Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

diajukan sebagai satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ekonomi Kelembagaan
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Dosen Pengampu:
Rachmat Udhi Prabowo, S.P., M.P.

Widyawan Jaka Pradana (171510601117)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DEFINISI DAN MAKNA BIAYA TRANSAKSI

Ekonomi kelembagaan merupakan pemekaran dari biaya transaksi (Yeager.1999 :


29-30). Pandangan neoklasik terhadap pasar akan berjalan sempurna tanpa biaya apapun
karena pembeli memiliki informasi harga yang sempurna dan penjual saling berkompetisi
sehingga memiliki harga yang rendah. Akan tetapi dunia nyata sebaliknya, dimana
informasi, kompetisi dan sistem kontrak, dan sistem jual beli bisa sangat asimetris. Teori
biaya transaksi menggunakan transaksi sebagai basis unit analisis, sedangkan neoklasik
memakai produk sebagai dasar unit analsisi. Teori coase mengklarifikasi tentang biaya
transaksi dalam teori neoklasik, coase mendemonstrasikan bahwa inefesiensi dalam
ekonomi neoklasik bisa terjadi bukan Cuma akibat adanya strruktur pasar yang tidak
sempurna, melainkan karena adanya kehadiran implisit biaya transaksi.
Perbedaan antara biaya transaksi dan biaya transaksi sangat sulit dibedakan. Oleh
karena itu konsep biaya transaksi sangat berguna untuk mengenali bentuk dan struktur
sebuah pertukaran. Coase menyatakan bahwa biaya transaksi diidentifikasikan biaya
mengorganisasi transaksi telah dikonsep ulang untuk merefleksikan ongkos yang terjadi
dalam situasi spesifik. Dari beberapa ahli dapat diringkas bahwa biaya transaski adalah
ongkos untuk melakukan negoisasi, mengukur, dan memaksakan pertukaran. Menurut
Mburu (2002:42), biaya transaksi dapat juga diartikan untuk memasukkan tiga kategor yang
lebih luas yaitu biaya pencairan dan informasi, biaya negoisasi dan keputusan
mengeksekusi kontrak, dan biaya pengawasan, pemaksaan, dan pemenuhan.
Menurut Furubitn dan Richter (seperti dikutip oleh Benham dan Benham 2000:368)
biaya transaksi adalah ongkos untuk memberikan pasar (Market Transaction) dan biaya
memakai hak untuk memberikan pesanan (Orders) di dalam perusahaan (Managerial
Transaction Costs). Biaya transaksi pasar dapat dikelompokkan lebih rinci sebagai biaya
menyiapkan kontrak, biaya mengeksekusi kontrak, dan biaya pengawasan dan pemaksaan
kewajiban yang tertuang dalam kontrak. Sedangkan biaya transaski manajerial meliputi
biaya penyusunan dan biaya menjalankan organisasi. Untuk biaya manajerial meliputi
biaya penyusunan dan biaya untuk menjalankan politik.
Williamson (1991), dan North dan Wallis (1994) menyampaikan perbedaan antara
biaya proses produksi dan biaya transaksi. Dalam North dan Wallis (1994) memandang
biaya transaksi sebagai ongkos lahan , tenaga kerja, kapital, dan ketrampilan kewirausahaan
yang diperlukan untuk mentransfer hak milik dari satu kelompok orang ke pihak lain. Dari
sudut pandang lain biaya transaksi tersebut dapat pula dipisahkan menjadi biaya transaksi
sebelum kontrak (Ex-Ante) dan setelah kontrak (Ex-Post).

RASIONALITAS TERBATAS DAN PERILAKU OPRTUNISTIK

Menurut Williamson (1981b:1545), dua asumsi perilaku dimana analisis biaya


transaksi beroperasi dan tanpa asumsi ini studi tentang organisasi ekonomi bakal tidak
terarah – adalah rasionalitas terbatas (bounded rationality) dan perilaku opurtinis
(opportunistic), yang secara umum termanifestasikan dalam wunjud menghindari kerugian,
penyimpangan moral, penipuan, melalaikan kewajiban, dan bentuk bentuk perilaku
strategis lain. Konsep Bounded Rationality didasarkan pada dua prinsip yakni yang pertama
individua tau kelompok yang terdiri dari beberapa individu, dan yag kedua tidak mungkin
menyatakan bahwa semua negara di dunia dan semua hubungan sebab akibat yang relevan
dapat diidentifikasi dengan bersandarkan kepada kejadian sebelumnya.
Sedangkan perilaku oputunistik adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan
melalui praktik yang tidak jujur dalam kegiatan transaksi. Namun, laba yang didapat dari
keuntungan yang bersifat keunggulan produktif(misal lokasi unik dan ketrampilan yang
berbeda) tidak dianggap sebagai sikap opurtinis (Williamson, 1973:317). Menurut
Willamson , selalu akan terjadi trade off anatra biaya koordinasi dan hierarki dalam
organisasi, antara biaya transaksi dan pembuatan kontrak pasar, trade off tersebut
bergantung pada besarnya biaya transaksi. Dengan begitu inti biaya transaksi tidak lain
adalah biay – biaya yang muncul berkenaan dengan informasi. Menurut North (1990b:27)
berasumsi bahwa dia melihat adanya biaya transaksi dalam pertukaran akibat adanya
informasi yang tidak sempurna, dan itu tentu berbanding terbalik dengan pendapat
(Yeager.1999 :29-30) yang berbunyi Pandangan neoklasik terhadap pasar akan berjalan
sempurna tanpa biaya apapun karena pembeli memiliki informasi harga yang sempurna.
Dengan begitu faktor paling penting yang mempengaruhi besaran baiya transaksi adalah
sifat hak – hak kepemilikan dalam masyrakat.

BIAYA TRANSAKSI DAN EFESIENSI EKONOMI

Menurut Bardhan (1995:1), North berargumentasi bahwa dalam komunitas pedesaan di


negara berkembang, biaya transaksi biasanya lebih rendah. Hal tersebut terjadi karena
kedekatan hubungan di dalam komunitas sehinggan informasi tentang aktivitas – aktivitas
dalam komunitas individu tersedia secara luas dan bebas. Selain itu besaran biaya transaksi
juga bisa terjadi karena adanya penyimpangan dalam wujud:
1. Penyimpang atas lemahnya jaminan hak kepemilikan
2. Penyimpang pengukuran atas tugas yang komplek dan prinsip yang beragam
3. Penyimpangan intemporal
4. Penyimpangan yang mucuk karena kelemahan dalam kebijakan
kelembagaan.
5. Kelemahan integritas (probity)
Oleh sebab itu akar dari semua masalah adalah informasi yang kurang sempurna .
kontraktor berusaha membuat keputusan rasional, yakni keputusan berdasarkan informasi
akan tetapi dibatasi oleh kesenjangan informasi. Oleh karena itu biaya kontrak
diidentifikasi oleh North ditambahkan Williamson dengan biaya adaptasi. Biaya adptasi
meliputi :
1. Biaya yang ditimbulkan ketika kontrak.
2. Biaya negoisasi
3. Biaya arbitasi
Dalam skema biaya lapisan transaksi yakni kelembagaan tata kelola / institution of
geovernance (kontrak intra – perusahaan, korporasi, birokrasi dan sebaginya) dibatasi oleh
lingkungan kelembagaan dan individu. Khusus untuk tata kelola, terdapat konssp hubungan
tata kelola yang dapat dipisahkan dala 3 tipe yaitu tata kelola pasar, tata kelola bertingkat,
dan tata kelola relsiona.
Williamson mengompilasi tiga sifat utama transaski yaitu frekuensi, ketidakpastian,
dan spesifitas asset. Poulton et al. (1998:14-15) menjelaskan sifat – sifat itu dalam
penjelasan sebagai berikut :
1. Derajat ketidakpastian inklusif dalam setiap transaksi
2. Frekuensi transaksi
3. Sejauh mana aspek melibatkan satu atau kedua pihak yang melakukan
kontrak

DETERMINAN DAN VARIABEL BIAYA TRANSAKSI

Isu utama dalam biaya transaksi adalah pengukuran. Willamson menggunakan


metode pengukuran secara tidak langsung, dia memfokuskan pada hubungan khsusus
antara investasi spesifik sebagai pengukuran biaya transaksi. Menurut Zhang faktor – faktor
yang mempengaruhi besarnya biaya transaksi pada umumnya bisa dikelompokkan dalam
tiga hal berikut :
1. What : the identity of bundle of right
2. Who : to identity of agents involved in the exchange
3. How : the institutions, technical, and social, governing the exchange and how to
organize the exchanges.
Berdasarkan penjelasan tentang defisi dan faktor – faktor yang mempengaruhi besaran
biaya transaksi, setidaknya ada 4 determinan penting dari biaya transaksi sebagai unit
analisis yaitu:
1. Apa yang disebut sebagai atribut perilaku yang melekat pada setiap pelaku ekonomi
2. Sifat yang berkenaan dengan atribut dari transaksi
3. Hal – hal yang berkaitan dengan struktur tata kelola kegiatan ekonomi
4. Faktor yang berdekatan dengan aspek lingkungan kelembagaan
Untuk menginvestigasi aplikasi ekonomi biaya transaksi adalah bermanfaat apabila bisa
dibedakan berdasarkan tingkatan – tingkatan analisis yang berlainan. Menurut Eggertson
level analisis dapat dibedakan berbasis variabel eksogen dan endogen, yakni:\
1. Pertama, hak kepemilikan dan organisasi dimodelkan secara eksplisit
2. Kedua, struktur organisasi adalah endogen
3. Ketiga, dilakukan upaya – upaya untuk mengendogenkan baik aturan politik sosial
maupun struktur kelembagaan politik
Konspe biaya transaksi yang demikian kompleks tersebut diderivasi dalam bentuk variabel
yang mudah untuk diukur, maka terbentukalah formulasi sebagai berikut:
 Biaya transaksi = biaya tetep + biaya variabel
 Biaya tetep = komisi + Transfer fees + pajak
 Biaya variabel + biaya eksekusi + biaya oputinitas
 Biaya eksekusi = price impact + market timing cost
 Biaya opurtinitas = hasil yang diinginkan – pendapatan actual – biaya eksekusi –
biaya tetap.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARTIKEL

Sumber yang saya gunakan ialah dari buku karangan Ahmad Erani Yustika, dimana
setiap Tulisan pasti terdapat kelebihan dan kekurangan. Dalam buku yang berjudul
ekonomi kelembagaab ini kelebihanya yakni sumber atau literatur yang digunakan
kebanyakan darri pakar ekonomi era kuno, oleh sebab itu banyak pendapat yang berbeda
akan tetapi dikarenakan banyak sumber yang berbeda, mahasiswa bisa berfikir dari banyak
sudut pandang. Selain itu terdapat kekurangan dari buku ini yaitu Bahasa yang digunakan
sulit dipahami, selain itu inti dari tersebar ke semua paragraph dalam sub bab.

DAFTAR PUSTAKA
Yustika, Ahmad erani. 2013. Ekonomi Kelembagaan (Paradigma, Teori, dan Kebijakan).
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai