Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Pertama saya ucapkan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. karena-Nya saya dimampukan
untuk menyelesaikan tugas observasi ini dengan tidak mengalami kendala yang begitu menyusahkan
sehingga tugas ini bisa saya selesaikan dengan tepat pada waktu yang ditentukan.

Saya juga tidak lupa berterimakasih kepada pemilik wirausaha yang telah bersedia menyediakan
waktunya sejenak untuk mau diwawancarai dan berbagi beberapa

pengalamanya.

Berterimakasih juga sebanyak-banyaknya untuk seluruh teman saya yang telah memberi dorongan
motivasi dan juga ide menarik yang membuat saya yakin dan bisa untuk menyelesaikan tugas observasi
ini

LATAR BELAKANG

Wirausaha atau pengusaha adalah salah satu upaya seseorang untuk mengelola atau mengembangkan
usahanya sendiri baik dalam skala besar, menengah atau kecil tanpa ada unsur jabatan atau pemerintahan.
Jadi sangat salah jika wirausaha disama bandingkan dengan pegawai karena pengawai bekerja untuk suatu
lembaga atau intansi yang bergerak

di dalam suatu bidang tertentu.

Begitupun ditinjau dari penghasilan, secara tidak langsung orang yang mengelola usaha memiliki
tambahan sampingan dan mampu untuk membuka lapangan kerja baru sehingga dapat berguna untuk
mengurangi jumlah pengangguran dan membantu perekonomian orang lain.

Usaha sangatlah bervariatif, ditinjau dari tujuan dan kebutuhannya konsumennya.

Banyak sekali kita jumpai jenis-jenis usaha yang dapat memotivasi kita untuk bisa mengerjakannya
seperti dalam hal jasa atau nyata.

Semua itu juga tidak lepas dari kemampuan kita mengelola dan mengatur segala bentuk konsekuensi atau
resiko yang akan dihadapi

saat kita berani untuk memulai usaha kita.

Semua itu tergantung dari seberapa besar mental dan keuletan kita untuk dapat mengelola usaha yang
akan kita rangkai.

Karena tidak sedikit juga saat kita lihat hingga kini seseorang yang memiliki usaha yang dahulunya hanya
sebatas apa adanya sekarang dapat berkembang besar bahkan mampu membuka cabang dan
mengembangkan usahanya

ditempat berbeda.

Berikut ini saya akan menguraikan beberapa hasil observasi yang saya peroleh langsung dari seorang
yang menurut saya mempunyai sebuah usaha yang bergerak dibidang kuliner yang memiliki ciri khas
yang masih sangat kental yang mengusung tema jawa.
PENDAHULUAN

ANGKRINGAN orang jawa mana yang tidak pernah mendengar nama tempat kuliner berbasis
keramahan khas dari jawa bagian tengah ini yang saat ini sedang gencar berkembang di daerah luar asal
kuliner itu sendiri. Banyak sekali yang saya dapatkan saat saya berada ditempat tersebut yang saya pikir
itu hanya sebuah kedai warung makan biasa yang sekedar untuk memenuhi kebutuhan perut saja.

Satu hal unik yang saya dapatkan saat berada disana. Antara pemilik dan pembeli dapat berinteraksi atau
bercengkrama berbagai hal secara langsung. Seperti berbagi cerita pribadi atau eksternal.

Mulai dari pemuda hingga orang lanjut usia, mulai dari orang yang berekonomi tinggi sampai berekonomi
menengah kebawah saya temui dilokasi.

Sangat terasa sekali suasana ramah yang disediakan oleh pemilik angkringan ini sehingga pengunjung
enggan untuk lekas pergi.

Suatu hal yang bisa membuat saya salut karena tidak semua tempat sejenis angkringan bisa terjadi seperti
ini sekalipun si pemilik sedang tidak ada pelanggan.

Berikut saat saat dimana saya bebincang-bincang dengan pemilik

angkringan.

“Sugeng dalu mas, monggo pinarak”. Salam sapa khas pemilik angkringan kepada saya yang bila
diartikan “selamat malam mas, silahkan duduk”.

Sambil berjabat tangan. Ramah sekali dan mulailah saya melakukan tugas observasi dan berikut hasil dari
analisa yang saya peroleh.
ANGKRINGAN NASI KUCING JOGLOSEMAR

Biasa di panggil Mas Erik 28 tahun pemilik dari usaha angkringan khas jogja ini. “Kenapa mas namanya
angkringannya joglosemar?”,Tanya saya. Ternyata joglosemar sendiri mempunyai singkatan yaitu jogja,
solo, dan semarang. Karena menurutnya angkringan ini berasal dari daerah-daerah tersebut atau banyak
yang berdiri disana.

Mas erik sendiri berasal dari semarang. Sehingga mas erik tidak begitu gagap dalam menjalani usaha
seperti ini. Seorang yang hanya berpendidikan terakhir sebatas SMA di salah satu SMA di semarang ini
sudah berani membuka usahanya di awal tahun 2012 ini. Berlokasi di daerah pintu gerbang jalan
GADING FAJAR – Sidoarjo yang menurutnya sangat strategis untuk mendirikan usahanya tersebut.
Dengan besar lahan kira-kira 5 x 4 meter dan dikenakan biaya pungutan untuk kebersihan sebesar 2ribu
rupiah saja tiap berjualan. “Yah terbilang cukup terjangkau sekali” Ujar mas erik mengungkapkannya.

Untuk menuju lokasi berjualan mas erik berkendara motor. Ya meskipun kendaraan yang ditungganginya
tidak begitu terlihat bagus tapi itu tidak mengurangi niat untuk mencari nafkah. Motornya tipe zuzuki
shogun lawas atau biasa mas erik menyabutnya shogun kebo karena tenaganya yang kuat. Biasa
digunakan untuk menarik gerobak angkringan lengkap dengan segala keperluan yang digunakan untuk
berjualan.

Saya jam 5 sore sudah sampai dilokasi buat persiapan semuanya.

Tapi saya baru buka jam 6an. “Kalau tutupnya jam berapa mas kira-kira??”.

Tanya saya. Waduh kalau soal tutupnya saya tunggu pelanggan sepi. Kalau masih ada pelanggan
meskipun 1 ya saya tunggui mas sampai selesai.

Sampai pernah saya minta ditemani maen catur sampai jam 3 dini hari. Rasanya mata ini sudah tinggal 1
watt. Ya tapi gak masalah yang penting sama-sama senengnya.
Usaha ini sampai saat ini sudah berjalan hampir 1 tahun. Asam manisnya berjualan sudah pernah
dirasakannya. “Mas pengalaman susahnya buka usaha seperti ini bagaimana?, Tanya saya”. Wah banyak
sekali mas. Mulai dagangan tidak laku banyak, kalau sudah begitu tugas saya buat menghabiskan sisa
jualan saya dan saya bagi-bagikan ke tukang becak atau penjaga rel kereta, mungkin saja mereka belum
makan. Lalu ada juga pelanggan yang bayarnya utang tunggu ada uang. Banyak lah mas pokoknya.

Bikin pusinglah mas kalau diinget terus-terusan. Ya, memang saya ini jualan yang menurut saya
merakyat. Jadi kalau ada yang seperti itu ya saya maklumi.

Masaalah penghasilan itu sudah ada yang atur. Semalam saya bisa meraup untung kira-kira 300 – 400
ribu. Ya semua kembali lagi ke pelanggan saya.

Soalnya sudah banyak pelanggan saya yang sudah mantep dengan angkringan saya ini. Tidak enak
jadinya kalau saya tagih langsung. Ya kalau sudah ada uangnya ya monggo, tapi kalau belum ya saya
tunggu. Pokoknya yang akur dengan pelanggan. Justru sseperti ini yang semakin buat saya lebih
semangat dalam berwirausaha angkringan, karena sudah banyak orang saat usahanya mulai redup
bukannya cari inisiatif, eh malah gulung tikar.

Hebat dan bagus sekali tutur cara mas erik menghadapi semua ini.

Saat ini mas erik dalam posisi mengontrak di daerah desa sepande. “Maklum mas saya ini orang
perantauan. Jadi tempat manapun yang pas ya saya tempati saja mas, yang penting bisa buat tidur”. Kata
mas erik.

Mas erik ini tinggal bersama orang tuanya dan kakak iparnya yang sedang bingung mencari kerja di
semarang. Sehingga dibawalah juga kakaknya ini untuk ikut mencari rejeki di kota lain. Jarak antara
rumah kontrakan dan lokasi tempat berjualan kira-kira sejauh 2 km.

Dalam usahanya ini mas erik selain dibantu oleh kakaknya juga dibantu orang tuanya. Karena untuk
urusan masakan diserahkan kepada orang tuanya.

Berikut beberapa menu andalannya angkringan joglosemar antara lain:


*Nasi Kucing: Ini dia menu andalan angkringan ini. Makanan ini berisikan nasi yg besarnya hanya
segenggam tangan saja dengan lauk pauk seadanya. Seperti kering tempe, oseng-oseng, sayur lodeh,
irisan telur dan masih banyak lagi. Tidak ketinggalan didalamnya selalu di bubuhi sepotong timun dan
sambal. Jika dimakan mungkin hanya 3 - 4 sendok saja. Dengan harga 1500/bungkus. Sangat murah dan
terjamin.

*Bajigur: Minuman hangat ini sangat nikmat untuk menemani dinginnya malam. Terbuat dari jahe yang
di remuk dan di ambil sarinya dengan cara ditaruh gelas kemudian dituang dengan air hangat. Setelah
terurai, kemudian dicampur dengan susu cair dan ditaruh kayu manis didalam gelasnya. Sehingga rasanya
menjadi sedikit manis. Untuk minuman ini mas erik menjualnya dengan harga 2000 – 2500 pergelasnya,
tergantung ukuran gelas yang dipakainya.

*Kopi jos: Ini adalah salah satu minuman yang terbilang cukup berbeda dari minuman biasanya. Pasalnya
dalam pembuatan kopi ini dimasukan sebongkah arang ukuran kecil. Yang ketika dimasukan kedalam
kopi mengeluarkan asap pekat dan juga keluar bunyi yang sedikit bereaksi.

Sehingga mas erik sendiri bilang kalau kopi jos ini ide dari temannya yang mempunyai usaha yang sama.
Banyak sekali peminat dari minuman ini. Memang banyak penggemarnya terutama yang betah begadang.
Pergelasnya dijual dengan kisaran harga 1500 – 2000 pergelasnya.

*Sate: diangkringan ini menyediakan juga berbagai macam

sate-satean. Mulai dari sate kerang, usus, kulitan, telur puyuh hingga ceker dan kepala ayam.

Harga yang disediakan juga terjangkau mulai dari 1000 - 2500 rupiah.

*Gorengan: Beberapa gorengan juga tersedia diangkringan ini seperti bakwan dan tahu isi. Ada juga
beberapa tahu dan tempe bacem yang sudah siap dengan bumbu kacangnya.

Harga yang ditawarkan berkisar antara 500 – 1000 rupiah.

Modal yang diperoleh untuk usahanya berasal dari uang sisa tabungannya yang berasal dari hasil usaha
sebelumya yang sama disemarang. Jadi mas erik ini membuat semua perabotan berjualan ini mulai dari
gerobak yang seharusnya bila di ringkas seluruhnya akan menghabiskan biaya kira-kira 4 juta rupiah dan
itu belum tentu lengkap. Tergantung dari jenis kayu atau bahan-bahan yang digunakannya,
Peralatan memasak hingga barang pecah belah juga berasal dari sisa uangnya.

Motivasi mas erik berani berwirausaha ini dipengaruhi oleh keinginannya meneruskan usaha yang
menurutnya ternyata belum berkembang banyak di sidoarjo dan sekaligus untuk mengenalkan
usahanya lebih luas. Angkringan ini juga untuk membantu perekonomian keluarga, karena keuangan
keluarga bergantung dari setiap penghasilan berjualan.

Harapan dari mas erik sendiri ingin mempunyai cabang yang lebih luas. Bukan saja untuk menambah
penghasilan namun lebih untuk membantu perekonomian orang lain. Terutama seperti yang sedang
pengangguran. Kasihan sekali melihat mereka yang menganggur seperti kakak saya. “Ya minta doanya
mas semoga bisa buka cabang baru ya” Kata mas erik.

“Amin mas”. Sahut saya.

“Ya sudah mas terimakasih lho buat waktunya maaf ganggu jualannya”. Kata saya.

“Wah, biasa saja mas tidak perlu sungkan-sungkan, kalau ada waktu lagi silahkan mampir mas”. Sahut
mas erik.

“Monggo mas”. Salam saya

Monggo-monggo.

KESIMPULAN
Setelah saya mengetahui seluk beluk dan mendengar kisah dari mas erik. Saya menyimpulkan jika
sebuah usaha tidak selamanya akan berjalan secara mulus dan tenang saja. Setiap usaha memiliki resiko
tersendiri, baik dalam skala besar atau skala kecil seperti mas erik ini. Tergantung jenis usaha yang sedang
dikelola.

Tapi sesusah apapun jenis usahanya tetap saja ada hal yang membuat kita belajar mengerti untuk setiap
rejeki yang akan kita peroleh. Usaha boleh kecil tapi kalau hasilnya besar, siapa yang tahu.

Memang benar kata mas erik semua sudah ada yang atur besar kecilnya pendapatan dalam setiap usaha.

Jadi jangan surut atau pesimis terlebih dahulu sebelum terjun dan mengalaminya. Sekalipun akan terjadi
resiko yang tidak memungkinkan sekaligus jangan takut untuk mencoba.

Siapa tahu bisa bernasip baik seperti mas erik ini.

Lalu tunggu apa lagi??

Sukses tidak akan pernah datang sendiri sebelum kita yang menjemputnya.

Anda mungkin juga menyukai