Anda di halaman 1dari 5

Laporan Wawancara

Pedagang Sate

PENDAHULUAN.
Latar Belakang Wawancara

Sate merupakan salah satu makanan favorit yang ada di kota Sekayu. Hal itu yang menjadi salah satu
alasan Pak Fery membuka usaha kuliner rumahan yaitu Warung Sate.
B. Tujuan Wawancara

Mengetahui lebih dalam tentang kehidupan pedagang buah trotoar

Memahami dan menguasai teknik-teknik dalam wawancara

Memperoleh informasi

Memenuhi tugas Bahasa Indonesia

C. Topik Wawancara

Topik kegiatan wawancara ini adalah

Berdagang Makanan untuk Makan

D. Waktu dan Tempat Wawancara

Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada:

Hari / tanggal : Senin / 1 November 2016

Pukul : 13:00 WIB – selesai

Tempat : Jl. KHZ Mustofa

HASIL WAWANCARAA.

A. Narasumber

Nama : Bpk. Endang Sutarma

Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 5 Desember 1978

Alamat : Jl. Bebedahan


Pekerjaan : Pedagang Buah

B. Pewawancara

Wawancara ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari:

Pewawancara : Agus Munandar / 02301437

Pencatat : Arti Setiawati / 02301439

Dokumentasi : Yanto Andriansyah / 02301450

C. Transkrip Hasil WawancaraPewawancara (P):

Assalaamu’alaykum. Selamat siang, pak, kami dari SMKN 2 Tasikmalaya mau izin meminta waktunya
sebentar untuk diwawancarai. Narasumber (N):Wa’alaykumussalaam. Wah duh, gak salah ini, jang ?

P : Iya, pak, kami ada tugas dari sekolah untuk mewawancarai bapak.

N : Oh, tugas, ya. Baiklah, silakan.

P : Alhamdulillaah. Kami mulai pertanyaannya ya, pak. Boleh tau identitas bapak?

Nama tempattanggal lahir?

N : Nama bapak, Endang Sutarma, lahir di Tasikmalaya 5 Desember 1978.

P : Apa bapak sudah berkeluarga?

N : Alhamdulillah, sudah, jang Anak bapak ada 3; satu masih SMP, yang dua lagi setelah lulusSMA
langsung bekerja.

P : Kalau boleh tahu, anak bapak bekerja apa?

N : Anak bapak yang satu jadi kuli bangunan, yang satu lagi jadi pedagang asongan di
terminalIndihiang.

P : Kalau bapak sendiri jualan buah sudah berapa lama?

N : Wah … sudah lama sekali, jang , kurang lebih sudah 15 tahun bapak berjualan buah.

P : Sudah lama sekali ya, pak. Apa pendapatan yang dihasilkan cukup untuk kehidupan sehari-hari
keluarga bapak, terutama membiayai anak sekolah?

N : Yah, jang ,dicukup-cukupkan saja, mau bagaimana lagi rezekinya sudah seperti ini, diterimasaja.
P : Maksudnya, pak?

N : Begini, jang , kalau jadi orang itu harus merasa cukup dengan semua yang sudah diusahakan,
jangan meminta lebih kalau usahanya gak seberat apa yang diinginkan. Alhamdulillah kamicukup
dan selalu bersyukur.

P : Kalau boleh tahu, pak, berapa pendapatan bapak setiap hari?

N : Tidak banyak,jang , bersihnya bapak bisa dapat 20.000 saja. Itu pun jarang-jarang dan
belumtermasuk uang retribusi.

P : Uang retribusinya berapa, pak?

N : Tiga ribu rupiah,jang.

P : Kenapa bapak terpikirkan untuk berdagang? Khususnya menjadi pedagang buah?

N : Awalnya karena dulu, saat bapak nganggur , diajak tetangga yang sudah lebih dahulu jualan
buah keliling. Ya, bapak ikut aja.

P : Jadi pada awalnya, sebelum bapak berjualan buah di trotoar seperti ini, bapak berjualan buah
berkeliling?

N : Iya, jang . Sekarang juga masih keliling, tapi lebih lama di sini, di trotoar.

P : Pas pertama kali ikut jualan buah, apa bapak harus bayar dulu?

N : Alhamdulillah, tidak, jang . Bapak langsung diizinkan untuk membantu menjualkan buah.

P : Sehari bisa laku berapa buah, pak?

N : Tidak tentu. Kadang habis kadang sisa. Sekali berjualan, bapak biasa ambil 30 buah
denganmacam-macam jenis.

P : Oh, gitu, pak. Buah yang dijual apa saja, pak?

N : Banyak, jang , ada semangka, melon, nanas, pepaya, dan jambu air.

P : Kalau berjualan, biasanya dimulai jam berapa, pak?

N : Kalau bapak sih biasa berjualan dari jam 8 pagi, pas toko-toko di sini buka, sampai jam 5sore.

P : Terimakasih, pak, kami kira sudah cukup mengetahui. Maafkan kalau kami kurang sopan.Semoga
bapak dan keluarga bapak selalu diberikan kesehatan dan usahanya lancar.

N : Aamiin. Terimakasih, jang.


PENUTUPAN

Simpulan

Setelah wawancara dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa di Indonesia masih banyak orang-orang
seperti bapak Endang yang memilih untuk berjualan di pinggir jalan walaupun pendapatannya tidak
seberapa banyak. Retribusi yang disebutkan bapak Endang menurut kamiterlalu besar, belum lagi
menurut informasi yang kami dapatkan ada juga uang untuk preman.Dari bapak Endang kami belajar
tentang usaha yang sebenaranya dan selalu merasa cukup atasapa yang telah diusahakan saja.

B. Saran

Saran kami untuk bapak Endang adalah menambah jumlah buah dagangannya dan coba untuk

Anda mungkin juga menyukai