1
mengancam kepentingan pemberi pinjaman. Kedua, pemberi pinjaman menghadapi
asimetri pembayaran . Seperti investor ekuitas, mereka akan rugi jika kinerja perusahaan
buruk. Namun, tidak seperti investor ekuitas, keuntungan mereka akan terbatas jika
kinerja
perusahaan baik. Oleh karena itu, pemberi pinjaman sangat peduli untuk melindungi diri
mereka dari sisi negatifnya, yaitu perlindungan terhadap kesulitan keuangan.
B. Pemegang Saham (Shareholders)
Sumber permintaan kebijakan akuntansi yang efisien dalam kontrak juga muncul dari
pemegang saham dan dewan direksi yang beroperasi atas nama pemegang sahamuntuk
melindungi diri mereka dari eksploitasi oleh manajemen. Sampai batas tertentu,
eksploitasi dikendalikan dengan mendasarkan kompensasimanajer pada beberapa ukuran
kinerja manajer, seperti laba bersih. Selain itu, peran konfirmasi laporan keuangan
membantu mencegah manajer melebih-lebihkan informasi orang dalam sepanjang tahun,
yang dapat mengakibatkan penilaian pasar yang berlebihan terhadap harga saham.
Namun, karena manajer diasumsikan bertindak demi kepentingan mereka sendiri, dan
karena asimetri informasi menghalangi pemegang saham untuk mengamati secara
langsung upaya manajer dalam menjalankan perusahaan. Hal ini menciptakan permintaan
atas kebijakan akuntansi keuangan yang mendorong upaya manajer untuk bertanggung
jawab dan menentukan batas tindakan manajer oportunistik
3. KEBIJAKAN AKUNTANSI UNTUK KONTRAK EFISIEN
a. Keandalan (Reliability)
Agar menjadi andal, informasi akuntansi untuk kontrak efisien harus didasarkan pada
transaksi pasar yang sebenarnya dan dapat diverifikasi oleh pihak ketiga. Teori kontrak
mendukung nilai wajar (fair value) hanya jika nilai tersebut dapat ditentukan secara
andal.
b. Conservatism (Konservatisme)
Asimetri imbalan juga menciptakan tuntutan akan konservatisme bersyarat yaitu, untuk
uji penurunan nilai. Konservatisme bersyarat juga dituntut oleh pemegang saham untuk
tujuan penatagunaan, karena akan lebih sulit bagi manajer, yang mungkin ingin
meningkatkan reputasi dan kompensasi mereka, untuk memasukkan keuntungan yang
meningkatkan pendapatan yang belum direalisasi dalam laba dan untuk menutupi
pernyataan yang berlebihan, seperti perkiraan optimis, dibuat sepanjang tahun Selain
berperan dalam memberikan peringatankepada pemberi pinjaman, konservatisme
bersyarat juga memberikan sistem peringatan dini terhadap hilangnya kebijakan
operasional dan investasi.
4. KEKAUAN KONTRAK (Contract Rigidity)
2
Kontrak, pada dasarnya, sulit diubah. Dengan kata lain, kontrak bersifat kaku . Selain
itu, banyak kontrak, seperti kontrak hutang, bersifat jangka panjang. Jika kontrak jangka
panjang bergantungpada variabel akuntansi, kemungkinan besar standar akuntansi akan
berubah selama umur kontrak. Perubahan seperti ini dapat berdampak buruk pada nilai-nilai
perjanjian, sehingga meningkatkan kemungkinan pelanggaran.
Mengingat kekakuan kontrak, perusahaan menghadapi trade-off tata kelola
perusahaan. Seperangkat kebijakan akuntansi yang optimal untuk perusahaan merupakan
kompromi. Di satu sisi, menetapkan kebijakan akuntansi secara ketat sebelumnya akan
meminimalkan pilihan
kebijakan akuntansi oportunistik oleh manajer, namun menimbulkan kerugian karena
kurangnya fleksibilitas akuntansi untuk menghadapi perubahan keadaan, seperti standar
akuntansi baru yang mempengaruhi perjanjian utang dan kompensasi.
Ketika manajer mengubah kebijakan akuntansi dan/atau mengubah keputusan
operasional sebagai respons terhadap perubahan standar akuntansi, kami mengatakan bahwa
perubahan standar tersebut menciptakan konsekuensi ekonomi. Konsekuensi ekonomi dapat
konsisten dengan kontrak yang efisien jika hal tersebut merupakan cara berbiaya terendah
untuk menghindari biaya gagal bayar teknis pada perjanjian utang Ketika keadaan ekonomi
perusahaan tidak menjamin terjadinya gagal bayar, atau mencegah manajer yang kompeten
meninggalkan perusahaan karena kompensasi berbasis pendapatan yang lebih rendah.
5. Employee Stock Options
Bidang dimana konsekuensi ekonomi tampak jelas. Pertama adalah akuntansi untuk
opsi saham yang dikeluarkan bagi manajemen dan dalam beberapa kasus, bagi
karyawankaryawan lainnya yang memberi mereka hak untuk membeli saham perusahaan
dalam jangka waktu tertentu. Kita menyebut opsi-opsi tersebut sebagai employee stock
options. ESO di Amerika Serikat dan di tempat lain didasarkan pada Opini 25 Dewan Prinsip
Akuntansi tahun 1972 (APB 25). Standar ini mengharuskan perusahaan yang menerbitkan 8
ESO tetap untuk mencatat biaya yang sama dengan selisih antara nilai pasar saham pada
tanggal opsi diberikan kepada karyawan (tanggal pemberian ) dan harga pelaksanaan, atau
strike, opsi tersebut. Perbedaan ini disebut nilai intrinsik opsi.
Bulan juni 1993, FASB mengeluarkan exposure draft standar baru yang diusulkan.
Exposure draft tersebut mengusulkan agar perusahaan mencatat biaya kompensasi
berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal pemberian ESO yang dikeluarkan pada periode
tersebut. Exposure tersebut ditentang oleh kalangan bisnis dan meluas ke kongres. Muncul
kekhawatiran akan konsekuensi ekonomi dari laporan laba yang lebih rendah yang akan
dihasilkan. Konsekuensi tersebut mencakup harga saham yang rendah, biaya modal yang
tinggi, kurangnya bakat manajerial,serta rendahnya motivasi manajer dan karyawan
3
Pada tahun 1994, FASB mengumumkan pembatalan exposure draft,dengan alasan tidak
memperoleh dukungan yang cukup. FASB beralih ke pengungkapan tambahan. Dalam SFAS
123,yang keluar tahun 1995, FASB mendesak perusahaan untuk menggunkan pendekatn nilai
wajar yang disarankan dalam exposure draft,namun memungkinkan digunakannya penetapan
nilai intrinsic APB 25 selam perusahaan member pengungkapan tambahan dari biaya WSO
yang ditentukan dengan menyusutkan nilai wajar dari ESO yang diberikan selama periode
penyerahannnya menurut waktu pelaksanaan yang diharapkan. Sejak tahun 1993,exposure
draft telah diabaikan. Baru-baru ini skandal penyusunan laporan keuangan seperti enron dan
worldcom telah menimbulkan tekanan baru untuk mengeluarkan ESO. Di Kanada,standar
akuntansi kini mewajibkan biaya ESO yang mulai berlaku bagi banyak perusahaan sejak
tahun fiscal yang berawal atau setelah tanggal 1 januari 2004. International Accounting
Standards Board memilki standar serupa yang diterapkan. Di Amerika Serikat,standar
akuntansi mewajibkan dibiayakan untuk tahun fiscal yang berlaku sejak tanggal 15 juni 2004.
6. The Relationship Between Effiecient Securities Market Theory and Economic Consequences
Teori pasar sekuritas yang efisien tidak meramalkan reaksi harga terhadap perubahan
kebijakan akuntansi yang tidak mempengaruhi probabilitas jaminan dan aliran kas. Jika tidak
ada reaksi harga sekuritas, maka tidak jelas mnegapa manajemen dan para regulator harus
merasa khawatir terhadap kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Teori pasar
yang efisien menyiratkan pentingnya pengungkapan penuh,termasuk pengungkapan kebijakan
akuntansi. Dalam dua bidang pilihan kebijakan akuntansi yang penting ada dua konsituen
utama pengguna laporan keuangan,manajemen dan investor.Kuatnya reaksi manajemen dapat
melibatkan campur tangan pemerintah. Berbagai reaksi tersebut dirumuskan dalam
konsekuensi ekonomi. Artinya,kebijakan akuntansi dapat sangat penting bahkan tanpa adanya
dampak-dampak aliran kas.Kebijakan akuntansi berpotensi untuk mempengaruhi keputusan
manajemen yang sebenarnya,termasuk keputusan untuk mengintervensi,baik dukungan atau
menentang usulan standar akuntansi.
4
berbasis ekonomi sentral bahwa semua tindakan individu didorong oleh kepentingan pribadi
dan bahwa individu akan selalu bertindak secara oportunistik sejauh tindakan tersebut akan
meningkatkan keuntungannya.
Berbeda dengan teori normatif bahwa merupakan penjelasan atau penalaran untuk
menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Normative teori lebih ke kondisi ideal bagaimana seharusnya manager bertindak,
bersifat opini dan sangat subjectif.
2. HIPOTESIS POSITIVE ACCOUNTING THEORY
Pada tahun 1990 Watts dan Zimmerman menerbitkan sebuah artikel di The Accounting
Review
yang membahas sepuluh tahun pengembangan Teori Akuntansi Positif (berjudul 'Teori
Akuntansi Positif: perspektif sepuluh tahun'). Mereka mengidentifikasi tiga hipotesis utama
yang sering digunakan dalam literatur PAT untuk menjelaskan dan memprediksi apakah suatu
organisasi akan mendukung atau menentang metode akuntansi tertentu. Tiga Hipotesis
tersebut adalah :
Hipotesis rencana bonus (The bonus plan hypothesis)
Hipotesis rencana bonus adalah bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus
[terkait dengan pendapatan yang dilaporkan] lebih cenderung menggunakan metode
akuntansi yang meningkatkan pendapatan yang dilaporkan periode berjalan.
Pemilihan seperti ini mungkin akan meningkatkan nilai sekarang bonus jika komite
kompensasi di dewan direksi tidak menyesuaikan metode yang dipilih. Studi pilihan
sampai saat ini menemukan hasil yang umumnya konsisten dengan hipotesis rencana
bonus.
Hipotesis Hutang (debt hypothesis)
Hipotesis utang/ekuitas memperkirakan bahwa semakin tinggi rasio utang/ekuitas
suatu perusahaan, semakin besarkemungkinan manajer akan melakukan hal yang
sama? menggunakan metode akuntansi yang meningkatkanpendapatan. Semakin
tinggi rasio utang/ekuitas, semakin dekat (yaitu semakin ketat) perusahaan tersebut
terhadap
batasan dalam perjanjian utang. Semakin ketat batasan perjanjian, semakin besar
kemungkinan terjadinyapelanggaran perjanjian dan timbulnya biaya akibat gagal
bayar teknis. Manajer menerapkan kebijaksanaan denganmemilih metode akuntansi
yang meningkatkan pendapatan melonggarkan batasan hutang dan mengurangi biaya
kegagalan teknis.
Hipotesis biaya politik (The political cost hypothesis)
5
Hipotesis biaya politik memperkirakan bahwa perusahaan besar dibandingkan
perusahaan kecil lebih cenderung menggunakan pilihan akuntansi yang mengurangi
laba yang dilaporkan. Ukuran adalah variabel proksi untuk perhatian politik. Yang
mendasari hipotesis ini adalah asumsi bahwa memerlukan biaya besar bagi individu
untuk mendapatkan informasi mengenai apakah laba akuntansi benar-benar mewakili
keuntungan monopoli dan melakukan 'kontrak' dengan pihak lain dalam proses politik
untuk membuat undang-undang dan peraturan yang meningkatkan kesejahteraan
mereka.
3. PERSPEKTIF OPORTUNISTIS DAN EFISIENSI
a. Perspektif Efisiensi
Perspektif efisiensi sering disebut sebagai perspektif ex ante —ex ante artinya 'sebelum
fakta'—karena perspektif ini mempertimbangkan mekanisme apa yang sudah ada ,
dengan tujuan meminimalkan biaya keagenan dan kontrak di masa depan. Misalnya,
banyak organisasi di seluruh dunia secara sukarela menyiapkan laporan keuangan yang
tersedia untuk umum sebelum ada persyaratan peraturan untuk melakukannya. Dalam
perspektif efisiensi (ex ante) PAT ini juga dikemukakan bahwa praktik akuntansi yang
diadopsi oleh perusahaan sering kali dijelaskan atas dasar bahwa metode tersebut paling
mencerminkan kinerja keuangan yang mendasari entitas.
b. Perspektif Oportunistis
Perspektif oportunistik PAT, di sisi lain, menganggap pengaturan kontrak perusahaan
yangdinegosiasikan dan berupaya menjelaskan dan memprediksi perilaku oportunistik
tertentu yang kemudian akan terjadi. Perspektif oportunistik sering disebut sebagai
perspektif ex post —ex post artinya setelah fakta— karena perspektif ini
mempertimbangkan tindakan oportunistik yang dapat dilakukan setelah berbagai
pengaturan kontrak telah ditetapkan. Contohnya, , dalam upaya meminimalkan biaya
keagenan (perspektif efisiensi), pengaturan kontrak mungkin dinegosiasikan yang
memberikan bonus kepada manajer berdasarkan laba yang dihasilkan oleh entitas.
Diasumsikan dalam PAT bahwa para manajer akan secara oportunistik memilih
metode akuntansitertentu kapan pun mereka yakin bahwa hal ini akan menyebabkan
peningkatan kekayaan pribadi mereka. Perspektif oportunistik yang diberikan oleh PAT
memberikan beberapa kemungkinan alasan atas penyajian aset dan laba yang dilaporkan
secara berlebihan.