diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktikum Analisis
Kualitatif Penelitian Bisnis pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember
Oleh :
Golongan I / Kelompok 2
1. Tutik Awaliyah 171510601024
2. Dani Kurniawan 171510601002
3. Fadila Mahardika U. 171510601068
4. Anastasia Fairuz 171510601100
5. Agung Prakuso 171510601122
6. Sonia Alami 191510601135
Keterangan :
P1 : Dani Kurniawan (Pewawancara 1)
P2 : Tutik Awaliyah (Pewawancara 2)
P3 : Fadila Mahardik U. (Pewawancara 3)
P4 : Agung Prakuso (Pewawancara 4)
P5 : Anastasia Fairuz (Pewawancara 5)
P6 : Sonia Alami (Pewawancara 6)
P7 : Bu Luh Putu (Pewawancara 7)
I1 : Bapak Aji (Informan 1)
Keterangan :
P1 : Agung Prakuso (Pewawancara 1)
P2 : Fadila Mahardika (Pewawancara 2)
P3 : Tutik Awaliyah (Pewawancara 3)
P4 : Anastasia Fairuz (Pewawancara 4)
P5 : Dani Kurniawan (Pewawancara 5)
P6 : Sonia Alami (Pewawancara 6)
I2 : Bapak Kamil (Informan 2)
P2 : Kan kayaknya masih baru mungkin Pak Kamil bisa cerita awal terbentuknya
GPS tuh kayak gimana ?
I 2 : Nah direkam nih ?
P2 : Iya
I2 : Sudah ?
P2 : Sudah pak
I2 : Jadi awal mula GPS dibentuk itu bulan Mei 2017, kita sepakati waktu itu
namanya Gerakan Pemuda Sidomulyo, kanapa gerakan karena kami ingin
terus bergerak tidak titdak tidak bernama himpunan tidak nama persatuan
tidak nama ikatan dan lain macam sebagainya, karena kami sepakati
menggunakan nama gerakan. Nah Gerakan Pemuda Sidomulyo itu dibentuk
e tujunnya untuk e apa namanya untuk meningkatkan derajat perekonomian
masyarakat tentu untuk mencapai tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat
tersebut kita dibutuhkan program progam kerja yang berkesinambungan
dengan kemajuan ekonomi. Nah pada waktu itu jalur yang kami tempuh
untuk menuju peningkatan ekonomi tersebut adalah jalur pariwisata.
Kenapa? karena dengan pariwisata semua pintu pintu ekonomi bisa masuk,
jadi kami di Sidomulyo itu memiliki potensi-potensi wisata yang insya allah
layak jual kedepan. Nah hari ini 1 per 1 telah kami garap. Objek wisata yang
utama sebetulnya itu adalah sumber mata air sumber mata air objek utama
cuman masih belum tergarap maksimal karean terkendala anggaran e
pembangunan wistaa tersebut, cuman pernak pernik wisata seperti apa
namanya pusat oleh-oleh ya kan terus kemudian makanan khas terus home
stay itu sudah kami garap. Yang pertama mungkin dari segi kerajinan itu
kami punya rumah batik ya
P3 : Iya
I2 : Ya, yang kedua kami punya kerajinan akar alam terus ketiga kami punya
camilan khas Sidomulyo kemudian yang ke 4 potensi pertanian kopi. Nah
disitu selain petani pertanian disitu juga ada industri kopi yang insya allah e
penghasil kopi robusta terbesar di Jember. Kemudian ada lagi musik musik
bambu kesenian. Nah dari sekian kegiatan yang telah kami perbuat itu pada
akhirnya bermuara pada tujuan wisata itu tadi untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat. Saya kira gitu sekilas cerita tentang GPS. GPS
ini kan ada di desa berarti setingkat dengan karang taruna. Kalau karang
taruna itu pas dibawah naungan pemerintah desa kalau GPS itu sifatnya
independen tidak berada dibawah naungan siapapun jadi sifatnya GPS itu
independen. Ini bulan tahun ini kita sedang menggarap rumah produksi
camilan Sidomulyo terus sama galeri Sidomulyo .
P2 : Camilannya yang kayak apa pak ?
I2 : Keripik talas, keripik singkong, keripik pisang. Tapi sudah kemasan modern
nanti ya tidak seperti dijual diluaran. Kemudian galeri Sidomulyo, galeri
Sidomulyo itu tempat menampung produk-produk unggulan Desa
Sidomulyo. Oh ya ada 1 yang belum disebut yaitu susu etawa, kami punya
produk unggulan susu etawa selain kopi kami juga punya susu etawa. Apa
lagi ?
P1 : Selain itu pak untuk masalah pembentukan desa pariwisata di Desa
Sidomulyo itu kira-kira dapat diwujudkan tahun berapa ya pak?
I2 : Kalau apa mengacu pada skema jangka menengah kita ya itu insya allah
kami wujudkan tahun 2022
P : 2022
I2 : 2022, untuk artinya sudah terdefinisi menjadi desa wisata, tapi sekarang
sudah dimula step by step nya sudah kami mulai seperti pusat kerajinan
sudah kita bentuk, pusat industri sudah kami bentuk penginapan sudah kita
bangun pusat oleh-oleh sudah kita bangun tinggal kemudian nanti kita fokus
pada objek utama priwisata yaitu sumber mata air itu tadi itu, itu insya allah
bisa dapat diwujudkan sekitar tahun 2022
P1 : Untuk sumber mata airnya itu kan sebagai pusat dari masyarakat untuk MCK
lah
I2 : Oh tidak, jadi sebetulnya masyarakat itu untuk khusus kaskusnya itu sudah
punya untuk masing-masing rumah sudah punya
P1 : Untuk kebutuhan yang lain?
I2 : Itu sebetulnya sudah tercukupi semua, semua sudah tercukupi cuman orang
disekitar sana itu menjadi sebuah kebiasaan mandi di sungai. Tapi kemudian
meskipun sudah terbentuk desa wisata kita tidak menghalangi warga untuk
mandi disekitar sana dengan jadwal yang telah kita tentukan. Biasanya kan
kalau tamu datang sekitar jam 8 sampai jam 4. Nah diluat jam itu
masyarakat bisa mandi sebebasnya.
P2 : Hemm
P2 : Lah kalau dipakai mandi gitu kira-kira mengotori tempatnya gitu nggak pak?
kan mungkin nanti ada sampah sampah atau..
I2 : Yaaa mestinya ada cuman kan kita ada upaya edukasi nanti pada warga
sekitar tidak judah memang untuk merubah pola pikir masyarakat
masayarakat sehingga kita merubahnya itu harus pelan-pelan pada suatu saat
nanti mungkin masyarakat akan sadar
P6 : Untuk sementara ini anggota GPS itu ada berapa ?
I2 : Untuk pimpinan hariannya itu ada 6 orang, pimpinan harian itu 6 orang
kalau anggotanya itu sekitar satu dua.. sekitaran 30 an
P1 : Berarti GPS ini merupakan kelembagaan masyarakat itu ya pak
I2 : Ya organisasi kepemudaan dit tingkat desa
P1 : Kalau dikategorikan sebaga kelembagaan masyarakat itu masuk apa tidak ya
pak ?
I2 : Eeehh ya masuk juga cuman namanya bukan ini apa bukan seperti LSM
P1 : Yaaa
I2 : Bukan, ya semacam ini organisasi kepemudaan
P1 : Berarti ..
I2 : Bisa kayak pemuda pancasila kan begitu cuman level kita level desa bukan
daerah
P1 : Untuk peran dari kelembagaan masyarakat yang lainnya itu ada atau enggak
pak untuk GPS baik itu bantuan promosi atau bantuan dana atau bantuan
tenaga
I2 : Kalau bantuan dana kita dari lur terus dari CRS CRS
P1 : Oh CRS CRS
I2 : Nah yaitu , kalau dari masyarakat sekitar mungkin bantu ya promosi promosi
kegiatan itu
P1 : Kalau bentuk promosinya itu dalam bentuk apa ?
I2 : Ya mungkin di media sosial saja bantu “ini loh batik Sidomulyo”
P1 : Untuk kelembagaaan desa sendiri ada bantuan..
I2 : Kalau dari desa masih belum ada sama sekali
P1 : Apa karena ke independensiannya..
I2 : Ya karena desa tidak ada kewajiban untuk membantu GPS karena kita bukan
lembaga dibawah naungan pemerintah desa, ini lembaga lembaga
kepemudaan atas kesadaran diri pemuda gitu
P1 : Untuk dukungan pemerintah desa ini bagaimana ?
I2 : Ehhh secara kongkrit belum ada, secara kongkrit belum ada dukungan yang
mengarahkan kesana cuman kita yakin beberapa tahun kedepan
mungkinbisa ada perubahan begitu
P1 : Tapi pemerintah desa kan sadar akan GPS kehadiran GPS
I2 : Ya sadar noh kan kita yang medeklarasikan kepala desa hadir gitu
P2 : Itu waktu awal bentuk GPS itu respon dari pemerintah desa sama masyarakat
itu gimana pak setuju atau..
I2 : Ya setuju lah setju
P2 : Mendukung gitu ya
I2 : Mendukung , banyak masyarakat yang mendukung
P2 : Apa nggak ada kayak misalnya caci maki atau gimana..
I2 : Ya biasa
P2 : Kaya apasih apasih
I2 : Ya biasa orang orang apatis orang kemudian apa kemudian ragu terhadap
kita itu ya banyak cacian makian sudah biasa
I2 : Biasa kita biar gitu ya biasa ajaya tidak ada ini ya biasa orang ragu biasa,
karena waktu itu belum terbukti sekarang kan sudah terbukti alhamdulillah
sekarang banyak orang yang percaya
P3 : Lalu e lalu setelah adanya promosi itu produk wisatanya itu bagaimana pak
keadaannya ?
I2 : Ya masih stuck nan perjalanannya karena menjuala wisata itu tidak boleh
setengah setengah, jadi kalau misal belum siap itu dilarang sebetulnya di
promosikan. Kalau di dunia wisata wisata desa wista atau objek wisata
kalau belum sempurna untuk dijual tidak boleh dijual. Kenapa? Karena akan
menurunkan pasar
All : Ehhmmm
I2 : Jadi kita sekarang ini tidak menjual desa wisata tapi menjual potensi-potensi
yang ada kayak batik
P1 : Persebaran itu pak..
I2 : Kenapa ?
P1 : Persebaran persebaran di media-media cetak itu kan mengatakan Desa
Sidomulyo itu merupakan desa wisata dari gerakan pemuda desa yang
membuat mata air kolbuk itu
I2 : Iya betul, itu memang waktu itu kita memang menggencarkan desa wista.
Betul memang desa Sidmulyo itu desa wisata, cuman terdefinisikannya desa
wisata itu kan sebatas konsep yang kemudian kita rancang dengan
rancanagn jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Nah hari ini kita
masih mengerjakan jangka pendeknya tadi itu. .......... Nah kita
P2 : Yang me..
I2 : Ehm ?
P2 : Gak papa pak
I2 : Jadi kita mengatur skema itu 10 tahun dari tahun 2017 ya, dari tahun 2017 5
tahun pertama itu jangka pendek 5 tahun ke dua itu jangka menengah, 5
tahun berikutnya itu jangka panjang. Eh sosrry 15 tahun ya. Kita sampai
sekarang masih berjalan hampir 3 tahun
P1 : Kurang 12 tahun ya pak
I2 : Iya kurang 12 tahun
All : (semua tertawa)
I2 : Kurang 12 tahun lagi sampek betul-betul sempurna. Apakah begitu ? iya
memang begitu. Kenapa ? karena kita sadar bahwa modal yang kita miliki
memang tidak ada. Wallah hualam ya kemudian nantitahun 2020 ada
pemerintah pusat barang kali atau BUMN atau perusahaan yang perduli
terhadap Sidomulyo menyumbangkan dana 10 Milyar selesai dalam 1
tahun.kita kan harus sadar mengukur diri sejauh mana kemampuan kita
membuat desa wisata
P1 : Tapi untuk masalah lobi-lobi politik itu belum ada pak di Desa Sidomulyo ?
contohnya dari warga Desa Sidomulyo itu mau mencalonkan jadi DPR
kemudian ngasih ini ke Desa Sidomulyo untuk mempromosikan sekaligus
untuk wisata
I2 : Ehmm untuk secara langsung tidak ada , kalau tidak langsung ya banyak
namanya orang bantu ya banyak.
P1 : Tapi itu masalah lobi-lobi yang politik
I2 : Bukan hanya hubungan ambisionalis saja.
P2 : Itu sebenarnya yang melabeli desa wisata itu sebenarnya siapa sih pak ?
I2 : Coba saya terangkan dulu ya gini, kalau kemudian Desa Sidomulyo saya
sebut sebagai desa wisatamungkin saya dibilang salah, karena memang
kenyataanya belum menjadi desa wisata. Tapi kita punya cita-cita punya
rumusan punya grand desain untuk membentuk Desa Sidommulyo menjadi
desa wisata.
I2 : Contohnya begini, kamu misalkan au menikah dengan ini kan harus diawali
dengan taaruf dulu , habis taaruf perkenalan orang tua ke orang tua, habis itu
tunangan, habis itu kan menikah. Sama dengan kita, kita sudah perkenalan
nih dengan potensi yang ada kita kenalkan dengan stakeholder yang lain.
P2 : Maksudnya gini pak, kan desa wisata kan harapan itu maksudnya yang
melebeli kalau itu sudah layak jadi desa wisata itu nantinya siapa? Apakah
dari dinas pariwisata atau..
I2 : Dinas pariwisata
P2 : Dinas pariwisata (menganggukan kepala)
I2 : Iya, tapi kita punya kuyakinan Desa Sidomulyo pasti lolos. Keapa ? karena
secara strategis kita jalur emas jalur Banyuwangi – Bali. Tidak sama dengan
Ledokombo dengan desa .. mohon maaf ya tidak mengecilkan desa lain
justru jalur Sidomulyo itu jalur emas. Saya bisa menghadang tamu yang
mau ke Banyuwangi bisa kita hadang dan itu potensial pasar kita Eropa, itu
bukan lokal lagi tapi mancanegara.
P1 : Pak seumpama sudah terjadi seperti itu kemudian pengunjungnya sudah
datang, untuk mengantisipasi masalah pengunjung di Desa Sidomulyo itu
bagaimana ? mungkin seperti efek dari pengunjung yang banyak itu sampah,
kemudian pendatang-pendatang baru yang kemungkinan tidak taat aturan
I2 : Jadi memang untuk menjadi desa wisata itu tergantung pemerintah desa
karena kita pemuda itu sifatnya hanya sebagai katalisator, sebagai
pendorong untuk mendongkrak kemajuan desa dibidang pariwisata. Tentu
nanti akan diatur eee manajemen kepariwisataan di Desa Sidomulyo. Misal
orang berkunjung ke Sidomulyo harus melewati 1 pintu tidak boleh tamu
langsung ke lokasi objek wisata gak boleh harus ke pintu di desa itu di Desa
Sidomulyo baru kemudian ada aturan main tamu ada hak ada kewajiban.
Ketika dia menjalankan kewajiban tentu kita berikan hak ketika mereka
melanggar peraturan tentu ada sanksi. Jadi harus ada semacam peraturan
paling tidak peraturan Perdes paling tidak Peraturan desa minimal yang
mengatur tentang kunjungan atau tamu dari luar. Misalkan tamu wajib lapor
1x24 jam atau bagaimana nanti kita atur.
P1 : Berarti rencananya sudah dimatangkan ?
I2 : Sudah, bahkan saya sama teman-teman sudah memiliku desain yang matang
sama gambarnya sudah ada, lay outnya sudah ada, anggarannya sudah ada.
I2 : Mestinya kedatangan adik-adik ini saya pernah baca sekilas bahwa ekonomi
sorry Universitas Jember itu hari eehh dalam 5 tahun kedepan ini saya
denger fokusnya ke desa wisata. Itu harapan kami di Sidomulyo adik-adik
bisa menyampaikan aspirasi kita yang di bawah ini pada kampus bahwa
Sidomulyo ini punya cita-cita membangun desa wisata namun terkendala
modal, apakah kemudian UNEJ bisa bantu ini luar biasabagi kita.jadi ini
tugas kalian menyampaikan aspirasi kami kepada pihak kampus, baik itu
rektorat maupun di dekanat.
P2 : Oh iya pak disana itu proses komunikasi GPS sama masyarakat itu gimana
cara mempromosikannya?
I2 : Ya kami punya prinsip “sedikit bicara banyak kerja” jadi kita lebih pada asas
pembuktian daripada sekedar wacana. Jadi kita tidak banyak omong jadi ada
program kita kasihkan ke masyarakat ada program kita bentuk, kemudian
komunikasi baru terjalin.
P2 : Itu Promosi itu dilakukan ketika maksudnya ketika kerja mereka melihat
atau pertemuan-pertemuan gitu?
I2 : Saya di GPS itu jarang sekali mengumpulkan kerumunan masa saya jarang,
saya lebih ke memancing masyarakat untuk datang ke GPS. Alhamdulillah
sekarang banyak, misal banyak orang mau belajar batik, ada sekolah-
sekolah itu mau belajar batik gitu. Jadi kita mencoba membangun trust
dengan masyarakat.
P1 : Pak untuk masalah promosi tadi lagi ya pak ini kan sudah tersebar ke media
cetak itu ya pak, itu sebelumnya itu ada kerja sama pihak GPS dengan
media cetak atau media cetaknya yang datang ?
I2 : Media cetak yang datang
P1 : Yang datang tanpa undangan
I2 : Kenapa ?
P1 : Tanpa GPS undang mereka mencari infoasi sendiri
I2 : Iya mencari informasi sendiri
P1 : Secara tidak langsung mereka itu memang sengaja mengkampanyekan tanpa
disuruh
I2 : Kalau kita undang kan kita bayar
P1 : Iya
I2 : Kita malah dibantu sama media cetak, media cetak 1 media online banyak.
Ada majalah tempur waktu itu. Banyak pokoknya
P5 : Permisi ya pak itu kan tadi kata bapaknya tadi kan memancing masyarakat
ya pak, itu memancingnya itu dengan cara bagaimana ya pak ? apa
mengajak masyarakat berkumpul
I2 : Endak .. kita gak pernah mengajak
P5 : Bagaiman mancingnya pak ?
I2 : Jadi kita kemaren ke sekolah , kita ke kepala sekolah ternyata disana ada
muatan lokal. Muatan lokal itu pelajaran lokal kemudian dia tertarik
eskulnya pelatihan batik. Ini tidak langsung guru guru itu pesen semua sama
kita seragam batik. Ketika dia menggunakan seragam batik kemudian dia
mengerahkan semua murid – muridnya datang kerumah batik. Begitu
mereka berkumpul tersebar ke masyarakat sekitar. Kita sering diundang
pameran ditingkat daerah maupun nasional sudah.kalau nasional kemarin
sama PLN, kalau di Jawa Timur sama DISPERINDAK Jawa Timur, ya
banyak lah.
P1 : Pak untuk batik yang tadi seperti motif batk kerak telur batik monas itu dapat
inspirasinya dari mana?
I2 : Itu pesanan, kalau batik khas kita kan batik tropis lebih pasnya lagi di kopi
batik motif kopi. Kalau kemudian ada yang pemesan monas dan lain macam
sebagainya ya itu sebetulnya pesanan ada orang pesan dengan motif ini ya
kita layani
P1 : Berarti yang di rumah batik itu masih..
I2 : Ya pesanan. Ada tamu dari Jakarta pesen monas ya kita buatkan monas
P1 : Saya kira itu dari Sidomulyo terus dipasarkan sendiri
I2 : Endak pesanan itu, karena kita tidak berani nyetok banyak-banyak karena
takut tidak laku
P1 : Biaya produksi batik sendiri itu berapa ya pak ?
I2 : Kalau biaya produksi sekitar 80 an
P1 : 1 meter ?
I2 : 1 potong 1x2
I2 : Itu biaya produksinya, kalau kita jual sekitar 135-150 bahkan ada ynag 175
tergantung motif.
P3 : Lalu untuk kendala dalam promosinya ehhh produk wisata tadi itu apa ya
pak ?
I2 : Ehh kita kan sekarang ini dunia digital kita miskin karya karya yang kreatif
misalkan video pendek kita buatnya itu kadang kita harus bayar. Jadi kita
kekurangan personil yang bisa..
P1 : Editor
I2 : Ya ngedit sendiri, ya di IT promosi IT kita digital marketing kita lemah
P1 : Berarti masih belum merambha ke ekonomi digital ya pak ?
I2 : Belum belum kita. Itu salah satu kelemahan
P1 : Itu yang katanya pak Aji ada 1 person wanita yang mengoperasikan
instaragam itu
I2 : Ada kita 1 mbak Putri namanya , itu ya namanya orang desa ya masih masih
belajar jadi belum maksimal
P1 : Berati yang disitu video video itu maksudnya foto foto itu ambil sendiri terus
di post
I2 : Iyaa gitu secara manual artinya
P1 : Tanpa editing
I2 : Ya gak tau kan gak tau dia ngedit foto apalagi ngedit video ya disebarkan apa
adanya
I2 : Gitu ya, ada lagi ?
P4 : Mau rapat pak habis ini ?
I2 : Iya entar lagi, makannya segera
P4 : Dari itu pak dari cara-cara komunikasi itu tadi kan biar masyarakat tau
kelemahan sama kelebihannya itu apa sih pak ?
I2 : Kalau kelebihannya orang tu lebih suka bukti dari pada omdo omong doang
itu kelebihannya, kekurangannya eee kita jarang sosialisasi kemasyaratakan
ehh itu kekurangannya
P6 : Pak untuk struktur orgainisasinya kita bisa tau ?
I2 : Oh dicatat saja, ketuanya saya. Nama saya Kamiludin sekretaris Agus Sri
Mujiono Bendahara Kristantin Dwi Lestari Wakil Ketua Sudarmaji Wakil
Ketua 2 Adi Wahyudi Wakil Ketua 3 Muhammad Kholil terus dibawahnya
anggota
P1 : 6 itu ya pak
I2 : Itu BPH nya Badan Pengurus Hariannya
P1 : Ini untuk bagannya ya pak ini ketua wakil ketua 1 2 3 itu sama rata ini sama
bendahara sekretasis (sambil memperagakan)
I2 : Iya ketua wakil ketua sekeretaris bendahara
P1 : Langusng mengerucut kebawah anggota (sambil memperagakan)
I2 : Iya, anggtanya banyak itu tidak hapal saya. Pokok rumh batik, akar alam ,
camilan itu anggota GPS semua
P6 : Untuk itu GPS ada gak sih pak pakek jadwal jadwal untuk kedepannya mau
ngadain apa aja?
I2 : Kalender event namanya
P6 : he eh kalender event
I2 : Untuk tahun ini sudah selesai dibuat, untuk tahun 2020 belu dibuat. Untuk
tahun yang lalu yang telah dilakasanakan itu festival petik gowek, terus
gowe lereng Gumitir, kemudian fetival Hadrah kemaren
P1 : Di Dusun Gunung Gumitir
I2 : Sebentar ya saya angkat telpon ya
All : Oh iya pak