya di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. PWC
PricewaterhouseCoopers atau sering disingkat PWC. Di Indonesia, PWC
berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan.
2. Deloitte Touche Tohmatsu
Deloitte Tohce Tomatsu Limited atau sering disingkat dengan Deloitte. Di
Indonesia Deloitte berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio & Eny.
3. Ernst & Young
Ernst & Young (EY), merupakan salah satu anggota dari Big Four. Di
Indonesia, EY berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Suherman & Surja (PSS).
4. KPMG
KPMG merupakan salah satu anggota dari Big Four. Di Indonesia, KPMG
berafiliasi dengan KAP Siddharta Widjaja & Rekan.
Tabel 2.2
Tabel Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
1. Ermayanti, Pengungkapan Pengungkapan pengungkapan sosial,
Dwi (2016) Sosial, Sosial, diversifikasi
Diversifikasi Diversifikasi perusahaan
Perusahaan, dan Perusahaan, berpengaruh
Kompensasi Kompensasi signifikan terhadap
Bonus Terhadap Bonus dan manajemen laba dan
Manajemen Manajemen kompensasi bonus
Laba Laba tidak berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba.
2. Nugroho, Pengaruh Kompensasi, Kepemilikan
Satria (2015) Kompensasi, Kepemilikan manajerial dan
Kepemilikan Manajerial, diversifikasi
Manajerial, Diversifikasi perusahaan
Diversifikasi Perusahaan, berpengaruh secara
Perusahaan dan Ukuran KAP, signifikan terhadap
Ukuran KAP dan manajemen laba,
Terhadap Manajemen sedangkan
Manajemen Laba kompensasi dan
Laba ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba.
3. Arief, Arvina Pengaruh CSR, Pengungkapan
(2014) Pengungkapan Manajemen tanggung jawab sosial
Corporate Social Laba berpengaruh negatif
Responsibility terhadap praktik
Terhadap manajemen laba.
35
Manajemen
Laba
4. Elfira, Anisa Pengaruh Kompensasi Kompensasi bonus
(2014) Kompensasi Bonus, berpengaruh
Bonus dan Laverage, signifikan terhadap
Laverage Manajemen manajemen laba. Hal
Terhadap Laba ini berarti jika
Manajemen kompensasi bonus
Laba mengalami
peningkatan, maka
tindakan manajemen
laba juga akan
meningkat, begitupun
sebaliknya.
5. Aryati, Titik. Analisis Diversifikasi Diversifikasi
dan Y. C. hubungan Perusahaan, Perusahaan tidak
Walansendouw antara Manajemen berpengaruh
(2013) diversifikasi Laba signifikan terhadap
perusahaan manajemen laba
terhadap
manajemen
laba
6. Kono, F. D. Analisis Arus kas Arus kas bebas
Permatasari pengaruh arus bebas, ukuran berpengaruh negatif
(2013) kas bebas, KAP, terhadap manajemen
ukuran KAP, spesialisasi laba. Sedangkan
spesialisasi industri KAP, ukuran KAP,
industri KAP, audit tenure, spesialisasi industri
audit tenure, dan dan KAP, audit tenure,
independensi independensi dan independensi
36
lingkungan
dengan
corporate
governance
sebagai variabel
moderating
8. Verawati, D Pengaruh Diversifikasi Diversifikasi
(2012) diversifikasi perusahaan, geografis,
operasi, Leverage leverage, konsentrasi
diversifikasi dan kepemilikan dan
geografis, struktur kepemilikan
leverage kepemilikan institusional
dan dan berpengaruh
struktur Manajemen signifikan
kepemilikan Laba terhadap manajemen
terhadap laba, sedangkan
manajemen diversifikasi operasi,
laba kepemilikan asing dan
perusahaan kepemilikan
37
manajerial tidak
memberikan pengaruh
yang signifikan
terhadap manajemen
laba
Pengungkapan Sosial
X1
Diversifikasi Perusahaan
X2 Manajemen Laba
Y
Kompensasi Bonus
X3
Ukuran KAP
X4
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Penelitian yang dilakukan Ningsih (2012) dan Oktafia (2013) menemukan adanya
bukti bahwa manajemen laba signifikan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini memberikan dukungan teori
bahwa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian dari strategi bertahan
bagi perilaku opportunistik manajerial untuk mendapatkan dukungan dari
stakeholders.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1 : Pengungkapan sosial berpengaruh terhadap manajeman laba
39
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H2 : Diversifikasi perusahaan berpengaruh terhadap manajeman laba
Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Jika perusahaan memiliki
kompensasi (bonus scheme), maka manajer akan cenderung melakukan tindakan
yang mengatur laba bersih untuk dapat memaksimalkan bonus yang mereka
terima (Pujiningsih, 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H3 : Kompensasi bonus berpengaruh terhadap manajemen laba
Menurut Dinuka (2014), selain kemampuan dan keahlian serta pengalaman yang
dimiliki oleh auditor dari KAP besar atau afiliasinya, faktor ketergantungan
ekonomi auditor terhadap klien lebih kecil, artinya independensi auditor pada
41
KAP besar lebih terjaga sehingga jaminan atas kualitas audit akan lebih
ditingkatkan. Berdasarkan dari keahlian yang dimiliki KAP Big Four, maka KAP
Big Four lebih tinggi dalam menghambat praktik manajemen laba dibandingkan
KAP Non-Big Four lebih rendah dalam menghambat praktik manajemen laba
(Nugroho, 2015).