Pak Ahmad: Mungkin kalau pencuri itu masuk kamar, takut saya dan istri
saya terbangun! Kan, repot kalau ketahuan!
Pak Ahmad: Lah, gak tahu, ya! Kalau sudah tahu, tentu saja sudah saya
tangkap. Tapi melihat jendela yang rusak, seperti sudah tahu bahwa jendela
dekat pojok sana engselnya rusak. Saya curiga, jangan jangan orangnya
tahu rumah saya. Itu hanya kecurigaan! Yang jelas saya tidak menuduh
siapa-siapa, takut menjadi fitnah! Fitnah, itu kan, dosa. Nanti sama dosanya
dengan yang mencuri barang-barang saya ini!
Pak Ahmad: Ya, trauma, sih, tentu saja! Baru pertama kali, kok, rumah
dibobol pencuri. Ya, saya berharap pihak yang berwajib segera bertindak.
Paling tidak, keamanan masyarakat terjaga, jangan sampai terulang lagi
kejadian seperti ini.
Contoh Wawancara Dengan Narasumber
Berikut ini adalah simulasi dialog yang terjadi antara pewawancara dengan
narasumber pedagang dan lain sebagainya.
Pewawancara (P) : Assalamu’alaikum, permisi pak, ini saya Erni dari SMA….,
Tujuan Saya kesini sebab mendapatkan tugas dari mata pelajaran…. dalam
rangka ingin melakukan sebuah wawancara terhadap para pedagang.
P: Apa bapak asli warga kota Jakarta atau pendatang? lantas, sudah berapa
lamakah bapak berdagang cimol disini?
P: Dalam perhari biasanya berapakah jumlah cimol yang bapak buat? lalu
berapa harga persatunya cimol ini pak?
N: Dalam perhari bisa sampai 1500-2000 butir. dan harga satu cimolnya 50
rupiah, jadi jika beli seribu dapat 20 cimol.
P: Berarti apabila cimol ini habis bapak dapat memperoleh 75 samai 100 ribu
dalam sehari ya pak?
P: Dari jam berapa biasanya Bapak mulai berjualan dan sampai jam berapa?
N: membeli gerobak baru dan kemudian akan saya sewain untuk semua
tetangga-tetangga saya berjualan sebab masih banyak yang menganggur.
Ya lumayan jug kan selain bisa menambah penghasilan saya dan saya juga
bisa membantu orang lain.
Pewawancara : Begini, Pak, saya dari Harian Malang Pos. Saya ingin
mengetahui kegiatan dan kondisi perekonomian para kegiatan pedagang
kecil dan menengah, Pak. Apakah saya boleh mewawancarai Bapak?
Pewawancara : Sudah, Pak, terima kasih. Kalau boleh, saya langsung saja
mulai wawancaranya supaya tidak terlalu lama mengganggu waktu istirahat
Bapak.
Pedagang : Tidak, Mas. Saya sejak lulus SMA memang sudah menjadi
pedagang. Sebelum berjualan di sini, saya pernah berjualan keliling, lalu
pernah juga membuka kios di Pasar Dinoyo, tetapi tidak lama.
Pedagang : Pernah, sih, waktu baru lulus SMA. Ya, seperti kebanyakan
teman-teman lain, saya juga pernah mencoba melamar pekerjaan ke sana-
sini, tetapi ternyata susah, Mas. Akhirnya, ya sudah, saya memutuskan
untuk meneruskan profesi orang tua saya, berdagang. Yang penting, saya
juga senang menjalaninya.
Pewawancara : Amin. Hebat juga alasan dan cita-cita Bapak. Selain itu, apa
lagi, Pak, alasan Bapak memilih profesi sebagai pedagang?
Pedagang : Satu hal yang penting juga, buat saya, berdagang tidak
hanya sebatas pekerjaan yang tujuannya hanya untuk mencari uang, tetapi
lebih dari itu.
Pedagang : Toko saya ini kan toko sembako yang isinya berbagai
macam barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh banyak orang.
Alhamdulillah, toko saya termasuk laris dan cukup dikenal di sekitar sini.
Pelanggan saya juga lumayan banyak yang setia membeli di toko saya.
Pedagang : Nah, semua itu kan otomatis membuat toko saya selalu
sibuk dengan bermacam-macam aktivitas, dari pagi sampai sore, bahkan
kadang sampai malam atau pagi lagi. Dengan kesibukan seperti itu, mungkin
tidak saya menjalankan toko ini sendirian?
Pedagang : Sikap optimis itu wajib bagi seorang pedagang, Mas. Kalau
tidak bisa bersikap optimis, ya, lebih baik mencari pekerjaan lain saja.
Pewawancara : Baik, Pak, ini pertanyaan terakhir dari saya. Sampai kapan
bapak akan menggeluti profesi sebagai pedagang?
Pedagang : Kalau soal itu, saya juga belum tahu, tetapi kalau keinginan
saya, sih, insyaallah saya akan berdagang sampai akhir hayat. Berdagang
bagi saya bukan hanya upaya saya untuk mencari uang, tetapi juga menjadi
sarana ibadah, belajar, dan memberikan manfaat kepada banyak orang.
Pedagang : Amin, terima kasih doanya, Mas, semoga Mas juga selalu
sukses dengan pekerjaannya.